KELOMPOK 9
NAMA MAHASISWA :
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diseminarkan di hadapan
Tim Penguji PBL Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
Menyetujui
Pembimbing Akademik
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)
Nama Mahasiswa :
Christine Vita GP, SKM, M.Kes Sherly Vermita Warlenda, SKM, M.Kes
NIDN : 0111038603 NIDN : 1013098804
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang dilakukan di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kuantan Singingi.
iii
9. Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar dan seluruh warga Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri
seluruh kegiatan kami dalam pelaksanaan PBL ini.
10. Sahabat dan rekan-rekan kelompok 9 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang telah memberikan
bantuan pemikiran dan penyelesaian Laporan PBLini.
Bagi semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah
SWT, membalas semua amal kebaikan semua pihak yang telah banyak
memberikan kebaikan kepada kami.
Kami menyadari segala keterbatasan dan masih banyak kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan Laporan PBL ini. Besar harapan kami semoga
laporan PBL ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kelompok PBL selanjutnya
Tim penulis
iv
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
v
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 55
A. Pembahasan dari Masalah Kesehatan yang Ditemukan .................. 55
B. Pembahasan Intervensi .................................................................... 61
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 15 Distribusi Kesehatan Bayi Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi,
KMS, ASI Ekslusif di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar 2022
Tabel 16 Distribusi Kesehatan Balita Berdasarkan Status Gizi Balita, KMS
Balita, Balita Tidak ke Posyandu di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar 2022
Tabel 17 Distribusi Berdasarkan Akseptor KB di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar 2022
Tabel 18 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Ikut KB di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
Tabel 19 Distribusi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 20 Distribusi Berdasarkan Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat
Berobat Di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 21 Distribusi Berdasarkan Data Kesehatan Lingkungan Rumah di Desa
Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
Tabel 22 Distribusi Jenis Pembuangan Sampah di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 23 Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Saluran
Pembuangan Air Limbah ( SPAL dan Drainase ) di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi
Tahun 2022
Tabel 24 Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Minum
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 25 Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Jamban di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
viii
Tabel 26 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS ) di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 27 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Anggota Keluarga
yang Merokok di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 28 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Hewan Peliharaan
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 29 Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Ibu pada Tahun 2022
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022
Tabel 30 Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Bayi dan Balita pada
Tahun 2022 di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun
2022
Tabel 31 Range Prioritas Masalah
Tabel 32 Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 33 Anggaran Biaya MMD
Tabel 34 Anggaran Biaya Penyuluhan
Tabel 35 Anggaran Biaya Intervensi ―Pembuatan Pupuk lindi dan Ecobrick‖
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang bcrbentuk padat. Data
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat
volume sampah di Indonesia yang terdiri dari 154 Kabupaten/kota se-Indonesia
mencapai 18,2 juta ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak
13,2 juta ton/tahun atau 72,95%. Ini terjadi karena masih terbatasnya daya
tampung tempat pembuangan sampah baik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
maupun Tempat Penampungan Sementara (TPS), hingga minimnya standar dalam
pengelolaan sampah yang sudah diterapkan.
Menurut Emha Training Center (2005), jenis dan komposisi sampah
diperkotaan terdiri dari sampah organik sebanyak 65%, sampah kertas dan plastik
masing-masing 10%, kaca dan logam masing-masing 2% dari total sampah yang
diproduksi setiap harinya. Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang
begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu
saja), gali tutup (sanitary landfill), ternyata tidak memberikan solusi yang baik,
apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin serta dibarengi oleh kebiasaan buruk
masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan. Akibatnya timbul
penimbunan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah). Oleh karena
itu, tidaklah mengherankan jika pada akhirnya warga menolak kehadiran TPA.
Jika dibandingkan dengan negara maju, kita masih belum mengeksplorasi upaya
pembuangan sampah dalam bentuk komposting, daur ulang, dan insinerasi. Upaya
ini perlu dipertimbangkan mengingat semakin meningkatnya timbulan sampah
dari tahun ke tahun. Jumlah timbulan sampah di tahun 2025 diproyeksikan
mencapai 70.8 juta ton (KLHK, 2019). Pengelolaan sampah secara mandiri sejak
di tingkat rumah tangga akan sangat membantu mengurangi masalah sampah.
Sampah organik dapat diolah menjadi kompos sedangkan sampah anorganik perlu
dipilah.
1
B. Tujuan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
C. Manfaat Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan - permasalahan yang
terjadi di wilayah Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Kuantan Singingi.
b. Mahasiswa dapat menerapkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
dalam bidang kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
c. Mahasiswa dapat mengetahui struktur masyarakat beserta organisasi
organisasi yang ada didalamnya.
2. Bagi Desa Pulau Rumput
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi para penentu
kebijakan dalam merumuskan kebijakan dan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat terhadap permasalahan yang ada, sehingga
permasalahan tersebut tidak menjadi suatu masalah lagi dimasa yang
akan datang.
3. Bagi Universitas Hang Tuah Pekanbaru
a. Laporan hasil PBL dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa yang
akan melakukan PBL selanjutnya.
b. Laporan hasil PBL ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
atau evaluasi bagi kampus dalam merencanakan kegiatan PBL yang
lebih baik untuk periode berikutnya.
c. Terjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat yang menjadi sasaran PBL.
4. Bagi Instansi Pemerintah Setempat
a. Kecamatan/Kelurahan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan
bagi pihak kecamatan/kelurahan di daerah pelaksanaan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) tentang keadaan status kesehatan
3
masyarakat di wilayah kerjanya sehingga dapat dilakukan upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya.
b. Bagi Puskesmas Gunung Toar
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan
bagi pihak puskesmas untuk mengambil keputusan dan
penanggulangannya terhadap masalah - masalah kesehatan di
wilayah kerjanya.
4
BAB II
GAMBARAN SITUASI
A. Kondisi Geografis
Desa Pulau Rumput adalah desa yang terbentuk setelah Negara Republik
Indonesia Merdeka yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
merupakan hasil dari pemekaran dari beberapa Koto di Kecamatan Gunung Toar
saat ini. Desa pulau rumput diambil namanya dari keadaan geografisnya, dimana
seseorang yang singgah di bantaran sungai batang kuantan, dikarenakan desa
5
tersebut masih belum memiliki nama. Maka, seseorang tersebut memberikan nama
desa tersebut dengan julukan Desa Pulau Rumput. Luas wilayah desa 1200 Ha.
Desa Pulau Rumput terbagi atas 3 wilayah dusun, yaitu dusun 1, dusun 2 dan
dusun 3. Batas – batas wilayah sebagai berikut:
B. Kondisi Demografi
Desa Pulau Rumput yang terdapat dari 219 KK dan terdapat 712 jiwa. Desa
pulau rumput termasuk daerah rawan banjir ( blood zone) pada musim hujan (rain
season). Masyarakat desa Pulau rumput 90% adalah petani sehingga aktifitas
ekonomi berkisar pada sector pertanian dan perkebunan, khususnya kebun karet.
