LAPANGAN
DI DESA BATU AMPAR
KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Disusun Oleh :
Laporan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini di Desa Batu Ampar
Kecamatan Sirah Pulau Padang telah diseminarkan pada Tanggal April 2019
dan telah disahkan oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Batu
Ampar Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat
berjalan dengan lancar.Sholawat beserta salam tidak lupa kami hanturkan kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Penyusunan laporan ini adalah untuk
memenuhi sebagian syarat mata kuliah PBL pada semester VI, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya. Pada kesempatan ini selama melaksanakan
kegiatan PBL ini, kami mendapat pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Kedua Orang Tua yang selalau membantu dan memberikan dukungan baik secara
moral, spritual, dan material.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE, selaku Rektor Universitas Sriwijaya,
atas kesempatan dan dukungan yang telah diberikan hingga terlaksananya
kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat.
3. Bapak Iwan Setia Budi, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
4. Ibu Yeni, S.K.M., M.K.M selaku dosen pembimbing Kegiatan Belajar Lapangan.
Yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penyusun dalam menyelesaikan laporan PBL ini.
5. Seluruh dosen beserta staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.
6. Bapak Sumardi, selaku Kepala Desa Batu Ampar.
7. Bapak Vikal selaku seketaris Desa Batu Ampar yang membantu setiap kegiatan
kami.
8. Ibu Bidan Herlinda Susanti Am.Keb selaku pembimbing lapangan di Desa Batu
Ampar.
9. Perangkat desa, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Bidan desa dan Kader
Kesehehatan Mangun Jaya.
10. Seluruh masyarakat desa Batu Ampar yang telah bersedia menerima dan
mendukung kami dalam kegiatan PBL ini.
Dalam Penyusun laporan ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik segi sistematika penulisan maupun dalam susunan kalimat yang
digunakan oleh karena itu kami menerima segala saran serta kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan pembuatan laporan di kegiatan mendatang. Akhir
kata semiga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
v
2.3.1 Klasifikasi Kematian Ibu................................................. 12
vi
2.9.5 Tugas Kader Tb Paru ..................................................... 36
5.1Pelaksanaan Kegiatan...................................................................... 74
vii
5.2 Hambatan Pelaksanaan kegiatan .................................................... 76
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 82
LAMPPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.10 Gambaran Pengetahuan informan terhadap kesehatan ibu dan anak
sebelum dan sesudah pelatihan ........................................................................ 46
Tabel 4.1 Agenda kegiatan PBL tahun 2019 Desa Batu Ampar ..................... 48
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang kesehatan adalah salah satu bidang garapan dalam meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain bidang pendidikan dan daya beli.
Beragamnya masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat bisa disebabkan dari
masalah non kesehatan. Pemicu masalah kesehatan bisa dikarenakan masalah
pendidikan masyarakat serta rendahnya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga
penyelesaian masalah kesehatan harus dibarengi penyelesaian masalah pendidikan
dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Keadaan masyarakat Indonesia di
masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
dirumuskan dalam Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)
atau SDGs. Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintregasikan dalam satu tujuan
yakni tujuan no 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Satu dari 38 target SDGs di sektor
kesehatan yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia. (Sustainable Development, 2016)
1
2
yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri adalah suatu cara untuk
mengenal dan menggali masalah yang ada di masyarakat melalui diagnosis
masyarakat (community diagnosis) yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat dan sebagai sarana untuk
mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dari bangku
perkuluahan,
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) tahun 2019 ini didukung oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan dan melibatkan
pemerintahan Kecamatan Sirah Pulau Padang serta puskesmas di wilayah
setempat. Dengan penempatan kelompok di beberapa desa dan kelurahan, salah
satunya di Kelurahan Batu Ampar Lama, Kec.Sirah Pulau Padang, Kab. Ogan
Komering Ilir.
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
(Depkes RI, 2002).
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu , mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2002).
5
6
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan
lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu
konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik dan Tersedia air dan alat pembersih
8. Makan sayur dan buah setiap hari : Anggota rumah tangga umur > 10 th
mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran setiap hari dalam
1 minggu terakhir
10. Tidak merokok di dalam rumah : Anggota keluarga umur > 10 th tidak
merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya
selama 1 bulan terakhir.
14. Imunisasi lengkap pada bayi : Bayi (0-11 bulan) yang mendapat imunisasi
sesuai program
15. PUS sebagai peserta KB : Suami/Isteri sebagai akseptor KB, kecuali pada
PUS yang ingin anak tetapi tidak mempunyai faktor resiko
8
16. Lantai rumah bukan dari tanah : RT yang mempunyai rumah dengan bagian
bawah/dasar/alas terbuat dari semen, ubin, keramik/ atau sejenis yang
kedap air.
20. Kebiasaan gosok gigi : Anggota keluarga umur ≥ 5 tahun yang gosok gigi
setelah makan dan mau tidur dalam 1 minggu terakhir.
2.2 Merokok
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku
bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari
para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di
kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok
untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-
mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan
merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Menurut WHO pada tahun 2008, Indonesia berada di urutan ketiga dengan
jumlah perokok terbesar di dunia, setelah Cina dan India. Prevanlensi perokok
usia di atas 15 tahun di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 34,7% dan
diperkirakan 190.260 orang meninggal dunia akibat penyakit terkait rokok.
Berdasarkan data dari badan kesehatan Dunia, menyebutkan 1 dari 10 kematian
pada orang dewasa disebabkan karena kebiasaan merokok, dimana rokok ini
membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, bisa
dipastikan bahwa 10 juta orang akan meninggal karena rokok pertahunya pada
9
tahun 2020, dengan 70% kasus di negara berkembang seperti Indonesia. Merokok
juga merupakan jalur yang sangat berbahaya menuju hilangnya produktifitas dan
hilangnya kesehatan. Menurut Tobacco atlas yang diterbitkan oleh WHO,
merokok merupakan penyebab bagi hampir 90% kanker paru, 75% penyakit paru
obstruktif (PPOK), dan juga menjadi 25% penyebab dari serangan jantung.
Salah satu bahan aktif dalam rokok adalah nikotin. Nikotin merupakan
bahan adiktif yang sangat mudah diakses dan ditemukan. Studi-studi epidemiologi
menunjukkan bahwa pemakaian rokok dan alkohol merupakan gerbang
pemakaian narkoba lain. Survey Nasional di Amerika Serikat pada 90 % pemakai
kokain usia 18 – 34 tahun menyebutkan bahwa mereka terlebih dahulu merokok
sebelum memakai kokain. Begitu juga dengan kebanyakan pasien-pasien di
tempat rehabilitasi narkoba di Indonesia, kebanyakan dari para penyalah guna
maupun pecandu narkoba juga merupakan perokok.
