USULAN PENGABDIAN
Disusun Oleh :
Ayunda S. J310140083
Faiqqotul Himma J310140084
Khoirunnisa P . H. J310140086
Eka Indrawati J310140088
Fadia Ayu Puspita J310140091
Nuruz Zahrotun Nisak J310140094
Susi Prehana J310140096
Riza Rifananda J310140097
Nuraini Atika Sari J310140102
Muhammad Fulki K J310140110
JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
RINGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. iii
BAB I
Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1
Analisis Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1
BAB II
Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 2
a. Pengertian PHBS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
b. Bidang PHBS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3
c. Pengembangan PHBS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
d. Sasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
e. Manfaat PHBS di masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
f. Indikator PHBS di rumah tangga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku PHBS . . . . . . . . 7
Permasalahan Mitra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Solusi yang Ditawarkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Pohon Analisis Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
BAB III
Rencana Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
a. PHBS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
b. Demonstrasi pembuatan sosis lele dan sayur . . . . . . . . . . . . . 17
c. Demonstasi pembuatan kebun gizi dengan pemanfaatan botol
bekassebagai media tanam sayuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
d. Demonstrasi cuci tangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
e. Edukasi dan demonstrasi pembuatan MP ASI . . . . . . . . . . . . 21
f. Edukasi dan pameran makanan sehat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
LAMPIRAN – LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
A. RINGKASAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatankesehatandanberperanaktifdalam
kegiatan–kegiatankesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). Perilaku hidup
bersih dan sehat sangatlah penting untuk diperhatikan karena hal ini dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh yang bisa berdampak negatif apabila tidak
dijalanakan dengan baik serta dapat meningkatkan taraf kesehatan hidup jika
diterapkan dalam berkehidupan.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya perilaku dan kesadaran
masyarakat mengena pentingnya PHBS dan Kesling yang ada dimasyarakat
maupun rumah tangga. Dari hasi survey hal tersebut terjadi karena, kurangnya
campur tangan tokoh masyarakat atau pemerintah mengenai pentingnya perilaku
hidup sehat, selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi kondisi lingkungan
masyarakat yang tidak sehat seperti banyak pabrik di sekitar lingkungan warga
yang dapat menimbulkan polusi udara dan debu.
Perlu adanya kegiatan yang dapat meningkatkan perilaku masyarakat
desa Bulakrejo menjadi lebih peduli akan pentingnya PHBS. Kegiatan ini
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, kesadaran masyarakat
sehingga dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
hidup bersih dan sehat adalah peyuluhan PHBS untuk ibu hamil, demonstrasi
pembuatan lele dan sayuran untuk meningkatkan asupan protein ibu hamil,
demonstrasi pembuatan kebun gizi dengan pemanfaatan lingkungan, kegiatan
cuci tangan untuk balita yang ada di PAUD desa Bulakrejo, pemeran makanan
sehat dan edukasi dan demosntrasi MP-ASI untuk ibu balita.
B. DEMONTRASI PEMBUATAN SOSIS SAYUR DAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS
HIDUP DIDESA BULAKREJO
C. ANALISIS SITUASI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).PHBS di Rumah
Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berper
anaktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti
mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota
rumah tangga dari gangguan penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif
untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
Rumah TanggaBer-PHBSdidapatkan dari rumah tangga yang seluruh
anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator ini merupakan
indikator komposit dari 16 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, kunjungan K4, bayi diberi ASI eksklusif,balitaditimbangsetiapbulan,
gizi seimbang, menggunakanair bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantasjentik di rumah sekali
seminggu, melakukan aktivitasfisik atauberolahragasetiap hari, tempat
pembuangan sampah, gosok gigi, lantairumah, tidak mengkonsumsi miras dan
narkoba,memilikijaminankesehatannasional dantidakmerokokdidalamrumah.
Apabila dalamRumah Tanggatersebuttidakadaibu yang melahirkan, tidak ada
bayi dan tidak ada balita,makapengertianRumah Tangga BER-
PHBSadalahrumahtanggayangmemenuhi 16 indikator PHBS.
Hasil Susenas Kor 2015 mengenai persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap sanitasi layak. Secara nasional, terdapat 62,14% rumah
tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak. Provinsi dengan persentase
rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak tertinggi yaitu DKI
Jakarta sebesar 89,28%, DI Yogyakarta sebesar 86,31% dan Bali sebesar
85,46%, sedangkan provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap sanitasi layak terendah adalah Nusa Tenggara Timur (23,90).
