KECAMATAN : POLOKARTO
TAHUN : 2023
Disusun Oleh:
1. Safira Amalia Jasmine (H0821103)
2. Salsabila Nuraini (H0821105)
3. Talitha Yumna Salsabila (H0821116)
4. Witneslee Franklin N. H. (H0821121)
5. Yusuf Wibisono Adji Saputro (H0821124)
6. Zallika Ardira Pangesti (H0821126)
KECAMATAN : POLOKARTO
TAHUN : 2023
Disusun Oleh:
1. Safira Amalia Jasmine (H0821103)
2. Salsabila Nuraini (H0821105)
3. Talitha Yumna Salsabila (H0821116)
4. Witneslee Franklin N. H. (H0821121)
5. Yusuf Wibisono Adji Saputro (H0821124)
6. Zallika Ardira Pangesti (H0821126)
Mengetahui,
Plt. Kepala Program Studi Agribisnis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Ekonomi
Produksi Pertanian ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan
ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang telah membimbing dan memberi
masukan guna terselesainya buku laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
3. Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian yang telah
membimbing penulis.
4. Co-Assisten Ekonomi Produksi Pertanian yang telah membimbing dan
membantu dalam penyusunan laporan ini.
5. Teman-teman semua yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Penulis mengharapkan
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris, dimana sebagian besar
penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Penduduk Indonesia
pada umumnya mengkonsumsi hasil pertanian untuk makanan pokok mereka.
Pertanian sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan
sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi. Umumnya masyarakat memandang pertanian sebagai kegiatan bercocok
tanam di lahan, namun sebenarnya pertanian memiliki cakupan yang lebih luas.
Sektor pertanian sendiri meliputi beberapa subsektor, yakni tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Pertanian dalam makna sempit
atau pertanian rakyat adalah usahatani yang dikelola oleh petani dan keluarganya.
Usahatani tersebut dapat diusahakan di tanah sawah, ladang dan pekarangan. Hasil
panen digunakan untuk konsumsi keluarga dan jika hasil panen lebih banyak dari
jumlah yang dikonsumsi maka akan dijual ke pasar tradisional.
Komoditas padi di Indonesia merupakan salah satu komoditas yang paling
berpengaruh dan penting bagi masyarakat di Indonesia. Padi merupakan tanaman
semusim dan berumur pendek kurang dari satu tahun. Akarnya serabut mencapai
kedalaman 20-30 cm, tinggi batang beragam (0,5 -2 m), berbatang bulat dan
berongga. Bunga padi terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga lemma (gabah
padi yang besar), palea (gabah padi yang kecil), putik, kepala putik, tangkai sari,
kepala sari, dan bulu (awu) pada ujung lemma. Komoditas padi menjadi
berpengaruh dan penting bagi masyarakat di Indonesia karena padi merupakan
makanan pokok utama bagi masyarakat Indonesia yang diolah menjadi nasi. Nasi
yang merupakan turunan dari padi menjadi makanan pokok yang sulit digantikan
oleh bahan pokok lainnya. Padi berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan
asupan karbohidrat masyarakat Indonesia, karena padi merupakan sumber
1
2
karbohidrat utama yang mudah diubah menjadi energi. Pentingnya komoditas ini
menjadikan permintaannya terus meningkat di setiap tahun.
Lokasi praktikum Ekonomi Produksi Pertanian dilakukan di Kabupaten
Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo terletak di Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan
dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, dan Kota Surakarta.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah dataran rendah. Berdasarkan
data dari BPS, pembagian lahan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021 yaitu
lahan sawah 20.451 Ha, non pertanian 20.003 Ha, lahan kering 3.663 Ha,
perkebunan negara 708 Ha, hutan 1.794 Ha, dan badan air 46,9 Ha. Jumlah
produksi padi di Kabupaten Sukoharjo adalah sebanyak 339.013 ton pada tahun
2019 dan mengalami penurunan pada tahun berikutnya yakni 310.778 ton pada
tahun 2020. Namun, penurunan ini tidak berlangsung lama karena produksi padi
Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan di tahun 2021 yakni 328.275 ton.
Ilmu Ekonomi Produksi Pertanian merupakan ilmu yang mempelajari dan
menerapkan konsep teori produksi dalam alokasi penggunaan input di bidang
pertanian. Ilmu Ekonomi Produksi Pertanian diterapkan melalui pendekatan
analisis fungsi produksi atau permintaan, fungsi biaya produksi atau fungsi
pendapatan dengan melihat hubungan fungsional antara input dan output atas
konsep efisiensi dan optimasi, baik secara teknis maupun harga. Praktikum
Ekonomi Produksi Pertanian ini penting untuk dilaksanakan agar mahasiswa bisa
mengetahui kondisi ekonomi produksi pertanian di suatu wilayah melalui data-
data yang diperoleh agar bisa diterapkan di masa mendatang. Praktikum Ekonomi
Produksi Pertanian juga mampu memberikan wawasan bagi mahasiswa terkait
ilmu ekonomi produksi pertanian di perkuliahan dengan melihat langsung melalui
data yang didapatkan di lapang.
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang menjadi dasar dilaksanakannya praktikum
Ekonomi Produksi Pertanian antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis input yang digunakan oleh petani pada saat proses
produksi?
2. Bagaimana analisis biaya, penerimaan, dan keuntungan hasil produksi
pertanian?
3. Bagaimana analisis hubungan input dan output dengan menggunakan analisis
regresi?
4. Bagaimana optimasi penggunaan input produksi pertanian?
C. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya Praktikum Ekonomi Produksi Pertanian antara
lain sebagai berikut:
1. Melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi input yang digunakan oleh petani
pada saat proses produksi.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan analisis terkait biaya, penerimaan, dan
keuntungan hasil produksi pertanian.
3. Melatih mahasiswa untuk menganalisis hubungan input dan output dengan
menggunakan analisis regresi.
4. Melatih mahasiswa untuk menganalisis optimasi penggunaan input produksi
pertanian.
