Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN HASIL SURVEI KESEHATAN MASYARAKAT SERTA

INTERVENSI DI DUSUN KERUK MUNGGANG DAN DUSUN


WONOKRIYO
DESA MAJAKSINGI , KECAMATAN BOROBUDUR, KABUPATEN
MAGELANG PERIODE 5- 13 JUNI 2013

Diajukan guna melengkapi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
Mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

BALAI PELATIHAN KESEHATAN


SEMARANG
2013

41

TIM PENYUSUN

RIDZKY FIRMANSYAH

22010112210045

RYCO GIFTYAN ARDIKA

22010112210051

NURINA YUPI

22010112210053

NOVITASARI SOESILO

22010112210055

APRIANY FITRI SANGAJI

22010112210060

YENNY KARTIKA G.

22010112210115

YANUARIZKA BUENITO

22010112210118

WINDA AGUSTINA

22010112210120

VITRICYA PURNAMA SARI

22010112210121

ERIEL SANDIKA

22010112210157

SHERLY KATERINA

22010112210178

NILA KUSUMASARI

22010112210181

MERRY PUSPITA

22010112210183

MONICA ARIANI P. D.

22010112210184

NAJIH RAMA EKA P.

22010112210185

42

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah diseminarkan pada tanggal 14 Juni 2013 dan
telah direvisi sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh pembimbing untuk
kegiatan akhir praktek kerja lapangan di Balai Kesehatan Salaman, Magelang,
Jawa tengah.

Salaman,
Disahkan oleh:
Master of Training,

Kasimin, SH, M.Kes.


NIP

Mengetahui,
Kepala Bapelkes Semarang

H.Taufik Hidayat, SKM M.Kes


NIP. 196710201994031001

43

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian deskriptif
dan intervensi pada desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang. Laporan ini disusun guna melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Selama proses penyusunan laporan ini banyak sekali hambatan dan
kesulitan yang ditemui, namun berkat bimbingan dari para pembimbing dan
pendamping maka penulis dapat melewatinya. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Kepala Bapelkes Semarang, Master of
Training, para Widya Iswara yang telah membimbing kami, Kepala desa
Majaksingi beserta perangkat desa, yang telah mengizinkan kami melakukan
kegiatan di desa Majaksingi dan pada keluarga Bapak Supriyono dan Bapak
Wahyono yang telah menyediakan akomodasi, sarana dan fasilitas selama kami di
desa, serta segenap pihak yang telah membantu dapat terselenggaranya kegiatan
penelitian deskriptif dan intervensi kami.
Tim Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini
menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.

Magelang, Juni 2013


Tim Penulis

44

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL

vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.

Tujuan Umum 2

2.

Tujuan Khusus 2

1.3 Dasar Pemikiran

1.4 Dasar-dasar Kebijakan.................................................. 3


1.5 Manfaat......... 4
1.6 Metoda 5
BAB 2 ANALISIS SITUASI 6
2.1 Data Umum dan Lintas Sektoral

2.2 Data Khusus (Hasil Survei)............... 6


2.2.1 Status Kesehatan 6
2.2.2 Keadaan Lingkungan 8
2.2.3 Perilaku Kesehatan 12
2.4 Pelayanan Kesehatan 20
2.4.1 Pengobatan 20
2.5 Kependudukan (Demografi) ...

25

2.5.1 Distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur. 25


2.5.2 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan.. 26
2.5.3 Mata pencaharian. 27

45

BAB 3MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB


MASALAH
3.1 Identifikasi Masalah 28
3.2 Prioritas Masalah

28

1.

Kriteria urgency (U)

28

2.

Kriteria Seriousness (S) 29

3.

Kriteria Growth (G)

4.

Perhitungan nilai prioritas

5.

Urutan prioritas 30

29
30

3.3 Analisis Penyebab Masalah 32


1.

Diare

2.

Hipertensi .34

3.

Demam 7 hari 34

4.

Batuk dan pilek 34

5.

Sakit kepala, .35

6.

Nyeri pinggang 36

7.

Nyeri sendi36

8.

Fimosis..

9.

Benjolan di mata

34

36
36
10.Penglihatan
kabur...36
BAB 4 PEMECAHAN MASALAH
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

37

...37

4.2 Pengambilan Keputusan


39
BAB 5 RENCANA KEGIATAN ..40
5.1 Rencana Kegiatan Operasional
40

46

5.2 EVALUASI HASIL KEGIATAN .42


BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 43
A. Simpulan

43

B. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 43

47

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian wilayah desa Majaksingi.........................................................6


Tabel 2. Angka kesakitan & berbagai jenis penyakit dari hasil survei..8
Tabel 3. Sarana sanitasi rumah.................................................................................9
Tabel 4.. Kualitas lingkungan rumah.....................................................................10
Tabel 5. Rumah sehat dan tidak sehat....................................................................11
Tabel 6. Strata PHBS.............................................................................................13
Tabel 7. Tipe jamban yang dimiliki penduduk.......................................................14
Tabel 8. Kebiasaan BAB........................................................................................14
Tabel 9.Sumber air minum warga dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo.........14
Tabel 10. Frekuensi mengganti pakaian per hari.....15
Tabel 11. Perilaku membersihkan rumah warga dusun Keruk Munggang dan
Wonokriyo.......................................................................................................16
Tabel 12. Indikator keluarga sadar gizi (kadarzi)...................................................18
Tabel 13. Status Kadarzi di dusun dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo........19
Tabel 14. Perilaku kebersihan diri penduduk di Dusun Keruk Munggang dan
Wonokriyo.......................................................................................................19
Tabel 15. Paritas kehamilan...................................................................................21
Tabel 16. Usia kehamilan.......................................................................................21
Tabel 17.Imunisasi pada bayi di dusun Keruk Munggang dan
Wonokriyo...21
Tabel 18. Proporsi penggunaan berbagai jenis kontrasepsi...................................24
Tabel 19. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur.........................25
Tabel 20. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan................................26
Tabel 21. Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian
26
Tabel 22. Masalah kesehatan di Desa Majaksingi.................................................28
Tabel 23. Prioritas masalah berdasarkan kriteria urgency.....................................29
Tabel 24. Prioritas masalah berdasarkan kriteria seriousness................................29

48

Tabel 25.Prioritas masalah berdasarkan kriteria growth........................................30


Tabel 26. Perhitungan nilai prioritas......................................................................31
Tabel 27. Urutan Prioritas Masalah ...31

49

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu pondasi dalam pembangunan
nasional. Dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara lain dan menuju
Indonesia Sehat 2010, dirumuskanlah kebijakan pembangunan kesehatan baru
yang lebih progresif dan proaktif yang dikenal dengan nama Paradigma
Sehat.1 Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep
dalam

menyelenggarakan

pembangunan

kesehatan

yang

dalam

pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip


pokok kesehatan.1 Konsep paradigma sehat berarti lebih mengedepankan
upaya

pelayanan

peningkatan

kesehatan

(promotif)

dan pencegahan

(preventif) dibandingkan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan


(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.1
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut diperlukan pemberdayaan
masyarakat seutuhnya. Masyarakat hendaknya mempunyai pengetahuan dan
kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan demi terwujudnya perilaku yang sehat, lingkungan yang sehat,
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. Terwujudnya
ketiga hal ini dapat mendorong tercapainya paradigma sehat.
Salah satu langkah untuk mengetahui terwujud tidaknya paradigma sehat
adalah dengan melakukan survei kesehatan. Dalam survei kesehatan dilakukan
pemantauan status kesehatan masyarakat yang meliputi 4 hal, yaitu : angka
kesakitan, angka kematian, angka kelahiran, status gizi, dan umur harapan
hidup.3
Survei kesehatan adalah salah satu kegiatan untuk memantau status
kesehatan masyarakat dan mengamati perilaku dan lingkungan kehidupan
masyarakat yang tentunya mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Diponegoro

Semarang,

disamping untuk memenuhi syarat pendidikan profesi dokter, diharapkan


secara tidak langsungdapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang
ditemui di Dusun Keruk Munggang dan Dusun Wonokriyo yang termasuk
dalam Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, dengan
meningkatkan peran aktif masyarakat.
1.2

Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menyelesaikan permasalahanpermasalahan kesehatan
yang ada di masyarakat Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
2.

Tujuan Khusus
a.Melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
b.Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di desa Majaksingidan
menentukan prioritas masalah yang ditemukan
c.Mencari penyebab masalah melalui pendekatan HL Blum
d.Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada masyarakat desa
Majaksingi
e.Melakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah melalui
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
f.Menyusun Plan of Action dari kegiatan intervensi yang akan
dilakukan
g.Melaksanakan Plan of Action yang telah direncanakan
h.Melakukan evaluasi kegiatan intervensi yang telah dilakukan.

