Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M
AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE
DI PUSKESMAS JAYAGIRI KABUPATEN
BANDUNG BARAT

Disusun Oleh:
1920101142 Neng Riska Paulina
1920101145 Resa Widiyanti
1920101153 Tia Setiani
1920101154 Yuni Sriwahyuni

XII KEPERAWATAN

SMK KESEHATAN RAJAWALI


Jalan Cihanjuang Nomor 303 (Km 6.3 Bandung Barat
40559

TAHUN AJARAN 2021/2022


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M
AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE
DI PUSKESMAS JAYAGIRI KABUPATEN
BANDUNG BARAT

Disusun Oleh:
1920101142 Neng Riska Paulina
1920101145 Resa Widiyanti
1920101153 Tia Setiani
1920101154 Yuni Sriwahyuni

XII KEPERAWATAN

SMK KESEHATAN RAJAWALI


Jalan Cihanjuang Nomor 303 (Km 6.3 Bandung Barat
40559

TAHUN AJARAN 2021/20


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Praktek Keahlian (UPK)


Departemen Kesehatan RI Dan Ujian Nasional (UN)
Departemen Pendidikan Nasional RI

JUDUL LAPORAN : Laporan Praktek Kerja Industri di DTP Puskesmas Jayagiri

Disetujui oleh :

Pembimbing dari Instansi Pembimbing dari Sekolah

Sulaeman S.Kep., Ners Andiansyah Irfan S.Kep., Ners

Mengetahui / mengesahkan
Kepala SMK Kesehatan Rajawali

Rizky Zaskia Hilmy, S.Pd

i
BIODATA PENYUSUN

Nama : Neng Riska Paulina

NIS : 1920101153

Tanggal Lahir : 14 Februari 2004

Alamat : Kp. Ciwangun Rt 04/15

Nama : Resa Widiyanti

NIS : 1920101145

Tanggal Lahir : 23 September 2003

Alamat : Kp. Mekarwangi Rt 01/09 Desa Karyawangi

Nama : Tia Setiani

NIS : 1920101153

Tanggal Lahir : 24 Februari 2004

Alamat : Kp. Pamecelan Rt 03/04 Desa Sukajaya

Nama : Yuni Sriwahyuni

NIS : 1920101154

Tanggal Lahir : 22 Juni 2004

Alamat : Jln. Ciwaruga Jaya Rt 04/05

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan nikmat sehat sehingga kita masih tetap bisa menikmati

indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam kita curahkan kepada nabi

Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan yang lurus kepada ajaran

agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah. dan memberi kami

kesempatan dalam menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN

) yang kami buat ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan Praktik Kerja Industri ( PRAKERIN ) bagi

siswa/i dari Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Rajawali.

Dikesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu mulai dari proses pelaksanaan hingga

tersusunnya laporan Prakerin ini, yang telah memberikan dukungan moral dan

juga bimbingan pada kami. Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada :

1. Bapak Rizki Zaskia Hilmy, S.Pd, selaku kepala Sekolah Menengah

Kejuruan Kesehatan Rajawali

2. Bapak Sulaeman, S.Kep., Ners, Selaku guru pembimbing

3. Bapak Iqbal Sutisna, S.Kep., Ners,M.Kep selaku guru produktif

4. Bapak Ahmad Arifin, S.Kep., Ners,M.Kep selaku guru produktif

5. Bapak Rizky Gumilang Pahlawan, S.Kep., Ners,M.Kep selaku guru

produktif

6. Bapak / Ibu Guru serta Staf Administrasi Sekolah Menengah

iii
Kejuruan Kesehatan Rajawali

7. Bapak Andiansyah Irfan, S.Kep.,Ners, selaku pembimbing lapangan

8. dr Yaniar Ratnadewi selaku kepala PUSKESMAS JAYAGIRI

9. Para Karyawanserta Staf yang bertugas di Puskesmas

JAYAGIRI

10. Orang Tua dan Teman – Teman kami yang ikut mendukung dalam

proses kegiatan Prakerin ini sampai selesai

Susunan laporan Prakerin ini sudah dibuat sebaik – baiknya.Tetapi,

laporan ini mungkin masih memiliki kesalahan dan kekurangan. Oleh karena

itu, jika ada kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi penyusun dengan

senang hati akan kami terima.

Bandung Barat, November 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL).................................................i
BIODATA PENYUSUN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Prakerin................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Prakerin.........................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan Prakerin............................................................................3
1.4 Tempat Kegiatan Prakerin.............................................................................4
1.5 Waktu Kegiatan Prakerin...............................................................................4
BAB II TINJAUAN TEMPAT PELAKSANA KEGIATAN........................................5
2.1 Sejarah Puskesmas Jayagiri.........................................................................5
2.2 Lokasi Puskesmas Jayagiri...........................................................................6
2.3 Wilayah Kerja Puskesmas Jayagiri...............................................................6
2.4 Visi dan Misi Puskesmas Jayagiri.................................................................7
2.5 Struktur Organigram Puskesmas Jayagiri.....................................................8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................................................9
3.1 DEFINISI.......................................................................................................9
3.2 Etiologi.........................................................................................................10
3.3 Klasifikasi.....................................................................................................11
3.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................12
3.5 Patofisiologi..................................................................................................13
3.6 Periksaan Diagnostik dan Laboratorium......................................................15
3.7 Komplikasi....................................................................................................19
3.8 Penatalaksanaan Medis...............................................................................20
3.9 Diagnosa Keperawatan................................................................................21
BAB IV LAPORAN KASUS...................................................................................33
4.1 Pengkajian...................................................................................................33
4.2 Pemeriksaan Fisik.......................................................................................36

v
4.3 S ( Data Subjektif ).......................................................................................38
4.4 O ( Data Objektif )........................................................................................38
4.5 Asuhan Keperawatan...................................................................................39
BAB V PENUTUP .................................................................................................46
5.1 Kesimpulan..................................................................................................46
5.2 Saran...........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................47
LAMPIRAN ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................48
LAMPIRAN KEGIATAN.........................................................................................66
DOKUMENTASI.....................................................................................................69

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prakerin

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

dan pendidikan di Indonesia semakin hari makin memperlihatkan adanya

kompleksitas. Hal itu disebabkan karena cepatnya perubahan, juga tuntukan dari

otonomi daerah yang di dalamnya membuat kebijaksanaan otonomi pendidikan

dan telah membuat banyak perubahan pula kepada dunia pendidikan.

Perkembangan globalisasi yang ditandai dengan teknologi informasi telah

berputar dengan cepat dan kita dituntut untuk ikut dalam persaingan global.

Tuntunan pendidikan berkualitas dan professional menjadi kata kunci yang harus

dijawab oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.

Untuk dapat berkiprah dalam persaingan memerlukan keunggulan. Faktor

utama yang menentukan keunggulan adalah tenaga kerja yang memiliki

keuggulan utama sedangkan yang menentukan keunggulan adalah tenaga yang

memiliki keunggulan, keterampilan dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), agar dapat menghasilkan produk maupun jasa yang layak

untuk diunggulkan pada persaingan pasar global, baik masa kini maupun di

masa yang akan datang. Diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki

keahlian professional tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses produksi

1
akan menentukan mutu. Biaya produksi, efisiensi waktu dan penampilan akhir

produk industri yang menjadi factor penentu kemampuan untuk bersaing.

Keahlian professional harus menguasai unsur-unsur ilmu pengetahuan,

teknik dan kiat-kiat. Unsur ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari di

sekolah, tetapi unsur kiat adalah sesuatu yang tidak dapat dipelajari melainkan

melalui proses pembiasaan. Unsur kiat menjadi factor utama penentu kadar

keprofesionalan seseorang, dengan cara terlibat langsung atau melakukan

pekerjaan keprofesionalannya dan mengerjakan langsung, maka timbulkan

ukuran keprofesionalnnya berdasarkan banyaknya pengalaman kerja.

Mengikuti garis kebijaksanaan dan mempertahankan kondisi yang ada

serta prinsip-prinsip penguasaan keahlian profesi, nampaknya harus dipikirkan

suatu sistem penyelengaraan keahlian profesi sehingga dibuatlah program

disekolah menengah kejuruan yang disebut keahlian lapangan “Pendidikan

Sistem Ganda” yang merupakan panduan saling mengisi dan melengkapi Antara

program pendidikan kejuruan dan program pelatih untuk meningkatkan profesi di

lapangan.

1.2 Maksud dan Tujuan Prakerin

1. Tujuan umum

a. Praktik klinik keperawatan dirancang dengan harapan siswa-siswi

b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dasar manusia.

c. Memantapkan, meningkatkan dan memperluas keterampilan yang dimiliki

oleh siswa dalam dunia kerja.

2
2. Tujuan khusus

Peserta dapat melaksanakan keterampilan dasar dengan kompetensi

yang telah ditentukan di Puskesmas, yaitu :

1. Membantu menginput data pasien

2. Membantu sebagai operator penerimaan

3. Membantu kegiatan Imunisasi

4. Membantu kegiatan Posyandu

5. Membantu kegiatan Posbindu

6. Membantu kegiatan Germas

7. Membantu kegiatan PTM

8. Membantu kegiatan STUNTING

9. Membantu melakukan program pengobatan

10. Membantu kegiatan Penyuluhan Kesehatan

1.3 Manfaat Kegiatan Prakerin

1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional,

dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan zaman.

2. Mengasah keterampilan yang di berikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan-gagasan seputar dunia

usaha serta industri yang professional dan handal.

4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan

pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.

3
5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik

dalam dunia usaha maupun dunia Industri.

6. Mengenalkan siswa-siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan

usaha sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang

sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.

7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga

kerja yang berkualitas.

8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

9. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan

kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.

10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu sendiri,

karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia

usaha/industri.

1.4 Tempat Kegiatan Prakerin

Puskesmas Jayagiri

1.5 Waktu Kegiatan Prakerin

Tanggal : 11 November 2021 – 27 November 2021

Jam dinas : Pagi : 07.00 - 14.00 WIB

Siang : 14.00 - 20.00 WIB

4
BAB II

TINJAUAN TEMPAT PELAKSANA KEGIATAN

Gambar 1.1 Logo Puskesmas

2.1 Sejarah Puskesmas Jayagiri

Gambar 1.2 Puskesmas DTP Jayagiri

Pada tanggal 1 April 1993, Puskesmas DTP Jayagiri sudah resmi

beroperasi dan sejalan dengan tuntutan akan pelayanan kesehatan

masyarakat yang efektif dan responsif maka di mulai tanggal 1 Juni 1994

di buka pelayanan rawat inap di Puskesmas yang berlokasi di Jln. Jayagiri

No. 35, Kecamatan Lembang, KBB. Sehingga secara resmi menjadi

5
Puskesmas DTP Jayagiri yang siap melayani masyarakat dengan

pelayanan terima selama 24 jam.

2.2 Lokasi Puskesmas Jayagiri

Alamat JL.Jayagiri No.45, Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung

Barat, Jawa Barat 40391, Indonesia.

2.3 Wilayah Kerja Puskesmas Jayagiri

Desa Jayagiri, Desa Gudang Kahuripan, Desa Sukajaya dan Desa

Cikahuripan. Untuk wilayah kerja di tempat Puskesmas Jayagiri,

diantaranya :

1. Poli Umum

2. Poli Gigi

3. Poli DOTS

4. UGD

5. Apotek

6. Screening pendaftaran

7. Pendaftaran

Gambar 1.3 ruangan ugd dan ruangan rawat inap

6
2.4 Visi dan Misi Puskesmas Jayagiri

Visi

Terwujudnya puskesmas DTP Jayagiri sebagai pusat layanan kesehatan

yang unggul menuju masyarakat sehat

Misi

1. Peningkatan mutu SDM dan mutu manajemen puskesmas DTP

Jayagiri dengan mengedepankan keselamatan pasien serta kepuasan

pelanggan.

2. Menggerakan pembangunan bewawasan kesehatan agar tercipta

lingkungan yang bersih dan sehat.

3. Meningkatakan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam

pembangunan kesehatan

7
2.5 Struktur Organigram Puskesmas Jayagiri

Gambar 1.4 Struktur Organigram Puskesmas Jayagiri

8
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.5 Penyakit DBD

3.1 DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit

epidemi akut yang disebabkan oleh virus yang di transmisikan oleh Aedes

aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki

gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala,

nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga pendarahan spontan (WHO,

2010).

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut

yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah

manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes

aegypti atau Ades albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda,

yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Virus dengue

merupakan virus dari genus Flaviviridae, famili flaviviridae. Penyakit

demam berdarah ditemukan di daerah tropis dcm subtropics di berbagai

belahan dunia terutama di musim hujan yang lembab. Organisasi

kesehatan dunia memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta

9
kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. Penyakit demam berdarah

akut yang disertai dengan adanya manifestasi pendarahan yang

bertendensi mengakibatkan rejatan yang dapat menyebabkan kematian,

penyakit ini berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun

anak-anak berusia di bawah 15 tahun (Alfaris, 2011).

3.2 Etiologi

Ada empat serotip yaitu DEN-1, DEN 2, DEN-3, dan DEN-4 serotip

DEN-3 merupakan jenis yang sering dihubungkan dengan kasus-kasus

parah, infeksi oleh salah satu serotip akan menimbulkan kekebalan

terhadap serotip yang bersangkutan tetapi tidak untuk serotip yang lain.

Keempat jenis virus tersebut semuanya terdapat di Indonesia. Di daerah

endemik DBD, seseorang dapat terkena infeksi serotip virus pada waktu

yang bersamaan (Widoyono, 2011).

Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypty (di

daerah perkotaan) dan aedes albopictus (di daerah pedesaan), nyamuk

yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi infeksi

saat menggigit manusia yang sedang sakit (terdapat virus dalam

darahnya 0 menurut laporan terakhir, virus dapat pula ditularkan secara

transsovarial dari nyamuk ke telur-telurnya (Widoyono, 2011).

Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama

dalam kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka

virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh

manusia, virus ini akan berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut

akan mmgalami sakit demam berdarah dengue, virus dengan

10
memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama

satu minggu (Widoyono, 2011).

Orang-orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak

semuanya akan sakit demam berdarah dengue, ada yang mengalami

demam ringan dan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang

sama sekali tanpa gejala sakit tetapi semuanya merupakan pembawa

virus dengue selama satu minggu, sehingga dapat menularkan kepada

orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya. Sekali

terinfeksi nyamuk menjadi infektif seumur hidupnya (Widoyono, 2011).

3.3 Klasifikasi

Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue menurut ( Nurarif &

Hardhi, 2015 ), yaitu :

DD/DBD Derajat Derajat Laboratorium

DD Demam disertai Leukopenia Serologi

2 atau lebih, Trombositopenia, dengue

tanda : myalgia, tidak ditemukan positif

sakit kepala, bukti ada kebocoran

nyeri retroorbital, plasma

antragia.

