Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi
segala nikmat dan karunianya sehingga kami bias menyelesaikan laporan Praktik
Kuliah Lapangan Sosial, Ekonomi dan Pemetaan (PKL SOSEKTA) 2019 yang
kali ini bertemakan “Kajian Sosial Ekonomi dan Pemetaan di Dusun Gitgit,
Kecamatan Sukasada, Buleleng (Social Economic and Mapping Studies of
Bandungan District in Buleleng)” yang bertempat di Desa Gitgit, Kecamatan
Sukasada, Buleleng, Provinsi Bali.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
kami hingga akhir, terutama pada kelompok kependudukan yang telah
mengeluarkan ide, pemikiran serta cucuran keringatnya demi menyelasaikan tugas
yang banyak menyita waktu dan tenaganya namun tetap terjaga semangatnya
hingga terselesaikannya laporan ini.
Tak lupa juga kepada pihak dosen yang telah membimbing kami dalam
PKL SOSEKTA 2019 hingga akhir, warga Desa Gitgit dan segala pihak yang tak
dapat disebutkan satu persatu, kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
i
LEMBAR PENGESAHAN
Drs. Suhardjo, M. Pd
NIP: 195701301984031005
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang PKL SOSEKTA...............................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah.................................................................................2
1.4. Perumusan Masalah...................................................................................2
1.5. Tujuan Kegiatan........................................................................................3
1.6. Manfaat Kegiatan......................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................4
2.1. Pengertian Dinamika Penduduk................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................20
3.1. Lokasi dan Waktu PKL SOSEKTA.........................................................20
3.2. Populasi dan Sampel...............................................................................20
3.3. Teknik Pengumpulan Data......................................................................21
3.4. Instrumen Penelitian................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................22
4.1. Dinamika Penduduk....................................................................................22
4.1.1. Natalitas................................................................................................22
4.1.2. Mortalitas.........................................................................................35
4.1.3. Migrasi.............................................................................................38
4.1.4. Pengaruh Migrasi Terhadap Kesejahteraan Keluarga......................42
BAB V PENUTUP.................................................................................................54
3.1. Kesimpulan..............................................................................................54
3.2. Saran........................................................................................................54
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 4. 1. Data jumlah status perkawinan masyarakat desa Gitgit.....................23
Tabel 4. 11. Data jenis pemakaian alat kontrasepsi di Banjar Dusun Gitgit........36
Tabel 4. 13. Data jumlah kematian dalam keluarga satu tahun terakhir..............39
Tabel 4. 15. Data umur kematian anggota keluarga di Banjar Dusun Gitgit........41
Tabel 4. 20. Data anggota keluarga yang berada di luar Banjar Dusun Gitgit....46
Tabel 4. 21. Data pekerjaan anggota keluarga yang menetap di daerah lain.......47
Tabel 4. 22. Data pendapatan anggota keluarga yang menetap di daerah lain....48
Tabel 4. 25. Data jumlah uang yang dikirimkan oleh anggota keluarga yang
bekerja di luar Banjar Dusun Gitgit.....................................................................52
iv
Tabel 4. 26. Data pemakaian uang hasil kiriman anggota keluarga yang bekerja
di luar Desa............................................................................................................53
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 2. Grafik jumlah anak dalam satu keluarga Banjar Dusun Gitgit.....24
Gambar 4.15. Grafik umur kematian anggota keluarga di Banjar Dusun Gitgit..38
Gambar 4. 21. Grafik pekerjaan anggota keluarga yang menetap di daerah lain44
vi
Gambar 4. 22. Grafik pendapatan anggota keluarga yang menetap di daerah lain.
................................................................................................................................45
Gambar 4. 24. Grafik ada tidaknya pengiriman uang oleh anngota keluarga yang
bekerja di luar Desa...............................................................................................47
Gambar 4. 25.Grafik jumlah uang yang dikirimkan oleh anggota keluarga yang
bekerja di luar Banjar Dusun Gitgit......................................................................48
Gambar 4. 26.Grafik ada pemakaian uang hasil kiriman anggota keluarga yang
bekerja di luar Desa...............................................................................................50
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan membuat kuesioner yang sesuai dengan kajian kependuduan sebagai
pedoman wawancara untuk mendapatkan data penelitian.