Tabel 1
Distribusi Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
No Kategori Jumlah
a. Status Kepegawaian Desa
1. Jumlah Dusun 3
2. Jumlah Kepala Dusun 3
b. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 358
2. Perempuan 354
Total 712
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 1 diatas, Desa Pulau Rumput terdiri dari 3 Dusun dan 3
Kepala Dusun. Jumlah penduduk sebanyak 712 jiwa dengan jumlah laki-laki 358
jiwa dan perempuan 354 jiwa.
6
Tabel 2
Distribusi Kelompok Umur Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Tahun 2022
No Kategori Jumlah
1. <1 Tahun 22
2. 1 – 4 Tahun 47
3. 5 – 14 Tahun 115
4. 15 – 39 Tahun 431
5. 40 – 64 Tahun 42
6. >65 Tahun 55
Total 712
Tabel 3
Distribusi Pekerjaan Masyarakat Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022
No Kategori Jumlah
1. Petani 334
2. Buruh Tani/Buruh Nelayan 28
3. Buruh Pabrik 1
4. PNS 4
5. Wiraswasta/pedagang 50
6. Bidan 1
7. Perawat 1
8 Lainnya 15
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 3 diatas, penduduk Desa Pulau Rumput terdiri dari 334
orang bermata pencaharian petani, 28 orang bermata pencaharian buruh tani/buruh
7
nelayan, 1 orang bermata pencaharian buruh pabrik, 4 bermata pencaharian PNS,
50 orang bermata pencaharian wiraswasta/pedagang, 1 orang bermata pencaharian
bidan, 1 bermata pencaharian perawat, 15 orang bermata pencaharian lainnya.
Tabel 4
Distribusi Sarana dan Prasarana Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022
B Kesehatan
1 Puskesmas 1
2 Poskesdes 0
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Berdasarkan dari tabel diatas di Desa Pulau Rumput, sarana dan prasarana
umum terdapat 1 Masjid 2 Musholla 1 Sekolah Dasar (SD) 1 PAUD dan 1
lapangan olahraga. Untuk sarana Kesehatan terdapat 1 puskesmas.
8
D. Struktur Organisasi
Gambar 2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kampung Baru Tahun 2022
KEPALA
M DESA
Dasril, SE
SEKRETARIS DESA
Jefrizal, Amd
KADUS 1 KADUS
JON 2 KADUS 3
Asril Taufik Hidayat Doni Harja
9
Gambar 3 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
KEPALA UPTD PUSKESMAS
Penanggung Jawab UKM Esensial dan Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Penanggung Jawab Bangunan, Penanggung Jawab MUTU
Keperawatan Kesehatan Mayarakat Pengembangan dan Laboratorium Puskesmas dan Jejaring Puskesmas Prasarana dan Peralatan dr. R. Natalia Dedetuwitri
Lili Ernida, SST Naspika Indriani, S.Kep dr. Murzam Nurfajri Lili Ernida, SST Devsi Martina, A.Md.Keb
Pelayanan Poned
Teti Ade Elfitra, A.Md.Keb 10
Tabel 5
Distribusi Ketenagaan di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
No Ketenagaan Jumlah
1. Kapus 1
2. Kepala TU 1
3. Dokter umum 2
4. Dokter gigi 1
5. Bidan 19
6. Perawat 6
7. Perawat gigi 1
8. Apoteker 1
9. Ass. Apoteker 1
10. Fisioterapi 1
11 Kesehatan masyarakat 2
12 Tenaga gizi 1
13 Analis Kesehatan 1
14 Kesehatan kerja 0
15 Tenaga non medis 10
Total 49
Sumber: Profil Kecamatan Gunung Toar
11
Tabel 6
Distribusi Ketenagaan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Tahun 2022
No Ketenagaan Jumlah
1. Kepala Desa 1
2. Sekretaris Desa 1
3. Kaur 1 1
4. Kaur 2 1
5. Kasi 1 1
6. Kasi 2 1
7. Staff Desa 2
8. Kepala Dusun 3
Total 11
Sumber: Profil Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 6 diatas, untuk ketenagaan di Desa Pulau Rumput terdapat
1 orang Kepala Desa, 1 orang Sekretaris Desa, 2 Kepala Urusan Umum, 2 Kepala
Seksi Desa, 2 Staff Desa dan 3 Kepala Dusun.
Tabel 7
Distribusi Tenaga Kesehatan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022
Total 11
Sumber: Profil Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
Berdasarkan tabel 7 diatas, untuk tenaga kesehatan di Desa Pulau Rumput
terdapat 1 orang bidan desa, dan 10 orang kader kesehatan.
12
F. Sumber Dana
1. Sumber Dana Puskesmas
Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan di Puskesmas adalah:
APBN, Jamkesda, dan JKN.
2. Sumber Dana Desa
Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan di Desa bersumber dari
DDS-APBN (Dana Desa), ADD (Alokasi Dana Desa), BUMDES (Badan
Usaha Milik Desa), penyisihan pajak dan retribusi.
G. Status Kesehatan
Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakatmemiliki peran penting
dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia
meletakkan kesehatan adalah salah satu komponen utama pengukuran selain
pendidikan dan pendapatan.
No Sasaran Jumlah
1 Ibu Hamil 260
2 Bayi 237
Sumber: Profil Kecamatan Gunung Toar
13
Berdasarkan tabel diatas untuk jumlah sasaran yang menerima pelayanan
KIA di Kecamatan Gunung Toar terdapat 260 jiwa jumlah ibu hamil, 237 jiwa
jumlah bayi.
Tabel 9
Pencapaian Kegiatan KIA di Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
14
2. Angka Kematian Maternal
Tabel 10
Angka Kematian Maternal Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
15
4. Sepuluh Penyakir Tertinggi di Puskesmas
Tabel 12
Distribusi Sepuluh Penyakit Tertinggi di Puskesmas Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022
16
BAB III
HASIL
A. Hasil Pendataan Kesehatan Keluarga ( Sumber Data Primer )
Pendataan kesehatan keluarga yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner
berguna untuk mengetahui identifikasi masalah, menetapkan prioritas masalah,
alternatif dan prioritas pemecahan masalah, intervensi, rencana anggaran biaya,
dan monitoring serta evaluasi di Desa Pulau Rumput, Kecamatan Gunung Toar.
Desa Pulau Rumput terdapat 712 jiwa dan 219 KK dan terdiri dari 3 Dusun.
Dusun I terdiri dari 103 KK, Dusun II terdiri dari 51 KK, Dusun III terdiri dari 65
KK. Penentuan sampel dari 219 KK menggunakan rumus Slovin. Penentuan
sampel dijabarkan sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
n: jumlah sampel yang dicari
N: jumlah penduduk
e: margin eror yang ditoleransi
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
712
𝑛=
1 + 712 (0,05)2
712
𝑛=
1 + 712 (0,0025)2
𝑛 = 142 𝐾𝐾
Data yang diperoleh berdasarkan Rumus Slovin dengan margin eror yang
ditoleransi 0,05 berjumlah 142 KK. Dari 142 KK terdapat 350 jiwa.
17
1. Data Umum
a. Identitas KK ( Kepala Keluarga )
Tabel 13
Distribusi Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin, Umur, Tingkat
Pendidikan, Pekerjaan, dan Agama di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar 2022
18
Petani 100 70,4
Tidak Bekerja 5 3,5
Total 142 100
e. Agama
Islam 142 100
Protestan - -
Katholik - -
Hindu - -
Konghucu - -
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 13 diatas, diketahui bahwa dari total 142 KK distribusi
berdasarkan jenis kelamin kepala keluarga paling banyak yaitu laki – laki
sejumlah 126 KK ( 88,7% ) dan yang paling sedikit yaitu perempuan sejumlah 16
KK ( 11,3% ). Distribusi kelompok umur kepala keluarga yang paling banyak
adalah 36 – 54 tahun berjumlah 51 KK ( 35,9% ) dan yang paling sedikit >70
tahun berjumlah 19 KK ( 13,4% ). Untuk tingkat pendidikan kepala keluarga
tertinggi adalah SD – SMP sebanyak 86 KK ( 60,6% ) dan yang paling rendah
adalah tidak sekolah hanya 1 KK ( 7% ). Distribusi pekerjaan kepala keluarga
yang paling banyak adalah petani sebesar 100 KK ( 70,4% ) dan yang paling
sedikit adalah PNS/ABRI sebesar 3 KK ( 2,1% ). Sedangkan distribusi agama
kepala keluarga seluruhnya adalah beragama islam sebanyak 142 KK ( 100% ).
19
b. Identitas Penduduk
Tabel 14
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama,Tingkat
Pendidikan, dan Pekerjaan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
2022
20
3. SD – SMP 141 41,0
4. SMA 105 25,5
5. Perguruan Tinggi 62 15,3
Total 350 100
e. Pekerjaan
1. PNS/ABRI 13 2,18
2. Pegawai Swasta 9 1,08
3. Wiraswasta 17 3,3
4. Petani 6 1,04
5. Tidak Bekerja 305 91,84
Total 350 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 14, diketahui bahwa dari total 142 KK terdapat 350 jiwa.
Distribusi berdasarkan umur penduduk paling banyak adalah 20 – 35 tahun yaitu
sejumlah 95 jiwa ( 29, 7% ) dan yang paling sedikit umur 0 – 12 bulan sejumlah 9
jiwa ( 2,6% ). Distribusi berdasarkan jenis kelamin penduduk terbanyak adalah
perempuan sejumlah 227 jiwa ( 60, 16% ) dan penduduk berjenis kelamin laki –
laki sejumlah 123 jiwa (39,84% ). Distribusi berdasarkan agama penduduk
seluruhnya adalah islam sebanyak 350 responden ( 100% ). Tingkat pendidikan
penduduk tertinggi adalah SD – SMP sejumlah 141 jiwa ( 41,0% ) dan yang
paling rendah adalah tidak sekolah sejumlah 1 jiwa ( 0,10% ). Distribusi
berdasarkan pekerjaan penduduk yang paling tinggi adalah tidak bekerja sejumlah
305 jiwa ( 91, 84% ), sementara yang paling sedikit adalah petani sejumlah 6 jiwa
( 1,04% ).
2. Data Kesehatan (KIA, Lingkungan, dan Perilaku Kesehatan)
a. Data Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
1) Data Gizi Bayi
Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan,
sebanyak 27 KK yang memiliki bayi. Hasil pendataan dapat dilihat pada
tabel berikut:
21
Tabel 15
Distribusi Kesehatan Bayi Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi, KMS, ASI
Ekslusif di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022
Total 27 100
b. Memiliki KMS
1. Ya 25 92,6
2. Tidak 2 7,4
Total 27 100
c. ASI Eksklusif 0 – 6 Bulan
1. Ya 18 66,7
2. Tidak 9 33,3
Total 27 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa dari 18 responden yang memiliki
bayi berdasarkan distribusi kesehatan ibu dan anak, menunjukkan bahwa yang
memiliki kelengkapan imunisasi paling banyak adalah 18 bayi ( 66,7% ) dan yang
tidak lengkap sejumlah 7 bayi ( 25,9% ) dan bayi yang belum lengkap adalah 2
bayi (7,4%). Distribusi bayi yang memiliki KMS sebanyak 25 ( 92,6% )
responden. Untuk distribusi ASI eksklusif, ibu yang memberikan ASI ekslusif 0 –
6 bulan sebanyak 18 ( 66,7% ) responden dan yang tidak memberikan ASI
eksklusif sebanyak 9 ( 33,3% ) responden.
2) Data Gizi Balita
Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan, sebanyak
28 KK yang memiliki balita. Hasil pendataan dapat dilihat pada tabel berikut:
22
Tabel 16
Distribusi Kesehatan Balita Berdasarkan Status Gizi Balita, KMS Balita,
Balita Tidak ke Posyandu di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar
2022
Total 28 100
b. KMS Balita
1. Ada 27 96,4
2. Tidak Ada 1 3,4
Total 28 100
c. Alasan Tidak ke Posyandu
1. Tempat Jauh - -
2. Tidak Ada Waktu 1 20,0
3. Kurang Informasi 4 80,0
Total 5 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 16, diketahui bahwa dari 28 responden yang memiliki
balita berdasarkan distribusi kesehatan ibu dan anak, menunjukkan bahwa yang
memiliki status gizi balita baik sejumlah 26 ( 92,9% ) balita, balita yang memiliki
status gizi cukup sejumlah 1 ( 3,6% ) balita sedangkan balita yang memiliki status
gizi kurang sejumlah 1 (3,6%) balita. Balita memiliki KMS lebih dominan
sejumlah 27 ( 96,4%) balita dan yang tidak memiliki KMS sejumlah 1 (3,4% )
balita. Distribusi alasan balita tidak memanfaatkan posyandu yang paling banyak
adalah kurang informasi yaitu sebanyak ( 80,0% ) responden dan alasan yang
paling sedikit adalah tidak ada waktu sebanyak 1 ( 20,0% ) responden.
23
3) Data Keluarga Berencana
a) Akseptor KB
Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan, terdapat
135 KK untuk data keluarga berencana. Hasil pendataan dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 17
Distribusi Berdasarkan Akseptor KB di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022
24
Tabel 18
Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Ikut KB di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
1. IUD 1 1,14
2. Pil 51 58,6
25
3. Kondom - -
4. Suntik 33 37,9
5. Implant/Susuk 2 2,29
6. Kontap - -
Total 87 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 19, diketahui bahwa dari distribusi berdasarkan jenis
kontrasepsi di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar 2022 yang paling
banyak adalah menggunakan pil yaitu sebanyak 51 ( 58,6% ) responden, dan yang
paling sedikit adalah menggunakan IUD yaitu sebanyak 1 ( 1,14% ) responden.