1.3

Dasar Pemikiran
Gambaran bangsa Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunankesehatan adalah bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
Lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat. Lingkungan tersebut adalah
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan

yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan


yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong-menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa dan
agama.
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pelayanan yang berhasil guna dan
berdaya guna yang tersebar secara merata.
1.4

Dasar-dasar Kebijakan
Kebijakan pembangunan kesehatan yang disebut sebagai Paradigma Sehat
merupakan

suatu

cara

pandang

dan

atau

suatu

konsep

dalam

menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya


sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan.
Penerapan Paradigma Sehat dijabarkan ke dalam 4 hal yang bersifat pokok,
yaitu: Visi, Misi, Strategi, dan Pokok-Pokok Pembangunan Kesehatan.1
a.

Visi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah Masyarakat Sehat


yang Mandiri dan Berkeadilan1
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan
gambaran tentang keadaan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai dengan sebagian besar penduduk hidup dalam lingkungan dan
berperilaku sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta berada dalam derajat kesehatan

b.

yang optimal.
Misi pembangunan kesehatan di Indonesia: 1
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

c.

masyarakat serta lingkungannya.


Strategi pembangunan kesehatan di Indonesia: 1

b.

1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan


2. Profesionalisme
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
4. Desentralisasi
Pokok program pembangunan kesehatan di Indonesia: 1
1. Pokok program pemberdayaan masyarakat
2. Pokok program upaya kesehatan
3. Pokok program lingkungan sehat
4. Pokok program pengembangan sumber daya kesehatan
5. Pokok program pengembangan kebijaksanaan dan manajemen
6. Pokok program pengembangan dan penelitian kesehatan
Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan

dengan paradigma sehat adalah upaya promotif dan preventif tanpa


mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.1
1.5
Manfaat
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai bahan masukan terutama bagi instansi yang berkepentingan
dengan masalah kesehatan yang ada di desa Majaksingi Kecamatan
Borobudur.
2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam mengenali dan melaksanakan
pemecahan masalah dengan situasi dan kondisi yang ada.
3. Membantu menggali potensi masyarakat dalam meningkatkan peran serta
yang sangat bermanfaat serta memecahkan masalah kesehatan yang
dihadapi.
4. Menjadi evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kesehatan
nasional.
1.6

Metodologi
Dalam survei kesehatan yang akan dilakukan, jumlah total sampel
yang diambil sebanyak jumlah populasi 129 kepala keluarga dari dua
dusun yaitu, Dusun Keruk Munggang dan Dusun Wonokriyo, Desa
Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pengumpulan
data

dilakukan dengan metode

observasi dan wawancara yang

menghasilkan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari
wawancara secara terarah serta pengamatan langsung. Data sekunder
diambil dari data kependudukan Desa Majaksingi. Data yang terkumpul
kemudian diolah dengan menggunakan persentase. Dari data yang diolah,

dicari prioritas masalah dengan metode Hanlon kualitatif. Selanjutnya


dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan HL Blum.
Setelah itu disusun beberapa program yang dapat dikerjakan dengan
melihat situasi dan kondisi, waktu serta dana yang ada sesuai dengan
prioritas masalah. Pengambilan keputusan dilakukan pada kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan dihadiri pihak Bapelkes
Salaman,

Kecamatan

Borobudur,

Puskesmas

Borobudur,

Kepala

DesaMajaksingi, para Kepala Dusun, dan perangkat desa Majaksingi,


bidan dan tenaga kesehatan, serta warga masyarakat Desa Majaksingi.
Menindaklanjuti hasil keputusan dari MMD, dibuat planof action dengan
berkoordinasi dengan pihak pihak yang terkait. Pelaksanaan plan of
action melibatkan kerjasama dengan masyarakat desa Majaksingi, setelah
itu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan.

BAB 2
ANALISIS SITUASI

2.1 Data Umum dan Lintas Sektoral


2.1.1 Data Umum
2.1.1.1 Data Wilayah
Batas-batas wilayah desa Majaksingi adalah :
Utara

: Desa Tuksongo,

Selatan

: Daerah Istimewa Yogyakarta

Barat

: Desa Giritengah dan Desa Tuksongo

Timur

: Desa Ngargogondo

Luas Wilayah Desa Majaksingi adalah 469,962 ha.


PembagianWilayah Desa Majaksingi terdiri dari 12 dusun yaitu dusun
Krajan I, Krajan II, Khiyudan, Karanggawang, Pakem, Pete, Butuh,
Keruk Batur, Keruk Ndeso, Kapuhan Wonokriyo, dusun Keruk
Munggang.
2.1.1.2 Data Keadaan Penduduk ( Desember Tahun 2012)
Jumlah penduduk

: 2785 jiwa

Laki-laki

: 1394 jiwa

Perempuan
Jumlah KK

: 1391 jiwa
: 806 KK

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut :


Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Desa Majaksingi Bulan
Desember Tahun 2012
Umur
0-14 tahun
15-49 tahun

Jumlah
747
1518

%
26,82 %
54,51 %

>50 tahun
520
18,67 %
Total
2785
100 %
Sumber : BPS Kabupaten Magelang Desember tahun 2012
Sosial-Budaya
Pemeluk Agama
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Desa Majaksingi Bulan
Desember Tahun 2012
Agama

Jumlah
2474

%
99,92%

Kristen protestan

0,08%

Katolik

Budha

Hindu
0
Total
2476
Sumber : Data statistik tahun 2012

100 %

Islam

Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Desa Majaksingi Bulan
Desember Tahun 2012
Jumlah
875

%
31,55 %

Tamat SD / sederajat

1049

37,81 %

Tamat SLTP / sederajat

389

14,02 %

Tamat SLTA / sederajat

379

13,66 %

Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD

Tamat akademi / PT
82
Total
2774
Sumber : Data statistik tahun 2012

2,56 %
100%

Sosial Ekonomi
Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Desa Majaksingi
Bulan Desember Tahun 2012

Mata Pencaharian
Petani

Jumlah
648

%
64,93 %

Buruh Tani

167

16,73 %

Buruh bangunan

39

3,91%

PNS / TNI / POLRI

40

4,01 %

Pedagang

50

5,01 %

Lain-lain

54
5,41 %
Total
998
100 %
Sumber : Data statistik tahun 2012

2.1.1.3 Data Lintas Sektoral


1. Sektor Agama
Pada sektor agama, program-program yang mendukung dalam
peningkatan kesehatan yaitu diantaranya:
Setiap calon pengantin yang akan melakukan pernikahan di KUA
Borobudur harus melakukan imunisasi TT1 sebagai kelengkapan
dalam

syarat

melakukan

pernikahan

dengan

menunjukkan

bukti/surat imunisasi TT1 tersebut. Imunisasi TT1 tersebut dapat


dilakukan di Puskesmas, Dokter, ataupun Bidan.
Pasangan calon pengantin sebelum melakukan pernikahan diadakan
bimbingan mengenai hal-hal apa saja yang berkaitan dengan
persiapan,pelaksanaan dan setelah pernikahan yang diharapkan dapat
menjadikan keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera. Contoh
materi dalam acara bimbingan tersebut adalah mengenai Keluarga
Berencana (KB), kesehatan reproduksi, ibu hamil, pemeliharaan
kehamilan, suami siaga, pernikahan dari sudut pandang agama, dan
lain-lain. Acara bimbingan tersebut dilakukan di KUA Kecamatan
Borobudur setiap hari Selasa bagi yang beragama Islam dengan yang
bertugas sebagai pembimbing adalah petugas dari KUA, dimana
pelaksanaan kegiatan tersebut tidak dipungut biaya dan para petugas
juga

tidak mendapatkan fee/imbalan dalam melakukan kegiatan

tersebut. Bagi masyarakat yang beragama Kristen, Katolik, Hindu,

dan Budha bimbingan diadakan di tempat ibadah masing masing.