2
1. Memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kuliah Lapangan di Desa
Gitgit, Bali.
2. Mengetahui kondisi dinamika penduduk (natalitas, mortalitas, dan
migrasi) di Desa Gitgit.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus dianggap tidak rasional.
Oleh karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam melakukan tindakan-
tindakan untuk mengurangi jumlah penduduk, misalnya: aborsi, legalitas
homoseksual, dan hukuman mati.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Pengkajian mengenai perubahan keadaan penduduk masuk dalam lingkup
ilmu demografis.Ilmu ini memandang beberapa faktor utama yang dapat
mempengaruhi perubahan keadaan penduduk yang berputar pada fertilitas
(kelahiran), mortalitas (kematian), dan mobilitas (migrasi).
2.2.1. Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas (Inggris: Fertility) sebagai istilah demografi diartikan
sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita dari seorang
wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain, fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya,
merupakan potensifisik untuk melahirkan anak.Kedua hal ini berkaitan
erat, dimana fekunditas merupakan modal awal dari seorang perempuan
untuk mengalami fertilitas dalam hidupnya dan seorang yang telah
mengalami fertilitas pasti fekunditasnya baik.
Ada satu kata yang memiliki makna yang menyerupai fertilitas,
yaitu natalitas.Perbedaan keduanya hanya pada ruang lingkupnya.Fertilitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk, sedangkan
natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi manusia.
a. Konsep-Konsep Fertilitas
Dalam buku Dasar-dasar Demografi terbitan FE UI, dijelaskan konsep-
konsep penting yang harus dipegang dalam mengkaji fenomena fertilitas,
diantaranya:
5
2) Lahir mati (Still Birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan
yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-
tanda kehidupan.
3) Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur
kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus: disengaja (induced)
dan tidak disengaja (spontaneus). Abortus yang disengaja mungkin
lebih sering kita kenal dengan istilah aborsi dan yang tidak disengaja
lebih sering kita kenal dengan istilah keguguran.
4) Masa reproduksi (Childbearing age) adalah masa dimana perempuan
melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
b. Penunjang Kelahiran :
1) Kawin usia muda.
2) Pandangan “banyak anak banyak rezeki”.
3) Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah.
4) Anak merupakan penentu status sosial.
5) Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
c. Penghambat Kelahiran :
1) Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB).
2) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan
Pendidikan.
3) Semakin banyak wanita karir.
d. Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
1) Angka kelahiran rendah, apabila kurang dari 20 per 1000
penduduk
2) Angka kelahiran sedang, apabila antara 20 – 30 per 1000
penduduk.
3) Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 30 per 1000 penduduk.
Angka kelahiran kasar menunjukkan jumlah kelahiran per 1000
penduduk tiap tahun.
Rumus :
Keterangan:
6
2.2.2. Kematian (Mortalitas)
Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengn
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat, maupun masalah kesehatan
lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya.
Rumus :
Keterangan:
7
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
2.2.3. Migrasi
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya
turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas
penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan
tujuan untuk menetap.
Berikut adalah jenis-jenis migrasi. Berdasarkan jangkauan kepindahannya,
migrasi dapat dibedakan menjadi :
1. Migrasi Lokal/Nasional
Yakni perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain
dalam satu negara. Dapat dibedakan menjadi empat macam:
1. Sirkulasi
Merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada
juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah
tujuan. Berdasarkan Intensitas waktunya, dapat dibagi menjadi
berikut:
a. Sirkulasi harian. Berangkat pagi pulang sore (tidak
menginap).
b. Sirkulasi mingguan.
c. Sirkulasi bulanan.
2. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu
pulau. Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap sehingga dapat
memengaruhi jumlah penduduk kota yang dituju ataupun jumlah
penduduk di desa yang ditinggalkan. Terjadinya urbanisasi
dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penarik berikut:
a. Faktor pendorong urbanisasi, di antaranya sebagai berikut:
1) Kurang bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha,
khususnya di luar sektor pertanian.
2) Semakin sempitnya lahan pertanian.
8
3) Rendahnya upah tenaga kerja.
4) Sarana dan prasarana sosial.
5) Adanya perasaan lebih terpandang bila dapat bekerja di kota.
6) Merasa tidak cocok Iagi dengan pola kehidupan di desa.
b. Faktor penarik urbanisasi, di antaranya sebagai berikut:
1) Lebih bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha di
kota.
2) Upah tenaga kerja di kota relatif lebih besar.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang kompleks.
3. Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan
penduduk dari kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak
dilakukan oleh mereka yang dahulu pernah melakukan urbanisasi,
namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota asli.
Faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi dibedakan menjadi
faktor pendorong dan faktor penarik berikut:
a. Faktor pendorong ruralisasi adalah sebagai berikut:
1) Kejenuhan tinggal di kota.
2) Harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak
terjangkau.
3) Keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya.
4) Merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di
kota.
b. Faktor penarik ruralisasi adalah sebagai berikut:
1) Harga lahan di pedesaan relatif lebih murah.
2) Pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana.
3) Suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua
dalam
menjalani masa pensiun.
4) Adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau
kenangan masa kecil.
4. Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau
yang padat penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk
jarang.Pelaku transmigrasi disebut transmigran.
Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat dibedakan menjadi
berikut:
1) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan melalui
program pemerintah. Biaya transmigrasi ditanggung pemerintah,
9
termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk
beberapa bulan.
2) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas
kesadaran dan biaya sendiri (swakarsa).
3) Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang biayanya
ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal dan
pemerintah daerah tujuan transmigrasi.
4) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan
terhadap satu desa atau daerah secara bersama-sama.
Transmigrasi ini dilakukan karena beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut:
a. Daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah,
misalnya pembangunan waduk yang luas.
b. Daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga
masyarakat yang ada di dalamnya harus dipindahkan.
2. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara.
Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain karena terjadi
peperangan, bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imigrasi dan
emigrasi.
a. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam
negeri untuk tujuan menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar
negeri untuk tujuan menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan
emigran.
Rumus Migrasi
1) Angka Mobilitas
Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local (mover)
dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk.
Rumus :
Keterangan :
10
m = angka mobilitas
M = jumlah mover
P = penduduk
k = 1000
Keterangan :
Keterangan :
11
P = penduduk pertengahan tahun
Keterangan :
Keterangan :
12
K = 1000
13
Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap
warga yang ditemukan pada saat pencacahan berlangsung, walaupun
orang tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang diadakan
sensus.
2) De jure
Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan
terhadap warga penduduk asli dari daerah yang sedang dilakukan
sensus. Jadi, andaikata ditemukan orang yang bukan asli penduduk di
sana pada saat sensus, maka tidak dimasukkan dalam penghitungan.
Untuk membedakan antara penduduk asli dan bukan asli ialah dari
kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
a) Metode Canvasser
Yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat
tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan.Keunggulan metode
ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk
sulit untuk memalsukan data.Sedangkan kekurangannya adalah waktu
yang diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan
wilayah yang luas.
b) Metode Householder
Yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan
dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu
yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu
per satu penduduk. Daftar pertanyaan dapat dikirimkan atau dititipkan
pada aparat desa.Sedangkan kekurangannya adalah data yang
diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan
penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Keunggulan dan Kelemahan Sensus De Facto
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:
1) Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP)
tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir
dan tinggal di tempat tersebut.
14
2) Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah
penduduk yang sebenarnya.
3) Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan
perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai
berikut:
1) Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang
sama dapat terjadi.
2) Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana
yang cukup besar karena harus dilakukan secara serempak.
3) Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di
laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya kemungkinan tidak
tercatat.
Keunggulan dan Kelemahan Sensus De Jure
Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betul-betul
memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan.
Keunggulan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:
1) Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak
karena hanya penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang
disensus.
2) Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada
pendudukyang sama dapat dihindari.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai
berikut:
1) Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP)
tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir
dan tinggal di tempat tersebut.
2) Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah
penduduk yang sebenarnya.
3) Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan
perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
b. Tujuan Sensus Penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain :
1) Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu
periode.
2) Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap
wilayah.
15
3) Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti
angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
4) Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan
pembangunan nasional.
2.3.2. Survei Penduduk
a. Pengertian Survei
Survei Penduduk adalah cara pengumpulan data yang dilaksanakan
melalui pencacahan sampel dari suatu populasi untuk memperkirakan
karakteristik objek pada saat tertentu. Maksud dari hal tersebut adalah
survei penduduk dengan cakupan nasional. Biasanya survei kependudukan
ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus.
Sistem kerja dan informasi yang dikumpulkan sama dengan sensus.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengadakan survei-survei
kependudukan, misalnya Survei Ekonomi Nasional yang dimulai sejak
tahun 1963, Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Surve.
Antar Sensus (SUPAS). Hasil-hasil survei ini melengkapi informasi yang
didapat dari Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk.
b. Manfaat Survei
Manfaat survei menurut waktu pelaksanaannya, yaitu:
1. Sebelum Sensus:
1) Sebagai bahan pertimbangan (input) untuk sensus yang akan
datang.
2) Untuk mengestimasi hasil sensus yang akan datang.
2. Sesudah sensus:
1) Untuk mengkoreksi/evaluasi hasil sensus yg lalu dan
melengkapinya bila ada kekurangan
2) Untuk mengetahui perubahan penduduk setelah 5 tahun sensus.
3) Untuk mengetahui kondisi penduduk antara dua sensus.
c. Jenis Survei
Survei dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :
1. Single round survey (survei bertaraf tunggal)
Petugas mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kejadian atau
peristiwa demografi yang dialami seseorang di masa lalu dalam periode
tertentu.
2. Multi round survey (survei bertaraf ganda)
16
Petugas melakukan kunjungan rumah berulang kali dengan interval waktu
tertentu. Misalnya petugas survei mengunjungi penduduk setiap 2 tahun
sekali. Namun dalam survei memiliki kelemahan, yaitu :
a. Petugas dan responden bisa sama-sama bosan hingga timbul error
data.
b. Kualitas kerja petugas tidak selalu konstan setiap waktu.
c. Kualitas kerja antar petugas bisa berbeda, karena petugas tidak
selalu sama (mungkin ada pergantian petugas antar waktu).
