Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 7

BANTUAN HIDUP DASAR


(MANAJEMEN HENTI JANTUNG)

PENGERTIAN
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang dilakukan pada
penderita henti jantung sebelum diberikan tindakan pertolongan medis lanjutan.
Pasien kritis yang di rawat di ruang icu bisa mengalami henti jantung sewaktu-waktu. Perawat
berperan penting untuk memonitor kondisi pasien secara terus-menerus untuk mencegah pasien
terlambat mendapatkan pertolongan. Bed side monitor dan alat bantu napas mekanik ( ventilator )
sangat membantu perawat dalam mengetahui tanda-tanda pasien mengalami penurunan kondisi (henti
jantung/henti napas)
TUJUAN
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernafasan yang adekuat sampai keadaan henti jantung teratasi
atau sampai penderita dinyatakan meninggal.
INDIKASI
1. Henti Napas , ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan dari pasien
2. Henti Jantung, ditandai dengan tidak teraba nadi, di awali dengan pernapasan yang terganggu
(tersengal-sengal) yang merupakan tanda awal akan terjadi henti jantung
LANGKAH-LANGKAH
1. Pastikan Keamanan Penolong, pakai APD
2. Nilai respon klien segera setelah aman memeriksa korban dengan cara menepuk bahu dan bertanya
“ apakah anda baik-baik saja?”. Hati-hati pasien dengan trauma leher.
3. Segera berteriak minta tolong ( aktifkan code blue )
4. Memperbaiki posisi pasien posisi supine, atur posisi dan tinggi tempat tidur. Bawa troli emergency,
pasang papan RJP. Bila pasien dengan cedera spinal, pindahkan dengan cara log roll/in-line
( kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan )
5. Memperbaiki posisi penolong, disamping pasien/di atas kepala pasien
6. Cek sirkulasi dan scan pernapasan secara bersamaan ( tidak lebih dari 10 detik ).
Sirkulasi : pastikan ada tidaknya nadi carotis, dengan cara palpasi nadi carotis 2-3 cm disamping
trachea.
Pernapasan : terdiri dari 2 tahap
- Membersihkan jalan napas, pastikan tidak ada sumbatan baik benda asing atau slym.
Lakukan swab atau suction jika perlu. Jika terpasang ventilator, pastikan ventilator terpasang
dengan paten, lakukan suction ett jika perlu
- Membuka jalan napas dengan cara “head tilt chin lift” atau dengan cara “jaw thrust” ( untuk
pasien dengan cedera cervical
Jika tidak teraba nadi, lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasi (dengan ambu bag )
Jika ada nadi, berikan 1 ventilasi tiap 6 detik (10x/menit)
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan sesuai protap
8. Hentikan RJP jika :
- Sirkulasi dan ventilasi sudah spontan
- DNR ( DO NOT RESUSITATION )
- Dinyatakan meninggal oleh dokter
PROSEDUR KERJA
RJP / BHD
N Tidak
ASEK YANG DINILAI Dilakukan
O dilakukan
A ALAT
1 Trolley emergency yang lengkap
Papan RJP
Mesin EKG / BED SIDE monitor
APD sesuai kebutuhan
D/C shock
Perlengkapan Intubasi jika pasien belum terintubasi
B Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
C Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3 Menanyakan kesediaan keluarga sebelum kegiatan dilakukan
D Tahap kerja
1 Pastikan adanya henti napas dan atau henti jantung dan
pastikan pasien tidak DNR
2 Mintalah pertolongan
3 Posisikan pasien terlentang flat, pasang papan RJP
4 Atur posisi penolong :
- Penanganan Airway : posisi pada bagian atas kepala
- Penanganan sirkulasi : posisi pada bagian samping
bahu kanan pasien
- Penyedia Obat : posisi dekat trolley emergency.
- Leader ( dokter jaga atau perawat terlatih )
5 Berikan kompresi dada dan bantuan napas dengan ambu bag
sebanyak 30 : 2
Evaluasi setiap 5 siklus
6 Berikan bantuan obat emergency sesuai prosedur
5 Evaluasi keberhasilan tindakan, Observasi gambaran EKG di
bedside monitor, lanjukan sesuai algoritma RJP
E Tahap Terminasi
1 Merapikan pasien
2 Berpamitan dengan klien
3 Membereskan  alat-alat
4 Mencuci tangan
5 Mencatat setiap kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai