KOMODITAS PERTANIAN
SUBSEKTOR PETERNAKAN
SUSU
ISSN: 1907-1507
Penyunting:
Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc
Dr. Ir. Budi Waryanto, M.Si
Ir. Noviati, M.Si
Ir. Roch Widaningsih, M.Si
Penulis:
Titin Agustina, S.Si
Diterbitkan oleh:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga buku Outlook Susu 2015 dapat diselesaikan.
Buku ini mengulas analisis perkembangan komoditas strategis
peternakan khususnya susu yang menyajikan keragaan data series secara
nasional dan global selama 10 - 40 tahun terakhir serta dilengkapi dengan
hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik untuk tahun 2016
sampai dengan tahun 2019.
Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat
memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditas susu secara
lebih lengkap dan menyeluruh.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi
ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik
dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbit publikasi berikutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Hasil Analisis Fungsi Respon Produksi Susu Sapi di Indonesia 47
Tabel 5.2. Proyeksi Produksi Susu Sapi di Indonesia, 2014 2019 ....... 48
Tabel 5.3. Proyeksi Permintaan atau Konsumsi Susu di Indonesia, 2014 -
2019 .................................................................... 49
Tabel 5.4. Neraca Susu Indonesia, 2014 2019 ............................. 50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Perkembangan Populasi Sapi Perah di Jawa dan Luar Jawa,
1980 2015 ......................................................... 10
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Susu Sapi di Jawa dan Luar Jawa,
1980 2015 .......................................................... 10
Gambar 3.3. Sentra Populasi Sapi Perah Indonesia, 2011 2015 .......... 11
Gambar 3.4. Sentra Produksi Susu Sapi Perah Indonesia, 2011 2015 .... 12
Gambar 3.5. Perkembangan Ketersediaan Susu Indonesia,
1990 2015 ......................................................... 13
Gambar 3.6. Perkembangan Konsumsi Susu Murni Indonesia, 1993 2015 14
Gambar 3.7. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk Indonesia, 1993 2015 15
Gambar 3.8. Perkembangan Konsumsi Susu Kental Manis Indonesia, 1993
2015 ............................................................... 15
Gambar 3.9. Perkembangan Harga Susu Kental Manis Tingkat Konsumen
Indonesia, 1983 2015 ........................................... 16
Gambar 3.10. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Susu Sapi
Indonesia, 1996 2015 ........................................... 17
Gambar 4.1. Perkembangan Populasi Sapi Perah Dunia, 1980 2015 .... 19
Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Susu Cair Dunia, 1980 2015 ...... 20
Gambar 4.3. Kontribusi Populasi Sapi Perah Beberapa Negara Dunia,
2011 2015 ......................................................... 21
Gambar 4.4. Kontribusi Produksi Susu Sapi Dunia, 2011 2015 ............ 22
Gambar 4.5. Kontribusi Produksi Susu Sapi Cair Lainnya Dunia, 2011
2015 ................................................................. 22
Gambar 4.6. Tingkat Konsumsi Susu Cair Beberapa Negara di Dunia,
2011 2015 ......................................................... 23
Gambar 4.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Susu Cair Dunia,
1980 2015 .......................................................... 24
Gambar 4.8. Negara Pengekspor Susu Cair Terbesar Dunia, 2011 2015 24
Gambar 4.30. Negara Pengimpor Susu Bubuk Dunia, 2011 2015 .......... 40
Gambar 4.31. Perkembangan Produksi Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia,
1980 - 2015 ......................................................... 41
Gambar 4.32. Kontribusi Beberapa Negara Produsen Susu Bubuk Tanpa
Lemak Dunia, 2011 2015 ....................................... 42
Gambar 4.33. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia,
1980 2015 .......................................................... 42