D. Manfaat
Pelaksanaan Praktikum Ekonomi Produksi Pertanian diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, praktikum ini dapat menambah wawasan tentang Ekonomi
Produksi Pertanian terutama hubungan input dan output serta sebagai salah
satu syarat dalam menempuh mata kuliah Ekonomi Produksi Pertanian.
4
A. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dari proses produksi sampai
produk ada ditangan konsumen. Biaya dalam usahatani dibagi menjadi 4 jenis.
Pertama biaya tetap, biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu masa
produksi. Kedua biaya variabel, biaya yang besar kecilnya tergantung pada biaya
skala produksi, dan biaya ini adalah biaya untuk pupuk, bibit, pestisida,
upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pengolahan tanah dan sewa tanah. Ketiga
biaya tunai, biaya tetap dapat berupa alat dan pajak tanah. Keempat biaya
tidak tunai (diperhitungkan) meliputi biaya tetap, biaya untuk tenaga
keluarga (Zaman et al., 2020).
Kegunaan dari biaya produksi ini sangat berpengaruh dalam perhitungan
pendapatan perusahan. Sebuah perusahaan dapat dinilai benar atau salah dengan
menentukan biaya produksi yang ada. Hal ini akan berpengaruh dalam
penghitungan kesalahan dalam penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan seharusnya digunakan sebagai patokan untuk menghitung
penetapan biaya produk atau harga jual produk itu sendiri. Menentukan harga
pokok produksi pesanan dapat membantu untuk mengetahui biaya produksi yang
akan dikeluarkan (Dewi dan Muryati, 2017).
Biaya produksi sendiri bisa disebut dengan modal atau dana yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan. Tentunya
biaya produksi sangat penting perannya dalam kegiatan perekonomian. Naik
dan turunnya harga produksi, sedikit atau banyak sangat berpengaruh untuk
membuat harga dipasaran berubah. Hal ini berkaitan dengan kestabilan harga
bahan baku yang ada dipasaran agar proses produksi selanjutnya juga akan lancar.
Pertanian menjadi sektor ekonomi yang dampak biaya produksi akan
dirasakan juga pada sektor turunan dibawahnya. Peningkatan produksi padi
seharusnya disertai juga dengan biaya produksi karena biaya produksi yang
5
6
C. Pendapatan
Secara umum pendapatan merupakan tujuan utama suatu perusahaan atau
usaha yang didirikan. Salah satu indikator utama ekonomi untuk mengukur
kemampuan ekonomi masyarakat adalah tingkat pendapatan masyarakat. Indikator
yang dimaksud hanya bersangkutan dengan pendapatan dan pengeluaran, alan
tetapi yang lebih penting adalah mengetahui besarnya perbandingan antara
penerimaan dengan pengeluaran. Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menentukan laba dan rugi dari suatu usaha, laba atau rugi tersebut
diperoleh dengan melakukan perbandingan antara pendapatan dengan beban atau
biaya yang dikeluarkan atas pendapatan tersebut. Pendapatan dapat diartikan
sebagai jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau badan usaha selama jangka
waktu tertentu. Pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan
yang diterima pekerja, buruh, atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non
fisik selama seseorang melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi, atau
pendapatan selama seseorang bekerja atau berusaha (Rizal, 2021).
Pendapatan adalah banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata
uang yang dapat dihasilkan seseorang atau perusahaan atau organisasi lain dalam
periode tertentu. Pendapatan merupakan pemasukan bagi petani responden untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Peningkatan pendapatan dan produksi petani
padi sawah tidak terlepas dari proses pemeliharaan yang diberikan oleh tiap-tiap
petani baik secara tradisional maupun modern. Bagi petani padi, usahatani padi
berperan dalam menyediakan pangan pokok dan sumber pendapatan rumah
tangga. Tujuan akhir usahatani keluarga adalah pendapatan keluarga petani yang
terdiri atas laba, upah tenaga kerja keluarga, dan bunga modal sendiri.
Terpenuhinya laba bersih dari usaha tani maka akan terwujud kesejahteraan bagi
petani (Badu et al., 2021).
Efek negatif dari ketidaksetaraan pendapatan dapat membatalkan efek
positif pertumbuhan ekonomi terhadap kebahagiaan jika pertumbuhan ekonomi
tersebut datang dengan meningkatnya ketimpangan pendapatan, karena
8
Biaya tersebut diperoleh dari hasil perkalian harga input dan jumlah input yang
digunakan (Asir et al., 2022).
Keuntungan petani juga dapat dikaitkan dengan efisiensi ekonomi. Secara
umum peningkatan 1 ha dalam ukuran lahan akan mengakibatkan peningkatan
efisiensi sebesar 0,005 yang berarti keuntungan petani juga ikut meningkat. Hasil
tersebut tentu saja berbeda antara jenis tanaman dan daerah tertentu. Telah
dibuktikan bahwa peningkatan ukuran usahatani sebesar satu unit menuebabkan
penurunan sebesar 8 persen biaya produksi rata-rata. Efisiensi ekonomi dapat
tercapai apabila suatu usatani mencapai keuntungan maksimum. Kondisi
keuntungan maksimum tersebut dapat diperoleh jika value marginal product sama
dengan marginal factor cost resources (Ren et al., 2019).
E. Fungsi Produksi
1. Lahan
Lahan adalah area tanah yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan
produksi pangan. Penggunaan lahan pertanian adalah untuk memproduksi
makanan, bahan baku industri, pakan ternak, dan produk lainnya. Di lahan
pertanian, petani dapat melakukan berbagai kegiatan seperti persiapan lahan,
penanaman tanaman pangan maupun tanaman komersial, pengendalian hama
dan penyakit, irigasi, pemupukan, dan panen. Pada tanaman pangan maupun
tanaman komersial, tentunya membutuhkan lahan yang sesuai untuk
mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman dengan baik. Penilaian
kesesuaian lahan yang menjadi dasar pertimbangan adalah penilaian informasi
sumberdaya baik potensi maupun hambatan terkait penggunaan lahan yang
berkelanjutan ke depannya. Arahan pengembangan lahan yang dikatakan
sesuai untuk komoditi tertentu terlihat dari faktor biofisik maupun faktor
sosial ekonomi haruslah bernilai sesuai (Pertami et al., 2022).