3. Kombinasi metode Singgle round survey dan Multi round survey
atau kombinasi salah satu metode dan registrasi.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu PKL SOSEKTA
Kegiatan Praktik Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada :
18
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari dua sumber yang terdiri dari :
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama). untuk memperoleh data yang
valid, kelompok kajian kami menggunakan cara pengumpulan
data yang relevan dengan pendekatan melalui wawancara
langsung dengan responden melalui observasi lapangan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada. Data sekunder ini diperoleh dari catatan
atau dokumentasi berupa laporan hasil penelitian serta sumber
internet, seperti :
1) Pedoman Wawancara
2) Kuesioner
3) Buku-buku yang relevan
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Natalitas
Jumlah responden yang berhasil diwawancarai berjumlah 84 orang.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, sebagian besar responden saat ini
berstatus menikah sebanyak 77 orang responden, 3 responden berstatus cerai, dan
3 orsng responden berstatus cerai mati. Hasil wawancara di lapangan tersebut
menunjukkan angka perceraian di Banjar Dusun Gitgit tergolong rendah.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Menikah 78 93
Cerai 3 4
Cerai Mati 3 3
Jumlah 84 100
20
Gambar 4. 1. Grafik status perkawinan masyarakat desa Gitgit
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini :
0 4 5
21
1 12 14
2 35 42
3 22 26
>3 11 13
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 2. Grafik jumlah anak dalam satu keluarga Banjar Dusun Gitgit
Berdasarkan tabel dan grafik 1.1 dan 1.2 diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa program KB di Banjar Dusun Gitgit sedang berjalan dan berhasil
mengurangi tingkat kelahiran atau jumlah anak dalam keluarga dari tahun ke
tahun. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase dominan penduduk yang memiliki
jumlah kelahiran anak sebanyak 2 kelahiran dengan 33 responden, kelahiran 3
anak sebanyak 22 responden, kelahiran 1 anak sebanyak 12 responden, dan
kelahiran lebih dari 3 anak sebanyak 11 responden, serta 4 orang responden belum
memiliki anak.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 3. Data Fasilitas saat si Ibu Melahirkan
Rumah 6 8
PUSKESMAS 1 2
22
Bidan/rumah sakit 74 88
Lainnya 1 2
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
23
Bidan sebagai pilihan fasilitas melahirkan karena jarak rumah bidan dari
rumah warga dekat. fasilitas lainnya yaitu dengan 10 responden memilih
Dukun Beranak dengan 10 responden dan yang fasilitas pilihan terendah
adalah fasilitas sendiri, sebanyak 6 responden memilih melahirkan sendiri
tidak menggunakan jasa kelahiran yang ada.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 4. Data Proses Kelahiran di Banjar Dusun Gitgit
Normal 72 86
Cesar 12 14
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
24
tersebut menandakan mayoritas ibu hamil di Banjar Dusun Gitgit memiliki
kesehatan yang cukup baik.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 5 Data Jumlah Anak yang di Imunisasi
Jumlah 84 100
25
kepada anak-anaknya. 5 kepala keluarga tersebut tidak memberikan
imunisasi kepada anak-anaknya dikarenakan belum mendapat pengetahuan
tentang imunisasi pada saat itu. Jenis imunisasi yang diberikan diantaranya
yaitu polio, DPT-HB-HiB, DCG, dan Campak. Program imunisasi
merupakan langkah untuk mencegah penyakit menular dengan cara
memberikan vaksin pada seseorang sehingga tubuhnya resisten terhadap
penyakit tertentu. Manfaat imunisasi bagi bayi bagus untuk menghindari
penyakit infeksi berbahaya sehingga si bayi bisa tumbuh sehat. Selain itu
manfaat imunisasi bisa menurunkan angka resiko penyakit, kecacatan,
hilangnya nyawa seseorang yang disebabkan oleh penyakit infeksi, dan
mencegah penyakit epidemi pada generasi mendatang. Secara tidak
langsung, manfaat imunisasi juga bisa menekan pengeluaran atau
menghemat biaya kesehatan. Pemberian imunisasi dimulai sejak usia bayi
sampai masuk usia sekolah. Dengan diberikannya imunisasi kepada anak
di Dusun Gitgit, maka mengurangi resiko terkenanya penyakit di masa
depan dan kesehatan meningkat
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
<17 tahun 0 0
17-20 tahun 27 32
21-25 tahun 36 43
>25 tahun 21 25
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
26
Gambar 4. 6.Grafik umur si ibu saat pertama kali melahirkan
27
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
21 – 25 tahun 12 14.25
26 – 30 tahun 18 21.5
35 – 40 tahun: 16 19
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
28
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4. 8. Data penerimaan terhadap penyuluhan KB
Mendapat penyuluhan 67 80
KB
Tidak mendapat 17 20
penyuluhan KB
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
29
lagi penyuluhan KB dengan melibatkan semua pihak yang terkait yang
bisa menyuluhkan KB.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 9. Data pihak yang memberikan penyuluhan KB
Petugas PUSKESMAS 46 55
Ketua RT/RW 0 0
Instansi tertentu 7 8
lainnya 29 35
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
30
dan rumah sakit saat proses melahirkan. Hal tersebut dikarenakan fasilitas
yang lengkap dan juga kebiasaan dari penduduk setempat.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini
Tabel 4. 10. Data pemakaian alat kontrasepsi
Memakai 51 60
Tidak memakai 33 40
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
31
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 11. Data jenis pemakaian alat kontrasepsi di Banjar Dusun Gitgit
pil 22 26
Suntik 20 23
Spiral 40 47
Tubektomi/Vasektomi 1 2
Lainnya 1 2
Jumlah 84 100
32
kedua adalah jenis suntik dengan 17 responden, lalu jenis pil sebanyak 13
responden dan jenis vasektomi/tubektomi hanya 1 responden.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 12. Data penerimaan bantuan program kesehatan
Menerima 76 90
Tidak Menerima 8 10
33
program kesehatan dari pemerintah belum merata dan perlu dipermudah
dalam hal pembuatannya.