10
Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah AKI atau
Maternal Mortality Ratio (MMR). Defenisi AKI adalah jumlah ibu yang
meninggal selama kehamilan, bersalin dan nifas yang dikarenakan oleh faktor
kehamilannya per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2010).
Angka ini mencerminkan risiko obstetri yang dihadapi seorang ibu
sewaktu dia hamil. Jika ibu hamil beberapa kali maka risikonya meningkat, dan
digambarkan sebagai risiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas
11
2. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu
penyakit, bukan komplikasi obstetri, berkembang atau bertambah berat
akibat kehamilan atau persalinan.
pelayanan kesehatan. Faktor medik, meliputi faktor empat terlalu (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat), komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas yang merupakan penyebab langsung kematian maternal (meliputi
perdarahan, infeksi, keracunan kehamilan, komplikasi akibat partus lama, trauma
persalinan), keadaan dan gangguan yang memperburuk derajat kesehatan ibu
selama hamil (kekurangan gizi, anemia, bekerja fisik berat selama kehamilan).
Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu dan menghambat upaya
penurunan kesakitan dan kematian maternal, meliputi terbatasnya pengetahuan ibu
tentang bahaya kehamilan resiko tinggi, ketidakberdayaan sebagian besar ibu
hamil di pedesaan dalam pengambilan keputusan untuk dirujuk, ketidakmampuan
sebagian ibu hamil untuk membayar biaya transport dan perawatan di RS.
Faktor pelayanan kesehatan yang belum mendukung upaya penurunan
kesakitan dan kematian maternal antara lain berkaitan dengan cakupan pelayanan
KIA, yang meliputi belum mantapnya jangkauan pelayanan KIA dan penanganan
kelompok berisiko, rendahnya cakupan ANC dan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah oleh dukun
bayi yang tidak mengetahui tanda-tanda kehamilan. Hal itu semua berkaitan
dengan terlambat mengambil keputusan merujuk, mencapai RS rujukan,
mendapatkan pertolongan di RS rujukan, dan penolong persalinan bukan tenaga
kesehatan.
Pelayanan yang dilakukan pada ANC adalah standar minimal yang dikenal
dengan yaitu:
1. Timbang berat badan
1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup kemudian terjadi
penurunan AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2012).
Penanganan bayi baru lahir oleh bidan dengan melakukan atau tidak
pemberian vitamin K pada bayi dengan baik dan benar tergantung dari
pengetahuan yang didapatkan oleh bidan sehingga bidan dapat bersikap dan
bertindak benar dalam pemberian vitamin K pada setiap bayi baru lahir. Namun
tanpa adanya sikap yang baik tentang pemberian vitamin K oleh bidan akan
mempengaruhi kemampuan bidan itu sendiri dalam melaksanakan tindakannya.
Ini merupakan suatu masalah yang harus merupakan suatu masalah yang harus
menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan khususnya bidan.
2.5 KADARZI
Keluarga sadar gizi (Kadarzi)adalalah suatu keluarga yang mampu
mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiapanggotanya. Suatu
keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yangbaik yang dicirikan
minimal dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu
(ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan
beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi (kapsul
vitamin A dosis tinggi) (Depkes RI, 2007).
Tujuan yang harus tercapainya keadaan gizi yang optimal untuk seluruh
anggota keluarga yaitu antara lain :
Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan
ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat
berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan
anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan
yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat
menyebabkan kematian.
1. Kwashiorkor
2. Marasmus
berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit
tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus
kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami
diare kronik atau susah buang air kecil.
3. Marasmus – Kwashiorkor
4. Stunting
Walau saat ini era telah modern, pola kehidupan masyarakat di negara
miskin dan berkembang umumnya masih memicu terjanjian gangguan gizi buruk
pada bayi dan balita terutama berkaitan dengan faktor ekonomi dan pengetahuan
mendasar akan kesehatan. Berbeda dengan pola masyarakat di negara maju,
sistem pemerintahan yang sudah tertata dengan baik, khususnya dibidang
19
Penelitian menunjukkan bahwa bayi dan anak yang mengalami gizi buruk
dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain
masih kecil, sehingga kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat
hamil dan menyusui menjadi terabaikan. Oleh karena itu, sangatlah penting
mengatur jarak kehamilan agar memiliki waktu yang cukup untuk
memperhatikan asupan gizi calon bayi dan anak yang lain.
1. Berikan asupan ASI eksklusif hingga balita berusia 6 bulan. Setelah itu
mulailah kenalkan makanan tambahan untuk pendamping ASI.
2. Balita harus diberikan asupan yang bervariasi dan seimbang antara
kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineralnya. Protein
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.
3. Sering menimbang dan mengukur tinggi badan balita. Salah satunya dengan
mengikuti program posyandu. Harus dicermati pertumbuhan balita, apabila
ada keganjalan, segeralah berkonsultasi dengan ahli gizi.
21
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi buruk,
diantaranya:
2.7 Stunting
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak
maksimal saat dewasa. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (Depkes RI, 2015).
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang
kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Dimulai
dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai
cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya
memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta
memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan, bersalin di
fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah
agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja
sampai bayi berusia 6 bulan. ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun,
namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau
tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak
mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang
telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat
bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.
infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti : Paru-paru, otak,
ginjal, saluran penceraan, tulang kelenjar getah bening dan lain-lain.
a. Batuk ≥ 3 minggu
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkus. Batuk
mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronkus; selanjutnya akibat adanya
peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi produktif dengan kata lain
sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah
timbul peradangan menjadi batuk produktif (sputum).
b. Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Berat dan ringannya
batuk darah yang timbul, tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah
yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru
yang cukup luas.
d. Nyeri dada
26
Gejala ini jarang ditemukan, gejala ini timbul apabila sistem persyarafan
yang terdapat di pleura (selaput paru) terkena sehingga menimbulkan
pleuritis. Gejala ini bersifat lokal.
e. Demam
Karena tuberkulosis bersifat radang menahun. maka dapat terjadi rasa tidak
enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan makin kurus, sakit
kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-kadang dapat terjadi
gangguan siklus haid.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status
imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh
yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita,
dan lain sebagainya.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,
kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok
dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada
anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk
rawat jalan, dan lain-lain.
GAMBARAN UMUM
1. Penduduk
Jumlah penduduk Desa Batu Ampar di wilayah kerja Puskesmas Awal
Terusan pada tahun 2016 sebesar 1.373 jiwa, dengan jumlah pemduduk
laki-laki sebanyak 740 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah
633 jiwa. Dengan kepadatan penduduk sebesar 589,23 km2. Adapun
jumlah Rumah Tangga di Desa Batu Ampar dalam wilayah kerja
Puskesmas Awal Terusan pada tahun 2016 sebanyak 498 KK, dengan
anggota keluarga rata-rata 4 orang.
36
37
2. TK (Taman Kanak-Kanak) 1
3. SD (Sekalah Dasar) 2
4. MI (Madrasah Ibtidaiyah) -
7. Akademi / PT -
satu factor anak tidak melanjutkan sekolah karena terkendala pada biaya dan
transportasi.
1. Maryam 48
2. Herlin Melisa 26
3. Pitri 39
4. Novi Yanti 31
5. Khoiriah 45
6. Emi 42
7. Naila 40
8. Mainun 47
9. Risna 29
10. Danila 40
No Nama Pekerjaan
1. Maryam Petani
3. Pitri Petani
40
6. Emi IRT
7. Naila IRT
8. Mainun IRT
9. Risna IRT
No Nama Pendidikan
1. Maryam SMP
3. Pitri SMP
5. Khoiriah SMP
6. Emi SD
7. Naila SD
41
8. Mainun SMP
9. Risna SMK
1. Maryam Rp.300.00,00
6. Emi Rp.300.00,00
Intrepretasi :
43
Berdasarkan tabel diatas dari 10 kader yang ada di Desa Batu Ampar lama 9
kader mengalami peningkatan nilai dan 1 kader mengalami penurunan
YA TIDAK
Tabel 4.1
No
. Program/Agenda Kegiatan Minggu
I II III IV
46
47
Ampar
C. PENYUSUNAN PROGRAM
47
48
D. PELAKSANAAN PROGRAM
7. Minggu Sehat √ √ √
8. Analisis Situasi √
E. PEMBUATAN LAPORAN
2. Pembuatan laporan √
49
a. Melalui wawancara dan forum diskusi yang dilakukan pada bidan desa
dan sepuluh kader yang ada di Desa Batu Ampar Lama didapatkan bahwa
masalah TB Paru menjadi situasi yang perlu diperhatikan lebih lanjut
dikarenakan pada masyarakat Desa Batu Ampar Lama menganggap
penyakit TB Paru sebagai penyakit aib sehingga membuat masyarakat
yang memiliki gejala terkait penyakit tersebut malu untuk berobat ke
fasilitas kesehatan yang ada.
b. Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Terusan Laut didapatkan
bahwa jumlah pasien yang berobat terkait TB Paru paling banyak pasien
yang tempat tinggalnya di Desa Batu Ampar Lama.
50
2. - Memperkenalkan Agar terjalin Bidan Desa Perkenalan - Mahasiswa -100% bidan desa -
diri kepada bidan kedekatan Batu Ampar mahasiswa PBL dan PBL FKM dan mahasiswa PBL
desa. dengan bidan bidan desa. Unsri dan saling mengenal.
desa bidan desa.
Mendiskusikan - Mengetahui
permasalahan masalah kesehatan
kesehatan di Desa yang ada di Desa
Batu Ampar. Batu Ampar.
53
3. - Memperkenalkan Agar terjalin Seluruh - Perkenalan - piring, Mahasiswa -100% warga Mahasiswa
diri kepada kedekatan dengan masyarakat mahasiswa PBL dan ember, PBL FKM desa dan PBL
seluruh masyarakat Desa Desa Batu masyarakat desa. sound Unsri dan mahasiswa
masyarakat Batu Batu Ampar. Ampar warga desa. PBL saling
Ampar. - Mempersatukan visi mengenal.
dengan warga desa
- warga
- Mendiskusikan menerima
permasalahan dengan baik
kesehatan di Desa visi dari
Batu Ampar. mahasiswa
PBL
4. - NGATAM (ngaji Menambah Anak-anak Anak-anak Desa Batu - Mahasiswa -100% anak- -
bareng anak batu pengetahuan desa batu Ampar dapat mengaji PBL FKM anak Desa
ampar) serta mengaji dan ampar dengan baik dan Unsri Batu Ampar
memberi informasi kesehatan pada menjaga kesehatan menambah
mengenai anak Desa Batu dengan baik pengetahuan
kesehatan kepada Ampar agama
anak-anak Desa
Batu Ampar
5. Sanitasi Membersihkan Lingkungan kades - Lingkungan di sekitar Sapu lidi, Mahasiswa -kantor desa Mahasiswa
Lingkungan kantor desa batu bersih kantor desa menjadi pengki, PBL FKM menjadi PBL
ampar bersih minyak Unsri terawat
tanah
54
7. - Mengikuti yasinan Mempererat tali IRMA Tali - Mahasiswa Terjalin tali Mahasiswa
IRMA silahturahmi (Ikatan Silahturahmi PBL FKM persaudaraan PBL
Remaja semakin erat Unsri dan
Masjid) antara IRMA
Desa Batu mahasiswa
Ampar dan PBL dengan
remaja desa IRMA dan
remaja Desa
Batu Ampar
55
8. Kesehatan TOGA -Melestarikan tanaman IRMA (Ikatan IRMA sebagai Mahasiswa Menambah
Lingkungan obat yang sudah mulai Remaja penggerak dan PBL FKM pengetahuan
jarang ditemui Masjid) pengawas warga Unsri dan IRMA tentang
desa Batu Ampar IRMA TOGA dan
-Membudidayakan dalam dapat
tanaman yang melanjutkan menerapkan di
berkhasiat sebagai program TOGA Desa Batu
obat dalam rangka di desa Batu Ampar
memenuhi keperluan Ampar
keluarga akan obat-
obatan
10. - Analisis Mengetahui situasi dan Seluruh Bidan dan Kader Pena dan Mahasiswa Menghasilkan Mahasiswa
Situasi permasalahan yang masyarakat desa Batu Ampar kertas PBL FKM informasi yang PBL
ada di desa Batu Desa Batu Unsri sesuai dan
Ampar Ampar relevan
56
11. Kesehatan Ibu Posyandu -Untuk Seluruh Ibu dan Terpantaunya - Mahasiswa Terdatanya -
dan Anak pemeriksaan Anak di Desa status gizi balita PBL FKM status gizi balita
kesehatan balita Batu Ampar Unsri, Bidan
(pemeriksaan desa, dan
berat badan dan Kader desa
imunisasi) Batu Ampar
- pemberian obat
cacing untuk
balita serta tablet
FE untuk ibu
hamil
12. - Melakukan Mengetahui Para kader Untuk Pena, Mahasiswa Diketahuinya Mahasiswa
Pre-test tingkat Desa Batu mengetahui kertas, dan PBL FKM tingkat PBL
tentang KIA pengetahuan Ampar pengetahuan handphone Unsri pengetahuan
responden tentang kader tentang TB kader terkait
KIA Paru dan KIA KIA
14. - Pelatihan Memberikan Para kader Bertambahnya Proyektor, Mahasiswa Kader Mahasiswa
kader edukasi mengenai Desa Batu wawasan kader laptop, PBL FKM mendapatkan PBL
melalui stunting, KIA dan terkait stunting, kipas informasi
57