4) Data Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat Berobat
a) Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat Berobat
Dari 142 KK (Kepala Keluarga) yang telah dilakukan pendataan, terdapat
124 KK yang menggunakan jamkesmas sebagai jaminan kesehatan. Hasil
pendataan dapat dilihat dari table berikut ini:
Tabel 20
Distribusi Berdasarkan Jaminan Kesehatan dan Kebiasaan Tempat Berobat
Di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
26
1. Rumah Sakit 2 1,6
2. Puskesmas/Pustu 92 74,2
3. BP/BPS/Praktek Dokter 26 21,0
4. Dukun 1 0,8
5. Lain – Lain ( Pribadi ) 3 2,4
Total 124 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 20, diketahui bahwa dari distribusi berdasarkan jaminan
kesehatan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 yang
paling tinggi adalah jamkesmas sebesar 49 ( 39,5% ) responden, dan yang paling
sedikit adalah Jamkesda sebesar 5 ( 4,0% ) responden. Distribusi berdasarkan
tempat berobat yang tertinggi adalah puskesmas/pustu yaitu sebesar 92 ( 74,2% )
responden, dan yang paling sedikit adalah dukun yaitu sebesar 1 ( 0,8% )
responden.
5) Data Kesehatan Lingkungan
a) Rumah
Tabel 21
Distribusi Berdasarkan Data Kesehatan Lingkungan Rumah
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
27
1. Tanah - -
2. Papan 6 4,2
3. Semen/Ubin 70 49,3
4. Keramik 65 46,5
Total 142 100
c. Ventilasi
1. Tidak Ada 9 6,3
2. Ada < 10% luas lantai 67 47,2
3. Ada > 10% luas lantai 66 46,5
Total 142 100
d. Atap Rumah
1. Tidak Rapat, Bocor 4 2,8
2. Rapat, Bocor 26 18,3
3. Rapat, Tidak Bocor 112 78,9
Total 142 100
e. Pencahayaan
1. Cahaya Matahari Tidak Masuk/ 64 45,1
sedikit yang Masuk ke Rumah
2. Cahaya Matahari Masuk 78 54,9
ke Rumah
28
Berdasarkan tabel 21, diketahui bahwa ddistribusi kesehatan lingkungan
rumah berdasarkan jenis dinding rumah yang tertinggi adalah menggunakan kayu
atau triplek sebanyak 76 (53,5%) responden, sedangkan yang paling sedikit yang
menggunakan batu bata yang diplester dan di cat sebanyak 24 (16,9% ) responden.
Distribusi jenis lantai yang paling banyak adalah semen/ubin sebanyak 70 (49,3%)
responden dan yang paling sedikit adalah papan sebanyak 6 (4,2%) responden.
Untuk ventilasi rumah lebih banyak ada < 10% luas lantai sebesar 67 (46,5%)
responden dan yang paling sedikit adalah tidak ada ventilasi yaitu 9 (6,3%)
responden. Distribusi berdasarkan atap rumah, mayoritas responden menggunakan
atap yang rapat dan tidak bocor sejumlah 112 (78,9%) dan yang paling sedikit
adalah atapnya tidak rapat, bocor sejumlah 4 (2,8%) responden. Distribusi
berdasarkan pencahayaan rumah pada siang hari yang paling banyak adalah
cahaya matahari masuk ke rumah sejumlah 78 (54,9%) responden dan paling
sedikit adalah cahaya matahari masuk/sedikit yang masuk ke rumah sebanyak 64
(45,1%) responden. Sedangkan dari kepadatan penghuni rumah responden paling
banyak adalah sesuai ( memenuhi syarat ) sejumlah 130 (95,1%) responden dan
yang paling sedikit adalah tidak sesuai ( tidak memenuhi syarat ) sejumlah 12
(8,5%) responden.
b) Pembuangan Sampah
Tabel 22
Distribusi Jenis Pembuangan Sampah di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
29
Berdasarkan tabel 22, diketahui bahwa dari distribusi berdasarkan jenis
pembuangan sampah hampir seluruh rumah yang terdapat di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 adalah dengan cara di bakar sejumlah 137
(96, 5) responden.
c) SPAL dan Drainase
Tabel 23
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL dan Drainase) di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
30
paling tinggi adalah terbuka dan berbau sebanyak 6 ( 4,2% ) responden, sementara
yang paling sedikit adalah tertutup dan berbau sebanyak 8 ( 5,6% ) responden.
Untuk kondisi SPAL mayoritas responden SPAL nya lancar sejumlah 114 (
80,9% ) responden, dan yang paling sedikit adalah tersumbat sejumlah 21 ( 14,9%
) responden.
d) Sumber Air Minum
Tabel 24
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Minum di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi
Tahun 2022
No Variabel Jumlah Persentase
(%)
a. Jenis Sumber Air Minum
1. SPT 5 3,5
2. PAM 5 3,5
3. Sumur Bor 50 35,2
4. SGT 3 2,1
5. SGS 3 2,1
6. Air Hujan 21 14,8
7. Air Galon 55 38,7
Total 142 100
b. Fisik Air
1. Tidak berasa, tidak berbau, 137 96,5
dan tidak berwarna
2. berasa, berbau, 5 3,5
dan berwarna
Total 142 100
c. Jarak Sumber Air
1. Kurang dari 10 meter 25 17,6
2. Lebih dari 10 meter 117 82,4
Total 142 100
31
Berdasarkan tabel 24, diketahui bahwa dari distribusi kesehatan lingkungan
berdasarkan jenis sumber air minum paling banyak bersumber dari Air Galon
yaitu 55 (38,7%) responden, dan yang paling sedikit bersumber dari SGT dan SGS
yaitu 3 (2,1%) responden. Distribusi fisik air yang digunakan paling banyak
adalah tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna sejumlah 137 (96,5%)
responden, dan yang paling sedikit adalah berasa, berbau, dan berwarna sejumlah
5 ( 3,5% ) responden. Distribusi jarak sumber air dengan septi tank terbanyak
adalah lebih dari 10 meter yaitu 117 ( 82,4% ) responden, dan yang paling sedikit
adalah kurang dari 10 meter yaitu 25 ( 17,6% ) responden.
e) Jamban
Tabel 25
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Jamban
di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
32
6) Data Perilaku Kesehatan
Tabel 26
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS
) di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022
33
) responden. Distribusi perilaku kesehatan responden berdasarkan konsumsi buah
dan sayur, paling banyak responden menjawab iya yaitu sebesar 10 ( 7,0% )
responden, dan yang paling sedikit menjawab tidak konsumsi buah dan sayur yaitu
sebesar 132 ( 93,0% ) responden. Distribusi perilaku kesehatan responden
berdasarkan melakukan aktivitas fisik yang paling banyak menjawab iya yaitu
sebesar 140 ( 98,6% ) responden, dan yang paling sedikit menjawab tidak yaitu
sebesar 2 ( 1,4% ) responden.
Tabel 27
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Anggota Keluarga yang
Merokok di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi Tahun 2022
34
3. Punya, Ada Kandang Dibersihkan 22 15,5
Seminggu Sekali
4. Punya, Ada Kandang 22 15,5
dan Dibersihkan Setiap Hari
5. Tidak Punya 5 3,5
Total 142 100
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 28, diketahui bahwa dari distribusi perilaku kesehatan
responden berdasarkan kepemilikan hewan peliharaan terbanyak adalah punya
tanpa kandang sebanyak 81 ( 57,0% ) responden, dan yang paling sedikit adalah
tidak punya sebanyak 5 ( 3,5% ) responden.