4.1.2. Mortalitas
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4. 13. Data jumlah kematian dalam keluarga satu tahun terakhir
0 orang 80 95
1 orang 4 5
2 orang 0 0
3 orang 0 0
≥ 3 orang 0 0
34
cukup tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah tingkat
kesehatan yang membaik, tingkat stress yang rendah, lingkungan
kesehatan yang baik.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 14. Data jumlah kematian dalam keluarga satu tahun terakhir
Sakit 4 100
Kecelakaan 0 0
Lainnya 0 0
Jumlah 4 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4. 15. Data umur kematian anggota keluarga di Banjar Dusun Gitgit
35
Umur kematian Frekuensi Persentase (%)
(responden)
<10 tahun 0 0
11 - 20 tahun 0 0
21 - 30 tahun 0 0
31 – 40 tahun 0 0
Jumlah 4 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4.15. Grafik umur kematian anggota keluarga di Banjar Dusun Gitgit
4.1.3. Migrasi
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 16. Data status kependudukan responden
36
Persentase
Status kependudukan Frekuensi (responden)
(%)
Pribumi / asli 81 96
Pendatang Tetap 3 4
Pendatang Sementara 0 0
Dari data tersebut menunjukkan Warga Banjar Dusun Gitgit sebagian besar
didominasi oleh penduduk asli atau pribumi yaitu sebanyak 81 responden
dan 3 responden adalah pendatang. Orang tua dari responden memang hampir
semua penduduk asli Banjar Dusun Gitgit, sehingga mereka ikut menetap
disana.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 17. Data asal daerah migran ke Banjar Dusun Gitgit
Luar Kecamatan 2 80
Luar Kabupaten 1 20
37
Luar Pulau 0 0
Jumlah 3 100
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 18. Data lama menetap di Banjar Dusun Gitgit
< 6 Bulan 0 0
38
6 – 12 Bulan 0 0
1 – 5 Tahun 1 1.2
6 – 10 Tahun 1 1.2
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 19. Data alasan kepindahan masyarakat ke Banjar Dusun Gitgit
Pekerjaan 0 0
39
Pendidikan 0 0
Kesehatan 0 0
Perkawinan 3 100
Lainnya 0 0
Jumlah 3 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Anggota keluarga
Frekuensi (responden) Persentase (%)
yang berada di luar
Ada 38 45
Tidak 46 55
40
Jumlah 84 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 20. grafik Faktor yang mendasari kepindahan anggota keluarga ke luar
Banjar Dusun Gitgit.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 21. Data pekerjaan anggota keluarga yang menetap di daerah lain
41
(responden)
PNS 0 0
Dokter 0 0
Guru 2 5.3
Buruh 1 2.7
Lainnya (berdagang) 35 92
Jumlah 38 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 21. Grafik pekerjaan anggota keluarga yang menetap di daerah lain
< 1 Juta 0 0
1 – 3 Juta 11 55
3 – 5 Juta 1 5
42
> 5 Juta 8 45
Jumlah 20 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 22. Grafik pendapatan anggota keluarga yang menetap di daerah lain.