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merujuk pada individu yang bekerja dalam sektor
pertanian yang meliputi kegiatan seperti budidaya tanaman, peternakan,
10
5. Obat/Pestisida
Salah satu tatangan terbesar yang dihadapi oleh petani dalam usahatani
padi adalah dalam pengendalian hama. Untuk mencegah organisme ini
merusak tanaan mereka, petani menggunakan pestisida. Penggunaan bahan
kimia ini sering disalahgunakan dan dipasok ke petani yang buta huruf tanpa
pelatihan apapun bagaimana menggunakannya denga naman dan efektif.
Paparan manusia terhadap insektisida dapat mengakibatkan berbagai efek
berbahaya dengan tingkat keusakan tegantung pada jenis insektisida dan atau
tingkat asupan (Sankoh et al., 2016).
F. Optimasi
Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan
sedangkan jika dipandang dari sudut usaha, optimalisasi adalah usaha
memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau
dikehendaki. Optimalisasi usahatani adalah proses meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam kegiatan pertanian untuk mencapai hasil yang maksimal.
Optimasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu
keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan
adalah memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling
kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan
biaya (Aristin et al., 2022).
Tingkat optimasi penggunaan input produksi pada usahatani padi sawah
diketahui melalui pendekatan pencapaian keuntungan maksimum dimana nilai
produk marjinal yang dibandingkan terhadap harga satuan input produksi atau
biaya korbanan marjinal. Keuntungan maksimum tercapai apabila dimana kondisi
produksi berada pada titik optimum. Produksi optimum merupakan kondisi
dimana semua faktor produksi dikombinasikan pada tingkat optimum. Tingkat
optimasi penggunaan input produksi dapat tercapai apabila rasio antara keduanya
mempunyai nilai sama dengan satu. Semakin dekat dengan nilai satu, maka dapat
12
dikatakan bahwa penggunaan sudah relative optimum dan apabila nilainya kurang
dai satu berarti tidak optimum lagi (Sinarmata et al., 2019).
III. METODOLOGI
13
14
b. Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah penerimaan dari hasil penjualan barang
dan atau jasa. Penerimaan juga dapat diartikan sebagai kenaikan dari
aktifitas-aktifitas yang dilakukan sebuah perusahaan dalam periode
tertentu. Definisi lain dari penerimaan merupakan pengingkatan aktiva atau
penurunan piutang atau kewajiban yang berasal dai berbagai kegiatan di
dalam periode akuntasi atau periode anggaran tertentu. Rumusan
penerimaan total dari usahatani padi dapat dirumuskan sebagai berikut.
TR = Y. PY
Keterangan :
TR = Penerimaan total dari usahatani (Rp)
Y = Jumlah komoditas (kg)
Py = Harga rata-rata harga komoditas (Rp/kg)
c. Pendapatan
Pendapatan adalah pemasukan atau peningkatan aktiva suatu
perusahaan atau penyelesaian kewajiban perusahaan atau campuan
keduanya selama satu periode tertentu akibat penyerahan atau pembuatan
suatu produk, pelayann jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan
utma perusahaan yang berkesinambungan. Siklus pendapatan meliputi
transaksi untuk distribusi barang dan jasa kepada pelanggan sampai dengan
timbulnya piutang. Itilah lain dari siklus pendapatan meliputi transaksi
penjualan barang dagangan atau jasa dengan cara kredit. Rumus mencari
pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pendapatan = Penerimaan – Biaya Eksplisit
d. Keuntungan
Keuntungan dalam ilmu ekonomi merujuk pada kelebihan
pendapatan yang diperoleh dari suatu aktivitas ekonomi setelah dikurangi
dengan biaya produksi atau selisih dari pengukuran pendapatan dengan
biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung
16
X1 : Luas tanam
X2 : Jumlah enaga kerja luar keluarga
X3 : Jumlah Bibit
X4 : Jumlah Pestisida
X5 : Jumlah pupuk urea
X6 : Jumlah pupuk KCL
X7 : Jumlah pupuk SP36
b. Uji Statistik
Uji statistik adalah sebuah metode untuk menguji kebenaran suatu
hipotesis yang dibuat berdasarkan data statistik. Uji statistik adalah proses
untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai parameter atau karakteristik
populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak. Beberapa hal yang
perlu diketahui berhubungan dengan inferensi statistic yaitu estimasi titik,
estimasi interval, dan uji hipotesis. Estimasi titik adalah menduga nilai
parameter populasi. Estimasi interval adalah menduga nilai parameter
populasi dalam bentuk interval. Uji hipotesis adalah suatu proses untuk
menentukan apakah dugaan tentang nilai parameter atau karakteristik
populasi didukung kuat oleh data samoel atau tidak.