pemberian Gizi agar bisa Ampar KIA, dan gizi angin, Unsri mengenai
materi diterapkan di kursi, stunting, KIA
tentang lapangan stopkontak dan gizi
stunting,
KIA dan gizi
58
15. Penyuluhan Memberikan Para kader Bertambahnya Proyektor, Mahasiswa Kader Mahasiswa
tentang TB edukasi mengenai Desa Batu pengetahuan laptop, PBL FKM memperoleh PBL
- Paru dan TB Paru dan Ampar kader kesehatan kipas Unsri informasi
PHBS PHBS terkait TB Paru angin, terkait TB Paru
dan PHBS kursi, dan PHBS
stopkontak
16. Penyakit Pembentukan Agar Para kader Adanya kader Proyektor, Mahasiswa Terbentuknya Mahasiswa
Menular kader TB terpantaunya kesehatan Desa TB Paru di desa laptop, PBL FKM kader TB Paru PBL
Paru masyarakat yang Batu Ampar Batu Ampar kipas Unsri di Desa Batu
berisiko dan angin, Ampar
menderita TB kursi,
Paru stopkontak
17. - Melakukan Mengetahui Para kader Untuk Pena, Mahasiswa Diketahuinya Mahasiswa
Post tingkat kesehatan Desa mengetahui kertas, dan PBL FKM tingkat PBL
Intervensi pengetahuan Batu Ampar tingkat handphone Unsri pengetahuan
dan KIA responden tentang pengetahuan kader terkait
KIA setelah kader tentang dan KIA setelah
dilakukan dan KIA setelah dilakukan
intervensi dilakukan intervensi
intervensi
59
18. - Melakukan Mengetahui Para kader Untuk Pena, Mahasiswa Diketahuinya Mahasiswa
Post tingkat kesehatan Desa mengetahui kertas, dan PBL FKM tingkat PBL
Intervensi pengetahuan Batu Ampar tingkat handphone Unsri pengetahuan
TB Paru responden tentang pengetahuan kader terkait TB
TB Paru setelah kader tentang TB Paru setelah
dilakukan Paru setelah intervensi
Intervensi dilakukan
intervensi
19. - Nonton Mempererat tali Masyarakat dan Tali Silahturahmi Sound Mahasiswa Terjalin tali Mahasiswa
bersama silaturahmi komunitas Irma semakin erat sistem, PBL FKM persaudaraan PBL
dengan warga Desa Batu antara proyektor Unsri
Desa Ampar mahasiswa PBL dan laptop
dengan IRMA
dan remaja Desa
Batu Ampar
20. Kesehatan Penyuluhan Memberi edukasi Anak Sekolah Bertambahnya Proyektor, Mahasiswa Siswa Mahasiswa
Individu tentang terkait NAPZA Dasar kelas 4, pengetahuan Sound PBL FKM memperoleh PBL
NAPZA dan bahayanya 5, dan 6 siswa terkait sistem, Unsri informasi
bahaya-bahaya laptop, terkait NAPZA
NAPZA stopkontak dan bahayanya
21. - Keluarga Mengetahui Masyarakat Terdatanya Pena dan Mahasiswa Diketahuinya Mahasiswa
Sadar Gizi kesadaran terkait Desa Batu keluarga sadar kertas PBL FKM data keluarga PBL
gizi keluarga yang Ampar gizi Unsri sadar gizi Desa
disurvei Batu Ampar
2. - Memperkenalkan Bidan Desa -Perkenalan 1 kali kegiatan perkenalan singkat Rumah Mahasiswa Selasa, 8 -
diri kepada bidan Batu Ampar mahasiswa PBL antara mahasiswa dan bidan Bidan Desa PBL Unsri Jaunari
desa. dan bidan desa. desa serta bertukar informasi Batu kelompok 6 2019
terkait kesehatan masyarakat Ampar
-Mendiskusikan Desa Batu Ampar.
permasalahan
kesehatan di Pada kegiatan ini
Desa Batu Ampar tercapai100% bidan desa
dan mahasiswa saling
mengenal dan diketahuinya
62
3. - Memperkenalkan Seluruh - Perkenalan 1 kali Kegiatan perkenalan Masjid Jamik Mahasisa Rabu, 9 70.000
diri kepada masyarakat mahasiswa PBL singkat Mahasiswa kepada Al-Mutaqqin PBL FKM Januari
seluruh Desa Batu dan masyarakat masyarakat Desa Batu Desa Batu Unsri 2019
masyarakat Batu Ampar desa. Ampar. Ampar kelompok 6
Ampar.
Mempersatukan Pada kegiatan ini tercapai
visi dengan 100% warga desa dan
warga desa mahasiswa PBL saling
mengenal dan warga
-Mendiskusikan menerima dengan baik
permasalahan visi dari mahasiswa PBL.
kesehatan di
Desa Batu
Ampar.
4. - NGATAM (ngaji Anak-anak Anak-anak Batu 2 kali Pengajian bersama dan Masjid Jamik Mahasisa Kamis, 17 -
bareng anak batu Desa Batu Ampar dapat tausiyah dari perwakilan Al-Mutaqqin PBL FKM Januari
ampar) serta Ampar mengaji dengan yang menghadiri Desa Batu Unsri
memberi informasi baik dan menjaga pengajian / khataman. Ampar kelompok 6 2019
mengenai kesehatan dengan dan
kesehatan kepada baik Pada kegiatan ini tercapai komunitas
anak-anak Desa 100% bahwa anak-anak Irma
Desa Batu Ampar Kamis, 24
Batu Ampar Januari
bertambah pengetahuan
agamanya. 2019
64
5. Sanitasi Membersihkan - Lingkungan di 9 kali Melakukan Kantor Mahasiswa Rabu, 9 Januari 2019 45.500
lingkungan kantor desa Batu sekitar kantor pembersihan Desa Batu PBL FKM
kades Ampar desa menjadi kantor Desa Batu Ampar Unsri Kamis, 10 Januari
bersih Ampar serta kelompok 6 2019
menaikkan dan
menurunkan Jumat, 11 Januari
bendera. 2019
Kamis, 17 Januari
2019
Jumat, 18 Januari
2019
Sabtu, 19 Januari
2019
Minggu, 20 Januari
2019
65
6. Kesehatan Membantu Lansia Desa Pemeriksaan 1 kali Membantu petugas Posko Mahasiswa PBL Kamis, -
Lansia pemeriksaan Batu Ampar dapat berjalan pukesmas dalam Posyandu FKM Unsri 10
kesehatan Lansia dengan baik melakukan Cempaka 2 kelompok 6 dan Januari
oleh Puskesmas pemeriksaan kesehatan Desa Batu petugas 2019
lansia meliputi Ampar puskesmas
administrasi, Awal Terusan
penimbangan berat
badan, pengukuran
tinggi badan dan tensi
darah.