Berikut diberikan data dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 23. Data hubungan migrasi dengan kesejahteraan keluarga
Ya 33 89
Tidak 4 11
43
Jumlah 37 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Berikut diberikan data dalam bentuk table dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 24. Data pendapat warga apakah keluarga yang bekerja di luar mengirimkan
uang
Ya/Pernah 19 58
Tidak 14 42
Jumlah 33 100
44
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 24. Grafik ada tidaknya pengiriman uang oleh anngota keluarga yang
bekerja di luar Desa
Berikut diberikan data dalam bentuk table dan grafik dibawah ini:
Tabel 4. 24. Data jumlah uang yang dikirimkan oleh anggota keluarga yang bekerja
di luar Banjar Dusun Gitgit
45
Keterangan Frekuensi (responden) Persentase (%)
1 – 3 Juta 10 53
3 – 5 Juta 6 31.5
> 5 Juta 1 5
Jumlah 19 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Gambar 4. 25.Grafik jumlah uang yang dikirimkan oleh anggota keluarga yang bekerja
di luar Banjar Dusun Gitgit.
46
besar, mengirimkan remitan untuk keluarganya dalam jumlah yang cukup
besar pula.
Berikut diberikan data dalam bentuk table dan grafik dibawah ini.
Keterangan Frekuensi (responden) Persentase (%)
Pendidikan 1 5.25
Tabungan 0 0
Lainnya 1 5.25
Jumlah 19 100
Sumber: Berdasarkan hasil observasi lapangan.
Tabel 4. 25. Data pemakaian uang hasil kiriman anggota keluarga yang bekerja di luar
Desa
Gambar 4. 26.Grafik ada pemakaian uang hasil kiriman anggota keluarga yang bekerja
di luar Desa
47
terdapat responden yang menggunakan uangnya untuk pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga migran menganggap bahwa mereka
membutuhkan dana tambahan untuk memenuhi kebutuhannya sehingga perlu
menggunakan uang yang dikirimkan, dibandingkan untuk menginvestasikan
atau menabung uang tersebut. Dari hasil yang didapatkan juga menunjukkan
bahwa uang remitan yang digunakan untuk pendidikan cukup rendah, hal ini
disebabkan karena keluarga migran kebanyakan tidak memanfaatkan remitan
untuk pendidikan tinggi anak yang diwujudkan dalam bentuk tabungan. Tidak
adanya tabungan untuk pendidikan tinggi anak dikarenakan remitan selalu
habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
48
satu dari lima Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang berkedudukan sebagai
mitra kerja pemerintah serta ikut berperan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam setiap kegitan kegiatan pembangunan melalui keluarga yang
ada di desa. Program pokok PKK sebagai upaya dalam ikut mendukung kebijakan
pemerintah yaitu mensejahterakan masyarakat melalui pintu rumah tangga atau
keluarga.
Jumlah kelahiran anak dalam satu keluarga di Dusun Gitgit rata rata
berjumlah 2-3 anak. Tetapi terdapat jumlah kelahiran anak yang lebih dari 4 untuk
pasangan suami istri yang berumur diatas 50 tahun. Rendahnya tingkat kelahiran
saat ini di Dusun Gitgit menandakan berhasilnya program Keluarga Berencana
(KB) yang dicanangkan oleh pemerintah dan juga kesadaran masyarakat bahwa
banyak anak akan mengurangi tingkat kesejahteraan keluarga.
49
Mayoritas pasangan suami istri yang mempunyai anak sudah memiliki
kesadaran akan pentingnya imunisasi. Hal ini terbukti dari hasil wawancara di
lapangan bahwa mayoritas anak yang lahir sudah diberikan imunisasi yang
lengkap. Jenis imunisasi yang diberikan diantaranya yaitu polio, DPT-HB-HiB,
DCG, dan Campak. Program imunisasi merupakan langkah untuk mencegah
penyakit menular dengan cara memberikan vaksin pada seseorang sehingga
tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu. Manfaat imunisasi bagi bayi bagus
untuk menghindari penyakit infeksi berbahaya sehingga si bayi bisa tumbuh sehat.
