Anda di halaman 1dari 15

SCREENING PADA KELOMPOK KHUSUS

Disusun oleh:

Kelompok 3
1. Oktalia Suci A. (P1337420617009)
2. Hadania Madhita T.A (P1337420617010)
3. Nur Indah Puspitasari (P1337420617017)
4. Erika Aditya Ningrum (P1337420617018)
5. Mega Ayu Lestari (P1337420617029)
6. Umi Malikah (P1337420617038)
7. Fina Fitriana (P1337420617041)
8. Yuni Tri Winanti (P1337420617043)
9. I Made Arya Putra (P1337420617044)
10. Yanda Octa Herliani (P1337420617053)
11. Fika Nur Ramadhani (P1337420617054)
12. Erneta Ismilania (P1337420617082)
13. Alifia Jaya Wandira (P1337420617085)
14. M. Candra Romadon (P1337420617086)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Screening
pada Kelompok Khusus”
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang ada di Indonesia.
Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah membantu secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang lain
yang membacanya.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 24 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv

BAB I............................................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................1


1.2 TUJUAN................................................................................................................................
1.3 MANFAAT.............................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................2

2.1 DEFINISI UKBM....................................................................................................................


2.2 TUJUAN TERBENTUKNYA UKBM.......................................................................................2
2.3 SASARAN UKBM................................................................................................................2
2.4 JENIS UKBM.......................................................................................................................2
2.5 BENTUK UKBM..................................................................................................................7
2.6 PERAN MASYARAKAT DALAM UKBM................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................12

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan
diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang
sebaik – baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat.
Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah
pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada
dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga
mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan
kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Misalnya; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah
kesehatan berupa penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang
disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit
menular tersebut.
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari penderita dengan
penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan
gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan
yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Skrining atau penyaringan merupakan suatu tes yang sederhana dan relatif
murah, dapat diterapkan pada populasi tertentu yang relatif sehat. Program skrining
sangat dibutuhkan karena adanya isu yang mendasari penemuan gejala penyakit
secara dini akan lebih baik dibandingkan dalam waktu yang lama, pencegahan
sebelum terjadinya penyakit akan lebih baik dibandingkan dengan sudah terjadinya
penyakit serta pencegahan memerlukan biaya yang relatif ringan sehingga diagnosis
lengkap kepada orang yang mempunyai faktor resiko tinggi dan pengobatan kepada
penderita dapat dilakukan secara dini (Noor, 2008)

5
1.2 TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian screening
2. Menjelaskan dasar pemikiran adanya screening
3. Menjelaskan tujuan screening
4. Menjelaskan sasaran screening pada kelompok khusus
5. Menjelaskan prinsip pelaksanaan screening
6. Menjelaskan macam-macam screening
7. Menjelaskan kriteria untuk melaksanaan screening
8. Menjelaskan validalitas tes uji screening
9. Menjelaskan kriteria evaluasi
10. Menjelaskan pertimbangan screening
11. Menjelaskan cara tes screening
12. Menjelaskan alur screening pada kelompok khusus

1.3 MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian screening
2. Untuk mengetahui dasar pemikiran adanya screening
3. Untuk mengetahui tujuan screening
4. Untuk mengetahui sasaran screening pada kelompok khusus
5. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan screening
6. Untuk mengetahui macam-macam screening
7. Untuk mengetahui kriteria untuk melaksanaan screening
8. Untuk mengetahui validalitas tes uji screenin
9. Untuk mengetahui kriteria evaluasi
10. Untuk mengetahui pertimbangan screening
11. Untuk mengetahui cara tes screening
12. Untuk mengetahui alur screening pada kelompok khusus

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
A. Pengertian Screening
Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi
untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit
itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita
penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat
atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat
dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang
kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan
pengobatan.
Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana
dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya
sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin
tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi
mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk
menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti.
Skrining Kesehatan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Skrining untuk Preventif Primer - Skrining Riwayat Kesehatan Skrining
Riwayat Kesehatan merupakan bentuk deteksi dini untuk penyakit yang
berdampak biaya besar dan menjadi fokus pengendalian BPJS Kesehatan
yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi
2. Skrining untuk Preventif Sekunder Selektif (Peserta RISTI penyakit
kronis berdasarkan hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan Deteksi
Kanker) Deteksi Kanker merupakan bentuk deteksi dini untuk penyakit
Kanker Leher Rahim pada wanita yang sudah menikah dan Kanker
Payudara.
B. Pengertian Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu oleh
karena keadaan fisik, mental , social, budaya dan ekonomi perlu mendapatkan
bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan,

7
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan
dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Adapaun yang termasuk kelompok khusus ini diantaranya adalah :
1. Penderita penyakit menular
a. Kelompok penderita penyakit kusta
b. Kelompok penderita penyakit TBC
c. Kelompok penderita Aids
d. Kelompok penderita Penyakit kelamin ( GO, Sypilis )