7. - Mengikuti IRMA Tali Silahturahmi 1 kali Membaca yasin bersama Rumah Mahasiswa PBL Kamis, 35.000
yasinan IRMA (Ikatan semakin erat komunitas Irma serta salah satu FKM Unsri 10
Remaja antara pengakraban diri oleh anggota kelompok 6 dan Januari
Masjid) mahasiswa PBL mahasiswa. irma komunitas 2019
Desa Batu dengan IRMA IRMA
Ampar dan dan remaja Desa Pada kegiatan ini
remaja desa Batu Ampar tercapai yaitu terjalin
tali persaudaraan.
66
8. Kesehatan TOGA IRMA IRMA sebagai 1 kali Memeriksa jenis-jenis dan Lingkunga Mahasiswa PBL Jumat,
Lingkungan (Ikatan penggerak dan jumlah TOGA n Kantor FKM Unsri 11
Remaja pengawas warga Desa Batu kelompok 6 dan Januari
Masjid) Desa Batu Ampar menanamnya di lingkungan Ampar komunitas 2019
dalam kantor Desa Batu Ampar. IRMA
melanjutkan
program TOGA Membuat mading berisi
di Desa Batu khasiat dan cara mengolah
Ampar TOGA
Pada kegiatan ini tercapai
yaitu pengetahuan IRMA
tentang TOGA bertambah
dan IRMA dapat
menerapkannya di Desa
Batu Ampar.
9. Kesehatan Minggu Sehat Seluruh Meningkatkan 3 kali Melakukan senam pada Halaman Mahasiswa PBL Minggu,
Jasmani masyarakat kesadaran warga pagi hari bersama Masjid FKM Unsri 13
Desa Batu akan pentingnya masyarakat Desa Batu Jamik Al- kelompok 6 dan Januari
Ampar senam sehingga Ampar dan memberikan Mutaqqin masyarakat Desa 2019
partisipasi doorprize pada yang Desa Batu Batu Ampar
masyarakat beruntung. Ampar
menjadi tinggi
Pada kegiatan ini tercapai
yaitu warga berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan
senam.
67
10. - Analisis Situasi Seluruh Bidan dan Kader 1 kali Memberikan kuesioner Mahasiswa PBL Minggu,
masyarakat Desa Batu Ampar buku 1 pada bidan dan FKM Unsri 13
Desa Batu kader Desa Batuu Ampar kelompok 6, Januari
Ampar untuk mengetahui Bidan Desa dan 2019
permasalahan kesehatan kader kesehatan
yang ada di Desa Batu Desa Batu
Ampar.Pada kegiatan ini Ampar
tercapai sehingga
didapatkan informasi
yang sesuai dan relevan.
11. Kesehatan Posyandu Seluruh Ibu Terpantaunya 2 kali Membantu Bidan dan Posko Mahasiswa PBL 14-15
Ibu dan dan Anak di status gizi balita kader kesehatan dalam Posyandu FKM Unsri Januari
Anak Desa Batu administrasi, menimbang Cempaka 1 kelompok 6, 2019
Ampar berat badan bayi dan & Posko Bidan Desa dan
mengisi buku KMS. Posyandu kader kesehatan
Cempaka 2 Desa Batu
Pada kegiatan ini Ampar
tercapai yaitu terdatanya
status gizi balita.
68
Upaya Volume Biaya
No Kegiatan Sasaran Target Rincian Pelaksanaan Lokasi Tenaga Jadwal
Kesehatan Kegiatan (Rp)
12. - Melakukan Pre- Para kader Untuk 2 kali Melaksanakan kegiatan Posko Mahasiswa 15-16
test tentang KIA Desa Batu mengetahui pre-test tentang KIA Posyandu PBL FKM Januari
Ampar pengetahuan pada kader Desa Batu Cempaka 1 Unsri 2019
kader tentang TB Ampar dengan mengisi & Posko kelompok 6
Paru dan KIA kuesioner. Posyandu dan kader
Cempaka 2 kesehatan
Pada kegiatan ini Desa Batu
tercapai yaitu Ampar
diketahuinya tingkat
pengetahuan kader
terkait KIA
13. - Melakukan Pre Para kader Untuk 2 kali Melaksanakan kegiatan Posko Mahasiswa 15-16
Intervensi tentang Desa Batu mengetahui pre-test tentang TB Paru Posyandu PBL FKM Januari
TB Paru Ampar pengetahuan pada kader Desa Batu Cempaka 1 Unsri 2019
kader tentang TB Ampar dengan mengisi & Posko kelompok 6
Paru kuesioner. Posyandu dan kader
Cempaka 2 kesehatan
Pada kegiatan ini Desa Batu
tercapai yaitu Ampar
diketahuinya tingkat
pengetahuan kader
terkait TB Paru.
Z
69
14. - Pelatihan kader Para kader Bertambahnya 1 kali Melaksanakan pelatihan Kantor Desa Mahasiswa PBL Kamis,
melalui pemberian Desa Batu wawasan kader kader melalui pemberian Batu Ampar FKM Unsri 17
materi tentang Ampar terkait stunting, materi tentang stunting, kelompok 6 dan Januari
stunting, KIA dan KIA, dan gizi KIA, dan gizi serta kader kesehatan 2019
gizi praktek pengukuran Desa Batu
terkait LILA, berat Ampar
badan, dan tinggi badan
yang benar.
15. - Penyuluhan Para kader Bertambahnya 1 kali Melaksanakan Kantor Desa Mahasiswa PBL Jum’at,
tentang TB Paru Desa Batu pengetahuan penyuluhan pada kader Batu Ampar FKM Unsri 18
dan PHBS Ampar kader kesehatan dengan pemberian materi kelompok 6 dan Januari
terkait TB Paru tentang TB Paru dan kader kesehatan 2019
dan PHBS PHBS. Desa Batu
Ampar
Pada kegiatan ini
tercapai yaitu kader
mendapat informasi
mengenai TB Paru dan
PHBS.
70
16. Pembentukan Para kader Adanya kader 1 kali Membentuk kader TB Paru Kantor Mahasiswa PBL Jum’at,
kader TB Paru kesehatan TB Paru di dengan melihat hasil pre- Desa Batu FKM Unsri 18
Desa Batu desa Batu test dan post-test sehingga Ampar kelompok 6 dan Januari
Ampar Ampar kader yang mengalami kader kesehatan 2019
peningkatan pre-test post- Desa Batu
test ditunjuk menjadi kader Ampar
TB Paru dan juga ada
musyawarah dengan kader
yang terpilih bersedia atau
tidak untuk menjadi kader
TB Paru.