Berdasarkan data hasil kajian PHBS Tatanan Rumah Tangga yang dilaporkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2015 persentase
rumah tangga yang dipantau sebesar 46,45 persen. Rumah tangga sehat yaitu
yang diwakili oleh rumah tangga yang mencapai strata sehat utama dan sehat
paripurna tahun 2015 telah mencapai 76,73 persen
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2014), cakupan PHBS
Kabupaten Sukoharjo yang terkait PBHS antara lain:91,5% penduduk yang
merokok melakukannya didalam rumah, melakukan aktivitas fisik sedang setiap
hari 38,9%; pada indikator makan buah dan sayur setiap hari dijumpai 11,5%
masyarakat yang mengkonsumsi buah; dan86,5% mengkonsumsi sayur setiap
hari. Perilaku pemberantasan jentik nyamuk hanya mencapai37,7%, sehingga
angka kejadian DBD Kabupaten Sukoharjo yang termasuk tinggi yaitu dengan
indeks kematian 1,75% dapat ditekan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,
2015).
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian PHBS
Gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
ujung tombak untuk pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan
perilaku hidup sehat masyarakat. Program PHBS di Rumah Tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang sangat berkaitan dengan
peningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Menurut teori HL BLUM diketahui bahwa status kesehatan individu erat
kaitanya dengan perilakunya, semakin baik perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan maka maka status kesehatanya akan semakin baik.
Pengertian PHBS di tatanan rumah tangga yang tertuang dalam peraturan
Menkes RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 adalah di rumah tangga,
sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang dapat menciptakan rumah
tangga ber-PHBS, yang mencakup persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI Eksklusif, menimbang balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban
sehat (stop buang air besar sembarangan/stop BABS), pengelolaan limbah
cairan di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik
setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain (Anik Maryuni,
2013).
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
2. Bidang PHBS
Bidang PHBS (Depkes RI, 2001) yaitu:
a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.
b. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi
garam beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
setiap 6 bulan.
c. Bidang kesehata lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan jamban, memberantas jentik.
3. Pengembangan PHBS
Menyadari bahwa prilaku adalah sesuatu yang rumit, prilaku tidak hanya
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan
juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung prilaku. Maka
promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang
bersifat paripurna (Komprehensif). Ksususnya dalam menciptakan prilaku
baru. Kebijakan nasional promosi kesehatan telah menetapkan tiga strategi
dasar promosi kesehatan dan PHBS (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).
a. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran,
serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan
masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina
suasana.
Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:
1) Pendekatan Individu
2) Pendekatan Kelompok
3) Pendekatan Masyarakat Umum
b. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak
yang terkait (stake holders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa
tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerinta juga dapat
berupa tokoh-tokoh masyarakat informal, seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, yang umumnya dapat berperan sebagai penentu
”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang
dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan
yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu
singkat. Sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan,
yaitu
1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah.
2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah
satu alternatif pemecahan masalah
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan
4. Sasaran
Program pembinaan PHBS yang dicanangkan pemerintah sudah
berjalan cukup lama, namun pada kenyataanya capaian keberhasilannya
masih jauh dari harapan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun
2013, bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru
mencapai 55,6% sedangkan capaian ini masih jauh bila dibandingkan
dengan target tahun 2013 yaitu sebesar 65%. Angka tersebut masih
terlampau jauh dengan target Rencana Strategis (Restra) Kementerian
Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah
mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014.
Sasaran umum program ini adalah keberdayaan individu, keluarga,
dan masyarakat dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan
perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai sosial budaya setempat,
khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja
perempuan dan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan
kebutuhan kesehatan yang khusus (Syafrudin, 2009, p.237).
E. PERMASALAHAN MITRA
Terciptanya peran
tenaga kesehatan Masyarakat Terciptanya
dan tokoh mengetahui kesadaran kader
masyarakat dalam informasi tentang posyandu dalam
memberikan PHBS Rumah sosialisasi praktek
informasi mengenai Tangga yang benar PHBS Rumah tangga
PHBS Rumah tangga
G. RENCANA KEGIATAN
Minggu
Tahap
1 2 3 4 5 6
Penyusunan proposal
Survey pendahuluan
Pengambilan data dasar
Pembekalan dan pelatihan teknis
Penyuluhan & demonstrasi
Evaluasi dan pelaporan
Tahap kegiatan ini dimulai dengan penyusuna proposal selama satu minggu,
kemudian di lanjutkan dengan survey pendahuluan ke desa Bulakrejo yang
dilakukan oleh Mahasiswa selama satu minggu. Pengambikan data dasar pada
survey pendahuluan di desa Bulakrejo di lakukan pada minggu ke 3, setelah itu
dilakukan pembekalan dan pelatihan untuk persiapan penyuluhan dan demonstrasi.