1) Uji F (over-all test)
Uji F adalah sebuah uji yang digunakan untuk melihat apakah
variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap variabel dependen. Adapun pengambilan keputusan pengujian
dapat dilihat pada nilai F yang terdapat dalam tabel Anova. Kaidah
pengambilan keputusan uji F apabila menggunakan tingkat signifikasi
sebesar 0,05 adalah sebagai berikut. Apabila nilai signifikan F < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya semua variabel independen
(bebas) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (terikat). Apabila nilai signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Artinya semua variabel independen (bebas) tidak
18
diperhatikan dan saling berkesinambungan satu sama lain. Hal ini dilakukan
untuk mencapai meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan usaha
pertanian yang dijalankan. Optimasi ini memiliki tujuan untuk
memaksimumkan keuntungan yang dapat dihasilkan oleh petani. Biaya yang
dapat ditekan tidak selalu biaya yang paling kecil apabila tujuan pengoptimalan
ini bertujuan untuk meminimumkan biaya, sehingga semua jenis biaya harus
dipertimbangkan dengan baik agar optimasi faktor produksi pertanian dapat
tercapai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Kecamatan Polokarto merupakan sebuah kecamatan yang terletak di
Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Menurut data BPS,
Kecamatan Polokarto memiliki luas wilayah terbesar di Kabupaten Sukoharjo
dengan luas 6.218 Ha atau sekitar 13,32% dari total wilayah Kabupaten
Sukoharjo. Luas wilayah tersebut dibagi menjadi 39,33% lahan sawah atau seluas
2.446 Ha dan lahan bukan sawah sebesar 55,59% atau seluas 3.062 Ha. Jumlah
penduduk yang ada di Kecamatan Polokarto menurut BPS ialah sebanyak 75.724
jiwa pada tahun 2019. Kecamatan Polokarto berbatasan dengan Kecamatan
Mojolaban di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar di sebelah timur, Kecamatan
Bendosari di sebelah selatan, dan Kecamatan Grogol di sebelah barat. Secara
geografis, Kecamatan Polokarto terletak di dataran tingi dengan ketinggian 96 m
diatas permukaan laut.
Wilayah ini juga memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata antara 23
hingga 34°C. Wilayah Kecamatan Polokarto umumnya terdiri dari pemukiman
penduduk dan lahan pertanian. Terdapat beberapa desa di wilayah ini, menurut
data BPS terdapat 17 desa yang ada di Kecamatan Polokarto. Kecamatan
Polokarto memiliki infrastruktur yang cukup baik. Kebutuhan sarana sosial
meliputi sarana pendidikan dan kesehatan di Kecamatan Polokarto relatif
tercukupi. Terdapat jalan-jalan yang menjadi sarana penunjang kegiatan ekonomi
maupun sosial. Sebanyak 78,52% atau seluas 1.926 lahan sawah yang ada di
Kecamatan Polokarto berpengairan irigasi teknis dan sisanya sawah tadah hujan
dan jenis ternak yang paling banyak diusahakan yakni sapi.
20
21
teknologi pertanian. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal ini yakni,
pemerintah daerah dan pihak terkait terus berupaya meningkatkan infrastruktur
pertanian, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, serta
memperkuat sistem pengelolaan pertanian yang berkelanjutan. Secara
keseluruhan, pertanian di Kecamatan Polokarto tetap menjadi sektor penting
dalam perekonomian daerah tersebut.
B. Analisis Produksi Pertanian
1. Umur
Umur merupakan informasi mengenai tanggal, bulan dan tahun lahir
seseorang. Infomasi umum berisi ukuran lamanya hidup seseorang dalam
ukuran tahun. Umur dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil sebuah
keputusan. Umur juga dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan
kegiatan berusahatani. Petani yang memiliki umur yang produktif biasanya
akan bekerja lebih baik dan lebih maksimal dibandingkan dengan petani yang
sudah berusia tidak produktif. Jumlah dan persentase responden petani di
Kecamatan Polokarto berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan
Polokarto
Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah petani dengan usia lebih dari 50
tahun lebih banyak dengan persentase sebesar 83,33 %, petani dengan rentang
usia diantara 45-49 tahun memiliki persentase sebesar 11,11 %, petani dengan
rentang usia diantara 35-39 dan 30-34 tahun memiliki persentase yang sama
yaitu sebesar 2,78%. Rata-rata usia petani di Kecamatan Polokarto yaitu
berada pada usia lebih dai 50 tahun. Sebagian besar penduduk yang bermata
pencaharian sebagai petani pada umumnya memiliki kisaran usia 50 tahun.
Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab menurunnya minat
pemuda untuk bekerja di sektor pertanian, salah satunya adalah sektor
petanian memiliki citra yang kurang bergengsi dengan teknologi yang belum
maju dan belum dapat memberikan pendapatan yang memadai. Sektor
pertanian di Kecamatan Polokarto mayoritas masih menggunakan teknologi
yang masih rendah, sedangkan di sektor industry dan jasanya sudah
menggunakan teknologi yang maju sehingga banyak pemuda yang tertarik
untuk bekerja di sektor tersebut. Selain itu, rendahnya pendapatan, risiko yang
tinggi pada usaha pertanian dan keuntungan yang tidak mencukupi
dibandingkan dengan usaha di sektor lain membuat pertanian menjadi pilihan
terakhir dibandingkan pekerjaan yang lain.
2. Klasifikasi Lahan
Lahan adalah lingkungan fisik dan biotik yang sangat mempengaruhi
daya dukung lingkungan dan produktivitas pertanian. Lahan pertanian terbagi
menjadi tiga golongan yaitu lahan petani skala kecil, lahan petani skala
menengah, dan lahan petani skala luas. Semakin luas lahan yang dimiliki,
maka semakin besar pula peluang tingginya produktivitas yang dihasilkan.
Berikut merupakan data mengenai luas lahan petani dan persentasenya yang
ada di Kecamatan Polokarto.
24
Tabel 4.3 Jumlah Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam dan Tenaga
Kerja Luar di Kecamatan Polokarto
No. Jenis Kegiatan Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata
Penggunaan Tenaga Penggunaan Tenaga
Kerja Dalam Kerja Luar (HOK/ha)
(HOK/ha)
1. Persiapan 3,85 HOK/ha 2,28 HOK/ha
Persemaian
2. Penanaman
a. Mencangkul 3,07 HOK/ha 3,97 HOK/ha
b. Membajak 0,51 HOK/ha 3,09 HOK/ha
c. Penanaman 1,62 HOK/ha 13,91 HOK/ha
3. Pemeliharaan
a. Penyiangan 2,72 HOK/ha 2,93 HOK/ha
b. Pengairan 2,01 HOK/ha 1,69 HOK/ha
c. Penyemprotan 1,40 HOK/ha 1,20 HOK/ha
Hama
4. Panen 1,84 HOK/ha 15,56 HOK/ha
5. Pengangkutan 0,73 HOK/ha 1,64 HOK/ha
6. Pasca Panen 1,03 HOK/ha 1,62 HOK/ha
Jumlah 18,78 HOK/ha 47,89 HOK/ha
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah HOK tenaga kerja
dalam paling banyak adalah persiapan persemaian dengan jumlah sebesar 3,85
HOK, mencangkul dengan jumlah tenaga sebanyak 3,07 HOK, dan
penyiangan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 2,72 HOK. Tenaga kerja
dalam untuk bagian penanaman sebanyak 1,62 HOK. Tenaga kerja pengairan
dan panen memiliki jumlah sama apabila dibulatkan yaitu sebanyak 2 orang.