17. - Melakukan Post Para kader Untuk 1 kali Melaksanakan kegiatan Posko Mahasiswa PBL Kamis,
Intervensi dan kesehatan mengetahui post-test tentang KIA pada Posyandu FKM Unsri 17
KIA Desa Batu tingkat kader Desa Batu Ampar Cempaka 1 kelompok 6 dan Januari
Ampar pengetahuan dengan mengisi kuesioner. & Posko kader kesehatan 2019
kader tentang Posyandu Desa Batu
dan KIA Pada kegiatan ini tercapai Cempaka 2 Ampar
setelah yaitu diketahuinya tingkat
dilakukan pengetahuan kader terkait
intervensi KIA setelah dilakukan
intervensi.
71
18. - Melakukan Post Para kader Untuk 1 kali Melaksanakan kegiatan Posko Mahasiswa PBL Jum’at,
Intervensi TB Paru kesehatan mengetahui post-test tentang TB Paru Posyandu FKM Unsri 18
Desa Batu tingkat pada kader Desa Batu Cempaka 1 kelompok 6 dan Januari
Ampar pengetahuan Ampar dengan mengisi & Posko kader kesehatan 2019
kader tentang TB kuesioner. Posyandu Desa Batu
Paru setelah Cempaka 2 Ampar
dilakukan Pada kegiatan ini
intervensi tercapai yaitu
diketahuinya tingkat
pengetahuan kader
terkait TB Paru setelah
dilakukan intervensi.
19. - Nonton bersama Masyarakat Tali Silahturahmi 2 kali Mengadakan nonton Kantor Mahasiswa PBL Sabtu,
dan semakin erat bersama dengan warga Kepala FKM Unsri 19
komunitas antara mahasiswa Desa Batu Ampar. Desa dan kelompok 6 Januari
Irma Desa PBL dengan Halaman 2019 dan
Batu Ampar IRMA dan Pada kegiatan ini Masjid Minggu,
remaja Desa Batu tercapai yaitu terjalin Jamik Al- 27
Ampar terjalin tali persaudaraan. Mutaqqin Januari
Desa Batu 2019
Ampar
20 Kesehatan Penyuluhan Anak Bertambahnya 2 kali Melaksanakan kegiatan SD N 1&2 Mahasiswa PBL Selasa,
Individu tentang NAPZA Sekolah pengetahuan penyuluhan tentang Batu FKM Unsri 22
Dasar kelas siswa terkait NAPZA kepada anak Ampar kelompok 6 Januari
4, 5, dan 6 bahaya-bahaya sekolah dasar kelas 4, 5, 2019 dan
NAPZA dan 6. Rabu, 23
Januari
Pada kegiatan ini
72
21 - Keluarga Sadar Masyarakat Terdatanya 1 kali Melaksanakan kegiatan Door to Mahasiswa PBL Jumat,
Gizi Desa Batu keluarga sadar Keluarga Sadar Gizi dari door ke FKM Unsri 25
Ampar gizi door to door melalui rumah kelompok 6 Januari
wawancara. warga Desa 2019
Batu
Pada kegiatan ini Ampar
tercapai yaitu
diketahuinya data
keluarga sadar gizi Desa
Batu Ampar.
22 - Farewell party Seluruh Terciptanya 1 kali Mengadakan kegiatan Posko PBL Mahasiswa PBL Minggu,
masyarakat keakraban antara farewell party bersama kelompok 6 FKM Unsri 27
Desa Batu warga dan Sekdes, Kader, IRMA, Desa Batu kelompok 6 Januari
Ampar mahasiswa PBL dan Bidan Desa Batu Ampar 2019
Ampar.
HASIL KEGIATAN
Kegiatan posyandu dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 14 Januari 2019 yang
bertempat di Posko Cempaka 1 dan pada tanggal 15 Januari 2019 dilaksanakan di Posko
Cempaka 2. Kegiatan posyandu pada dua posko Desa Batu Ampar meliputi administrasi,
penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan, pengisian buku KMS, imunisasi, dan
pengukuran LILA ibu hamil. Dan untuk kegiatan yang kami lakukan yaitu membantu dalam
hal administrasi, menimbang berat badan bayi dan mengisi buku KMS. Posyandu ini diikuti
oleh seluruh ibu dan anak di Desa Batu Ampar yang bertujuan untuk memantau status gizi
balita.
Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) yang berada di Desa Batu Ampar merupakan
program kerja mahasiswa PBL Unsri tahun 2018. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk
melanjutkan program kerja tersebut. Kegiatan yang kami lakukan meliputi Memeriksa jenis-
jenis dan jumlah TOGA, menanamnya di lingkungan kantor Desa Batu Ampar dan membuat
mading berisi khasiat dan cara mengolah TOGA. Dalam pelaksanaan program TOGA ini
kami memberdayakan IRMA sebagai penggerak dan pengawas warga Desa Batu Ampar
dalam melanjutkan program TOGA di Desa Batu Ampar serta melestarikan dan
memanfaatkan TOGA sesuai fungsinya.
c. Minggu sehat
Minggu sehat dilaksanakan di halaman Masjid Jamik Al-Mutaqqin Desa Batu Ampar
sebanyak 3 kali dan diikuti oleh masyarakat Desa Batu Ampar mulai dari anak-anak, remaja
hingga dewasa dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya
senam sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan. Kami menyiapkan doorprize untuk
menarik perhatian warga sehingga tergerak untuk mengikuti minggu sehat, hal ini merupakan
metode agar partisipasi masyarakat terkait kesehatan menjadi lebih tinggi.
d.Penyuluhan NAPZA
Penyuluhan NAPZA dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari selasa, 22 Januari
2019 dan Rabu, 23 Januari 2019. Penyuluhan NAPZA dilaksanakan di SD 1&2 Batu Ampar
dengan sasaran siswa/siswi kelas 4, 5, dan 6. Kami melakukan penyuluhan NAPZA didasari
pada pertimbangan musyawarah bersama perangkat desa Batu Ampar dan berdasarkan
analisis situasi lingkungan sekitar. Tujuan dari penyuluhan NAPZA ini adalah agar
bertambahnya pengetahuan siswa terkait bahaya-bahaya NAPZA dan menyadari akan
pentingnya menjahui NAPZA.
e. Pelatihan Kader
Pelatihan kader dilakukan sebanyak 1 kali pada kamis, 17 Januari 2019 yang
bertempat di Kantor Desa Batu Ampar dan diikuti oleh seluruh kader kesehatan Desa Batu
Ampar. Tujuan dari pelatihan kader adalah menambah wawasan kader terkait stunting, KIA,
dan gizi. Pelatihan kader ini kami laksanakan dengan memberian materi tentang stunting,
KIA, dan gizi serta praktek pengukuran terkait LILA, berat badan, dan tinggi badan yang
benar agar dapat diterapkan pada saat pelaksanaan posyandu.