Gambar 4.34. Kontribusi Beberapa Negara Konsumen Susu Bubuk Tanpa
Lemak Dunia, 2011 2015 ....................................... 43
Gambar 4.35. Perkembangan Ekspor Impor Susu Bubuk Tanpa Lemak
Dunia, 1980 2015 ................................................ 44
Gambar 4.36. Negara Pengekspor Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011
2015 ................................................................. 44
Gambar 4.37. Negara Pengimpor Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011
2015 ................................................................. 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Populasi Sapi Perah Indonesia, 1980 2015*) ................ 57
Lampiran 2. Produksi Susu Sapi Indonesia, 1980 2015*) .................. 58
Lampiran 3. Sentra Populasi Sapi Perah Indonesia, 2011 2015*) ........ 59
Lampiran 4. Sentra Produksi Susu Sapi Indonesia, 2011 2015*) .......... 59
Lampiran 5. Ketersediaan Susu Indonesia, 1990 2015**) .................. 60
Lampiran 6. Konsumsi Susu Indonesia, 1993 2015*)........................ 61
Lampiran 7. Harga Susu Kental Manis Tingkat Konsumen, 1983 2015 .. 62
Lampiran 8. Perkembangan Neraca Perdagangan Susu Indonesia, 1996
2014 ................................................................. 63
Lampiran 9. Perkembangan Populasi Sapi Perah Dunia, 1980 2015*) .. 64
Lampiran 10. Perkembangan Produksi Susu Sapi Dunia, 1980 2015*) ... 65
Lampiran 11. Kontribusi Populasi Sapi Perah Beberapa Negara di Dunia,
2011 2015*) ....................................................... 66
Lampiran 12. Kontribusi Produksi Susu Sapi Beberapa Negara di Dunia,
2011 2015*) ....................................................... 66
Lampiran 13. Kontribusi Produksi Susu Cair Lainnya Beberapa Negara di
Dunia, 2011 2015*) .............................................. 67
Lampiran 14. Negara dengan Konsumsi Susu Cair Terbesar Dunia, 2011
2015*) ............................................................... 67
Lampiran 15. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Susu Cair Dunia,
1980 2015*) ....................................................... 68
Lampiran 16. Negara Pengekspor Susu Cair Dunia, 2011 2015*) .......... 69
Lampiran 17. Negara Pengimpor Susu Cair Dunia, 2011 2015*) ........... 69
Lampiran 18. Perkembangan Produksi Keju Dunia, 1980 2015*) .......... 70
Lampiran 19. Negara Sentra Produksi Keju Dunia, 2011 2015*) ........... 71
Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Keju Dunia, 1980 2015*) ........ 72
Lampiran 21. Negara Sentra Konsumsi Keju Dunia, 2011 2015*) .......... 73
Lampiran 22. Perkembangan Ekspor Impor Keju Dunia, 1980 2015*) .... 74
Lampiran 23. Negara Pengekspor Keju Terbesar Dunia, 2011 2015*) ... 75
Lampiran 24. Negara Pengimpor Keju Terbesar Dunia, 2011 2015*) .... 75
Lampiran 25. Perkembangan Produksi Mentega Dunia, 1980 2015*) ..... 76
Lampiran 26. Negara Produsen Mentega Terbesar Dunia, 2011 2015*) .. 77
Lampiran 27. Perkembangan Konsumsi Mentega Dunia, 1980 2015*) .... 78
Lampiran 28. Negara Konsumen Mentega Terbesar Dunia, 2011 2015*) 79
Lampiran 29. Perkembangan Ekspor dan Impor Mentega Dunia, 1980
2015*) ............................................................... 80
Lampiran 30. Negara Pengekspor Mentega Terbesar Dunia, 2011 2015*) 81
Lampiran 31. Negara Pengimpor Mentega Terbesar Dunia, 2011 2015*) 81
Lampiran 32. Perkembangan Produksi Susu Bubuk Dunia, 1980 2015*) .. 82
Lampiran 33. Negara Produsen Susu Bubuk Dunia, 2011 2015*)........... 83
Lampiran 34. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk Dunia, 1980 2015*) 84
Lampiran 35. Negara Konsumen Susu Bubuk Dunia, 2011 2015*) ......... 85
Lampiran 36. Perkembangan Ekspor dan Impor Susu Bubuk Dunia, 1982
2015*) ............................................................... 86
Lampiran 37. Negara Pengekspor Susu Bubuk Terbesar Dunia, 2011
2015*) ............................................................... 87