Pada jumlah HOK tenaga kerja luar paling banyak adalah panen dengan
jumlah sebanyak 15,56 HOK diikuti dengan tenaga kerja untuk penanaman
dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 13,91 HOK. Tenaga kerja luar paling
sedikit yaitu penyemprotan hama, pengangkutan, dan pasca panen dengan
jumlah sebanyak 1-2 orang apabila dibulatkan. Tenaga kerja luar membajak
memiliki jumlah sebanyak 3,09 HOK dan mencangkul sebanyak 3,97 HOK.
26
total. Rata-rata biaya implisit petani per luas lahan yaitu sebesar Rp1.678.931
dan rata-rata biaya per hektar yaitu sebesar Rp4.440.963,12. Rata-rata biaya
eksplisit petani per luas lahan yaitu sebesar Rp3.745.575 dan rata-rata biaya
per hektar yaitu sebesar Rp9.907.471,20. Rata-rata total biaya yang
dikeluarkan petani per luas lahan yaitu sebesar Rp5.424.505 dan rata rata total
biaya per hektar yaitu Rp14.348.434,31.
Pendapatan usahatani diperoleh dengan cara memghitung selisih
antara penerimaan dengan biaya eksplisit atau biaya yang benar-benar
dikeluarkan. Biaya eksplisit yang dihitung ialah biaya tenaga kerja luar, biaya
saprodi luar, biaya selametan, dan biaya sewa lahan bagi petani penyewa.
Rata-rata pendapatan petani per luas lahan yaitu sebesar Rp11.312.453. Total
penerimaan petani padi di Kecamatan Polokarto sebesar Rp542.089.000
sedangkan total biaya eksplisit sebesar Rp134.840.683 sehingga diperoleh
pendapatan sebesar Rp407.248.317. Guna perhitungan rata-rata pendapatan
per hektare, total pendapatan dibagi dengan total luas lahan yaitu 13,61
hektare. Rata-rata pendapatan petani padi di Kecamatan Polokarto yaitu
sebesar Rp29.922.727,19/Ha. Pendapatan usahatani sangat bergantung pada
biaya eksplisit, apabila biaya eksplisit yang dikeluarkan besar maka otomatis
akan mengurangi pendapatan hasil pendapatan petani. Data primer
menunjukkan bahwa komponen biaya eksplisit terbesar terletak pada biaya
yang digunakan untuk tenaga kerja luar keluarga. Pada usahatani kecil,
pendapatan merupakan perhitungan yang biasanya dilakukan oleh petani di
mana tenaga kerja dalam tidak ikut dihitung sebagai pengeluaran.
Keuntungan usahatani dihitung dengan cara penerimaan dikurangi
dengan biaya eksplisit dan biaya implisit. Rata-rata keuntungan petani per luas
lahan yaitu sebesar Rp9.633.522. Total penerimaan petani padi sebesar
Rp542.089.000 dengan total biaya (eksplisit + implisit) sebesar
Rp195.282.191 sehingga diperoleh nilai keuntungan sebesar Rp346.806.809.
Perhitungan rata-rata keuntungan per hektare dilakukan dengan cara membagi
33
penerimaan dengan total luas lahan yaitu sebesar 13,61 hektare. Diperoleh
nilai rata-rata keuntungan per hektare petani padi di Kecamatan Polokarto
sebesar Rp25.481.764,07/Ha. Hasil perhitungan keuntungan usahatani
merupakan penghasilan sebesarnya yang diperoleh petani karena ikut
memasukkan semua biaya implisit termasuk tenaga kerja dalam keluarga.
Komponen biaya eksplisit terbesar pada responden petani padi di Kecamatan
Polokarto adalah biaya lain-lain yaitu meliputi penyusutan dan sewa lahan
bagi petani pemilik penggarap.
C. Analisis Faktor Produksi
Analisis regresi adalah suatu metode untuk menentukan hubungan sebab
akibat antara suatu variabel dengan variabel lain. Variabel "penyebab" disebut
dengan berbagai istilah yaitu variabel penjelas, variabel penjelas, variabel bebas,
atau variabel bebas X (karena biasanya dinyatakan sebagai absis atau sumbu X
pada grafik). Variabel yang terpengaruh disebut dengan variabel terpengaruh,
variabel dependen, variabel dependen atau variabel Y. Kedua variabel tersebut
dapat berupa variabel random (random), tetapi variabel yang terpengaruh harus
selalu variabel random.