f. Lansia
g. Nonton bareng
Kegiatan nonton bersama warga Desa Batu Ampar dilakukan sebanyak 2 kali, yakni
pada sabtu, 19 Januari 2019 dan minggu, 27 Januari 2019 yang masing-masing bertempat di
Kantor Desa Batu Ampar dan Halaman Masjid Jamik Al-Mutaqqin Desa Batu Ampar. Kami
melaksanakan nonton bareng agar tali silahturahmi antara mahasiswa PBL dengan IRMA dan
masyarakat sekitar di Desa Batu Ampar semakin erat.
h. NGATAM (ngaji bareng anak batu ampar) serta memberi informasi mengenai kesehatan
kepada anak-anak Desa Batu Ampar
Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 14.00 s/d 15.00 pada hari senin-kamis di
mushola dusun 1 Desa Batu Ampar dengan tujuan menambah pengetahuan mengaji dan
kesehatan pada anak Desa Batu Ampar.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengalaman belajar lapangan ini tidak seluruhya berjalan
dengan lancar tanpa suatu hambatan. Adapun hambatan-hambatan yang kami temui pada saat
pelaksanaan kegiatan dirinci pada tabel berikut
Hambatan
No Kegiatan
Input Proses Output
1. Posyandu Tidak ada suatu Warga yang menjadi sasaran Tidak seluruh
Cempaka hambatan, dimana dalam upaya Kesehatan Ibu Kesehatan Ibu dan
1&2 pelaksanaan posyandu dan Anak tidak seluruhnya Anak dapat
telah dipersiapkan hadir dan sebagian sasaran terpantau secara
dengan matang. hadir bersamaan sehingga rutin karena masih
terlalu ramai dan ada sasaran yang
mengakibatkan kurang tidak hadir.
kondusif.
Hambatan
No Kegiatan
Input Proses Output
6. Lansia Kurang matangnya - tertinggalnya Tidak ditemukan
pemahaman mahasiswa alat pengukur hambatan
dalam melakukan tensi tinggi badan
darah, komseling dan - lansia sedikit
pemberian obat susah
diarahkan
karena
sebagian besar
sudah mulai
pikun
7. Nonton Kurangnya persiapan Durasi film yang Tidak tercovernya seluruh
bareng dalam pelaksanaan nonton terlalu pannjang masyarakat Desa Batu
bareng sehingga waktu Ampar pada agenda
yang dipakai perpisahan.
untuk menonton
terlalu lama
a. Posyandu
Sebelum hari pelaksanaan posyandu kader kesehatan disarankan untuk lebih
memaksimalkan pemberitahuan posyandu dan disediakannya tempat yang lebih luas
sehingga posyandu berjalan kondusif dari awal sampai posyandu selesai.
b. TOGA (Tumbuhan Obat Keluarga)
Memberikan informasi terkait manfaat tumbuhan obat keluarga agar pemahaman dan
kesadaran masyarakat meningkat sehingga masyarakat turut berpartisipasi dalam
melestarikan dan memanfaatkan TOGA. Selain memberikan informasi, solusi yang
kami ajukan sebelum melakukan penanaman ataupun pelestarian TOGA hendaknya
menyediakan alat-alat yang dibutuhkan.
c. Minggu sehat
Mengumumkan agenda minggu sehat kepada masyarakat Desa Batu Ampar pada
malam sebelum hari pelaksanaan kegiatan dan saat akan dilaksanakan kegiatan serta
menyediakan alat penunjang dengan matang.
d. Penyuluhan NAPZA
Menyediakan alat yang dibutuhkan saat melaksanakan penyuluhan dan menciptakan
suasana yang menarik perhatian siswa/siswi agar penyuluhan dapat berjalan kondusif.
e. Pelatihan Kader
Mengingatkan kader sebelum pelaksanaan pelatihan dan menjemput kader yang
terhambat transportasi pada saat menghadiri pelatihan sehingga kader dapat tercover
secara keseluruhan.
f. Lansia
Sebaiknya mahasiswa mempelajari lebih banyak terkait kesehatan lansia yang meliputi
tensi darah dan pengukuran tinggi badan. Untuk petugas puskesmas disarankan untuk
lebih teliti daalam pemeriksaan alat-alat yang akan dibawa sehingga tidak ada yang
tertinggal.
g. Nonton bareng
Mempersiapkan agenda dengan matang dan mencari film dengan durasi yang tidak
terlalu panjang agar tidak memakan waktu serta menginformasikan agenda nonton
bareng keseluruh masyarakat Desa Batu Ampar.
h. NGATAM (ngaji bareng anak batu ampar) serta memberi informasi mengenai
kesehatan kepada anak-anak Desa Batu Ampar
Mengatur kembali jadwal Ngaji agar tidak terlalu siang dan menambah lagi SDM agar
kegiatan ini berlangsung dengan baik serta memberikan apresiasi kepada anak Desa
Batu Ampar.
BAB VI
PEMBAHASAN
78
79
Ibu N : “kalau kemaren sih kalo gak salah, puskes yang mau
ngecek yang terkena tb paru, yang kena tb paru itu ado
yang cak malu malu itu nah, minder cakitu, kalau berobat
dio berobat sendiri cak itunah, cak idak tau wong”
Ibu Fitri : “katek. Kalau ado yang tb paru paling-paling ke puskes.
Dio tu cak malu men keno tb paru tu . jadi dak tau kito,
dio tu diam-diam berobat ke puskes”
Responden lainnya : “dak katek”
- Bagaimana gambaran penyakit TB di desa ini ? (pertanyaan untuk bidan)
Ibu Bidan : “sebagian sudah ada yang mulai dari 2010, mereka sudah
pada aktif bisa di puskesmas”
- Siapa petugas yang terlibat dalam penemuan suspek TB di desa?
Bagaimana peran kader?
Ibu Bidan : “ya segera mereka harus cek ke puskesmas lalu dahak
harus diperiksa, peran kader kita ini kader posyandu, kader
TB belum ada”
- Bagaimana pengetahuan kader terkait gejala TB, faktor pemicu TB, cara
penemuan suspect TB, pencegahan dan pengobatan TB?
Ibu Bidan : “katek yo yang ngurus masalah TB Paru, tapi garis besar
be tahu, untuk lebih dalamnyo bagian puskesmas karna
kan bukan bagian dio”
- Apa saja kendala yang dihadapi kader di desa dalam penanggulangan TB?
Ibu Bidan : “kader TB kan gak ada”
Dari beberapa poin pertanyaan diatas ini dijadikan sebagai informasi
penguat untuk menyimpulkan prioritas permasalahan yang ada di Desa Batu
Ampar Lama.
b. Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Terusan Laut didapatkan
bahwa jumlah pasien yang berobat terkait TB Paru paling banyak pasien
yang tempat tinggalnya di Desa Batu Ampar Lama.
c. Berdasarkan hasil analisis kuesioner yang telah disebarkan sebelumnya dan
dari analisis data epidemiologi dan biostatistik kesehatan didapatkan
masalah besar yaitu masalah penyakit TB Paru di Desa Batu Ampar Lama.