Kegiatan bimbingan dilakukan minimal satu kali untuk setiap
pasangan calon pengantin.
2. Sektor Pemuda dan Olahraga
3. Sektor Pangan dan Pertanian
Sektor pangan dan pertanian merupakan salah satu sektor penting
yang berperan dalam kebeerhasilan program kesehatan masyarakat.
Program

utama

yang

mendukung

yaitu

proses

penanaman

pemahaman bahwa semua aspek pertanian kembali ke system


pangan organik. Termasuk pestisida yang banyak digalakkan yaitu
pestisida organik, misalnya sidasol, fungisida organik.
Program-program yang dilakukan misalnya SLPTT (sekolah lapang
pengelolaan tanaman terpadu) yang dilakukan dengan mengelola 400
ha lahan, melibatkan mantri tani, penyuluh, pengamat pertanian,
pengamat hama tanaman. Selain itu, program lain yang mendukung
yaitu pelatihan-pelatihan mengenai peningkatan produksi pertanian,
pembuatan pupuk organik, pengolahan hasil pertanian, budidaya
sumber pangan.
Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan kebijakan dari pusat
dan daerah, yang berkaitan juga dengan instansi terkait. Pendanaan
program-program yang dilaksanakan berasal dari beberapa sumber,
yaitu APBD, APBN, swadaya.
Pelaksanaan evaluasi program dilakukan tiap selesai pelaksanaan
program dan setiap bulan evaluasi.
4. Sektor Program Kerja Kesehatan (PKK)
PKK dibagi menjaji 2 wilayah desa kecamatan dan dibagi dalam 5
program POKJA. Pokja I mengenai Pancasila, Pokja II mengenai
Pendidikan, Pokja III mengenai Sandang Pangan dan Pokja IV
mengenai kesehatan. Berikut program Pokja IV mengenai bidang
kesehatan:

No
Program
1
Kesehatan

Prioritas Program
1. Optimalisasi Posyandu

2. Meningkatkan
penyuluhan
2

Kelestarian
lingkungan hidup

1. Pemberdayaan
masyarakat

Perencanaan Sehat

a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
-

2. Pembinaan

perencanaan sehat
2. Kegiatan Kesatuan Gerak
PKK KB kes dalam upaya

Sasaran

Masyarakat)
BP Spams (Badan Pengelola Air Minum dan

Sanitasi)
a. Penyuluhan tentang
- Pentingnya pemahaman dan kesertaandalam

1. Meningkatkan kegiatan
dalam program

Kegiatan
Bintek Posyandu
Pemasyarakatan ASI eksklusif
Konseling balita
PMT penyuluhan
Sosialisasi penyakit menular
Penyuluhan deteksi dini Bumil Resti
Penyuluhan ASI eksklusif
Penyuluhan STMB (Sanitasi Total Berbasis

program KB menuju keluarga berkualitas


Penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja

dan catin
- Lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kes Tingkat
Kecamatan

meningkatkan cakupan
hasil pelayanan KB KES

41

Kesehatan dikoordinasi oleh bidan dan kader, lingkungan hidup


dikoordinasi oleh puskesmas dan perencanaan sehat dikoordinasi
oleh PLKB. Anggaran di desa didapatkan dari pemerintah daerah
sevagian besar dari swadaya.
5. Sektor Kesejahteraan Rakyat
1) Bansos (bantuan Sosial)
2) Bidang kesehatan : Jamkesmas
Jumlah kartu Jamkesma ada 785,salah satu kendala ialah
terlewatnya masyarakat sehingga tidak mendapatkan jamkesmas
oleh karena pembagian kartu berdasarkan data sensus statistik
BPS 5 tahun 1X. sudah tersalurkan sebanyak 774, 11 yang
meninggal dunia. Usulan dari desa sendiri 40.000 KK, namun
kartu yang telah di tanda tangani bupati hanya sebagian saja.
Adapun beberapa pertimbangan pemberian jamkesmas :
Pendapatan
Jumlah anak
Tingkat pendidikan
Pengurangan jamkesmas dapat dikarenakan meninggal dunia
atau pindah alamat. Kuota dari jamkesmas sendiri untuk 1
kecamatan 13.160, kabupaten 166.000.
3) Pansimas (Program Air Minum Berbasis Masyarakat)
Pertama dilakukan survey kesehatan oleh petugas, untuk melihat
keadaannya bagaimana kemudian dicari sumber dayanya
berawal dari mana. Biaya 150 juta dari desa itu sendiri harus
memiliki swadaya minimal 11 juta.
4) Raskin
Semakin bertambah tahun semakin menurun, tahun ini 2013
menjadi 16% dan tiap KK 15 kg.
5) PKH (Program Keluarga Harapan)
Diketuai oleh Menkesra Pusat. Kelemahannya adalah data
resifikasi lama pembuatannya. Contoh kegiatan :
ANC ibu hamil
Ibu masih nifas (perawatan)
Wajib belajar 9 tahun (cek absen 3 bulan 1x)

41

Pemberian uang bantuan ibu Rp 600.000,- dan anak Rp.


400.000,-.
6. Sektor Keluarga Berencana
Balai Pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
-

Sasaran:
1. Remaja
2. Ibu yang memiliki anak remaja
Agar memunda usia perkawinan minimal 20 tahun
untuk anak perempuan dan 25 tahun untuk anak laki-

laki melalui pendewasaan usia perkawinan.


Keluarga Berencana (KB)
Membantu menurunkan angka kematian ibu dan anak
dengan menghindari 4T (terlalu banyak, terlalu dekat,

terlalu muda, dan terlalu tua).


Bertujuan untuk mengatur jarak anak dan jumlah anak.
Keluarga Sejahtera (KS)
Membantu mewujudakan keluarga sejahtera dengan
1. Bina Keluarga bertujuan untuk ketahanan keluarga,
penyuluhan bersamaan dengan kegiatan Posyandu,
sasarannya adalah pemantauan pertumbuhan balita,
kegiatannya meliputi:
Bina Keluarga Balita (BKB) terdapat Kartu
Kembang Balita (KKB)
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Bina Keluarga Lansia (BKL)
2. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga dengan mengupayakan terpenuhinya

kebutuhan keluarga tersebut.


Balai Pelayanan KB/KS Kecamatan Borobudur memiliki
panjang tangan di masing-masing desa yang disebut PPKBD
(Pembantu Pembina Keluara Berencana Desa) dan pada tingkat
dusun disebut sub PPKBD yang biasanya merupakan kaderkader Posyandu dengan salah satunya menjadi ketua.

42

Kebijakan pemerintah dua anak cukup ditindaklanjuti dengan


penggalakan program KB. Salah satu cara yang dilakukan oleh
Balai Pelayanan KB/KS adalah penjaringan akseptor KB dengan
turun langsung ke masyarakat melalui agenda-agenda tahunan
yang biasanya masyarakat mengenalnya dengan istilah Safari
antara lain:
1. KB kesehatan manunggal ABRI
2. KB kesehatan bayangkara

Pembinaan kader dilakukan oleh Bidan Desa dan Petugas Lapangan KB


(PLKB), 1 PLKB membawahi 5 desa.
Koordinasi lintas sektoral dilakukan tiap bulan, salah satunya dengan
Puskesmas Borobudur. Dalam pelaksanaan KB, alat kontrasepsi yang
menyediakan adalah Balai PelayananKB/KS kemudian diserahkan kepada
Puskesmas Borobudur sebagai pelaksana KB. Sebagian alat kontrasepsi yang
ada di Puskesmas akan diserhkan ke PPKBD melaui PLKB dengan
sepengetahuan puskesmas.
Jumlah Tenaga Kerja:

Balai Pelayanan KB/KS Kecamatan Borobudur

Kepala 1 orang

Petugas PLKB 4 orang

Kasuba TU 1 orang

PPKBD 1 orang insentif sebesar Rp 250.000,00 tiap orang / tahun.


Sub PPKBD 1 orang kader sebagai ketuanya di masing-masing dusun tidak
ada uang intensif kerja dirasakan kurang maksimal.
Sarana atau alat yang digunakan ada alat peraga, flipchart, contoh alat
kontrasepsi, brosur atau pamflet. Alat peraga diberikan oleh BKKBN sebagai
program nasional, setiap Balai Pelayanan KB/KS mendapatkan 1 set alat
peraga dan beberapa macam flipchart. Brosur dari provinsi atau kabupaten
baru dibagikan ke kader, belum ke masyaraat secara luas

43

Kecamatan Borobudur dibagi menjadi 20 Desa:


1. Giripurno (endemis malaria)
2. Giritengah
3. Tuksongo
4. Majaksingi
5. Kenalan
6. Bigaran
7. Sambeng
8. Candirejo
9. Ngargogondo
10. Wanurejo
11. Borobudur ( jumlah penduduk terbanyak 8199)
12. Tanjungsari
13. Karanganyar
14. Karangrejo
15. Ngadiharjo
16. Kebonsari
17. Tegalarum
18. Kembanglimus
19.Wringinputih
20. Bumiharjo
Jumlah penduduk kecamatan Borobudur 2011
laki-laki

: 29143

perempuan: 28761
total

: 57904

Jumlah penduduk Majaksingi 2012:


laki-laki: 1394
perempuan: 1391

44

sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebanyak


648 orang

.
Struktur organisasi di Kecamatan Borobudur
CAMAT
IWAN SUTIARSO, M.Si
SEKCAM
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

UNTUNG
SUJOKO
KASUBAG
PERENCANAAN
KEUANGAN:
WARSINI

KASUBAG
ADMINISTRASI
UMUM: ENI
WINDARTANTI

KA. SIE

KA SIE

KA SIE

KA SIE

TATA
PEMERINTAHA
N

PEMBERDAYA
AN
MASYARAKT
DESA

TRAMTIBUM
DAN KESRA

POTENSI
WILAYAH

SUHARTO

SITI
BAROROH

AJI
TRISNANTO

2.2 Data Khusus (Hasil Survei)

FAJAR
SETIARDI

45

2.2.1 Kependudukan (Demografi)


2.2.1.1Distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur
Dari 415 orang anggota keluarga yang disurvei, 219orang berjenis kelamin
laki-laki (52,7 %) dan 196 orang berjenis kelamin perempuan (47,3%)
dengan distribusi menurut umur seperti dijabarkan pada Tabel 19.