DBD I Gejala diatas di Trombositopenia

tambah uji ( <100.000/ul ) bukti

bending positif ada kebocoran

plasma

11
DBD II Gejala diatas Trombositopenia

ditambah ( <100.000/ul ) bukti

perdarahan ada kebocoran

spontan plasma

DBD III Gejala diatas Trombositopenia

ditambah ( <100.000/ul ) bukti

kegagalan ada kebocoran

sirkulasi (kulit plasma

dingin dan

lembab serta

gelisah)

DBD IV Syok berat Trombositopenia

disertai dengan ( <100.000/ul ) bukti

tekanan darah ada kebocoran

dan nadi tidak plasma

teratur

Tabel 1.1 Klasifikasi Penyakit Infeksi Virus Dengue

3.4 Manifestasi Klinis

1. Hidung tersumbat

2. Bersin-bersin

3. Demam

4. Sakit tenggorokan

5. Batuk

12
6. Tidak enak badan

7. Menurunnya berat badan

8. Sakit kepala

3.5 Patofisiologi

Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada

penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang

mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma,

peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya

volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang,

terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan

kekurangan haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan

hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal pertama yang terjadi setelah

virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita mengalami

demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam

atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain

yang mungkin terjadi seperti pembesaran limpa (splenomegali).

Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya

kebocoran atau perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai

hematocrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.

Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau

hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya. Setelah pemberian cairan

intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma

telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi

kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan

13
gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup,

penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan

kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila tidak

segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian.

Sebelumnya terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi

guna menambah semua komponenkomponen di dalam darah yang telah

hilang.

Gambar 1.3 Patway

14
3.6 Periksaan Diagnostik dan Laboratorium

Menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009), Pada

setiap penderita dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pada penderita

yang disangka menderita DHF dilakukan pemeriksaan hemoglobin,

hematocrit, dan trombosit setiap 2-4 jam pada hari pertama perawatan.

Selanjutnya setiap 6-12 jam sesuai dengan pengawasan selama

perjalanan penyakit. Misalnya dengan dilakukan uji tourniquet.

1. Uji tourniquet

Perocbaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah

dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena sehingga

darah menekan kepada dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh

suatu penyebab kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu,

darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan merembes ke dalam

jaringan sekitarnya sehingga Nampak sebagai bercak kecil pada

permukaan kulit.

Pandangan mengenai apa yang boleh dianggap normal sering

berbeda-beda. Jika ada lebih dari 10 petechia dalam lingkungan itu

maka test biasanya baru dianggap abnormal, dikatakan juga tes itu

positif. Seandainya dalam lingkungan itu tidak ada petechial, tetapi

lebih jauh distal ada, percobaan ini (yang sering dinamakan Rumpel-

Leede) positif juga.

2. Hemoglobin

Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacam-

macam cara yaitu dengan cara sahli dan sianmethemoglobin. Dalam

15
laboratorium cara sianmethemoglobin (foto elektrik) banyak dipakai

karena dilihat dari hasilnya lebih akurat disbanding sahli, dan lebih

cepat. Nilai normal untuk pria 13-15 gr/dl dan wanita 12-14 gr.dl.

Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama biasanya normal atau

sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya akan naik mengikuti

peningkatan hemokonsentrasi dan merupakan kelainan hematologi

paling awal yang dapat ditemukan pada penderita demam berdarah

atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau

DHF.

3. Hematokrit

Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml

darah dan disebut dengan persen dan dari volume darah itu. Biasanya

nilai itu ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler. Nilai normal

untuk pria 40-48 vol% dan wanita 37-43 vol%. penetapan hematocrit

dapat dilakukan sangat teliti, kesalahan metodik rata-rata kurang lebih

2%. Hasil itu kadang-kadang sangat penting untuk menentukan

keadaan klinis yang menjurus kepada tindakan darurat.

Nilai hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari

perjalanan penyakit dan makin meningkat sesuai dengan proses

perjalanan penyakit demam berdarah. Seperti telah disebutkan bahwa

peningkatan nilai hematocrit merupakan manifestasi hemokonsentrasi

yang terjadi akibat kebocoran plasma. Akibat kebocoran ini volume

plasma menjadi berkurang yang dapat mengakibatkan terjadinya syok

hipovolemik dan kegagalan sirkulasi. Pada kasus-kasus berat yang

16
telah disertai perdarahan, umumnya nilai hematocrit tidak meningkat

bahkan menurun.

Telah ditentukan bahwa pemeriksaan Ht secara berkala pada

penderita DHF mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Pada saat pertama kali seorang anak dicurigai menderita DHF,

pemeriksaan ini turut menentukan perlu atau tidaknya anak itu

dirawat.

b. Pada penderita DHF tanpa rejatan pemeriksaan hematocrit berkala

ikut menentukan perlu atau tidaknya anak itu diberikan cairan

intravena.

c. Pada penderita DHF pemeriksaan Ht berkala menentukan perlu

atau tidaknya kecepatan tetesan dikurangi, menentukan saat yang

tepat untuk menghentikan cairan intravena dan menentukan saat

yang tepat untuk memberikan darah.

4. Trombosit

Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar

dibedakan deari kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat

pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-

gumpal. Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi

oleh cara menghitungnya, sering dipastikan nilai normal itu antara

150.000 – 400.000/µl darah. Karena sukarnya dihitung, penelitian

semukuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah

sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring. Cara langsung

menghitung trombosit 30 dengan menggunakan electronic particle

17
counter mempunyai keuntungan tidak melelahkan petugas

laboratorium (Sofiyatun, 2008).

Diagnosis tegas dari infeksi dengue membutuhkan konfirmasi

laboratorium, baik dengan mengisolasi virus atau mendeteksi

antibodidengue spesifik. untuk virus isolasi atau deteksi DENV RNA

dalam serum spesimen oleh serotipe tertentu, real-time terbalik

transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), an-fase akut

spesimen serum harus dikumpulkan dalam waktu 5 hari dari onset

gejala. Jika virus tidak dapat diisolasi atau dideteksi dari sampel ini,

spesimen serum fase sembuh diperlukan setidaknya 6 hari setelah

timbulnya gejala untuk membuat diagnosis serologi dengan tes

antibodi IgM untuk dengue dengan IgM antibodi-capture enzyme-

linked immunosorbent assay (MAC-ELISA) (Centers for Disease

Control and Prevention, 2009).

Pemeriksaan diagnosis dari infeksi dengue dapat dibuat hanya

dengan pemeriksaan laboratorium berdasarkan pada isolasi virus,

terdeteksinya antigen virus atau RNA di dalam serum atau jaringan,

atau terdeteksinya antibody yang spesifik pada serum pasien. Pada

fase akut sample darah diambil sesegera mungkin setelah serangan

atau dugaan penyakit demam berdarah dan pada fase sembuh

idealnya sample diambil 2-3 minggu kemudian. Karena terkadang sulit

untuk mendapatkan sampel pada fase sembuh, bagaimanapun,

sampel darah kedua harus selalu diambil dari pasien yang dirawat

pada saat akan keluar dari rumah sakit.

18
3.7 Komplikasi

1. Gastritis

Demam yang terjadi dapat menyebabkan sakit diarea perut. Dengan

gejala nyeri perut bagian atas, mual muntah dan kadang kadang tidak

ada gejala yang berlangsung selama 1-3 hari.