8) Data Kematian di Tahun 2022
a. Kematian Ibu
Tabel 29
Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Ibu pada Tahun 2022 di
Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi
Tahun 2022
Total - -
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 29, distribusi kematian ibu di Desa Pulau Rumput
kecamatan Gunung Toar yaitu tidak ada.
35
b. Kematian Bayi dan Balita
Tabel 30
Distribusi Responden Berdasarkan Kematian Bayi dan Balita pada
Tahun 2022 di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun
2022
No Kematian Bayi dan Balita Jumlah Persentase (%)
1. Tanggal Meninggal - -
2. Penyebab Kematian - -
3. Penolong Persalinan - -
Total - -
Sumber : Data Kuesioner PBL 2022
Berdasarkan tabel 30, distribusi kematian bayi dan balita di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022 yaitu tidak ada.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan setelah penyebaran kuesioner terlaksana dan
datanya telah diolah. Masalah kesehatan yang telah teridentifikasi ini merupakan
masalah kesehatan yang ditemukan pada saat pendataan. Berdasarkan tabulasi
pengolahan dari kuesioner, maka teridentifikasi beberapa masalah kesehatan.
Adapun masalah kesehatan yang terjadi di Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Tahun 2022 diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
4%
tempat sampah
dibakar
96%
Gambar 4
Distribusi Responden Berdasarkan Sampah yang Dibakar di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
36
Berdasarkan gambar 4 diatas, diketahui bahwa dari distribusi responden
berdasarkan pengelolaan sampah menunjukkan bahwa responden paling banyak
mengelola sampah dengan cara dibakar yaitu sebesar 96,5%, dan responden yang
paling sedikit mengelola sampah di tempat sampah yaitu sebesar 3,5%.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pendaur ulangan
atau pembuangan dari material bahan buangan yang melibatkan zat padat, cair,
gas, dan radioaktif dengan menggunakan metode sesuai dengan material yang
digunakan.
Masyarakat Desa Pulau Rumput masih melakukan pengolahan sampah
dengan cara dibakar. Alasan masyarakat masih melakukan hal tersebut
dikarenakan tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sampah ( TPS ) dan tidak
masuknya transportasi pengangkut sampah di desa tersebut serta persepsi
masyarakat jika mengelola sampah dengan cara di bakar adalah cara paling cepat
dan tepat untuk mengurangi dan menghilangkan sampah.
Membakar sampah tidak diperbolehkan karena dapat menimbulkan dampak
yang berbahaya. Menurut Peraturan Daerah No.2 Tahun 2005 mengenai
pengendalian pencemaran udara, masyarakat tidak diperbolehkan membakar
sampah baik di lingkungan rumah maupun di tempat pembuangan sampah
disekitar tempat tinggal. Membakar sampah dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, karena asap yang dikeluarkan melepaskan karbondioksida dan zat –
zat berbahaya lainnya.
2. 3M Plus
6% 3M Plus
Ya
94% Tidak
Gambar 5
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku 3M Plus di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Tahun 2022
37
Berdasarkan gambar 5 diatas, diketahui bahwa dari distribusi responden
berdasarkan perilaku 3M plus menunjukkan responden paling banyak menjawab
ya yaitu sebesar 94%, dan yang responden paling sedikit menjawab tidak yaitu
6%.
Berdasarkan rumus Angka Bebas Jentik ( ABJ ) menunjukan adanya bahaya
nya jentik di Desa Pulau Rumput, sebab tidak tercapainya standar nilai ABJ
minimal 95%
3M plus adalah upaya untuk pencegahan penyakit yang dikarenakan nyamuk
dengan memutus rantai penularan. Segala bentuk kegiatan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan menaburkan bubuk larvasida atau bubuk abate pada
tempat yang sulit dibersihkan, menggunakan anti nyamuk, menggunakan kelambu
saat tidur, memelihara ikan untuk pemangsa jentik nyamuk, mengatur cahaya dan
ventilasi dalam rumah, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian yang
dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat mempengaruhi
dengan melakukan penanganan DBD berdasarkan dengan program yang sudah
ada, karena angka kesakitan dan angka kematian dari DBD sudah sangat tinggi.
Hal – hal yang perlu untuk dilakukan adalah salah satunya dengan melakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) selama musim penghujan. Program PSN
yaitu :
a. Menguras
Membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat perkembang biakan
nyamuk seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum,
penampung air pada lemari es dan lain sebagainya.
b. Mengubur
Mengubur atau mendaur ulang barang bekas ( recycle ) tempat yang
memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
c. Menutup
Menutup rapat – rapat tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan
sebagainya.
38
Pemberantasan Sarang Nyamuk peru untuk ditingkatkan terutama pada
musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat
meningkatkan perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga menimbulkan
Kejadian Luar Biasa ( KLB ). Selain itu, sejak Juni 2015 Kementerian Kesehatan
mengenalkan program 1 rumah 1 Juru Pemantau Jentik ( Jumantik ) untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat DBD.
3. Merokok
Merokok
32,4% Ada
Tidak Ada
67,6%
Gambar 6
Distribusi Responden Merokok di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung
Toar Tahun 2022
39
Pada masyarakat Desa Pulau Rumput masih banyak anggota keluarga yang
merokok, baik di rumah maupun di luar rumah. Hal ini yang dapat meningkatkan
risiko kesehatan terhadap perokok aktif dan perokok pasif. Pada saat ditanyakan
melalui kuesioner mereka sudah ketergantungan dengan rokok dan sulit untuk
menghentikan kebiasaan tersebut.
4. Konsumsi Buah dan Sayur
7%
ya
tidak
93%
Gambar 7
Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Buah dan Sayur di Desa Pulau
Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
40
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 95,5% orang Indonesia
masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi yang cukup (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Konsumsi sayur dan buah yang belum
memadai berpengaruh terhadap suplai vitamin, mineral, dan serat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Masih tinggi masalah gizi di masyarakat diduga berkaitan
dengan pola konsumsi makanan di masyarakat yang masih belum sesuai dengan
gaya hidup sehat.
Pada masyarakat di Desa Pulau Rumput masih belum menerapkan
mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari setiap kali makan, dikarenakan mereka
tidak terbiasa untuk hal tersebut dan terkadang lupa untuk mengkonsumsi buah
dan sayur.
5. Imunisasi
Imunisasi
7,40%
lengkap
25,90%
tidak lengkap
Gambar 8
Distribusi Responden Berdasarkan Imunisasi di Desa Pulau Rumput
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
Berdasarkan gambar 8 diatas, diketahui bahwa dari distribusi responden
berdasarkan Imunisasi menunjukkan responden imunisasi yang lengkap yakni
66,7%, yang tidak lengkap 25,90% dan yang belum lengkap 7,40%.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akansakit atau
hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi pada bayi mengharapkan agar
41
setiap bayi mendapatkan kelima jenis imunisasi dasar lengkap.
Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar
tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap
Data RISKESDAS mencatat, tahun 2007 cakupan imunisasi dasar
lengkap di Indonesia rata-rata 41,6 %. Kemudian meningkat pada tahun
2010 dengan rata-rata cakupan 53,8 %. Tahun 2013 rata-rata cakupan
imunisasi dasar lengkap kembali meningkat yaitu 59,2%, sedangkan target
Renstra (88%).