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur


No

Kelompok
umur

Laki-laki

Perem
puan

jumlah

perentase

0-14 bulan

1,2

1-4 tahun

16

22

6,5

5-9 tahum

1,2

10-14 tahun

39

28

67

16,1

15-49 tahun

102

102

204

49,2

50-60 tahun

31

23

54

13

>60 tahun

27

31

58

14

Jumlah

219

196

415

100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk


munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan juni 2013

46

2.2.1.2 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan


Berikut adalah data distribusi sampel penelitian yang disurvei pada
tanggal 6 juni 2013 di masyarakat Dusun keruk munggang dan wonokryo
Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, propinsi
Jawa Tengah

Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan


Tingkat pendidikan

Jumlah

Persentase

Tidak pernah sekolah

1,7

Belum sekolah

26

6,3

Tidak tamat SD

1,7

Belum tamat SD

25

Tamat SD / Sederajat

201

48,4

Tamat SLTP/ Sederajat

91

21,9

Tamat SLTA / sederajat

43

10,4

Tamat perguruan tinggi / akademi

15

3,6

Jumlah

415

100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk


munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Pada Tabel 2, terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada penduduk


dusun Kerug Munggang dan dusun Wonokriyo desa Majaksingi adalah
tamat SD/sederajat yaitu sebanyak 217 jiwa ( 32,82 %).

2.2.1.3 Mata pencaharian

47

Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian terdapat pada Tabel 21.


Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian
Mata pencaharian

Jumlah

Persentase

218

52,5

Peternak

Pedagang

2,2

Pengusaha industri

Pekerja buruh kasar

10

2,4

Pengrajin

PNS (ABRI / sipil)

0,5

Karyawan swasta

17

4,1

Pensiunan

Pengrajin genteng

Ibu rumah tangga

Tidak bekerja

145

34,9

Lain-lain

10

2,4

Jumlah

415

100

Petani

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk


munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Jenis mata pencaharian terbanyak penduduk dusun keruk munggang dan


wonokryo

Desa

majaksingi,

Kecamatan

Borobudur,

Kabupaten

Magelang, propinsi Jawa Tengah ialah petani, yaitu sebanyak 218 orang
(52,5%).

48

2.2.2 Status Kesehatan


2.2.2.1 Angka Kesakitan
Angka kesakitan di Desa majaksingi dalam satu bulan terakhir, terdapat
36 orang yang sakit (8,68%). Distribusi jenis penyakit di desa ini terdapat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Angka kesakitan & berbagai jenis penyakit dari hasil survei
No. Jenis Penyakit

Jumlah

Keterangan

1 ISPA

14

Menular

2 Myalgia

Tidak menular

3 Dermatitis

menular

4 Hipertensi

Tidak menular

5 Penyakit jantung

Tidak menular

6 Gastritis

Tidak menular

7 Migrein

Tidak menular

8 Cephalgia

Tidak menular

9 Sakit gigi

Tidak menular

10 Sesak nafas

Tidak menular

11 Stroke

Tidak menular

12 Diabetes melitus

Tidak menular

Total

36

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk


munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan juni 2013

49

Di antara 36 jumlah kesakitan, yang jumlahnya paling banyak adalah


penyakit menular sebanyak 17 jiwa (47,22%). Pada Tabel 4 terlihat
bahwa penduduk Dusun keruk munggang dan wonokryo Desa
majaksingi paling banyak menderita ISPA yaitu 14 jiwa (38,8%).

2.2.3 Pengobatan
2.2.1.3.1 Pilihan pengobatan
Dari 36 penderita yang ditemukan dalam survei, 15 penderita (41,7%)
memilih untuk tidak berobat. Terdapat 1 penderita (2,8%) yang memilih
ke pengobatan alternatif. Sebanyak 4 penderita (11,1%) memilih untuk
berobat ke pelayanan kesehatan swasta, sedangkan 16 penderita lainnya
(44,4%) memilih berobat ke puskesmas/RSUD. Sebagian besar warga
sudah memiliki kesadaran untuk berobat dan mencari pelayanan
kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan formal.
2.2.1.3.2 Jaminan pemeliharaan kesehatan
Dari 129 KK yang dilakukan survei pendataan, hanya 118 KK (99,1%)
saja

yang

memiliki

jaminan

pemeliharaan

kesehatan

yang

diselenggarakan oleh pemerintah (berupa Askeskin,JPSBK, Jamkesmas,


Jamkesda), 1 KK (0,9%) asuransi dari perusahaan (berupa Askes
Pegawai dan Jamsostek) sedangkan mandiri (JPKM), Tabulin,dll tidak
didapatkan.
2.2.1.3.3 Kematian
Dalam satu tahun terakhir tidak terdapat kematian umum, bayi, anak
balita dan maternal.

2.4 Pelayanan Kesehatan


2.4.1 Kesehatan ibu dan anak
2.4.2.1 Kehamilan

50

2.4.2.1.1 Jumlah ibu hamil


2.4.2.1.2 Ibu hamil dengan risiko
2.4.2.1.3 Paritas Kehamilan

: 1 jiwa
:-

Tabel 5. Paritas Kehamilan


No
Paritas
1
Primigravid
2
Multigravida
3
Grande

Jumlah
1
0
0

%
100
0
0

multigravida
Jumlah
1
100
Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk
Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan Juni 2013
2.4.2.1.4 Usia kehamilan
Tabel 6. Usia Kehamilan
No
1
2
3
4

Usia Kehamilan
Jumlah
%
1-3 bulan
0
0
4-6 bulan
0
0
7-9 bulan
1
100
lebih dari 9 bulan
0
0
Jumlah
1
100
Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk
Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan Juni 2013
Sebanyak 1 orang ibu hamil memeriksakan kehamilan di puskedes.
Terdapat 1 ibu hamil yang sudah memeriksakan kehamilannya kelima
kali. Sebanyak 1 ibu hamil sudah mendapat imunisasi TT pertama
sebelum menikah, mendapat imunisasi TT kedua dan ketiga saat
kehamilan.Sebanyak 1 ibu hamil yang memiliki tabungan ibu bersalin
(tabulin) dan sevbanyak 1 ibu hamil yang meminum tablet Fe secara
teratur. Sebanyak 1 ibu hamil memeriksakan hemoglobin dan golongan
darahnya.

51

2.4.2.2 Bayi
Dalam satu tahun terakhir, terdapat 3 kelahiran hidup. Tidak ada bayi
yang lahir mati dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Seluruh kelahiran
ditolong oleh tenaga kesehatan. Terdapat 2 bayi yang mendapat ASI
eksklusif dan 1 bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Jumlah bayi
yang telah mendapat imunisasi:
Tabel 7. Imunisasi pada bayi di dusun Kerug Munggang dan
Wonokriyo
Imunisasi

Jumlah bayi yang


telah mendapat
3

Persentase

Hepatitis BI

100%

DPT 1 + Hepatitis BII

66,6%

DPTII + Hepatitis B III

66,6%

DPT III + Hepatitis IV

66,6%

Polio I

100%

Polio II

66,6%

Polio III

66,6%

Polio IV

33,3%

Campak

33,3%

BCG

100%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk


Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan Juni 2013
Imunisasi telah dilakukan pada seluruh bayi yang ada sesuai usia, sesuai
dengan standar minimal.
2.4.2.3 Balita
Hasil survei dari 2 dusun, dijumpai 24 orang balita. 24 orang balita
(100%) diantaranya sudah memiliki KMS dan 18 orang balita (75%)
ditimbang bulan ini. Dari seluruh balita dalam cakupan survei, 23 balita