Hasil analisis regresi muncul dalam bentuk koefisien regresi dari masing-
masing variabel independen. Koefisien diperoleh dengan memprediksi nilai
variabel dependen dengan persamaan. Koefisien regresi dapat dihitung
berdasarkan dua tujuan sekaligus, pertama meminimalkan penyimpangan antara
nilai aktual dan nilai taksiran variabel dependen, dan kedua, sesuai dengan keadaan
aktual, melakukan korelasi antara nilai taksiran dari variabel dependen dan nilai
aktual pengoptimalan berdasarkan data yang ada.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan linier antara dua atau lebih
variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7) dan variabel terikat (Y). Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, apakah masing-masing variabel independen memiliki hubungan positif
atau negatif, dan memprediksi nilai variabel dependen ketika nilai variabel
34
independen naik atau turun. Adapun contoh persamaan regresi linear berganda
adalah:
Model regresi: Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4+ b5X5 + b5X5 + b6X6 +
b7X7 – e
Keterangan:
Y : Produksi padi
a : Bilangan konstanta
b : Koefisien regresi
X1 : Luas tanam
X2 : Jumlah tenaga kerja luar keluarga
X3 : Jumlah bibit
X4 : Jumlah pestisida
X5 : Jumlah pupuk urea
X6 : Jumlah pupul KCL
X7 : Jumlah pupuk SP36
Uji statistik adalah metode analisis multivariat yang didasarkan pada
korelasi antar variabel. Analisis faktor termasuk salah satu teknik statistika yang
dapat digunakan untuk memberikan deskripsi yang relatif sederhana melalui
reduksi jumlah variabel yang disebut faktor. Analisis faktor dipergunakan untuk
mereduksi data atau meringkas, dari variabel lama yang banyak diubah menjadi
sedikit variabel baru yang disebut faktor, dan masih memuat sebagian besar
informasi yang terkandung dalam variabel asli.
1. Uji R2
Uji R2 merupakan salah satu uji untuk menjelaskan besaran proporsi
variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Uji R 2
digunakan untuk mengukur seberapa baik regresi yang dimiliki oleh suatu data.
Nilai koefisien determinasi (R-Squared) pada suatu estimasi mendekati angka
satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel dependen dijelaskan dengan baik
oleh variabel independennya. Koefisien determinasi (R-Squared) menjauhi
35
angka satu atau mendekati angka nol, maka semakin kurang baik variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Berikut merupakan tabel yang
mnyajikan data terkait hasil uji R2 Produksi Pertanian di Kecamatan Polokarto
Tahun 2023.
Tabel 4.8 Hasil Uji R2 Produksi Pertanian di Kecamatan Polokarto Tahun 2023
Uji F dikenal dengan uji model/uji anova, yaitu uji untuk melihat
bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang
kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Uji F digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama (simultan) terhadap
variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi. Penggunaan tingkat signifikansinya beragam, tergantung keinginan
peneliti, yaitu 0,01 (1%) ; 0,05 (5%) dan 0,10 (10%). Hasil uji F dilihat dalam
tabel Anova dalam kolom sig. Sebagai contoh, kita menggunakan taraf
signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Berikut merupakan tabel hasil analisis uji F.
Tabel 4.9 Hasil Uji F Produksi Pertanian di Kecamatan Polokarto Tahun 2023
Musim Tanam sig F
1 0,000 46,672
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan hasil analisis uji F menggunakan SPSS, hasil uji F dapat
dilihat dalam tabel Anova dalam kolom sig. Apabila nilai profabilitas < 0,05
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel independen kepada variabel dependen. Apabila nilai signifikan
> 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel independen kepada variabel dependen. Berdasarkan tabel
ANOVA dalam output analisis regresi, dapat diketahui hasil uji F produksi padi
di kecamatan Polokarto bahwa tingkat signifikansi variabel independen luas
lahan (X1), jumlah tenaga kerja (X2), jumlah bibit (X3), jumlah pestisida (X4),
jumlah pupuk urea (X5), jumlah pupuk KCL (X6), jumlah pupuk SP36 (X7)
yaitu 0.000 < 0,05 yang berarti secara bersama sama variabel independen
37
Kondisi ini juga mengindikasikan, bahwa semakin besar biaya benih yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
d. X4 (Jumlah Pestisida)
Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji t variabel X4 (jumlah pestisida)
menunjukkan nilai 0,695 sehingga lebih dari α = 0,05 dan disimpulkan 0,695
> α = 0,05. Hasil ini berarti variabel biaya pestisida secara individu tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi di Kecamatan Polokarto.
Kondisi ini juga mengindikasikan, bahwa semakin banyak pestisida yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
e. X5 (Jumlah Pupuk Urea)
Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji t variabel X5 (jumlah pupuk urea)
menunjukkan nilai 0,146 sehingga lebih dari α = 0,05 dan disimpulkan 0,146
> α = 0,05. Hasil ini berarti variabel jumlah pupuk urea secara individu tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi di Kecamatan Polokarto.
Kondisi ini juga mengindikasikan, bahwa semakin banyak pupuk urea yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
f. X6 (Jumlah Pupuk KCL)
Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji t variabel X6 (jumlah pupuk KCL)
menunjukkan nilai 0,093 sehingga lebih dari α = 0,05 dan disimpulkan 0,093
> α = 0,05. Hasil ini berarti variabel jumlah pupuk KCL secara individu tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi di Kecamatan Polokarto.
Kondisi ini juga mengindikasikan, bahwa semakin banyak pupuk KCL yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
g. X7 (Jumlah Pupuk SP36)
Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji t variabel X7 (jumlah pupuk SP36)
menunjukkan nilai 0,316 sehingga lebih dari α = 0,05 dan disimpulkan 0,316
> α = 0,05. Hasil ini berarti variabel jumlah pupuk SP36 secara individu tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi di Kecamatan Polokarto.
40
Kondisi ini juga mengindikasikan, bahwa semakin banyak pupuk SP36 yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian.
4. Model Regresi
Model regresi adalah persamaan matematik yang dapat meramalkan
nilai-nilai suatu variabel tak bebas dari nilai-nilai variabel bebas. Model regresi
harus memiliki variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan. Dalam
model regresi terdapat ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang
lainnya. Penentuan bentuk hubungan (model) diperlukan pemisahan yang tegas
antara variabel bebas yang diberi simbol X dan variabel tak bebas diberi simbol
Y. Berikut merupakan tabel model regresi produksi padi di Kecamatan
Polokarto tahun 2023.
Tabel 4.11 Hasil Uji t Produksi Padi di Kecamatan Polokarto Tahun 2023.