Pada masyarakat di Desa Pulau Rumput masih terdapat bayi yang tidak di
imunisasi, dikarenakan kurangnya pengetahuan pentingnya imunisasi untuk bayi.
6. Status Gizi Balita
3,60%
Baik
Cukup
Kurang
92,90%
Gambar 9
Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Balita di Desa Pulau
RumputKecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2022
42
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan, terdapat kemungkinan semakin baik
tingkat ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak, dan keluarga
memanfaatkan, pelayanan kesehatan yang ada. Kekurangan gizi dapat
mengakibatkan gagal tumbuh kembang, meningkatkan angka kematian dan
kesakitan serta penyakit terutama pada kelompok usia rawan gizi yaitu Balita.
43
3) Persiapan Undangan
Undangan dibuat oleh mahasiswa PBL dan di ketahui oleh Kepala Desa
Pulau Rumput dan ditujukan kepada Perwakilan Kecamatan Gunung
Toar, Kepala Puskesmas Kecamatan Gunung Toar, Kepala Desa Pulau
Rumput, Ketua BPD, Ketua LPM, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua
RT, Kader, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Pemuda.
4) Tahap Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2022
Waktu Pelaksanaan : 10.00 WIB – selesai
5) Tata Tertib Acara MMD
a) Pembukaan
b) Kata sambutan dari ketua pelaksana MMD
c) Kata sambutan dari Kepala Puskesmas Kecamatan Gunung Toar
d) Kata sambutan dari Kepala Desa Pulau Rumput
e) Penyampaian hasil pendataan kuesioner kesehatan keluarga
f) Penyampaian mapping wilayah Desa Pulau Rumput
g) Penjelasan tata cara pelaksanaan menentukan prioritas masalah
h) Penentuan prioritas masalah
i) Diskusi alternatif dan solusi pemecahan masalah
j) Do’a
k) Penutup
b) Kegiatan MMD
1) Penyaji menyampaikan hasil pengolahan data melalui kuesioner yang
telah dilakukan oleh kelompok PBL, hasil pengolahan data ini
merupakan masalah – masalah kesehatan yang diperoleh setelah
dilakukan analisa data dalam bentuk persentase. Permasalahan yang
ditemukan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Tahun
2022 adalah :
a) Pengelolaan Sampah
b) Konsumsi Buah dan Sayur
c) Merokok
44
d) Imunisasi
45
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
Berikut merupakan tabel USG dari prioritas masalah kesehatan
yang ada di Desa Pulau Rumput :
Table 31
USG Hasil Musyawarah Masyarakat Desa
Masalah U S G Total Rangking
Kesehatan
Pengelolaan 5 5 5 15 1
Sampah
3 M plus 2 1 2 5 5
Konsumsi 3 3 3 9 3
Buah dan
Sayur
Merokok 2 3 2 7 4
Imunisasi 4 3 5 12 2
Status gizi 2 1 1 4 6
balita
Keterangan:
Skor 4 = Penting
Skor 3 = Sedang
46
prioritas masalah Kesehatan yang ada di Desa Pulau Rumput
47
48
D. Analisa Penyebab Masalah
Kurangnya anggaran dana untuk Tidak tersedia Tempat Kurangnya media informasi
pelaksanaan program pembuatan Pembuangan Sementara (TPS), cara pengelolaan sampah
tempat sampah Tempat Pembuangan Akhir dengan baik. Contoh :
(TPA) dan truk pengangkut leaflet, brosur,dan spanduk
sampah
Biaya
Sarana dan Prasarana Media
Pengelolaan
Sampah
Metode Manusia
48
populasi sampah yang ada.
Tidak tersedia Tempat Menyediakan tempat pembuangan
Pembuangan Sementara (TPS) , sementara (TPS) disetiap dusun
Tempat Pembuangan Akhir(TPA)
dan truk pembuangan sampah,
F. Intervensi
Kegiatan intervensi merupakan salah satu aplikasi dari hasil pemecahan
masalah yang telah dihasilkan dari MMD yang berguna untuk meningkatkan
derajat kesehatan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar. Adapun
intervensi yang dilakukan oleh kelompok mengenai pengolahan sampah dalam
kegiatan PBL adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Intervensi Pengelolaan Sampah
a. Pelatihan Kegiatan Pembuatan Pupuk lindi dan Pembuatan
Ecobrick
Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Waktu : 20. 00 WIB
Tempat : Posko Kelompok 9
Sasaran : Masyarakat Desa Pulau Rumput
Media : Lisan
Peserta : 25 Orang
Proses Kegiatan :Mahasiswa PBL melaksanakan
pemberdayaan masyarakat denga memberikan informasi mengenai
manfaat dari pembuatan pupuk dan melakukan pembuatan pupuk
Lindi bersama Perwakilan Masyarakat di Desa Pulau Rumput
b. Pemilahan Sampah
Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Waktu : 10. 00 WIB
Tempat : Posko Kelompok 9
Sasaran : Masyarakat
49
Media : Karung, Sampah Organik dan Anorganik
Peserta : 25 Orang
Proses Kegiatan :Mahasiswa PBL melaksanakan
pemberdayaan masyarakat kepada ibu-ibu PKK dan aparatur desa
dengan melakukan pemilihan sampah organik dan anorganik serta
memberikan informasi kegunaan dari memilah sampah
2. Kegiatan di Luar Intervensi Pengolahan Sampah
a. Penyuluhan tentang Jajanan Sehat
Hari/Tanggal : Selasa, 01 Oktober 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : SDN 008 Desa Pulau Rumput
Sasaran : Siswa/i SDN 008 Pulau Rumput
Media : Laptop, Kamera, Infokus
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Peserta : 115 Orang
Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan materi
tentang Jajanan Sehat dan memberikan pertanyaan post test setelah
melakukan penyuluhan
Pemateri : Rani Br.Siringo Ringo & Trimbi Febri
Sapta Putri
b. Penyuluhan tentang Stunting
Hari/Tanggal : Senin,10 Oktober 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : POSYANDU Desa Pulau Rumput
Sasaran : Ibu - ibu di Desa Pulau Rumput
Media : Laptop
Metode : Ceramah dan Diskusi
Peserta : 30 Orang
Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan materi
tentang Stunting serta memberikan pertanyaan post test setelah
melakukan penyuluhan
50
Pemateri : Trimbi Febri Sapta Putri
c. Penyuluhan tentang PHBS
Hari/Tanggal : Senin, 10 Oktober 2022
Tempat : POSYANDU
Waktu : 09.00 WIB
Sasaran : ibu – ibu Desa Pulau Rumput
Media : Laptop
Metode : Ceramah dan Diskusi
Peserta : 30 Orang
Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan materi
tentang PHBS dan mahasiswa melakukan diskusi serta memberikan
pertanyaan post test setelah melakukan penyuluhan
Pemateri : Amabel Adelina Br. Siahaan
d. Penyuluhan tentang Narkoba
Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2022
Tempat : SMPN 1 Gunung Toar
Waktu : 10.00 WIB
Sasaran : Siswa SMP Kelas 3
Media : Laptop dan Infokus
Metode : ceramah dan diskusi
Peserta : 15 Orang
Kegiatan : Mahasiswa PBL menyampaikan materi
tentang narkoba dan mahasiswa memberikan pertanyaan post test
setelah melakukanpenyuluhan
Pemateri : Dedi Ariadi & Trimbi Febri Sapta PutrI
51
Tabel 33
Rencana Anggara Biaya Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa
Tabel 34
Laporan Anggaran Biaya Penyuluhan
Tabel 35
Laporan Anggaran Biaya Intervensi “Pembuatan Pupuk lindi dan Ecobrick”
52
Monitoring adalah pengawasan terhadap intervensi yang telah dilakukan
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan seperti yang direncanakan
dan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Monitoring ini
dilakukan 1 minggu setelah dilakukan intervensi dan kegiatan intervensi
yang kami lakukan mulai berhasil karena masyarakat sangat antusias
saat dilakukannya penyuluhan, pembuatan pupuk dan pembentukan
kader untuk pengelolaan sampah.