2. Hipertermi

Demam terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7

hari kemudian turun menjadi suhu normal atau lebih rendah. Demam

dapat disertai dengan gejala gejala klinik yang tidak spesifik seperti

anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan sendi, nyeri kepala, serta

rasa lemah.

3. Pneumonia

Demam berdarah dengue memiliki tanda dan genjala seperti

pneumonia, sehingga pneumonia termasuk kedalam komplikasi DBD

dengan genjala batuk berdahak, demam, mengigil dan kesulitan

bernapas.

4. Dehidrasi

Dengan adanya komplikasi gastritis, maka akan mengakibatkan

kekurangan cairan didalam tubuh yang terjadi selama 1-3 hari dengan

gejala sering buang air besar konstipasi cair, dan turgor kulit kembali

lebih dari 3 detik.

5. Dengue shock syndrome (DSS)

Jika DBD sampai tahap syok, komplikasi ini disebut sebagai dengue

shock syndrome (DSS) atau sindrom syok dengue.

19
Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika

atau CDC, gejala-gejala yang ditunjukkan pasien ketika mengalami syok

dengue adalah:

a. Denyut nadi melemah

b. Tekanan darah turun

c. Pupil mata melebar

d. Napas tidak teratur

e. Kulit pucat dan muncul keringat dingin

Pasien DBD yang telah mengalami komplikasi syok dengue rentan

mengalami kegagalan sistem tubuh,yang bisa berujung pada kematian.

3.8 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and

Prevention, 2009), yaitu :

1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak

istirahat.

2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu

mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang

selama fase demam.

3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya,

obat anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.

4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam.

5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan

pantau output urine.

20
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka

mungkin perlu cairan IV.

7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian

kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.

8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah

trombosit.

9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai

yg normal.

3.9 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme tubuh

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pernyakit

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurangnya asupan makanan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan ( NOC ) dan Intervensi ( NIC )

Kriteria Hasil

1 Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen nyeri:

tindakan a. Lakukan

Definisi : Peningkatan keperawatan pengkajian nyeri

suhu tubuh diatas diharapkan secara

kisaran normal termoregulasi kompherensif

21
Batasan normal dengan termasuk lokasi,

karakteristik : kriteria hasil: karakteristik,

a. Kunvulsi a. Tidak ada durasi, frekuensi,

b. Kulit kemerahan peningkatan kualitas dan faktor

c. Peningkatan suhu suhu tubuh presipitasi

tubuh b. Tidak ada b. Observasi reaksi

d. Kejang hipertermia non verbal dari

e. Takikardi c. Tidak ada sakit ketidaknyamanan

f. Takipnea kepala c. Gunakan teknik

g. Kulit terasa hangat d. Tidak ada sakit komunikasi

otot terapeutik untuk

Faktor yang e. Tidak ada mengetahui

berhubungan dengan: perubahan pengelaman nyeri

warna kulit pasien


a. Anastesia
f. Tidak ada d. Kaji kultur yang
b. Penurunan respirasi
dehidrasi mempengaruhi
c. Dehidrasi
respon nyeri
d. Pemanjanan
e. Bantu pasien dan
lingkungan yang
keluarga untuk
panas
mencari dan
e. Penyakit
menemukan
f. Peningkatan laju
dukungan
metabolisme
f. Kontrol lingkungan

yang dapat

22
mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

g. Kurangi faktor

presipitasi nyeri

h. Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

( farmakologi dan

inter personal )

i. Kaji tipe dan

sumber nyeri untuk

menentukan

intervensi

j. Berikan analgetik

untuk menguragi

nyeri

k. Evaluasi

keefektifan kontrol

nyeri

l. Tingkatkan istirahat

m. Kolaborasikan

dengan dokter jika

23
ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak

berhasil

2 Kekurangan volume Setelah dilakukan Manajemen cairan

cairan tindakan a. Pertahankan

diharapkan terjadi catatan intake dan

Definisi: keseimbangan output yang akurat

Penurunan cairan cairan dengan b. Monitor status

intravascular,interstisial, kriteria hasil: hidrasi (misalnya

dana atau intraseluler. a. Tekanan darah membran mukosa

Ini mengacu pada tidak terganggu lembab, denyut

dehidrasi b. Keseimbangan nadi adekuat, dan

intake dan tekanan darah)

Faktor risiko : output tidak c. Monitor vital sign

a. Perubahan status terganggu d. Monitor masukan

mental c. BB stabil tidak atau cairan dan

b. Penurunan tekanan terganggu hitung intake kalori

darah d. Turgor kulit tidak harian

c. Penurunan tekanan terganggu e. Monitor status

nadi e. Hematokrit nutrisi

d. Penurunan volume sedikit f. Dorong pasien

nadi terganggu untuk menambah

e. Penurunan turgor asupan oral

kulit (misalnya

24
f. Membran mukosa Setelah dilakukan memberikan

kering tindakan sedotan,

g. Kulit kering keperawatan menawarkan

h. Peningkatan suhu diharapkan hidrasi cairan diantara

tubuh tidak terjadi waktu makan)

dengann kriteria g. Tawari makanan

hasil : ringan (misalnya

a. Turgor kulit tidak minuman ringan

terganggu dan buahan

b. Membran segar/jus buah)

mukosa lembab h. Kolaborasi

tidak terganggu pemberian cairan

c. Intake cairan IV

tidak terganggu i. Monitor hasil

d. Output urine laboratorium

tidak terganggu j. Kolaborasi dengan

e. Perfusi jaringan dokter

tidak terganggu

f. Tidak ada haus

g. Tidak ada

peningkatan

hematocrit

h. Tidak ada nadi

cepat dan lemah

25
3 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri

berhubungan dengan tindakan a. Lakukan

inflamsi penyakit keperawatan di pengkajian nyeri

Definisi: harapkan tingkat secara

Pengalaman sensori nyeri berkurang komprehensif

dan emosional yang dengan kriteria termasuk lokasi,

tidak menyenangkan hasil : karakteristik,durasi,

yang muncul akibat a. Tidak ada nyeri frekuensi, kualitas

kerusakan jaringan yang dilaporkan dan factor

yang actual atau b. Tidak ada presipitasi

potensial atau mengerang dan b. Observasi reaksi

digambarkan dalam hal menangis non verbal dari

kerusakan sedemikian c. Tidak ada ketidaknyamanan

rupa. menyeringit c. Gunakan teknik

d. Tidak ada komunikasi

Batasan keterangan otot terapeutik untuk

Karakteristik : e. Tidak ada mengetahui

a. Perubahan selera kehilangan nafsu pengalaman nyeri

makan makan pasien

b. Perubahan tekanan f. Tidaak ada d. Kaji kultur yang

darah ekspresi wajah mempengaruhi

c. Perubahan frekuensi nyeri pengalaman nyeri

jantung dan pasien

pernafasan

26
d. Mengekspresikan Setelah dilakukan e. Evaluasi

perilaku tindakan pengalaman nyeri

e. Gangguan tidur keperawatan masa lampau

diharapkan control f. Evaluasi bersama

Faktor yang nyeri teratasi pasien dan tim

berhubungan dengan kriteria kesehatan lain

dengan : agen cedera hasil : tentang

( missal, biologis, zat a. Sering ketidakefektifan

kimia, fisik, psikologis ) menunjukkan control nyeri masa

mengenali lampau

kapan nyeri g. Bantu pasien dan

terjadi keluarga untuk

b. Secara mencari dan

konsisten menemukan

menunjukan dukungan

menggambarkan h. Kontrol lingkungan

factor nyeri yang dapat

c. Sering memperngaruhi

menunjukkan nyeri seperti suhu

menggunakan ruangan,

tindakan pencahayaan dan

pengurangan kebisingan

(nyeri) tanpa i. Kurangi factor

analgetik presipitasi nyeri

27
d. Sering j. Pilihan dan lakukan

menunjukkan penangangan nyeri

melaporjan ( farmakologi, non

perubahan farmakologi, dan

terhadap gejala interpersonal )