52

sudah memiliki gizi baik tetapi ada 1 balita dengan gizi buruk. Sebanyak
24 orang balita (100%) telah mendapatkan kapsul vitamin A. Sebanyak
23 balita (97%) diberi ASI hingga 2 tahun dan 1 balita (3%) tidak diberi
ASI hingga 2 tahun. Terdapat 2 balita (6%) dengan gangguan kebiasaan
makan.
2.4.2.4 Keluarga Berencana
Berdasarkan hasil survei, didapatkan 129 pasangan usia subur (PUS).
Sebanyak 129 pasangan usia subur (100%) mengikuti program keluarga
berencana. Jumlah pengguna dari masing-masing jenis alat kontrasepsi
dapat dilihat pada Tabel 8.
Dari tabel di bawah, tampak bahwa metode kontrasepsi yang paling
banyak dipakai ialah KB suntik sebanyak 16 pasangan (12,4%), KB
susuk sebanyak 17 pasang (13,2%), KB steril sebanyak 2 pasang (1,6%),
KB pil sebanyak 3 pasang (2,3%), KB IUD sebanyak 7 pasang (5,4%),
Kb lain lain sebanyak 7 pasang (, KB steril sebanyak 2 pasang (1,6%),
KB pil sebanyak 3 pasang (2,3%), KB IUD sebanyak 7 pasang (5,4%),
Kb lain lain sebanyak 7 pasang (5,4%).
Dari 129 pasangan usia subur yang mengikuti program KB, 49 di
antaranya (37,9%)%) memilih untuk mendapatkan pelayanan KB di
praktik bidan/dokter swasta, 13 PUS (10,07%) memilih Puskesmas/Pustu
untuk mendapatkan pelayanan KB, dan hanya 17 PUS sisanya (13,1%)
memilih posyandu/polindes/poskesdes sebagai tempat pelayanan KB.
Tabel 8. Proporsi penggunaan alat dan obat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi

Jumlah

Persentase

Kondom

0%

Suntikan

16

12,4%

Susuk

17

13,2%

Steril

1,6%

Pil

2,3%

53

IUD

5,4%

Lain-lain

5,4%

52

100%

Jumlah

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013

2.5 Perilaku Kesehatan


2.5.1 Penilaian strata PHBS
Penilaian strata PHBS dilakukan menggunakan indikator-indikator berikut:
1)
2)
3)
4)

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai berusia 6 bulan
Balita ditimbang minimal 8 kali dalam setahun
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup untuk memenuhi zat gizi:

energi, protein, lemak, vitamin dan mineral


5) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi dan cuci
6) Keluarga menggunakan jamban keluarga sehat yang berbentuk leher
7)
8)
9)
10)

angsa
Setiap anggota keluarga membuang sampah pada tempatnya
Setiap anggota keluarga menempati ruangan rumah minimal 9 m2
Semua ruangan tempat tinggal berlantai kedap air bukan tanah
Anggota keluarga yang berumur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas

fisik 30 menit per hari minimal 3 kali per minggu


11) Anggota keluarga tidak ada yang merokok di dalam rumah
12) Anggota keluarga mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan
sesudah BAB
13) Anggota keluarga menggosok gigi minimal 2 kali sehari dengan sikat
gigi masing-masing
14) Anggota keluarga tidak ada yang membeli, menjual dan menggunakan
miras serta narkoba
15) Anggota keluarga menjadi anggota jaminan pemeliharaan kesehatan
(termasuk dana sehat, Askes, Askeskin, Jamsostek, dll)
16) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN yang dibuktikan
tidak adanya jentik di dalam maupun di luar rumah

54

Setiap keluarga dinilai menggunakan indikator-indikator di atas. Bila sebuah


keluarga memenuhi satu indikator, maka diberi skor 1. Jumlah skor
kemudian dikelompokkan menjadi berbagai strata yaitu: Sehat Pratama
(skor 0-5), Sehat Madya (skor 6-10), Sehat Utama (skor 11-15), Sehat
Paripurna (skor 16).
Berikut hasil penghitungan strata PHBS pada keluarga sampel:
Tabel 9. Strata PHBS
No

Strata

Jumlah KK

1.

Sehat Pratama

2.

Sehat Madya

58

45

3.

Sehat Utama

71

55

4.

Sehat Paripurna

129

100,00%

Jumlah

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk


munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Berdasarkan keempat strata dalam perilaku hidup bersih dan sehat, sebagian
besar warga masyarakat berada pada tingkat sehat utama yaitu sebesar 55 %.

2.5.2 Perilaku Kebersihan Diri


Tabel 10. Perilaku kebersihan diri penduduk di Dusun Keruk
Munggang dan Wonokriyo
Kriteria

Perilaku

Jumlah KK

Frekuensi mandi

< 2 kali

23

%
17,8

55

Tempat mandi

Penggunaan sabun

Kebiasaan
menggosok gigi

Jumlah sikat gigi


sesuai dengan
anggota keluarga

2 kali

106

82,2

Jumlah

129

100%

KM sendiri

120

93

Pancuran/belik/PMA

5,4

MCK umum

1,6

kolam/sungai

Jumlah

129

100%

Ya

119

92,2%

Tidak

10

7,8%

Jumlah

129

100%

Ya ( >2x/hari)

113

87,6

Tidak

16

12,4

Jumlah

129

100%

Ya

108

91,5

Tidak

11

8,5

Jumlah

129

100%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk


Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan Juni 2013
Sebagian besar penduduk dusun Keruk Munggang dan dusun Wonokriyo
telah memiliki perilaku kebersihan diri yang baik, ditandai dengan
kebiasaan mandi > 2x sehari telah dilakukan oleh 82,2 % warga, warga yang
menggunakan sabun sebanyak 119 keluarga (92,2%) dan sebanyak 87,6%
telah menggosok gigi >2x/hari dan 91,5% keluarga memiliki sikat gigi
pribadi, dan tidak ada yang mandi di kolam atau sungai.
2.5.3 Perilaku Buang Air Besar
Dari 129 keluarga yang disurvei, sebanyak 123 keluarga (95,3 %) memiliki
jamban sendiri, sedangkan 6 keluarga sisanya (4,7 %) tidak memiliki
jamban. Berikut tipe jamban yang dimiliki oleh penduduk.

56

Tabel 11. Tipe jamban yang dimiliki penduduk


Tipe jamban

Jumlah Persentase

Angsatrin
Jumbleng/cemplung/plengsengan
Jumlah

119

96,9%

3,1%

123

100%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk


Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang bulan Juni 2013

Dari data pada Tabel 7, terlihat bahwa sebagian besar penduduk sudah
mempunyai jamban tipe angsatrin, yaitu sebesar 96,9%, sedangkan yang
memilik jamban tipe jumbleng/cemplung/plengsengan hanya sebesar
3,1%.
Data kebiasaan tempat buang air besar dapat dilihat pada Error: Reference
source not found 8.
Tabel 12. Kebiasaan BAB
Tempat BAB

Jumlah

Persentase

Jamban/WC

129

100 %

Sungai

0%

Jumlah

129

100 %

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Berdasarkan perilaku kebiasaan buang air besar, terlihat bahwa semua
penduduk (129 keluarga) sudah buang air di jamban/WC yaitu sebesar
100%.

57

2.5.4 Perilaku Mengambil Air Minum


Sumber air minum yang digunakan warga dusun Keruk Munggang dan
Wonokriyo terlihat pada Tabel 13.Terlihat bahwa sebagian besar warga
mengonsumsi air minum yang berasal dari sumur umum/keluarga yaitu
sebesar keluarga (%).
Tabel 13. Sumber air minum warga dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo
Sumber air minum

Jumlah

Persentase

129

100 %

sumur umum/ keluarga

PAM/ perpipaan

AMDK

PAH

Sungai

Jumlah

129

100,00%

PMA

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Dari 192 keluarga yang disurvei, semua keluarga memasak air terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi
2.2.3.4 Perilaku mengganti pakaian
Tabel 14. Frekuensi mengganti pakaian per hari
Frekuensi ganti

Jumlah

Persentase

pakaian (per hari)


1x
2x

39 KK
89 KK

30,2 %
69 %

58

>2x
1 KK
0,8 %
Jumlah
129 KK
100,00%
Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Dari Tabel 10 tampak bahwa sebagian besar warga mengganti pakaian dua
kali sehari yaitu sebesar 69 %. Sebagai tambahan, sebanyak 120 (93 %)
keluarga memiliki kebiasaan menggantung pakaian, dan 9 sisanya (7%)
tidak.