b. Evaluasi
Adapun evaluasi dari kegiatan intervensi yang dilakukan kelompok
selama PBL (Pengalaman Belajar Lapangan), yaitu:
a. Input; masyarakat yang pada mulanya kurang kesadaran dan
pengetahuan terhadap bahaya yang diakibatkan oleh sampah dan
terhadap kesehatan lingkungan. Setelah dilakukannya penyuluhan
dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah, masyarakat mulai
mengetahui bahwa kesehatan lingkungan itu penting diketahui dari
partisipasi masyarakat yaitu adanya keantusiasan dan feedback
berupa pertanyaan dan saran – saran dari masyarakat saat
melakukan penyuluhan dan pembuatan pupuk
b. Proses; partisipasi masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan cendrung meningkat, dapat dilihat pada saat
dilakukannya hari jumat bersih masyarakat sudah meningkat
pengetahuan nya kemudian perilaku juga sudah mulai meningkat,
ini dilihat dari keantusiasan dan bersemangat serta mulai
menerapkan pengelolaan sampah saat melakukan gotong royong
setiap jumat
c. Outcome; sudah meningkatnya pengetahuan, kesadaran,
kemauan,dan kemampuan masyarakat dalam melakukan
pengelolaan sampah yaitu dari kegiatan intervensi berupa
pembuatan pupuk lindi dan pemilahan sampah didapatkan outcome
masyarakat sangat ingin dan mampu melakukan serta perilaku
sudah berubah. Kemudian masyarakat sudah dapat melakukan
53
pembuatan pupuk untuk mengurangi sampah dan memisahkan
sampah antara organik dan anorganik.
54
BAB IV
PEMBAHASAN
55
b. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang, atau sumber daya alam dan tidak dapat
diuraikan oleh alam. Dapat dibagi lagi menjadi:
1) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
2) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon
paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sumber-sumber Sampah
Sampah yang dikelola oleh pemerintah kota di Indonesia sering
dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu (Damanhuri, 2010):
a. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari
kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan
istilah sampah domestik. Dari kelompok sumber ini umumnya
dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton, kain,
kayu, kaca, daun, logam dan kadangkadang sampah berukuran besar
seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai
di negara industri seperti mebel, TV bekas, kasur dll. Kelompok ini
dapat meliputi rumah tinggal yang di tempati oleh sebuah keluarga, atau
sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan pemukiman,
maupun 7 unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah
tinggal tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan
berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-
obatan, oli bekas, dll.
b. Sampah dari daerah komersial : sumber sampah dari kelompok ini
berasal dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran,
dll. Dari sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik,
kayu, kaca, logam dan juga sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional
banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah membusuk.
56
Secara umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan sampah
domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda.
c. Sampah dari perkantoran/institusi : sumber sampah dari kelompok ini
meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyrakatan dll.
d. Sampah dari jalanan/ taman dan tempat umum : sumber dari sampah ini
dapat berasal dari jalan kota, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran
drainase kota dll. Dari daerah ini umumnya di hasilkan sampah berupa
daun/dahan pohon, pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas
dan lain-lain.
e. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis dengan sampah kota
: kegiatan umum dari industri dan rumah sakit tetap menghasilkan
sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik
dan lain-lain. Yang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana
sampah yang tidak sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam
sistem pengelolaan sampah kota.
3. Pengertian Pupuk Lindi
Air lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan
air hujan pada timbunan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapat
dianalogikan seperti seduhan air teh. Air lindi membawa materi tersuspensi dan
terlarut yang merupakan produk degradasi sampah. Komposisi air lindi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah di
daerah tersebut. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa- senyawa organik
(Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galat) dan anorganik (Natrium,
Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa
logam berat) yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam
air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi
dalam air tanah (Maramis, 2008).
57
diolah dari suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke
lingkungan. Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi (bisa mencapai
ribuan mg/L), sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan
(Machdar, I, 2008).
58
begitu pula aktivitas biologis serta proses yang terjadi pada timbunan sampah baik
secara aerob maupun anaerob.
Dengan adanya hal tersebut maka akan mempengaruhi pula produk yang
dihasilkan akibat proses dekomposisi seperti kualitas dan kuantitas air lindi serta
gas, sebagai contoh bila suatu TPS banyak menimbun sampah jenis organik maka
karakter air lindi yang dihasilkan akan mengandung zat organik tinggi, yang
disertai bau.
Dari berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik air
lindi, pada umumnya hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa parameter air lindi
yaitu mengandung BOD, COD jauh lebih besar daripada air buangan.Air lindi
yang berasal dari timbunan sampah yang masih baru, biasanya ditandai oleh
kandungan asam lemak volatile dan rasio BOD dan COD yang tinggi, sementara
air lindi dari timbunan sampah yang lama akan mengandung BOD, COD dan
konsentrasi pencemar yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena dari timbunan
sampah yang masih baru, biodegradasi umumnya berlangsung cepat yang ditandai
dengan kenaikan produksi asam dan penurunan pH air lindi yang mengakibatkan
kemampuan pelarutan bahan-bahan pada sampah oleh air menjadi tinggi.
Perbandingan BOD dengan COD pada timbunan sampah yang masih baru akan
berkisar 0,4 % sampai 0,8 %, nilai akan lebih besar pada fase methanogenesis.
Degradasi material sampah di landfill disebabkan karena proses biologi.
Perubahan secara fisik dan kimiawi dan juga produksi air lindi dan produksi gas
berhubungan langsung dengan aktivitas biologis di dalam landfill.
Air lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang sulit didegradasi, karena
mengandung bahan-bahan polimer (makro molekul) dan bahan organik sintetik
(Suprihatin 2002 in Sulinda, 2004). Pada umumnya air lindi memiliki nilai rasio
BOD5/COD sangat rendah ((<0,4). Nilai rasio yang sangat rendah ini
mengindikasikan bahwa bahan organik yang terdapat dalam air lindi bersifat sulit
untuk didegradasi secara biologis. Angka perbandingan yang semakin rendah
mengindikasikan bahan organic sangat sulit terurai (Alaerts dan Santika, 1984).