nyeri pada k. Kaji tipe dan

professional sumber nyeri untuk

kesehatan menentukan

intervensi
Setelah dilakukan
l. Berikan analgetik
tindakan
untuk mengurangi
keperawatan
nyeri
diharpkan status
m. Evaluasi
kenyamanan
keefektifan kontrol
meningkat dengan
nyeri
kriteria hasil :
n. Dukung tingkatan
a. Tidak terganggu
istirahat/ tidur yang
kesejahteraan
adekuat untuk
fisik
membantu
b. Tidak terganggu
penurunan nyeri
kesejahteraan
o. Kolaborasi dengan
psikososial
dokter
c. Tidak terganggu

lingkungan fisik

28
d. Tidak terganggu Pemberian analgetik

suhu ruangan
a. Tentukan lokasi,
e. Tidak terganggu
karakteristik,
dukungan sosial
kualitas, dan
dari keluarga
derajat nyeri

sebelum

pemberian obat

b. Cek intruksi dokter

tentang jenis obat,

dosis, dan

frekuensi

c. Cek riwayat alergi

d. Pilih analgetik yang

diperlukan atau

kombinasi dari

analgetik ketika

pemberian lebih

dari Satu

e. Tentukan pilihan

analgetik

tergantung tipe dan

beratnye nyeri

29
f. Tentukan analgetik

pilihan, rute

pemberian, dan

dosis optimal

g. Pilih rute

pemberian secara

IV, IM untuk

pengobatan nyeri

secara teratur

h. Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah

pemberian

analgetik pertama

kali

i. Berikan analgetik

tepat waktu

terutama saat nyeri

hebat

j. Evaluasi efektivitas

analgetik, tanda

tanda gejala (efek

samping)

30
4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi

nutrisi kurang dari tindakan a. Kaji adanya alergi

kebutuhan tubuh keperawatan makanan

berhubungan dengan status nutrisi: b. Kolaborasi dengan

kurangnya asupan asupan makanan ahli gizi untuk

makanan dan cairan teratasi menentukan

dengan kriteria jumlah kalori dan

Definisi : hasil: nutrisi yang

Asupan nutrisi tidak a. Asupan dibutuhkan

cukup untuk memenuhi makanan secara c. Berikan informasi

kebutuhan metabolic peroral tentang kebutuhan

sepenuhnya nutrisi

Batasan Karakteristik : adekuat


Monitor Nutrisi
a. BB 20 % atau lebih b. Asupan cairan
a. Monitor adanya
dibawah rentang BB secara peroral
penurunan BB
ideal sepenuhnya
b. Monitor lingkungan
b. Bising usus adekuat
selama makan
hiperaktif c. Asupan cairan
c. Monitor kulit kering
c. Kelemahan otot intevena
dan perubahan
untuk mengunyah sepenuhnya
piegmentasi
dan menelan adekuat
d. Monitor
d. Kehilangan rambut d. Asupan nutrisi

berlebihan kekeringan, rambut


sepenuhnya

adekuat

31
e. Membrane mukosa kusam, dan mudah

pucat patah
f. Ketidakmampuan e. Monitor mual dan
memakan makanan
muntah
g. Nyeri abdomen
f. Monitor kadar

albumin, total
Faktor yang
protein, Hb, Ht
berhubungan :
g. Catat adanya
a. Faktor biologis
edema, hiperemik,
b. Ketidakmampuan
hipertonik, papilla
mencerna makanan
lidah dan cavitas
c. Kurang asupan

makanan oral

32
BAB IV

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY M AKIBAT DEMAM BERDARAH

DENGUE BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN CAIRAN TUBUH DI

PUSKESMAS JAYAGIRI TAHUN 2021 KABUPATEN BANDUNG BARAT

4.1 Pengkajian

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Umur : 58 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Alamat : Lebak Cihideng

Suku/Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. RM : 01-53-61

Tanggal Masuk Puskesmas : 09-11-2021 jam 20.00

Diagnosa Medis : DHF

33
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. Y

Umur : 41 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Menikah

Alamat : Lebak Cihideng

Suku/Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungan Dengan Klien : Menantu dari Klien

3. RIWAYAT KEPERAWATAN

a. Keluhan Utama

1) Keluarga pasien mengatakan datang ke UGD dengan keluhan

demam 2 hari

2) Mual dan muntah BAB cair 3x, lemas dan pusing

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Waktu terjadinya sakit :

Klien mengatakan pusing, lemas, panas dingin setelah

mengkonsumsi makanan bersantan

34
2) Proses terjadinya sakit :

Pasien mengatakan muntah-muntah dari sore hari, dan BAB

cair 3x1 hari, serta demam naik turun sejak 4 hari

3) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang :

P : Pasien mengatakan sakit setelah mengonsumsi makanan

bersantan

Q : Pasien mengatakan seluruh tubuh terasa sakit

R : Pasien mengatakan nyeri terus menerus

S : Skala nyeri 5 (1-10)

T : Pasien mangtakan nyeri terjadi saat sakit

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Penyakit dahulu : Terdapat riwayat Hipertensi

2) Perlukaan : Tidak ada luka pada daerah tubuh pasien

3) Dirawat di RS : Pernah di rawat jalan di PKM Jayagiri

4) Alergi obat / makanan : Tidak ada alergi

5) Obat-obatan sekarang : Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat th/oral

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit

keluarga.

35
4.2 Pemeriksaan Fisik

1. Penampakan Umum

Keadaan umum Lemah

Kesadaran Compos mentis

GCS Eye :4

Verbal : 5

Motorik : 6

Total :15

BB 41 kg

TB 146 cm

Skala nyeri ( 1-10 ) 5

TD : 133/83 mmHg Suhu : 35,9 c

RR : 23 x/menit

Nadi : 72 x/menit

2. Kepala dan leher

a. Rambut

 Inspeksi : Warna rambut hitam dan beruban, rambut tipis, kusam

 Palpasi : Tekstur warna kasar

36
b. Mata

 Inspeksi : Pupil tampak mengecil

 Palpasi : Pasien mengatakan tidak ada nyeri tekan pada saat

ditekan

c. Telinga

 Inspeksi : Bentuk simetris

 Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri

d. Mulut

 Inspeksi : Bibir pucat dan kering, gigi tidak kuning

 Palpasi : Tidak nyeri, tidak nyeri bengkak

e. Leher

 Inspeksi : Bentuk leher simetris kanan dan kiri

 Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan tiroid

f. Dada

 Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka

 Palpasi : Tidak nyeri dan tidak pembengkakan saat ditekan

 Perkusi : Tidak nyeri tekan

 Auskultasi : Suara nafas normal (vesicular)

g. Jantung

 Inspeksi : Tidak pembesaran jantung

 Palpasi : Tidak benjolan dan rasa nyeri

 Perkusi : Bunyi suara normal

 Auskultasi : Bunyi jantung “cup-dup”, tidak ada bunyi tambahan

37
h. Abdomen

 Inspeksi : Tidak terdapat lesi dan tidak ada bekas luka

 Palpasi : Tidak nyeri

 Auskultasi : Tidak ada bising usus

i. Ekstrimitas

 Inspeksi : Tangan sebelah kanan terpasang infus

 Palpasi : Tangan sebelah kiri terdapat luka bekas infusan

4.3 S ( Data Subjektif )

1. Keluarga pasien mengatakan pasien dalam kondisi muntah-muntah dan

demam 3 hari naik turun

2. Klien mengatakan di malam hari mual,muntah di pagi hari

3. Klien mengatakan nyeri ulu hati

4. Klien mengatakan sakit kepala dan sakit badan

5. BAB cair 3x1 hari.

4.4 O ( Data Objektif )

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Skala Nyeri 5 (1-10)