2.2 TUJUAN SCREENING


1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tdk khas terdapat pada
orang yang tampak sehat,tapi mungkin menderita penyakit ( population risk)
2. Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan
secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan dirinya
maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga
epidemic dapat dihindari
3. Mendapatkan penderita sedini mungkin untuk segera memperoleh
pengobatan.
4. Mendidik masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin

2.3 SASARAN SCREENING PADA KELOMPOK KHUSUS


Sasaran utama Uji tapis atau Skrining adalah Penderita penyakit kronis dan
Kelompok khusus:
1. Infeksi bakteri ( Lepra,TBC, dll)
2. Infeksi Virus ( hepatitis )
3. Penyakit non infeksi :
a. Hipertensi
b. Diabetus miletus
c. Penyakit jantung
d. Karsinoma serviks
e. Prostate
f. Glaucoma

8
4. AIDS

2.4 PRINSIP PELAKSANAAN SCREENING


1. Skrining harus aman dan dapat diterima oleh masyarakat luas
2. Proses skrining membutuhkan partisipasi dari masyarakat yang dinilai
cocok untuk menjalani pemerikasaan

2.5 MACAM-MACAM SCREENING


1. Penyaringan Massal (Mass Screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000
wanita
2. Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji
penyaringan pada saat yang sama.
Contoh: skrining pada penyakit aids
3. Penyaringan selectif screening
Penyaringan yg dilakukan terhadap kelompok penduduk tertentu
4. Penyaringan Single disease Screening
Penyaringan untuk mengetahui kemungkinan adanya beberapa penyakit
pada individu, misalnya penyaringan kesehatan pada pegawai sebelum
bekerja.

2.6 KRITERIA UNTUK MELAKSANAKAN SCREENING


1. Sifat Penyakit
a. Serius
b. Prevalensi tinggi pada tahap praklinik
c. Periode yg panjang diantara tanda – tanda pertama sampai timbulnya
penyakit
2. Uji Diagnostik
a. Sensitif dan Spesifik
b. Sederhana dan Murah

9
c. Aman dan Dapat Diterima
d. Reliable
e. Fasilitas adekwat
3. Diagnosis dan Pengobatan
a. Efektif dan dapat diterima
b. Pengobatan aman telah tersedia.

2.7 VALIDITAS TES UJI SKRINING


Agar hasil pengukuran dari Penyaringan/Screening itu Valid, maka harus diukur
dengan menggunakan Sensitivitas & Spesifitas;
1. SENSITIVITAS
Adalah Proporsi dari orang – orang yang benar – benar sakit yang ada di
dalam populasi yang disaring, yang diidentifikasi dengan menggunakan uji
penyaringan sebagai penderita sakit.
2. SPESIFISITAS
Adalah proporsi dari orang – orang yang benar – benar sehat, yang juga
diidentifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai individu sehat.

2.8 KRITERIA EVALUASI


Screening mengandalkan tes, tidak hanya satu tes, tetapi sederetan tes.
Oleh karena itu, kegiatan screening hanya akan efektif bila tes dan pemeriksaan
yang digunakan juga efektif. Dengan demikian, setiap tes memerlukan validitas
dan reliabilitas yang kuat.
Validitas merupakan tes awal baik untuk memberikan indikasi individu
mana yg benar sakit dan mana yang tidak sakit. Dua komponen validitas adalah
sensitivitas dan spesifitas. Tes ditunjukkan melalui seberapa baik tes secara
aktual mengukur apa yang semestinya diukur. Jika ini adalah tes screening
kolesterol, pertanyaannya adalah: dapatkah tes itu memberikan informasi yang
cukup akurat sehingga individu dapat mengetahui tinggi atau rendahnya kadar
kolesterolnya sekarang? Validitas ditentukan oleh sensitivitas dan spesifitas uji.
Reliabilitas adalah bila tes yang dilakukan berulang ulang menunjukan
hasil yang konsisten. Didasarkan pada seberapa baik uji dilakukan pada waktu

10
itu—dalam hal keterulangannya (repeatibility). Dapatkah uji memberikan hasil
yang dapat dipercaya setiap kali digunakan dan dalam lokasi atau populasi yang
berbeda?
Yield (hasil) merupakan jumlah penyakit yang terdiagnosis dan diobati
sebagai hasil dari uji tapis. Yield adalah angka atau jumlah screening yang dapat
dilakukan suatu tes dalam suatu periode waktu-jumlah penyakit yang dapat
terdeteksi dalam proses screening. Validitas suatu uji dapat dipengaruhi oleh
keterbatasan uji dan sifat individu yang diuji. Status penyakit, keparahan,
tingkat dan jumlah pajanan, kesehatan giz, kebugaran fisik, dan faktor lain yang
mempengaruhi dan berdampak pada responden dan temuan tes.