59

2.2.3.7 Perilaku membersihkan rumah


Tabel 15. Perilaku membersihkan rumah warga dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo
Perilaku

Nilai/frekuensi

Jumlah

Persentase

keluarga
membersihkan

1x

90

69,8 %

2x

19

14,7 %

3x atau lebih

0,8 %

tidak teratur

19

14,7 %

Jumlah

129

100%

membersihkan

1 bulan

12

9,3 %

sarang laba-laba

sekali
1bulan sekali

23

17,8 %

>1 bulan

20

15,5 %

tidak teratur

74

57,4 %

Jumlah

129

100%

2x/minggu

114

88,4 %

>2x/minggu

15

11,6 %

Jumlah

129

100%

Ya

70

54,3 %

Tidak

59

45,7 %

rumah dalam
sehari

sekali

membersihkan
tempat
penampungan
air

kebiasaan
membuka
jendela setiap

60

hari

Jumlah

129

100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Dari Tabel 11, terlihat bahwa sebagian besar warga, sebesar 69,8%,
membersihkan rumah 1x per hari. Namun, sebagian besar warga masih
membersihkan sarang laba-laba tidak teratur yaitu sebesar 57,4%. Sebagian
besar warga terbiasa membersihkan tempat penampungan air paling tidak
kurang dari atau sama dengan 2 kali setiap minggu yaitu sebesar 88,4%, serta
sebagian besar warga memiliki kebiasaan membuka jendela setiap hari yaitu
54,3%.
2.2.3.5 Perilaku Mencuci Tangan
Sebanyak 105 KK (81,4%) terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan. Sebanyak 24 KK (18,6%) tidak terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum makan. Sebanyak 125 KK (96,9%) biasa
mencuci tangan setelah BAB, sedangkan 4 sisanya (3,1%) tidak.
2.2.3.6 Perilaku Merokok Dan Minum Minuman Keras
Terdapat 91 keluarga (70,5%) yang memiliki paling tidak satu anggota
keluarga yang merokok. Sejumlah 88 di antaranya (96,7 %) biasa merokok
di dalam ruangan/di dalam rumah. Tidak ada keluarga yang anggotanya
mengkonsumsi minuman keras.
2.2.3.8 Keluarga sadar gizi
Tabel 16. Indikator keluarga sadar gizi (kadarzi)
No.

Indikator kadarzi

Ya

Tidak

Jumlah

61

keluarga makan

102

79,07

27

20,93

129

21

77,78

22,22

27

121

93,8

6,2

129

66,67

33,33

28

100

28

aneka ragam
makanan
2

keluarga memantau
kesehatan dan
pertumbuhan dengan
cara menimbang
berat badan*

keluarga
menggunakan garam
beryodium dalam
makanan sehari-hari

ibu memberi ASI


sampai bayi berumur
6 bulan**

anggota keluarga
sudah mendapatkan
suplemen***

* untuk keluarga yang memiliki balita dan keluarga yang memiliki


bayi
** untuk keluarga yang memiliki bayi
*** untuk keluarga yang memiliki bayi, balita, ibu hamil dan ibu
nifas
Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013

62

Dari perhitungan berdasarkan indikator di atas, didapatkan jumlah keluarga


yang tergolong sadar gizi dan yang belum sadar gizi seperti yang terlihat
pada Tabel 13.
Tabel 17. Satus Kadarzi di dusun dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo
Status keluarga

Jumlah

persentase

kadarzi
Sadar gizi

Belum sadar gizi

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Berdasarkan data tersebut, jumlah keluarga sadar gizi sebesar ....%. Jumlah
ini lebih rendah daripada sandar minimal yang harus dicapai, yaitu
sebesar ......%.
2.2.2 Keadaan Lingkungan
2.2.2.3 Rumah sehat
Dari skoring menggunakan kriteria-kriteria sarana sanitasi dan kualitas
lingkungan rumah di atas, dapat digolongkan rumah-rumah yang tergolong
sehat dan yang tidak. Rumah dengan skor lebih dari atau sama dengan 18
digolongkan sebagai rumah sehat, sedangkan rumah dengan skor kurang
dari 18 digolongkan sebagai rumah belum sehat. Berikut proporsi rumah
sehat dan belum sehat yang didapatkan dari hasil perhitungan skor.
Tabel 18. Rumah sehat dan tidak sehat
Kriteria

Jumlah

Penggolongan
Rumah sehat

Persentase
(%)

49

38

63

Rumah belum sehat

80

62

Jumlah

129

100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang
dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
bulan Juni 2013
Dari data mengenai sarana sanitasi rumah yang meliputi pembuangan kotoran
(BAB), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah
rumah tangga, jendela, lubang asap dapur, ruang tidur dan kualitas lingkungan
rumah yang meliputi ada tidaknya jentik nyamuk, tikus, lalat, kebersihan
pekarangan, pemanfaatan pekarangan, dan kebersihan kandang, diketahui terdapat
rumah sehat sebanyak 49 rumah (38%). Jika dibandingkan dengan standar
minimal, persentase tersebut masih di bawah standar, yaitu sebesar 65%.
2.2.2.1 Sarana Sanitasi Rumah
Tabel 19. Sarana sanitasi rumah
memenuhi syarat

tidak ada

syarat

Variabel
Jumlah
pembuangan

tidak memenuhi

Jumlah

jumlah

60

46,5

55

42,6

14

10,9

81

62,8

46

35,7

1,6

40

31

39

61,2

10

7,8

46

35,7

72

55,8

11

8,5

kotoran(BAB)
penyediaan air
bersih
pembuangan
sampah
pembuangan air
limbah rumah
tangga

64

Jendela

64

49,6

65

50,4

lubang asap

47

36,4

67

51,9

15

11,6

69

53,5

58

45

1,6

dapur
ruang tidur

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk


Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang bulan Juni 2013
Dari data tersebut, terlihat bahwa dari 129 kepala keluarga, 60 rumah
(46,5%) memiliki sarana pembuangan kotoran (BAB) yang memenuhi
standar seperti menggunakan jamban leher angsa atau bentuk cemplung
dengan tutup sehingga lalat dan kecoa tidak dapat masuk, mudah disiram
dan bersih. Namun masih terdapat keluarga yang memiliki rumah yang
dengan pembuangan kotoran (BAB) tidak sesuai standar yaitu sebesar
55(42,6 %) dan 14 (10,9 %) tidak memiliki sarana pembuangan kotoran
(BAB).
Selain itu, sebanyak 81 rumah (62,8%) telah memiliki penyediaan air
bersih sesuai standar yang ditandai oleh ada sumber air yang terlindung
dari pencemaran, bersih, cukup untuk memenuhi kebutuhan minum,
masak, mandi dan cuci. Terdapat 40 rumah (31 %) yang memiliki
pembuangan sampah sesuai standar yaitu ada tempat/lubang sampah yang
cukup menampung sampah rumah tangga keluarga yang bersangkutan,
dibakar/ditimbun secara teratur sehingga tidak menjadi sarang nyamuk,
lalat, dan tikus dan 46(35,7 %) rumah yang memiliki pembuangan air
limbah rumah tangga yang memebuhi syarat.Terdapat 64 (49,6%) rumah
yang memiliki jendela yang sesuai standar (ada jendela di ruang tamu dan
ruang tidur, jendela dapat dibuka dan ditutup, luas jendela 10 % dari luas
lantai bangunan).Terdapat 47 (36,4 %) rumah dengan lubang asap dapur
yang sesuai standar (ada konstruksi untuk pengeluaran asap dapur, asap

65

dapur dapat keluar dari ruang dapur bila sedang dipakai memasak dan
tidak mengganggu penglihatan). Dan terdapat 69 (53,5%) keluarga dengan
rumah yang ada ruang tidur sesuai standar seperti terang pada siang hari,
tidak lembab baik lantai maupun dinding ruang tidur.
2.2.2.2 Kualitas Lingkungan Rumah
Tabel 20. Kualitas lingkungan rumah
Ya

Tidak

Variabel
Jumlah

persentase

Jumlah

Persentase

bebas jentik

81

62,8

48

37,2

bebas tikus

34

26,4

95

73,6

bebas lalat

42

32,6

87

67,4

pekarangan

75

58,1

54

41,9

63

48,8

66

51,2

105

81,4

24

18,6

bersih
pekarangan
dimanfaatkan
kandang
terpisah dan
bersih
Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk
Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
73,6Kabupaten Magelang bulan Juni 2013
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar (62,8%) keluarga
memiliki rumah bebas jentik yang ditandai tidak ditemukan jentik nyamuk
pada tempat penampungan air baik di dalam rumah (gentong, bak mandi,
dsb) maupun di luar rumah (kalen bekas, pot, dsb).Terdapat 42 (32,6%)
rumah yang disurvei bebas lalat (ditandai dengan ditemukan sedikit/satu/dua
lalat di dapur dan sekitarnya). Dan sebagian besar rumah yang disurvei
(81,4.%) memiliki kandang hewan ternak yang sesuai standar (terdapat

66

bangunan kandang hewan ternak tersendiri, tidak menjadi satu dengan


rumah induk, keadaannya bersih, terawat dan tertata rapih).Namun
demikian, sebanyak 95 (73,6 %) keluarga memiliki rumah yang tidak bebas
tikus yang terlihat dari ditemukan tikus dan jejaknya di dalam atau luar
rumah. 63 (48,8%) pekarangan warga yang telah dimanfaatkan dengan baik
(pekarangan dimanfaatkan untuk tanaman pelindung, tanaman obat
keluarga, sayuran, dan sejenisnya).Dan terdapat75 (58,1%) rumah dengan
pekarangan yang bersih (keadaan pekarangan bersih baik dari sampah
maupun kotoran hewan ternak dan tertata dengan rapi).