Komposisi air lindi sangat bervariasi karena proses pembentukannya dipengaruhi
oleh karakteristik sampah (organik- anorganik), mudah tidaknya penguraian
59
(larut-tidak larut), kondisi tumpukan sampah (suhu, pH, kelembaban,umur),
karakteristik sumber air (kuantitas dan kualitas air yang dipengaruhi iklim dan
hidrogeologi), komposisi tanah penutup, ketersediaan nutrien dan mikroba, dan
kehadiran in hibitor (Diana, 1992). Selain itu Sulinda (2004) menyatakan bahwa
proses penguraian bahan organik menjadi komponen yang lebih sederhana oleh
mikroorganisme aerobik dan anaerobik pada lokasi pembuangan sampah dapat
menjadi penyebab terbentuknya gas dan air lindi.
Sebagian besar limbah yang dibuang pada lokasi pembuangan sampah
adalah padatan. Limbah tersebut berasal dari berbagai sumber yang berbeda
dengan tipe limbah yang berbeda pula, sehingga setiap air lindi memiliki
karakteristik tertentu (Pohland da n Harper, 1985). adapun penyebab masalah
berdasarkan diagram fishbone dapat dilihat dari segi:
a. Manusia (Man)
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah dan
manfaat sampah.
2) Sikap masyarakat yang tidak peduli terhadap sampah.
3) Kurangnya peran petugas kesehatan dalam penyampaian informasi
mengenai pentingnya pengolahan sampah.
b. Biaya
1) Kurangnya anggaran dana dalam pengolahan sampah.
c. Media
1) Dilihat dari segi media tidak adanya TPA (tempat pembuangan akhir)
yang baik dan berstandar kesehatan.
d. Metode
1) Tidak adanya penjelasan tentang pengelolaan sampah
e. Material
1) Tidak tersedia tempat pembuangan sampah.
2) Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai atau di bakar.
60
manfaat dari pengolahan sampah yang benar. Hal- hal yang dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
B. Pembahasan Intervensi
Dalam pembahasan intervensi mengenai Pupuk lindi kelompok
menggunakan pendekatan Plan, Do, Check, Act (PDCA) dimana hasilnya sebagai
berikut :
1) Plan (Perencanaan)
Plan adalah membuat rencana dalam penentuan intervensi seperti jadwal
intervensi, biaya, tempat, jenis intervensi dan lain-lain. Planning dalam
melakukan intervensi pengolahan pupuk lindi yang kami lakukan berupa :
a. Memberikan informasi kesehatan dan mengubah pola fikir serta
menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya pengolahan sampah.
b. Mencontohkan cara pengolahan sampah rumah tangga, organic dan
an organic.
2) Do (Pelaksanaan)
Pada tahap Do kelompok mengimplementasikan atau melakukan semua
yang telah direncanakan pada tahap Plan termasuk menjalankan prosesnya
61
seperti melakukan intervensinya pada waktu dan tempat yang telah
ditentukan oleh kelompok. Setelah melakukan perencanaan, kelompok
mulai melakukan intervensi seperti menyampaikan informasi tentang
pengolahan sampah menjadi pupuk lindi yang dilakukan di Posko PBL
hari Senin, 24 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB s/d Selesai, mencontohkan
pembuatan pupuk lindi kepada masyarakatndan ekobrik kepada
masyarakat Pulau Rumput.
3) Check (Pemeriksaan)
Check merupakan serangkaian kegiatan terdiri dari memeriksa,
memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi dan mengoreksi
intervensi apakah hasil yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan.
Kelompok melakukan pemeriksaan ditahap Check ini apakah ada
perubahan yang telah kami intervensikan kepada masyarakat baik sebelum
dan sesudah intervensi. Setelah kami membuat perencanaan intervensi dan
melaksanakan intervensi, maka seluruh perencanaan intervensi yang kami
buat terlaksana dengan baik. Waktu dan tempat dilaksanakannya intervensi
sesuai dengan perencanaan sebelumnya, sehingga intervensi dapat
terlaksana seluruhnya.
Setelah intervensi dilakukan, kemudian kelompok melakukan pengecekan
ulang untuk melihat berapa besar perubahan yang terjadi di Masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan, kelompok dapat menyimpulkan bahwa dari tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan Masyarakat jadi lebih baik dari pada
sebelum dilakukan intervensi.
Hal ini dapat dibuktikan pada saat kelompok terjun langsung ke lapangan
untuk melihat perubahan perilaku masyarakat. Dari hasil yang diamati
didapatkan perubahan perilaku berupa masyarakat sudah mengetahui
pentingnya pengolahan sampah yang baik dan benar.
4) Act (Tindakan)
62
mengenai pentingnya pengolahan sampah. Berikut cara pembuatan pupuk
lindi:
Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa
ikan, dan daging. Pisahkan dari sampah non-organik seperti sampah
plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, beling, dan air sabun.
Rajang atau potong-potong untuk sampah yang ber- ukuran besar seperti
batang tanaman, daun, atau kulit buah yang keras agar pembusukannya
berlangsung sempurna.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Selama kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan di Desa Pulau Rumput Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi, maka dapat disimpulkan :
B. Saran
Bagi Perangkat Desa Pulau Rumput
1. Diharapkan dukungan dari perangkat Desa Pulau Rumput Kecamatan
Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi dalam melanjutkan program
64
lingkungan bersih bebas dari asap pembakaran sampah dengan
menggunakan pupuk lindi yang dapat di hasilkan seminggu sekali.
2. Diharapkan untuk Kecamatan Gunung Toar Pulau Rumput agar
sampah, agar sampah yang dibakar dapat diganti dengan cara dijadikan
pupuk lindi
4. Diharapkan untuk ibu - ibu PKK agar ibu kader agar tetap menerapkan
ilmu tentang pembuatan aecrobick guna mengurangi sampah anorganik.
65
Daftar Pustaka
66
2010, R. (2010). Riset Kesehatan Dasar; Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010. Laporan Nasional 2010,
1–466. https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-
riskesdas/
Isi, D. (2017). Daftar Isi. Buana Ilmu, 2(1). https://doi.org/10.36805/bi.v2i1.301
Kementerian Kesehatan RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007. Laporan
Nasional 2007, 1–384. http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Riskesdas
2007 Nasional.pdf
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018).
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. In Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (p. 674).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lap
oran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
67
Lampiran 1 kuesioner pengumpulan data
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Lampiran 2 dokomuntesi kegiatan selama PBL
83
PENYULUHAN KESEHATAN JAJANAN SEHAT DI SDN 008 PULAU
RUMPUT
84
PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING DI POSYANDU PULAU
RUMPUT
85
PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA DI SMPN 01 GUNUNG TOAR
86
PENYEBARAN KUESIONER DENGAN MASYARAKAT DESA
87
PENYULUHAN PHBS RUMAH TANGGA DI POSYANDU DESA
PULAU RUMPUT
88
INTERVENSI PERMASALAHAN DI DESA PULAU RUMPUT
89
GOTONG ROYONG DI DESA PULAU RUMPUT
90
Lampiran 3 berita acara Musyawarah Masyarakat Desa Pulau Rumput
91