Lampiran 38. Negara Pengimpor Susu Bubuk Terbesar Dunia, 2011
2015*) ............................................................... 87
Lampiran 39. Perkembangan Produksi Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia,
1980 2015*) ........................................................ 88
Lampiran 40. Negara Produsen Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011
2015*) ................................................................ 89
Lampiran 41. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia,
1980 2015*) ....................................................... 90
Lampiran 42. Negara Konsumen Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011
2015*) ............................................................... 91
Lampiran 43. Perkembangan Ekspor dan Impor Susu Bubuk Tanpa Lemak
Dunia, 1980 2015*) .............................................. 92
Lampiran 44. Negara Pengekspor Susu Bubuk Tanpa Lemak Terbesar
Dunia, 2011 2015*) .............................................. 93
Lampiran II. Model dan Hasil Proyeksi Variabel Komoditas Susu .......... 94
a. Model Proyeksi Produksi Susu ............................... 94
b. Model Proyeksi Populasi Sapi ................................ 96
c. Model Proyeksi Harga Susu Kental Manis ................. 97
d. Model Proyeksi Ketersediaan Susu .......................... 98
RINGKASAN EKSEKUTIF
I. PENDAHULUAN
meningkatkan pangsa pasar (market share) para pelaku pasar domestik dalam
agribisnis persusuan Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
disusunlah Outlook Susu 2015 ini.
1.2. TUJUAN
II. METODOLOGI
Outlook Susu tahun 2015 disusun berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder yang bersumber dari
daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar
Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan The United
States Department of Agriculture (USDA).
dimana:
Y = peubah respons/tak bebas
Xn = peubah penjelas/bebas
n = 1, 2,
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah
xn
= sisaan
Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan
koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya
keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah-
peubah bebas (X).
Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan persamaan:
SS R egresi
R2
SS Total
dimana:
SS Regresi = jumlah kuadrat regresi
SS Total = jumlah kuadrat total
(Ekor)
650.000
600.000
550.000
500.000
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
1983
1984
2002
1980
1981
1982
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Jawa Luar Jawa Indonesia
Gambar 3.1. Perkembangan Populasi Sapi Perah di Jawa dan Luar Jawa,
1980 2015
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
1999
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Susu Sapi di Jawa dan Luar Jawa,
1980 2015
Dari sebaran populasi sapi perah yang ada, pusat populasi sapi perah
terbesar terdapat di Jawa Timur sekitar 265,44 ribu ekor atau 49,50% dari
total populasi sapi perah Indonesia. Provinsi lain yang memiliki populasi sapi
perah cukup besar adalah Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 130,81
ribu ekor atau 24,39% dan 127,67 ribu ekor atau 23,81% dari total populasi
sapi perah Indonesia. Beberapa provinsi seperti Kalimantan Tengah, Maluku
Utara dan Papua Barat sepanjang 5 tahun terakhir tidak ada populasi sapi
perah (Lampiran 3).
DKI Jakarta
0.51% Provinsi Lainnya
DI Yogyakarta
0.76% 1.03%
Jawa Timur
Jawa Barat
49.50%
23.81%
Jawa Tengah
24.39%
Provinsi penghasil susu terbesar juga berasal dari Jawa Timur, pada
tahun 2011 sampai 2015 rata-rata produksi dapi perah di Jawa Timur sebesar
475,10 ribu ton atau sebesar 54,89% dari produksi nasional. Urutan kedua
adalah provinsi Jawa Barat dengan rata-rata produksi mencapai 271,88 ribu
ton atau 31,41%, kemudian Jawa Tengah pada urutan ketiga dengan rata-
rata produksi sebesar 101,06 ribu ton atau 11,68%. Sementara provinsi lainnya
hanya berkontribusi sebesar kurang dari 1% (Lampiran 4).