3. Pasien dalam keadaan compos mentis

4. Pasien tampak lemas dan meringis

5. Tanda Tanda Vital

- TD : 133/82 mmHg

- RR : 23 x/menit

38
-t : 36 c

- SpO2 : 95%

- Nadi : 79 x/menit

4.5 Asuhan Keperawatan

Diagnosa Yang 1. Hipertermi berhubungan dengan

Muncul peningkatan laju metabolisme tubuh

(Data Subjektif dan DS : Keluarga klien mengatakan dengan

Objektif) keluhan demam 2 hari

DO : Klien tampak terasa hangat dan klien

tampak gelisah dan lemah

2. Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif

DS : Keluarga klien mengatakan BAB cair 3 kali

dalam satu hari

DO : - Klien tampak lemas dan lesu

- Klien tampak memegang perutnya dan

turgor kulit kembali >3 detik

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi

pernyakit

DS : Klien mengatakan nyeri dibagian ulu hati,

sakit kepala dan sakit badan

DO :

39
 Klien tampak meringis dan menahan

kesakitan

 Skala nyeri 5 (1-10)

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya asupan makanan

DS : Klien mengatakan mual di malam hari,

muntah di pagi hari

DO : Klien tampak pucat dan lesu

Intervensi untuk 1. Hipertermi berhubungan dengan

mengatasi diagnosa peningkatan laju metabolisme tubuh

 Monitor suhu sesering mungkin

 Berikan obat antipirentik

 Kompres pada lipatan paha dan aksila

 Kolaborasi dalam pemberian cairan

intravena

2. Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif

 Monitor vital sign

 Monitor status nutrisi

40
 Dorong klien untuk menambah asupan oral

(misalnya memberikan sedotan,

menawarkan cairan diantara waktu makan)

 Pertahankan catatan intake dan output yang

adekuat

 Monitor status hidrasi (misalnya membrane

mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan

tekanan darah)

 Kolaborasi pemberian cairan IV

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi

pernyakit

 Lakukan pengkajian nyeri

 Observasi reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

 Gunakan teknik terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

 Kontrol lingkungan yang memperngaruhi

nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan

 Kaji tipe dan sumber nyeri

 Kolaborasi dengan dokter

41
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya asupan makanan

 Kaji adanya alergi makanan

 Tawarkan makanan ringan yang padat gizi

 Anjuran untuk makan sedikit tapi sering

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

kebutuhan

 Kolaborasi dengan dokter

Implementasi 1. Hipertermi berhubungan dengan

peningkatan laju metabolisme tubuh

 Memonitor suhu sesering mungkin

 Memberikan obat antipirentik

 Mengkompres pada lipatan paha dan aksila

 Berkolaborasi dalam pemberian cairan

intravena

2. Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif

 Memonitor vital sign

 Memonitor status nutrisi

42
 Mendorong klien untuk menambah asupan

oral (misalnya memberikan sedotan,

menawarkan cairan diantara waktu makan)

 Mempertahankan catatan intake dan output

yang adekuat

 Memonitor status hidrasi (misalnya

membrane mukosa lembab, denyut nadi

adekuat, dan tekanan darah)

 Berkolaborasi pemberian cairan IV

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi

pernyakit

 Melakukan pengkajian nyeri

 Meobservasi reaksi non verbal dari

ketidaknyamanan

 Menggunakan teknik terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

 Mengkontrol lingkungan yang

memperngaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

 Mengkaji tipe dan sumber nyeri

 Berkolaborasi dengan dokter

43
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya asupan makanan

 Mengkaji adanya alergi makanan

 Menawarkan makanan ringan yang padat

gizi

 Menganjurkan untuk makan sedikit tapi

sering

 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

kebutuhan

 Berkolaborasi dengan dokter

Evaluasi 1. Hipertermi berhubungan dengan

peningkatan laju metabolisme tubuh

S : Keluarga klien mengatakan badan teraba

hangat

O : - TD : 128/ 83 mmHg

-N : 66 x/menit

-S : 36,7

- RR : 22 x/menit

A : Masalah sudah teratasi

P : Intervensi selesai

44
2. Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif

S : Keluarga klien mengatakan BAB masih cair

O : Klien tampak lesu dan lemas

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi

pernyakit

S : Klien mengatakan masih merasa sakit

kepala dan sakit badan, sakit ulu hati sudah

ringan

O : Klien tampak meringis kesakitan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya asupan makanan

S : Keluarga klien mengatakan masih mual

muntah

O : Klien tampak pucat

A : Masalag belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

45
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah kami melakukan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) di

Puskesmas Jayagiri, kami mendapatkan banyak manfaat, baik itu

pengalaman, pengetahuan, dan semua yang terkait dalam dunia kerja.

Sehingga kami dapat menambah wawasan yang kami dapatkan selama ini,

karena hanya dengan praktek kami dapat mengetahui seberapa jauh

kemampuan yang sudah kami dapat di sekolah.

5.2 Saran

1. Bagi Penulis

Di harapkan dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu

seefektif mungkin sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada

pasien secara menyeluruh.

2. Bagi masyarakat/pasien

Di harapkan pasien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan

tentang penyakit Demam Berdarah Dengue, sehingga dapat di lakukan

pencegahan lebih dini.

46
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/355421697/Askep-Demam-Berdarah-DHF-

Aplikasi-Nanda-Nic-Noc-pdf

Ariani, A.P. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD). Yogyakarta : Nuha

Medika

Doenges, M. E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade

S. Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik

(Terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.

47
LAMPIRAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN . T AKIBAT GANGGUAN

TERMOREGULASI ( HIPERTERMI ) B/D PROSES PENYAKIT PUSKESMAS

DTP JAYAGIRI TAHUN 2021

KABUPATEN BANDUNG BARAT

NAMA ASESI : Neng Riska Paulina

NO PESERTA : 1920101142

SEKOLAH : Smk Kesehatan Rajawali

HARI / TANGGAL / WAKTU : Selasa / 09 November 2021 / 17.30 WIB

IDENTITAS PASIEN

NAMA : Tn. T

UMUR : 20 TAHUN

JENIS KELAMIN : Laki-laki

AGAMA : Islam

ALAMAT : Kp. Cikahuripan 002 / 009

Data Subjektif : 1. Pasien mengatakan demam selama 3 hari

2. Pasien mengatakan mual dan muntah

3. Pasien mengatakan lemas

48
4. Pasien mengaku selera makan berkurang

5. Pasien mengatakan pusing

Data Objektif : 1. Pasien terlihat pucat

2. Pasien terlihat lemas

3. Pasien terlihat meringis

4. TD : 123 / 76 mmHg

5. N : 91 x / menit

6. RR : 23 x / menit

7. S : 37 C

8. Spo2 : 98 x / menit

Kaji Nyeri

P : Karena banyak melakukan aktivitas atau mobilitas

Q : Menggigil

R : Dirasakan pada seluruh tubuh

S : 6 ( 0 – 10 )