2.9 PERTIMBANGAN SCREENING


Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan screening:
1. Penyakit atau kondisi yang sedang diskrining harus merupakan masalah
medis utama
2. Pengobatan yang dapat diterima harus tersedia untuk individu berpenyakit yg
terungkap saat proses skrining dilakukan (obat yang potensial).
3. Harus tersedia akses kefasilitas dan pelayanan perawatan kesehatan untuk
diagnosis dan pengobatan lanjut penyakit yang ditemukan.
4. Penyakit harus memiliki perjalanan yang dapat dikenali dengan keadaan awal
dan lanjutnya yang dapat diidentifikasi.
5. Harus tersedia tes atau pemeriksaan yang tepat dan efektif untuk penyakit.
6. Tes dan proses uji harus dapat diterima oleh masyarakat umum.
7. Riwayat alami penyakit atau kondisi harus cukup dipahami termasuk fase
regular dan perjalanan penyakit dengan periode awal yang dapat
diidentifikasi melalui uji .
8. Kebijakan ,prosedur dan tingkatan uji harus ditentukan untuk menentukan
siapa yang harus dirujuk untuk pemeriksaan .diagnosis dan tindakan lebih
lanjut.
9. Proses harus cukup sederhana sehingga sebagian besar kelompok mau
berpartisipasi.

11
10. Screening jangan dijadikan kegiatan yang sesekali saja ,tetapi harus
dilakukan dalam proses yang teratur dan berkelanjutan.
11. Alat yg digunakan
12. Waktu
13. Mendapat pengobatan
14. Alat untuk diagnosis

2.10 CARA TES SCREENING


Sebelum melakukan skrining terlebih dahulu harus ditentukan penyakit atau
kondisi medis apa yang akan dicari pada skrining.
Contoh uji Skrining:
1. Pap smear yaitu tes screening kanker servik
Pap smear dilakukan di ruang dokter dan hanya beberapa menit. Pertama
anda berbaring di atas meja periksa dengan lutut ditekuk. Tumit anda akan
diletakkan pada alat stirrups. Secara perlahan dokter akan memasukkan alat
spekulum ke dalam vagina anda. Lalu dokter akan mengambil sampel sel
serviks anda dan membuat apusan (smear) pada slide kaca untuk pemeriksaan
mikroskopis.
Dokter akan mengirim slide ke laboratorium, dimana seorang
cytotechnologist (orang yang terlatih untuk mendeteksi sel abnormal) akan
memeriksanya. Teknisi ini bekerja dengan bantuan patologis (dokter yang ahli
dalam bidang abnormalitas sel). Patologis bertanggung jawab untuk diagnosis
akhir.
Pendekatan terbaru dengan menggunakan cairan untuk mentransfer
sampel sel ke laboratorium. Dokter akan mengambil sel dengan cara yang sama,
namun dokter akan mencuci alat dengan cairan khusus, yang dapat menyimpan
sel untuk pemeriksaan nantinya. Ketika sampel sampai ke laboratorium, teknisi
menyiapkan slide mikroskopik yang lebih bersih dan mudah diinterpretasikan
dibanding slide yang disiapkan dengan metode tradisional.Umumnya dokter
akan melakukan Pap smear selama pemeriksaan panggul (prosedur sederhana
untuk memeriksa genital eksternal, uterus, ovarium, organ reproduksi lain dan
rektum). Walaupun pemeriksaan panggul dapat mengetahui masalah reproduksi,

12
hanya Pap smear yang dapat mendeteksi kanker serviks atau prakanker sejak
dini.

2.11 CONTOH ALUR SKREENING PADA KELOMPOK KHUSUS


1. Pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi

2. Alur skreening untuk Deteksi Risiko Kanker Leher Rahim

13
Deteksi Kanker
1. Perencanaan Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. Mempersiapkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Memetakan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang dapat melakukan pemeriksaan Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara
b. Melakukan pemetaan peserta wanita sudah menikah dan wanita berisiko
dengan ketentuan:
1) Berisiko tinggi Kanker Leher Rahim, antara lain: menikah/hubungan
seksual pada usia muda, sering melahirkan, merokok, berganti-ganti
pasangan seksual, dan infeksi menular seksual
2) Berisiko tinggi Kanker Payudara, antara lain: riwayat keluarga ada
yang menderita Kanker Payudara, menstruasi dini, wanita yang
mempunyai anak pertama diatas usia 30 tahun, tidak pernah
menyusui, menopause usia lanjut, riwayat tumor jinak payudara,
terapi hormon, pajanan radiasi, kontrasepsi oral terlalu lama, alkohol
dan trauma terus menerus

14
3) Peserta mendapatkan rekomendasi dari Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
4) Peserta mendaftar dengan lembar kesediaan Formulir Permohonan
Pelayanan Deteksi Kanker Leher Rahim atau Kanker Payudara.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/173772341/Makalah-Skrining
Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta.
Mubarak, Wahib Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam

Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.


Notoadmodjo, S. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan

kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

15

Anda mungkin juga menyukai