BAB III
MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB
MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah


Dari survei yang dilakukan tanggal 14 Februari - 21 Februari
2013terhadap 192 kepala keluarga di Desa Majaksingi, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang didapatkan berbagai masalah kesehatan
seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 1. Masalah kesehatan di DesaMajaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang
No
1

Masalah Kesehatan
ISPA

Jumlah

Myalgia

Dermatitis

Hipertensi

14

67

Penyakit jantung

Gastritis

Migrein

Cephalgia

Sakit gigi

10

Sesak nafas

11

Stroke

12

Diabetes melitus

3.2 Prioritas Masalah


Prioritas masalah ditentukan dengan metode Hanlon kualitatif, dengan
menggunakan kriteria urgency, seriousness, dan growth.
1. Kriteria urgency (U)
Tabel 3.2. Prioritas masalah berdasarkan kriteria urgency
A B C D E

F G H I

K L TOTAL
HORISONT

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
TOTAL VERTICAL
TOTAL

0
9

+ + + + - - -

+
+

+
+
+
+

+
+
+
-

+
+
-

+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
-

0 0 2
1 0 2

3 2
4 0

4
2

6 9
2 2

3
0

5
0

4
6

AL
9
1
0
2
6
4
0
2
2
2
0
0

HORISONTAL

68

TOTAL

1 0 4

7 2

8 1

2.

Kriteria Seriousness (S)


Tabel 3.3. Prioritas masalah berdasarkan kriteria seriousness
A B C D E

F G H I

K L TOTAL
HORISONT

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
TOTAL VERTICAL
TOTAL
HORISONTAL
TOTAL

+ + + -

+
+

+
+
+

+
+
-

+
+
+

+
+

+
+
+

0
2

0 0 3
1 0 4

4
6

3 3
1 0

5
1

5 9
0 2

8
1

8
0

1 0 7

4 3

5 1

AL
2
1
0
4
6
1
0
1
0
2
1
0

69

3.

Kriteria Growth (G)


Tabel 3.4. Prioritas masalah berdasarkan kriteria growth
A

B C

D E F G H I

J K L TOTAL
HORISONT

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
TOTAL VERTICAL
TOTAL
HORISONTAL
TOTAL

4.

+ +
-

+ + + +
- + + +
+ + + +
+ + +
+ -

+
+
+
+
-

+
+
+
+
+

+
+
-

+
+
+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

0
1

0 1
7 9

1
7

0 0 2
3 0 2

3
3

3 7 1
2 2 1

1
0

1
1

7 1

3 0 4

5 9 2

AL
11
7
9
7
3
0
2
3
2
2
1
0

Perhitungan nilai prioritas


Tabel 3.5. Perhitungan nilai prioritas
MASALAH
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K

U
9
1
0
4
10
7
2
6
8
11
3

S
2
1
0
7
10
4
3
6
5
11
9

G
11
7
10
8
3
0
4
6
5
9
2

TOTAL
22
9
10
19
23
11
9
18
18
31
14

PRIORITAS
III
IX
VIII
IV
II
VII
IX
V
V
I
VI

70

L
5.

14

VI

Urutan prioritas
Berdasarkan metode Hanlon kualitatif di atas, didapatkan prioritas
masalah sebagai berikut:
Tabel 3.6. Urutan prioritas masalah
Prioritas

Masalah

Sesak nafas

II

Penyakit Jantung

III

ISPA

IV

Hipertensi

Chepalgia, Sakit
gigi

VI

Stroke, Diabetes
melitus

VII

Gastritis

VIII

Dermatitis

IX

Myalgia, Migraine

3.3 Analisis Penyebab Masalah


Tahap selanjutnya setelah penentuan prioritas masalah adalah identifikasi
penyebab dari masalah tersebut. Dalam identifikasi masalah ini digunakan metode
Pelayanan
HL Blum yang menganalisis faktor-faktor
risiko yang dapat menjadi penyebab
Kesehatan
masalah ditinjau dari segi perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan gen.
Proses pendekatan dijelaskan dalam bagan berikut:

Gen

STATUS
KESEHATAN

Perilaku

71
Lingkungan

Daftar masalah berdasarkan hasil survei kesehatan, ditentukan sebagai berikut:


A

ISPA

Myalgia

Dermatitis

Hipertensi

masalah yang ada:

Penyakit jantung

1. ISPA

Gastritis

a. Lingkungan:
G
- Cerobong asap di
H
tidak
memenuhi
I
(63,5%)

Migrein

Sesak nafas

Berikut

analisis

Rumah

belum J
kriteria rumah sehat
K
b. Perilaku:
- Kebiasaan merokok L

Cephalgia

penyebab

dapur yang
standart

Sakit gigi

Stroke
Diabetes melitus

termasuk
(62%)
di

dalam

rumah (96,7%)
- Membersihkan rumah < 2x per hari (69,8%)
- Tidak membuka jendela setiap hari (45,7%)
c. Pelayanan kesehatan: d. Keturunan/kependudukan: -

72

2. Hipertensi
a. Lingkungan: b. Perilaku:
- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)
c. Pelayanan kesehatan : d. Keturunan/kependudukan :
3. Sakit Kepala
a. Lingkungan: b. Perilaku
- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)
c. Pelayanan kesehatan : d. Keturunan/kependudukan : 4. Sakit gigi
a. Lingkungan: b. Perilaku :
- Kebiasaan menggosok gigi <2x/hari (12,4 %)
- Jumlah sikat gigi yang tidak sesuai dengan jumlah keluarga (8,5 %)
- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5 %)
c.
d.

Pelayanan Kesehatan : Keturunan / kependudukan : -

5. Stroke
i.
Lingkungan:
ii.
Perilaku :
- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5 %)
- -Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)
iii.
Pelayanan Kesehatan : iv.
Keturunan / kependudukan : 9. Gastritis
a. Lingkungan : b. Perilaku : c. Pelayanan Kesehatan : d. Keturunan / kependudukan : 10. Dermatitis
a. Lingkungan :

73

- Rumah belum termasuk kriteria rumah sehat


- Sumber air mandi tidak bersih
- Penampungan air limbah tidak memenuhi syarat
b. Perilaku :
- Mengganti pakaian harian kurang dari dua kali
- Mandi tidak menggunakan sabun
- Mandi kurang dari dua kali sehari
c. Pelayanan Kesehatan : d. Keturunan/kependudukan : 11. Myalgia :
a. Lingkungan : b. Perilaku :
- Anggota keluarga yang berumur 10 tahun ke atas melakukan aktifitas fisik
kurang dari dua kali seminggu
c. Pelayanan Kesehatan : d. Keturunan / Kependudukan : 12. Migrain :
a. Lingkungan : b. Perilaku :
- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)
c. Pelayanan Kesehatan : d. Keturunan/Kependudukan :BAB 4
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah
ISPA

Tujuan
Menurunkan angka penyakit

Sasaran
Meningkatkan pengetahuan tentang

Alternatif
Memberikan penyuluhan tentang

ISPA

ISPA
Perubahan perilaku untuk tidak

dampak merokok terhadap keseh


Mengadakan penyuluhan tentang

merokok didalam rumah atau


didekat anggota keluarga yang tidak
merokok
Meningkatkan pengetahuan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

pada masyarakat
Menyebarkan pamflet tentang ru
sehat.