T : Terjadi pada sore menjelang malam hari, dan

menurun pada pagi hari

49
Intervensi : 1. Ukur tanda – tanda vital

2. Anjurkan pasien kompres hangat jika demam

3. Anjurkan pasien banyak minum air putih

4. Beri cairan IV ( RL 20 tpm )

5. Kolaborasi pemberian diet dengan nutrisian

6. Kolaborasi dalam pemberian th/oral dengan dokter

 Paracetamol 3 x 1

Rasionalisasi : 1. Untuk membantu dalam diagnosa dan intervensi

medis

2. Untuk membantu dalam diagnosa dan intervensi

medis

3. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

4. Untuk mengatasi mual dan muntah yang

diakibatkan oleh lambung

Implementasi : 1. Mengobservasi tanda – tanda vital

2. Menganjurkan pasien kompres hangat jika demam

3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih

4. Memberi cairan Iv ( Rl 20 tpm )

5. Berkolaborasi pemberian diet dengan nutrisian

6. Berkolaborasi dalam pemberian obat lambung

50
 Paracetamol 3 x 1 ( lv ) Sesudah makan

Evaluasi : 1. Skala nyeri berkurang 3 ( 0 – 10 )

2. Pasien mengatakan mual dan muntah sudah tidak

ada / mual dan muntah teratasi

3. Tekanan darah : 125 / 75 mmHg

4. Nadi : 82 x / menit

5. Pernapasan : 20 x / menit

6. Pasien makan tepat waktu

7. Cairan Iv ( Rl 20 tpm ) masuk secara vena

8. Obat oral dan parenteral masuk

51
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN B

AKIBAT DIABETES MELITUS BERHUBUNGAN DENGAN KERUSAKAN

INTEGRITAS KULIT

TAHUN 2021 KABUPATEN BANDUNG BARAT

Nama Asesi : Resa Widiyanti

No Peserta : 1920101145

Sekolah : Smk Kesehatan Rajawali

Hari / Tanggal / Waktu : Selasa / 16 November 2021 / 12.00 WIB

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Menara Air

Data Subjektif 1. Pasien mengatakan nyeri di area luka

2. Pasien mengatakan gatal-gatal di area kulit

3. Pasien mengatakan pusing dan badan terasa mengigil

4. Pasien mengatakan kesemutan dan mata buram

5. Pasien mengatakan pundak terasa berat

52
Data objektif 1. Pasien terlihat cemas

2. Pasien terlihat kesakitan

3. Pasien telihat lemas

4. Terlihat luka di area kaki

5. Tekanan darah = 189/102

6. Nadi = 108 x / menit

7. Suhu = 36,2 C

8. Pernapasan = 20 x / menit

Kaji Nyeri

P = Karena gatal-gatal dan sakit diarea kaki

Q = Nyeri

R = Punggung kaki sebelah kiri

S = 5 ( 0 – 10 )

T = Pada malam hari

Intervensi 1. Ukur tanda – tanda vital

2. Kaji nyeri

3. Kaji glukosa

4. Beri cairan Iv ( Rl 20 tpm )

5. Anjurkan pasien untuk minum air bening yang cukup

6. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar

53
7. Kolaborasi pemberian obat oral

 Amlodipin 1

 Ketorolax 2 x 1 ( iv )

 Ondan 4 mg 3 x 1 ( iv )

 Lodio Tab 3 x 1 ( Po )

Rasionalisasi 1. Untuk membantu dalam diagnosa dan intervensi medis

2. Untuk membantu dalam diagnosa dan intervesi medis

3. Membantu dalam mendiagnosa dan intervensi medis

4. Membantu dalam diagnosa dan intervensi medis

5. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

6. Untuk mengatasi dehidrasi

7. Untuk mengatasi nyeri pada ulu hati, mengatasi mual

dan muntah, dan mengatasi BAB cair

Implementasi 1. Mengukur tanda – tanda vital

2. Mengkaji nyeri

3. Mengkaji feses

4. Memberi cairan Iv ( Rl 30 tpm )

5. Menganjurkan pasien untuk minum air bening yang

cukup

6. Berkolaborasi pemberian obat oral dan parenteral

 Pumpisel 3 x 1 ( iv )

 Ketorolax 2 x 1 ( iv )

54
 Ondan 4 mg 3 x 1 ( iv )

 Lodio Tab 3 x 1 ( Po )

Evaluasi 1. Skala nyeri berkurang 1 ( 0- 10 ) / nyeri teratasi

2. Pasien mengatakan muntah sudah tidak ada

( muntah teratasi )

3. Pasien mengatakan mual masih ada ( mual belum

teratasi )

4. Feses cair, berbau, berwarna kuning gelap, tidak

berdarah

5. Tekanan darah = 110 / 70 mmHg

6. Nadi = 82 x / menit

7. Pernapasan = 20 x / menit

8. Suhu = 37.0 C

9. Pasien minum air bening dengan cukup

10. Cairan IV ( Rl 30 tpm ) masuk secara vena

11. Obat oral dan parenteral masuk

55
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M

AKIBAT GASTRITIS BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN VOLUME

CAIRAN

TAHUN 2021 KABUPATEN BANDUNG BARAT

NAMA ASESI : Tia Setiani

NO PESERTA : 1920101153

SEKOLAH : SMK kesehatan rajawali

HARI / TANGGAL / WAKTU : Selasa, 09 / November / 2021 19.45

IDENTITAS KLIEN

NAMA : Ny. M

UMUR : 58 Tahun

ALAMAT : Lebak Cihideng Rt 01/17 Jayagiri

AGAMA : Islam

56
Data subjektif 1. Keluarga klien mengatakan,

klien datang ke UGD dengan

keluhan demam 2 hari

2. Klien mengatakan mual dan

muntah

3. Klien mengatakan BAB cair 3x

4. Klien mengatakan lemas

5. Klien mengatakan pusing

Data objektif 1. Klien tampak lemas

2. Klien tampak lesu

3. Klien tampak pucat

4. Tubuh klien panas

5. Skala nyeri 5 (0-10)

6. Tekanan Darah : 133/82 mmHg

7. Nadi : 72 x/menit

8. Suhu 37,9

9. Respirasi : 22

Intervensi 1. Anjuran kompres hangat jika

suhu naik

2. Anjuran untuk makan makanan

yang lunak sedikit demi sedikit

57
dengan porsi yang kecil tetapi

sering dan memberikan minum

yang hangat

3. Anjuran untuk memperbanyak

minum air putih

4. Observasi TTV

5. Kaji nyeri

6. Anjuran untuk banyak istirahat

7. Berikan th/injeksi IV ( RL 20

tpm )

8. Kolaborasi pemberian th/oral

- Paracetamol 3x1

9. Kolaborasi pemberian th/injeksi

- Ranitidine 1 amp/8 jam

- Ondansetron 1 amp/8 jam

10. Kolaborasi dengan dokter

Rasionalisasi 1. Untuk membantu dalam

diagnosa dan intervensi medis

2. Untuk mengganti cairan tubuh

yang hilang

58
3. Mengurangi inflamasi pada

mukosa lambung

4. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi

dan mencegah terjadinya mual

dan muntah yang berlanjut

Implementasi 07.00 – 14.00 1. Mengobservasi TTV

2. Menganjurkan klien kompres

hangat jika suhu naik

3. Menganjurkan klien untuk

banyak minum air putih

4. Memberikan injeksi IV ( RL 20

tpm )