Variabel Koefisien Regresi
Constant 106,275
B1 5.553,340
B2 -4,572
B3 9,091
B4 -17,897
B5 2,714
B6 5,479
B7 2,872
Sumber : Data Sekunder
Fungsi produksi dapat dirumuskan dari tabel coefficient dari hasil analisis
regresi. Bentuk fungsi produksi padi di Kecamatan Polokarto tahun 2023 yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e. Y merupakan
variabel bebas dari produksi padi. a merupakan nilai konstan yang didapat tanpa
adanya variabel tak bebas. b1, b2, b3, b4, b5, b6, dan b7 merupakan nilai masing-
masing variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan X7. Fungsi produksi padi yang
didapatkan dari hasil regresi yaitu sebagai berikut.
41
pupuk urea (X5) maka produksi pertanian akan meningkat sebesar 2,714 Kg.
Koefisien regresi pada jumlah pupuk KCL (X6) sebesar 5,479 artinya untuk
setiap penambahan 1 Kg jumlah pupuk KCL (X6) maka produksi pertanian akan
meningkat sebesar 5,479 Kg. Koefisien regresi pada jumlah pupuk SP36 (X 7)
sebesar 2,872 artinya untuk setiap penambahan 1 Kg jumlah pupuk SP36 (X 7)
maka produksi pertanian akan meningkat sebesar 2,872 Kg.
5. Analisis Optimasi Faktor Produk Produksi
Optimasi merupakan suatu pendekatan normatif dengan mengidentifikasi
penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan. Optimasi bertujuan pada titik
maksimum atau minimum pada suatu hal tertentu. Optimasi produksi bersifat
penting karena diperlukan dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya yang
digunakan. Hal tersebut memiliki tujuan supaya kegiatan produksi dapat
menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas tertentu sehingga sasaran
perusahaan dapat tercapai. Optimasi faktor produksi merupakan penggunaan
faktor-faktor produksi yang terbatas serta seefisien mungkin. Faktor-faktor
produksi yang digunakan dalam analisis kali ini berupa input eksplisit yang
meliputi luas tanam, jumlah tenaga kerja luar tenaga, jumlah bibit, jumlah
pestisida, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk KCL, dan jumlah pupuk SP36.
Berikut disajikan data mengenai hasil analisis optimasi faktor produksi
pertanian pada usahatani padi di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
tahun 2023.
43
bahwa nilai optimasi antara jumlah pupuk urea berbeda dengan jumlah pupuk
KCL dan pupuk SP36 yang juga menunjukkan bahwa faktor produksi tersebut
tidak optimum.
Tingkat optimasi juga dapat diukur dengan MPPxi/Pxi, di mana jika
dihasilkan nilai sama dengan satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor
produksi tersebut sudah optimal. Nilai optimasi kurang dari satu menunjukkan
bahwa penggunaan faktor produksi belum optimal serta perlu dikurangi dan
nilai lebih dari satu menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi tidak
optimal dan perlu ditambah. Seluruh faktor produksi pada tabel menunjukkan
nilai optimasi kurang dari satu yang berarti bahwa faktor atau input produksi
tersebut belum optimal dan penggunaannya harus dikurangi. Keadaan tersebut
mengindikasikan bahwa pemakaian input produksi pada usahatani padi di
Kecamatan Polokarto masih terlalu banyak sehingga biaya yang dikeluarkan
juga semakin besar menyebabkan tidak terjadinya optimasi pada penggunaan
faktor produksi. Seluruh faktor produksi pertanian yang eksplisit meliputi luas
tanam, jumlah tenaga kerja luar keluarga, jumlah bibit, jumlah pestisida, jumlah
pupuk urea, jumlah KCL, dan pupuk SP36 pada usahatani padi di Kecamatan
Polokarto dinyatakan belum optimal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ekonomi produksi
pertanianPraktikum Ekonomi Produksi Pertanian pada pengamatan usahatani padi
pada 36 responden petani di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Tahun
2023 adalah sebagai berikut:
1. Input yang digunakan oleh petani di Kecamatan Polokarto pada saat proses
produksi berupa lahan, tenaga kerja, bibit, pestisida, pupuk urea, pupuk KCL,
dan pupuk SP36. Jumlah lahan yang diusahakan oleh petani responden
sejumlah 13,61 Ha. Total rata-rata penggunaan benih sebesar 59,81
Kg/Ha/MT, total rata-rata penggunaan input pupuk urea sebesar 313,96
Kg/Ha/MT, pupuk KCL sebesar 44,16 Kg/Ha/MT, dan pupuk SP36 sebesar
53,12 Kg/Ha/MT. Total rata-rata penggunaan pestisida sebesar 3,91
Liter/Ha/Mt. Total rata-rata tenaga kerja yang digunakan yaitu sebanyak 66,66
HOK.
2. Rata-rata total biaya per luas lahan sebesar Rp5.424.505 dan rata-rata total
biaya per hektar yaitu sebesar Rp14.348.434,31. Rata-rata penerimaan petani
per luas lahan yaitu sebesar Rp15.058.028 dan rata-rata penerimaan per hektar
sebesar Rp39.830.198,38. Keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh petani
responden di Kecamatan Polokarto yaitu Rp9.633.522 per luas lahan dan
Rp25.481.764,07 per hektar.
3. Berdasarkan tabel hasil uji R² produksi pertanian di Kecamatan Polokarto
diketahui bahwa besar tingkat signifikansi variabel independen 0,921 > 0,05.
Dimana 92,1% variasi variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Variabel independen yang diuji secara individu terhadap hasil
produksi padi di Kecamatan Polokarto adalah luas lahan, jumlah tenaga kerja
luar, jumlah bibit, jumlah pestisida, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk KCL,
dan jumlah pupuk SP-36. Nilai signifikansi yang digunakan dalam pengujian
adalah 0,05. Tingkat signifikansi (nilai probabilitas) yang lebih kecil dari 0,05
45
46
Aldillah, R. (2018). Dinamika perubahan harga padi jagung kedelai serta implikasinya
terhadap pendapatan usaha tani. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 36(1), 23-44.
Amili, F., Rauf, A., & Saleh, Y. (2020). Analisis usahatani padi sawah (Oryza Sativa,
L) serta kelayakannya di Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo.