PHBS
Hipertensi Menurunkan angka penyakit

Meningkatkan pengetahuan

Penyuluhan mengenai hipertensi

74

, Diabetes hipertensi

masyarakat mengenai hipertensi,

melitus,

diabetes melitus, stroke, dan

stroke,

penyakit jantung
Meningkatkan pengetahuan

diabetes melitus, stroke, dan

penyakit jantung
Penyuluhan mengenai pola maka

penyakit

masyarakat mengenai pola hidup

dan perilaku yang sehat


Bekerja sama dengan bidan desa

jantung

yang baik termasuk di dalamnya

untuk meningkatkan pengetahua

dan

pola makan dan merokok


Meningkatkan kesadaran warga

warga tentang fungsi poskesdes

untuk berobat

75

76

4.2 Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan untuk pelaksanaan kegiatan intervensi apa saja yang
akan dilakukan didasarkan pada hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang
merupakan hasil diskusi dan kesepakatan warga tentang kegiatan sesuai dengan yang
mereka butuhkan. Berikut adalah hasil kesepakatan MMD dari program-program
yang diusulkan:
a. Penyuluhan dampak merokok terhadap kesehatan dan pemeriksaan tekanan
darah pada kegiatan peringatan Isra Miraj di masjid Hidayatul Athfal,
Wonokriyo
b. Penyuluhan kepada anak anak di SD Satu Atap, Kerug Munggang dan TPA
Hidayatul Athfal, Wonokriyo:

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) meliputi: cuci tangan,


gosok gigi, kebersihan diri, kebersihan sekolah, bahaya merokok,
bahaya narkoba, dan bahaya minuman keras.

c. Penyuluhan mengenai penyakit metabolik dan degeneratif (hipertensi,


diabetes melitus, stroke dan penyakit jantung) kepada lansia pada acara
posyandu lansia di Balai rumah Sambirejo, Kerug Munggang.
d. Penyebaran pamflet rumah sehat dan penyuluhan mengenai rumah sehat.

76

77

No

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Pelaks./

Metode

Pngjwb

Alat
Bantu
Hadiah

Jadwal

Tem

Sabtu, 22

Rum

Desember

sala

Penyuluhan PHBS

Menyadarkan

Warga

Hasri

dan bahaya

pentingnya

dusun

Nopianto doorprize

merokok

perilaku hidup

Keruk

2012

war

bersih dan sehat

Munggang

pukul

dus

20.30

Ker

Mu
2

Pembagian leaflet

Menyadarkan

Warga

Hasri

Senin, 24

kun

PHBS door to

pentingnya

dusun

Nopianto sebanyak

Desember

doo

door beserta

perilaku hidup

Wonokriyo

2012

doo

penjelasannya

bersih dan sehat

Posyandu balita

Melakukan

Hasri

Rabu, 26

Pos

dan lansia dan

penimbangan rutin hamil, dan

Nopianto

Desember

Bal

Penyuluhan

pada balita, ibu

lansia

2012

Lan

hipertensi lansia

hamil, dan lansia

dusun

pukul

Dus

Memberikan

Jaban

10.00

Jaba

Balita, ibu

Leaflet
50 buah

penyuluhan
tentang hipertensi
agar masyarakat
dapat memahami

77

78

gejala,
komplikasi, dan
penanganan
hipertensi
Melakukan
penyuluhan Ibu
hamil tenta tanda4

Penyuluhan cuci

tanda persalinan
Mengetahui

Anak-anak

Hasri

Ember,

Kamis, 27

Lap

tangan yang baik

manfaat cuci

desa

Nopianto sabun,

Desember

Dus

dan benar

tangan yang benar, Majaksingi

hadiah

2012

Won

membiasakan

doorprize

pukul

kepada anak-anak

09.00

untuk mencuci
tangan sebelum
makan dan setelah
BAB

78

79

Evaluasi hasil kegiatan


1. Banyak warga yang antusias saat dilakukan penyuluhan PHBS, hal tersebut
tampak pada saat sesi tanya jawab dimana peserta dapat memberikan berbagai
pertanyaan yang diajukan kepada pemateri
2. Pembagian leaflet door to door merupakan salah satu kegiatan yang efektif
dimana penyampaian informasi tidak perlu mengumpulkan warga dalam satu
wadah kegiatan namun dengan mendatangi satu persatu rumah warga,
informasi yang disampaikan dapat lebih terarah dan peserta dapat bertanya
langsung sekaligus berkonsultasi mengenai permasalahan kesehatan yang
dihadapi. Pembagian
3. Pada kegiatan di posyandu lansia, dilakukan pengukuran tekanan darah. Tidak
semua lansia yang terdata di posyandu lansia Dusun Kerug Munggang dan
Wonokriyo datang untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Setelah
dilakukan pengukuran tekanan darah, para lansia diberikan penyuluhan
tentang penyakit metabolik dan degeneratif, serta rumah sehat. Para lansia
tampak antusias, hal tersebut tampak pada saat sesi tanya jawab peserta
berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan dari pemateri.
4. Penyuluhan mengenai perilaku bersih dan sehat serta cuci tangan yang baik
dan benar diikuti oleh sekitar 50 anak anak di SD Satu Atap,Kerug
Munggang dan TPA Hidayatul Aftal, Wonokriyo. Para peserta tampak antusias
mengikuti acara ini, dimana sebelumnya dilakukan ice breaker berupa
permainan dan sesi kenalan. Lalu peserta diajari mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat, serta pentingnya cuci tangan, kapan saja harus mencuci
tangan, dan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Setalah diajari, peserta
diminta mempraktekkan cuci tangan yang sudah diajarkan.

79

80

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

80

81

6.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil survei, masalah kesehatan yang ditemukan di Dusun
Wonokriyo dan Keruk Munggang, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: ISPA, sesak nafas, chepalgia, sakit
gigi,

gastritis,

hipertensi,

diabetes

melitus,

stroke,

penyakit

jantung,

myalgia,migraine dan dermatitis.


Berdasarkan analisis dengan menggunakan Hanlon Kualitatif, didapatkan
prioritas masalah yang akan dipecahkan adalah ISPA, sesak nafas, chepalgia,
sakit gigi, gastritis, hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung,
myalgia,migraine dan dermatitis.
Dari hasil analisis penyebab masalah melalui pendekatan HL Blum
didapatkan penyebab masalah dari masing-masing prioritas masalah kesehatan
berdasarkan

faktor

perilaku,

lingkungan,

pelayanan

kesehatan,

dan

kependudukan/keturunan. Prioritas masalah kemudian dimusyawarahkan dalam


Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dan dibuat Plan of Action dari hasil
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Untuk mengatasi penyebab masalah di atas, alternatif pemecahan masalah
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
e.Penyuluhan

Penyuluhan

dampak

merokok

terhadap

kesehatan

dan

pemeriksaan tekanan darah pada kegiatan peringatan Isra Miraj di masjid


Hidayatul Athfal, Wonokriyo
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action
dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 9 Juni 2013.
f. Pembagian leaflet PHBS door-to-door

81

82

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action


dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 10-12 Juni 2013.
c. Posyandu Lansia serta Penyuluhan penyakit metabolik dan degeneratif
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action
dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 12 Juni 2012.
d. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat serta cuci tangan yang baik dan
benar pada SD Satu Atap, Kerug Munggang dan TPA Hidayatul Atfal,
Wonokriyo
Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action
dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 11 Juni 2013.
Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yaitu mengetahui dan
menyelesaikan permasalahanpermasalahan kesehatan yang ada di masyarakat
Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

6.2 SARAN
Untuk mengatasi masalah kesehatan di atas, kami menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kepada Kepala Desa, Kepala Dusun dan Tokoh Masyarakat :
- Agar lebih aktif dalam memotivasi, membina, dan menggerakan
masyarakat dalam upaya meningkatkan kebersihan lingkungan rumah.
- Perlu dilakukan tindak lanjut pelaksanaan kegiatan intervensi mahasiswa
karena kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat merupakan beberapa
faktor dalam upaya pencegahan penyakit.

82

83

2.

Bidan desa
-

Agar lebih aktif dalam berperan dalam masyarakat guna meningkatkan


kualitas kesehatan di masyarakat.

Memotivasi, membina, dan menggerakkan masyarakat dalam upaya


meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

3. Masyarakat Desa Wonokriyo dan Keruk Munggang


- Agar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat
4. Peneliti selanjutnya
-

Agar dapat menyelesaikan lebih banyak masalah yang muncul pada


prioritas masalah dengan cara mempersiapkan sumber daya yang lebih
optimal.

83

84

DAFTAR PUSTAKA

1.

Kemkes RI. Visi dan Misi Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia 2010-2014. Jakarta: Kemmetrian Kesehatan Republik IndonesiaI.
Available from: www.depkes.go.id/index.php/profil/visi-misi.html [cited 3 June
2012].

2.

Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi dokter [internet].


Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006 [cited 2011 Dec 6]. Available from:
http://inamc.or.id/download/Standar%20Kompetensi%20Dokter.pdf

3.

Dinkes jateng. Pembangunan Kesehatan Diarahkan Pada Upaya


Promotif dan Preventif. 2010 [cited 2011 April 1]. Available from :
http://www.dinkesjatengprov.go.id

4.

Kementrian RI. KepMenKes RI no. 128/Menkes/SK/II/2004.


Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jakarta:
2003..

5.

Sastroasmoro S, Ismael S. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi


Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. 2008.

84

Anda mungkin juga menyukai