5. Menganjurkan klien untuk

makan makanan yang lunak

sedikit demi sedikit tetapi sering

6. Kaji Nyeri :

- P : Klien mengatakan sakit

setelah mengonsumsi makanan

bersantan

- Q : Klien mengatakan seluruh

tubuh terasa nyeri

59
- R : Klien mengatakan daerah

yang sakit di perut

- S : Skala nyeri 5 ( 0-10 )

- T : Klien mengatakan nyeri

terjadi saat sakit

7. Berkolaborasi dalam pemberian

obat lambung dengan th/inj

- Ranitidine 1 amp/8 jam

- Ondansetron 1 amp/8 jam

8. Th/oral

- Paracetamol 3 x 1

Evaluasi S:

1. Klien mengatakan masih terasa

lemas

2. BAB klien masih cair

3. Klien mengatakan masih pusing

dan sakit perut

4. Pasien mengatakan muntah dan

mual masih ada tetapi tidak

sering

60
O:

5. Klien tampak lemas dan lesu

6. Klien tampak pucat

7. Mobilisasi klien dibantu

8. Skala nyeri berkurang 3 (0-10)

9. Cairan Iv ( Rl 20 tpm ) masuk

secara vena

10. Obat oral dan parenteral masuk

11. TTV

- TD : 127/83 mmHg

- N : 64 x/menit

-t : 36,3

- RR : 23

A : Masalah belum teratasi karena

pasien masih mual dan muntah dan

merasakan sakit

P:

1. Lanjutkan intervensi

2. Menganjurkan klien untuk

makan

61
3. Menganjurkan pasien untuk

banyak istirahat

4. Menganjurkan pasien untuk

memperbanyak minum air putih

62
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.A GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN

PSIKOLOGIS DI TANDAI AGEN BIOKIMIA DI PUSKESMAS JAYAGIRI

TAHUN 2021 KABUPATEN BANDUNG BARAT

NAMA ASESI : Yuni Sri Wahyuni

NO PESERTA : 19201011

SEKOLAH : SMK kesehatan rajawali

HARI / TANGGAL / WAKTU : Rabu, 19 / Februari / 2002 17.00

IDENTITAS KLIEN

NAMA : Ny. A

UMUR : 41 tahun

ALAMAT : kp. Pojok Tengah RT 01/05

AGAMA : Islam

Data subjektif 1. Klien mengatakan sakit kepala dan pusing

2. Klien mengatakan pandangan kadang kabur

63
3. Klien mengatakan kelemahan kepada

ototnya

4. Klien mengatakan tidak mengetahui

mengenai penyakit yang diderita

Data objektif 1. Klien tampak pucat

2. Skala aktivitas tingkat 2 (0-10)

3. Mengukur tanda-tanda vital

 TD :180/110 mmHg

 N : 88x/menit

 RR : 73x/menit

 S : 36.c

Rasionaln 1. Dapat mengidentifikasi gagal

jantung.kerusakan ginjal atau vaskuler

2. Membantu untuk menurunkan rangsangan

3. Menurunkan stress dan ketenangan yang

mempengaruhi tapi dan perjalanan penyakit

hipertensi

4. Karena efek samping obat tersebut maka

penting untuk menggunakan obat dalam

jumlah penting sedikit dan dosis paling

rendah

64
5. Berkolaborasi dengan dokter

Intervensi 1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan

aktivitas

2. Kaji respon klien dalam melakukan aktivitas

3. Membantu klien dalam melakukan aktivitas

4. Instusikal tentang penghematan energy

5. Dorong untuk melakukan aktivitas sendiri

Implementasi 1. Memberikan usapan ringan pada belakang

leher

2. Observasi ttv

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

obat tidur

Evaluasi 1. Klien mangtakan pusing sudah mereda

2. Klien mnegatakan sakit bagian leher hilang

3. Kien mengatakan sudah merasa lebih baik

4. Masalah teratasi

65
LAMPIRAN KEGIATAN

Kami di beri kesempatan untuk mengikuti atau melaksanakan kegiatan

PRAKERIN di PUSKESMAS JAYAGIRI dimulai pada tanggal 11 Oktober sampai 27

November 2021. Hari senin tanggal 11 Oktober 2021 kami memulai melaksanakan

kegiatan PRAKERIN di PUKESMAS JAYAGIRI. Di hari pertama kami memulai

dengan perkenalan lingkungan Puskesmas di antaranya perkenalan dan cara kerja

di UGD, Poli Umum, Poli Gigi, Apotek, Labotatorium, Rawat Inap, triase, dan Pantry.

1. UGD

Unit Gawat Darurat adalah salah satu unit dalam rumah sakit atau

puskesmas yang menyediakan penanganan awal pasien, sesuai dengan tingkat

kegawatannya. Adapun kelompok triase tersebut terdiri dari; triase merah, triase

kuning, triase hijau, dan triase hitam.

2. Poli Umum

Poli umum merupakan salah satu pelayanan yang ada di puskesmas air

itam, yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan,

pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat, serta

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang

kesehatan.

3. Poli Gigi

Poli gigi adalah layanan seputar kesehatan mulut dan gigi. Mulai dari

pemeriksaan kesehatan, pembersihan, pengobatan, hingga tindakan medis lebih

lanjut.

66
4. Apotek

Apotek yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,

penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada

masyarakat.

5. Laboratorium

Laboratorium klinik atau laboratorium medis ialah laboratorium di mana

berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan

informasi tentang kesehatan pasien.

6. Rawat Inap

Instalasi rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan

pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana

pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit yang meliputi pelayanan

kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,

keperawatan dan rehabilitasi.

7. Triase

Merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban

dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk

dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan. Identifikasi cepat korban yang

memerlukan stabilisasi segera, Ini lebih ke perawatan yang dilakukan di

lapangan.

Di hari selanjutnya kami sudah memulai melaksanakan kegiatan yang telah

di tugas kan dari Puskesmas kami ada yang melaksanakan di triase untuk

67
menscreening pasien dengan menTTV pasien dan menanyakan keluhan apa yang

di rasakan pasien, untuk menentukan apakah pasien masuk ke poli atau ke UGD.

Lalu ada yang melaksanakan di UGD dengan berbagai tindakan seperti penggantian

verban luka pasien, dan ada juga yang di poli untuk melakukan pemeriksaan

lanjutan seperti memeriksa TB, dan BB, lalu dituliskan ke map status pasien yang

akan diberikan ke Dokter yang bertugas di ruang poli.

8. Medrek

Dihari selanjutnya kami ditugaskan diruang rekam medis untuk mencari map

status pasien yang ada di ruang medrek serta membereskan status pasien yang

sudah diperiksa oleh Dokter, baik Dokter UGD maupun Dokter poli.

Kami juga bertugas untuk melengkapi status pasien yang belum lengkap seperti

kepala keluarga dan alamat pasien, serta memberikan map pasien baik ke UGD

ataupun ke poli yang sebelumya sudah di periksa di Triase.

9. UGD

Dihari selanjutnya kami bertugas di ruang UGD untuk mengisi status pasien

seperti hasil TTV yang sudah di screening di triase. Serta membantu perawat untuk

melakukan pemeriksaaan penunjang, seperti mengganti verban, mengambil darah

pasien, hecting, swab, EKG, dan memberikan oksigen.

Di UGD kita juga melakukan sterilisasi alat yang sudah digunakan, serta

melakukan pensterilan ruangan setelah digunakan.

68
DOKUMENTASI

69
70
71

Anda mungkin juga menyukai