Selain itu manfaat imunisasi bisa menurunkan angka resiko penyakit, kecacatan,
hilangnya nyawa seseorang yang disebabkan oleh penyakit infeksi, dan mencegah
penyakit epidemi pada generasi mendatang. Secara tidak langsung, manfaat
imunisasi juga bisa menekan pengeluaran atau menghemat biaya kesehatan.
Pemberian imunisasi dimulai sejak usia bayi sampai masuk usia sekolah. Dengan
diberikannya imunisasi kepada anak di Dusun Gitgit, maka mengurangi resiko
terkenanya penyakit di masa depan dan kesehatan meningkat.Selain itu, kesehatan
ibu dan bayi lebih di Dusun Gitgit sudah lebih baik terlihat dari hasil wawancara
bahwa sebagian besar ibu melahirkan anak dengan proses normal dan hanya
sedikit yang melalui operasi. Namun, berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala
Dusun Gitgit, dalam satu tahun terakhir terdapat kematian satu orang bayi.
Dari data yang telah diperoleh, tingkat mortalitas di Dusun Gitgit hanya
sedikit dalam jangka waktu 1 tahun terakhir terdapat empat kematian orang. Hal
ini disebabkan karena telah banyaknya warga yang sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan. Rendahnya angka kematian juga diperkuat oleh adanya
program kesehatan dari pemerintah diantaranya yaitu BPJS dan KIS. Contoh lain
dari program kesehatan yang diberikan oleh pemerintah setempat kepada
penduduk Dusun Gitgit salah satunya yaitu penyuluhan mengenai pencegahan
penyakit kanker serviks. Namun, program kesehatan tersebut belum semua
penduduk yang merasakan manfaatnya. Penduduk yang belum merasakan manfaat
dari program kesehatan tersebut yaitu penduduk yang bertempat tinggal jauh dari
pusat desa dan jauh dari puskesmas atau posyandu. Tetapi hal tersebut bisa juga
terjadi karena pemerintah yang kurang gencar mensosialisasikan
50
penyuluhan/program kesehatan tersebut atau kurang aktifnya penduduk mencari
informasi mengenai penyuluhan/program kesehatan dari pemerintah tersebut.
BAB V
PENUTUP
51
3.1. Kesimpulan
Kebijakan dibidang kependudukan dan Keluarga Berencana Banjar Dusun
Gitgit sudah cukup memadai, hal ini dibuktikan dengan program keluarga
berencana (KB) yang terus digencarkan, bantuan program kesehatan, penyediaan
sarana dan prasarana kesehatan serta pendidikan. Walaupun berbagai kebijakan
tersebut masih perlu ditingkatkan lagi, terutama dalam hal sosialisasi.
3.2. Saran
Banjar Dusun Gitgit merupakan salah satu desa yang dapat dicontoh
dilihat dari beberapa aspek yaitu natalitas dan mortalitas yang sangat stabil.
Namun, bantuan kesehatan, sosialisasi,prasarana kesehatan dan pendidikan harus
terus ditingkatkan agar kualitas hidup warga masyarakat selalu baik dan
meningkat. Pemerintah setempat juga harus membuka lapangan pekerjaan baru
agar masyrakat lebih bervariasi pekerjaannya, sesuai minat dan bakat masing-
masing. Pemerintah juga harus lebih memberdayakan kreativitas masyaraktnya.
Alangkah lebih baiknya desa-desa lain di Indonesia bisa mengikuti kebijakan
positif dari Banjar Dusun Gitgit.
52
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2019. Proyeksi Penduduk Provinsi Bali Menurut Jenis
Kelamin dan Kelompok Umur, 2011-2020 . (Diakses tanggal 24 Maret 2019)
53