Agrinesia: Jurnal Ilmiah Agribisnis, 4(2), 89-94.
Aristin, N. F., Budijanto, D. D. T., & I Nyoman Ruja, S. U. (2022). Lahan dan Petani:
Ubi Kayu Sebagai Pendukung Kawasan Sentra Industri Tape Bondowoso. Media
Nusa Creative (MNC Publishing).
Asir, M., et al. 2022. Ekonomi Pertanian. Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Polokarto Dalam Angka 2020.
https://sukoharjokab.bps.go.id. Diakses pada tanggal 21 Juni 2023.
Badu, R.S., Abas, H., Husain, S.P., & Abdjul, R. (2021). Agricultural Accounting: Net
Farm Income for Farmers' Welfare. International Journal of Innovative Science
and Research Technology, 6(9), 361-369.
Bhatt, M. K., Labanya, R., & Joshi, H. C. (2019). Influence of long-term chemical
fertilizers and organic manures on soil fertility-A review. Universal Journal of
Agricultural Research, 7(5), 177-188.
Bojnec, S., Ferto, I. 2019. Do CAP subsidies stabilise farm income in Hungary and
Slovenia. Agricultural Economics, 3(1), 103-111.
Dewi, M., & Muryati. (2017). An analysis of production cost effect with order price
method on sales pricing of products at PT. Aneka Printing Indonesia in
Sukoharjo. International J of Economics, Business and Accounting Research
(IJEBAR), 1(2), 1-7.
Ghozali, M. R., & Wibowo, R. (2019). analisis risiko produksi usahatani bawang merah
di Desa Petak Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Jurnal Ekonomi Pertanian
Dan Agribisnis, 3(2), 294-310.
Istiyanti, E., Khasanah, U., Anjarwati, A. (2015). Pengembangan usahatani cabai
merah di Lahan Pasir Pantai Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo.
Agragis: Journal of Agribusiness and Rural Development Research,
1(1), 6-11.
Mandang, M., et al. (2022). Karakteristik petani berlahan sempit di Desa Tolok
Kecamatan Tompaso. Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman,
Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi, 16(1):
105-114.
Megawati, M., Darsono., & Agustono. Optimalisasi produksi padi di Kawasan Karst
(studi kasus: Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul). Agrista, 9(4), 41-51.
Musilah, R. N., Putri, T. A., & Utami, A. D. (2021). Aktivitas dan biaya produksi
usahatani padi pada Program UPSUS Pajale di Kabupaten Demak. Forum
Agribisnis: Agribusiness Forum, 11(20), 153-166.
Nazeb, A., et al. 2019. Efisiensi Alokatif Usahatani Padi pada Lahan Gambut di
Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau. Jurnal Ekonomi Pertanian
dan Agribisnis, 3(2), 267-277.
Pertami, R. R. D., et al. (2022). Optimasi penggunaan lahan berdasarkan kelas
kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cabai merah di Kabupaten
Jember. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 9(1), 163-170.
Ren, C., et al. (2019). The impact of farm size on agricultural sustainability. Journal
of Cleaner Production, 220(1), 357-367.
Rizal, K. (2021). Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit.
Malang: Literasi Nusantara.
Sankoh, A. I., Whittle, R., Semple, K. T., Jones, K. C., & Sweetman, A. J. (2016). An
assessment of the impacts of pesticide use on the environment and health of rice
farmers in Sierra Leone. Environment international, 94(1), 458-466.
Simarmata, P. P., Yunus, M., & Manurung, P. A. A. (2019). Analisis Tingkat
Produktivitas Petani Padi di Kelurahan Simarimbun. Jesya (Jurnal Ekonomi dan
Ekonomi Syariah), 2(2), 444-452.
Tinah, T., Abdurrahman, A., & Anjardiani, L. (2022). Analisis efesiensi alokatif
usahatani ubi alabio (Dioscorea Alata, L) di Lahan Rawa Lebak Kecamatan
Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Frontier Agribisnis, 6(4), 11-17.
Widyantara, W. 2018. Ilmu Manajemen Usahatani. Bali: Udayana University Press.
Yusriadi., & Irwan, I. N. P. (2022). Modul Ilmu Usahatani. Yogyakarta: Deepublish
Zaman, N., Wahyudin, D., Marzuki, I., dan Sa’ida, I. (2020). Ilmu Usahatani. Jakarta:
Yayasan Kita Menulis.
Zein, S. Z., et al. (2019). Pengolahan dan analisis data kuantitatif menggunakan
aplikasi spss. Teknologi Pembelajaran, 4(2), 839-845.
LAMPIRAN
1. Foto Responden
a. Safira Amalia Jasmine
Responden 1 Responden 2
Responden 3 Responden 4
Responden 5 Responden 6
b. Salsabila Nuraini
Responden 7 Responden 8
Responden 9 Responden 10
Responden 11 Responden 12
c. Talitha Yumna Salsabila
Responden 13 Responden 14
Responden 15 Responden 16
Responden 17 Responden 18
d. Witneslee Franklin Natanael Hutasoit
Responden 19 Responden 20
Responden 21 Responden 22
Responden 23 Responden 24
e. Yusuf Wibisono Adji Saputro
Responden 25 Responden 26
Responden 27 Responden 28
Responden 29 Responden 30
f. Zallika Ardira Pangesti
Responden 31 Responden 32
Responden 33 Responden 34
Responden 35 Responden 36
2. Kuesioner
a. Responden 1
b. Responden 7
c. Responden 13
d. Responden 22
e. Responden 25
f. Responden 31
3. Screenshot Tabulasi
4. Screenshot Hasil Regresi
5. Bukti Tinjauan Pustaka
a. Jurnal Nasional
Produksi
Keuntungan
Fungsi Produksi (Lahan)
b. Jurnal Internasional
Keuntungan
Fungsi Produksi (Pupuk)
Fungsi Produksi (Obat/Pestisida)
c. Buku
Biaya Produksi
Keuntungan
Fungsi Produksi (Bibit)