Penyuluhan dan demonstrasi dilakukan oleh mahasiswa. Evaluasi dan pelaporan
dilakukan untuk mengetahui hasil kegiatan yang dilakukan pada minggu terakhir
setelah kegiatan penyuluhan dan demonstrasi di lakukan.
Rundwon
1. PHBS
Pendahuluan
Muhamad Microfon
Perkenalan 5 menit 08.00-08.05
Fulki Speaker
Microfon
Ice breaking 5 menit 08.05-08.10 Fadia Ayu P
Speaker
Kegiatan
Pemutaran Lcd /
Video Cuci 10 menit 08.15-08.30 Nuruz Z Proyektor
Tangan
Simulasi praktek Ember
cuci tangan oleh 5 menit 08.30-08.35 Fadia Ayu P Selang
fasilitator
Praktek cuci Ember
tangan oleh 15 menit 08.35-08.50 Ayunda Selang
balita Meja
Muhamad Microfon
Penutup 5 menit 08.50-09.00
Fulki Speaker
Waktu Jawab
Pendahuluan
protein
Sumber
- Akibat
kekurangan
- Fungsi sayur
- Jenis-Jenis
sayuran 5 menit 08.40-08.45
beserta
fungsi
- Pengertian
sosis lele
- Langkah-
langkah
membuat sosis
lele dan
sayuran
penyajian
3. Demontrasi Pembuatan Kebun Gizi dengan Pemanfaatan Botol Bekas
sebagai Media Tanam Sayuran
Pendahuluan
2.
Pengkondisian
Penjelasan Kegiatan
Macam – macam
4. 5 menit Leaflet
sayuran
Faiqqotul
Manfaat sayuran
5. 5 menit himma Leaflet
yang ditanam
Botol bekas
(6 buah)
Gayung (2buah)
Air
4. Demonstrasi Cuci Tangan
Pendahuluan
Muhamad Microfon
Perkenalan 5 menit 08.00-08.05
Fulki Speaker
Microfon
Ice breaking 5 menit 08.05-08.10 Fadia Ayu P
Speaker
Kegiatan
Pemutaran Lcd /
Video Cuci 10 menit 08.15-08.30 Nuruz Z Proyektor
Tangan
Simulasi Ember
praktek cuci Selang
5 menit 08.30-08.35 Fadia Ayu P
tangan oleh
fasilitator
Praktek cuci Ember
tangan oleh 15 menit 08.35-08.50 Ayunda Selang
balita Meja
Microfon
Ice breaking 5 menit 08.50-08.55 Fadia Ayu
Speaker
Ember
Lomba
10 menit 08.55-09.05 Fadia Ayu Selang
Ayunan
Meja
Muhamad Microfon
Penutup 5 menit 09.50-09.10
Fulki Speaker
5. Edukasi dan Demonstrasi Pembuatan MPASI
Kegiatan Estimasi Jam Penanggung Alat
Waktu jawab
Pendahuluan
Perkenalan 5 menit 08.00-08.05 Nuraini A S Microfon
Pengkondisian 5 menit 08.05-08.10 Nuraini A S Microfon
Penyampaian Materi
Perkenalan 5 menit 08.10-08.15 Khoirunnisa P Microfon,LCD
pemateri , Proyektor,
Leaflet,Laptop
Pengertian MP 10 menit 08.15-08.50 Khoirunnisa P Microfon,LCD
ASI , Proyektor,
Tujuan MP Leaflet,Laptop
ASI
Manfaat MP
ASI
Syarat MP ASI
Cara
Pemberian MP
ASI
Break 10 menit 08.50-09.00 Khoirunnisa P Microfon
Sharing MP ASI
Bincang- 15 menit 09.00-09.15 Fadia Ayu P Microfon
bincang / Muhammad
diskusi Fulky
pengalaman
mengenai
MPASI ( tanya
jawab )
Demonstrasi Pembuatan MP ASI
Pembuatan 30 menit 09.15-09.45 Faiqatul H Panci, spatula,
MPASI mulai Nuraini A S blender,
anak usia 6 Riza R mangkong,
buan – 12 kompor gas,
bulan (demo saringan, pisau
memasak dan
pengenalan
bahan
makanan yang
sesuai)
Pengkondisian 5 menit 09.45-09.50 Riza R Microfon
Penutup 5 menit 09.50-09.55 Riza R Microfon
Pendahuluan
Sound
07.50 – Ayunda
Briefing 10 menit Syste
08.00 Setiansah
m
ATK
Absen
08.00 – Susi Prehana si
Registrasi peserta 20 menit
08.20 Eka Indrawati Meja
Tapla
k
Pengumpulan Meja
08.25 – Ayunda
hasil karya 15 menit ATK
08.40 Setiansah
makanan sehat
Kerta
08.40 – Muhammad s
Pembukaan 5 menit
08.45 Fulky Rund
own
Acara
Stand
Pamer
Pameran Display 08.50 – Khoirunnisa P
20 menit an
Makanan Sehat 09.10 H
Leafle
t
Penyampaian Materi
LCD
09.10 –
Materi 15 menit Nuraini Atika Sound
09.25
System
LCD
09.25 –
Pemutaran Video 5 menit Susi Prehana Sound
09.30
System
Pengumuman 09.30 – Muhammad Hasil
10 menit
Pemenang 09.40 Fulky Lomba
09.40 – Riza Sound
Penutup 5 menit
09.45 Rifananda System
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pembinaan PHBS. Jakarta : Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina
Gizi Masyarakat.