80
Berdasarkan hasi pre test dan post test pada 10 kader yang ada di Desa
Batu Ampar Lama terhadap pengetahuan tentang masalah TB Paru menunjukkan
bahwa dari 10 kader kesehatan, terdapat 9 kader yang mengalami peningkatan
pada nilai post test dan 1 kader yang mengalami penurunan nilai terhadap
pengetahuan masalah TB Paru.
6.4.2 KADARZI
Tabel 6.1 Gambaran Pendataan KADARZI Desa Batu Ampar
PERNYATAAN
YA TIDAK
KUESIONER
Keluarga memantau berat badan 46 4
secara teratur (92%) (8%)
Keluarga bisa makan beraneka 45 5
ragam makanan (95%) (5%)
Keluarga bisa mengkonsumsi 48 2
garam beryodium (96%) (4%)
Keluarga memberikan ASI 41 9
ekslusif selama 6 bulan (82%) (18%)
Keluarga bisa mendapatkan dan
48 2
memberikan suplementasi gizi
(96%) (4%)
bagi keluarga
( Sumber : Data Sekunder Kuesioner PBL FKM Unsri 2019)
- 95% keluarga bisa makan beraneka ragam makanan dan 5% keluarga tidak bisa
makan beraneka ragam makanan.
- 96% keluarga bisa mengkonsumsi garam beryodium dan 4% keluarga tidak
bisa mengkonsumsi garam beryodium.
- 82% keluarga memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan 18% keluarga
tidak memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan.
- 96% keluarga bisa mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi
keluarga dan 4% keluarga tidak bisa mendapatkan dan memberikan
suplementasi gizi bagi keluarga.
6.4.3 KIA
Tabel 6.2 Gambaran Pengetahuan Informan terhadap Kesehatan Ibu
dan Anak Sebelum dan Sesudah Pelatihan
Berdasarkan hasil pre test dan post test yang dilakukan pada saat sebelum
dan sesudah dilakukanya pelatihan terhadap 10 kader kesehatan Desa Batu Ampar
Lama terkait pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak, didapatkan sebanyak 6
kader kesehatan yang mengalami kenaikan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan
anak dan 4 kader kesehatan lainnya mengalami penurunan pengetahuan tentang
kesehatan ibu dan anak. Pelatihan terhadap kader kesehatan yang dilakukan
setelah dilaksanakannya pre test diharapkan dapat membantu menambah
pengetahuan kader tentang kesehatan ibu dan anak dan dapat membantu kenaikan
nilai dalam pelaksanaan kegiatan post test. Akan tetapi, penurunan nilai yang
didapat bisa disebabkan oleh terjadinya kesalahpahaman dalam memahami materi
yang disampaikan pada saat pelatihan dilakukan.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil Musyawarah Mufakat Desa (MMD) Desa Batu Ampar
Lama Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
hasil observasi lapangan dan penyebaran kuesioner permasalahan
kesehatan yang diangkat yakni pelatihan kader tentang Stunting dan Gizi
Buruk, Tuberculosis, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan pengenalan
Narkoba terhadap anak-anak.
b. Berdasarkan hasil post-test dan pre-test kader mengenai Stunting dan Gizi
Buruk, Tuberculosis, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kader mengalami
peningkatan pengetahuan.
c. Anak-anak di Desa Batu Ampar Lama Kecamatan Sirah Pulau Padang,
Kabupaten Ogan Ilir, belum mengenal tentang bahaya narkoba.
d. Kader kesehatan di Desa Batu Ampar masih kurang pengetahuan dan
memiliki stigma buruk mengenai pasien TB Paru, sehingga masih belum
yakin menjadi Kader TB Paru.
e. Masyarakat kurang perduli terhadap TOGA yang sebelumnya pernah di
berikan sebelumnya.
7.2 Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan Ogan Ilir
2. Bagi Desa
85
86
b. Mengadakan senam pagi setiap hari minggu di Desa Batu Ampar untuk
mengajak masyarakat semakin sehat dan semakin memperhatikan
kesehatan mereka.
c. selain memberdayakan IRMA untuk memelihara Tanaman Obat Keluarga,
mesyarakat juga di ikut sertakan agar tahu pertolongan pertama mereka.
3. Bagi Masyarakat
Memperhatikan semua pasien yang datang saat posyandu dan Lansi agar
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Begum, D. 2010. Why Stunting Matters Alive and Thrive Technical Brief Issue. 2
September 2010.
Herawati, 2011. Analisis kematian ibu di Indonesia tahun 2010 berdasarkan data
SDKI, Riskesdas, dan laporan rutin kesehatan ibu dan anak. Pertemuan
Teknis Kesehatan Ibu, 6 April 2011, Bandung, Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia RI
88
Meilyasari, F. & Isnawati, M. (2014). Faktor risiko kejadian stunting pada balita
usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.
Journal of Nutrition College, 3(2), 16-25. Diakses dari
http://www,ejournals1.undip.ac.id
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu :
Jogjakarta.
WHO. (2014). WHA global nutrition targets 2025: Stunting policy brief. Geneva:
World Health Organizatio
Lampiran 1. Form Proses Bimbingan Penulisan Laporan PBL
Kelompok :6
Desa : Batu Ampar Lama
Tanda Tangan
No Tanggal Uraian
Pembimbing
Mengetahui,
Pembimbing Materi
Yeni,S.K.M.,M.K.M
NIP. 1602056806880002
Lampiran 2. Daftar Nama Anggota Kelompok
Kelompok 6
Desa Batu Ampar Lama, Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering
Ilir Sumatera Selatan
Petunjuk :
1. Pilihlah perwakilan kader yang akan diwancarai sesuai kriteria kecukupan dan
kesesuaian
2. Lakukan wawancara mendalam kepada kader di desa Anda
3. Hasil wawancara dibuat transkrip dan rangkuman di deskripsikan pada kuesioner
bagian B
NAMA/NOMOR RESPONDEN :
A. KUESIONER PENGETAHUAN
Keterangan skoring :
2. Pengukuran BB
Pengukuran TB
B. KUESIONER PENGETAHUAN
Keterangan skoring :
2. Pengukuran BB
Pengukuran TB
C. KUESIONER PENGETAHUAN
Keterangan skoring :
E. KUESIONER PENGETAHUAN
Keterangan skoring :
Pengukuran Tinggi Badan Bayi dan Balita Pengukuran lingkar Lengan Atas
Posko 6 PBL FKM Unsri 2019 Foto Bersama Bapak Camat SP Padang