Maryuni, Anik . 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Lahir Rendah. Jakarta : CV . Trans
Info Medika.
1. KARAKTERISTIK IBU
a. Nama :
b. Umur :
c. Agama :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang menurut Anda paling benar.
3. Biasanya dalam hal menyediakan menu untuk balita Ibu, menu apa saja yang Ibu
hidangkan ?
a. Nasi + ikan + sayur + buah + susu.
b. Nasi + ikan + sayur/buah.
c. Nasi + ikan/sayur.
8. Barapa kalikah Ibu sebaiknya memberikan makanan kepada balita Ibu dalam
sehari?
a. 1-3 kali + makanan selingan
b. 1-3 kali
c. 1-2 kali
11. Jika Ibu ingin memasak nasi, bagaimana cara mencuci beras yang benar?
a. Dicuci satu atau dua kali (secukupnya)
b. Dicuci berulang-ulang sampai benar-benar bersih
c. Tidak perlu dicuci
12. Jika Ibu ingin memasak sayuran, bagaimanakah cara mencuci sayuran yang
benar?
a. Dicuci dahulu kemudian dipotong-potong
b. Dipotong dahulu kemudian dicuci
c. Tidak perlu dicuci
13. Jika Ibu ingin membuat sayuran berkuah bagaimana cara memasak yang benar?
a. Air dimasak dahulu sampai mendidih baru kemudian sayuran dimasukkan
b. Air dan sayuran sama-sama direbus
c. Tidak tahu
14. Menurut Ibu kapankah ditambahkan garam kepada bahan masakan pada saat
pemasakan?
a. Setelah masakan hampir matang
b. Saat masakan setengah matang
c. Saat awal memasak
Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang menurut anda benar.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Makanan pendamping ASI adalah maknan tambahan yang
diberikan kepada bayi berusia 6 bulan smapai 24 bulan
2 ASI tetap diberikan walaupun bayi mendapatkan makanan
pendamping ASI
3 Makanan pendamping ASI mulai diberikan hanya saat bayi tidak
lagi mendapat cukup energi dan nutrisi dari ASI
4 Makanan pendamping ASI diberikan untuk melengkapi zat-zat
gizi yang kurang terdapat dalam ASI
5 Makanan pendamping ASI dapat mengembangkan kemampuan
bayi untuk menerima bermacam makanan
6 Bayi yang berumur < 6 bulan hanya diberikan ASI saja
7 Makanan pendamping ASI dapat mengembangka kemampuan
bayi untuk mengunyah dan menelan
8 Makanan pendamping ASI yang salah dapat menimbulkan resiko
jangka panjang seperti alergi makanan
9 Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan satu
persatu dengan memperhatikan bahwa makanan benar-benar
dapat diterima oleh bayi
10 Pemberian makanan pendamping ASI <6 bulan dapat menjadikan
kelebihan berat badan
11 Tanda bayi siap menerima MPASI adalah bayi sudah bisa
menahan kepalanya
12 Bentuk makanan bayi usia 6 bulan adalah makanan cair
13 Bayi usia 7 bulan diberikan makanan nasi tim ayam sayur
14 Bayi usia 12-24 bulan sudah bisa diberikan makanan keluarga
15 Pemberian makanan kepada bayi sebelum 6 bulan dapat
membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis
16 Bayi setelah umur 6 bulan cukup diberikan makanan pendamping
ASI saja
17 Syarat makanan pendamping ASI adalah harga relatif murah
18 Memberikan makanan bayi 3 kali sehari seperti orang dewasa
19 Ibu memberikan makanan pendamping ASI bertahap dari yang
cair sampai yang kental
20 Bayi 5 bulan sudah bisa diberikan pisang yang di haluskan
Lampiran 2
MEDIA