DI Yogyakarta
DKI Jakarta 0.61% Provinsi Lainnya
0.62% 0.78%
Jawa Tengah
11.68%
Jawa Barat
31.41% Jawa Timur
54.89%
Gambar 3.4. Sentra Produksi Susu Sapi Perah Indonesia, 2011 2015
(Kg/Kap/Thn)
14
12
10
2014
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2015
Susu Lokal Susu Impor Indonesia
(Ltr/Kap/Thn)
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Susu Murni
(Kg/Kap/Thn)
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Susu Bubuk
(397 Gr/Kap/Thn)
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Harga susu sapi di tingkat konsumen diperoleh dari data harga susu
kental manis yang bersumber dari Kementerian Perdagangan. Harga susu
kental manis tahun 1983 2015 terus meningkat, rata-rata sebesar 11,04% per
tahun (Lampiran 7 dan Gambar 3.9). Pada periode 5 tahun terakhir (2011
2015), harga susu diperkirakan kembali mengalami peningkatan sebesar 4,82%
per tahun, dengan peningkatan tertinggi di tahun 2014 sebesar 14,51% dari
tahun sebelumnya atau Rp 8.567/kg menjadi Rp 9.810/kg. Penyebab utama
terjadinya lonjakan harga dikarenakan bahan baku industri susu kental manis
sebagian besar harus diimpor (Lampiran 8).
(Rp/Kg)
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Hal ini dapat dilihat dari angka rasio ekspor terhadap impor setelah 2010
cenderung menurun antara 20,67% hingga 13,51%.
(Ton)
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Ekspor Impor
Nilai rasio ekspor impor susu Indonesia tahun 2014 sebesar 15,18%, hal
ini menandakan bahwa kebutuhan susu nasional lebih dari 80% dipenuhi oleh
produksi impor. Pertumbuhan volume ekspor susu sapi terbesar terjadi pada
periode 1996 2014 yaitu mengalami peningkatan rata-rata sebesar 13,79%
per tahun dan nilainya meningkat 56,98% per tahun. Sementara itu volume
impor susu juga mengalami peningkatan pada periode 1996 2014 sebesar
3,62% per tahun dengan rata-rata peningkatan volume 2,37%.
(000 Ekor)
200.000
175.000
150.000
125.000
100.000
75.000
50.000
25.000
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Produksi susu cair dunia didominasi dari susu segar asal sapi, dimana
pertumbuhan susu cair yang berasal dari selain sapi tersebut lebih tinggi
daripada susu sapi. Rata-rata pertumbuhan produksi susu cair yang berasal
bukan dari sapi sebesar 4,08% per tahun sementara susu sapi sebesar 0,68%
per tahun. Produksi susu cair dunia pada lima tahun terakhir yang berasal dari
susu sapi sebesar 84,50% sementara dari susu cair lainnya 15,50% per tahun.
Perkembangan produksi susu sapi dan susu cair lainnya di dunia disajikan
secara rinci pada Lampiran 10.
(000 Ton)
600.000
550.000
500.000
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
1982
1983
2003
1980
1981
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Susu Sapi Susu Cair Lainnya Total Susu
Negara Lainnya
18,41%
India
Australia 35,29%
1,21%
Argentina
1,47%
Ukraina
1,86%
Selandia Baru
3,68%
Meksiko
4,63%
China
5,95%
Rusia
6,01%
Amerika Serikat
Brazil
6,73%
14,77%
Sentra produksi susu sapi di dunia berdasarkan data USDA tahun 2011 -
2015 terdapat di sepuluh negara yang secara kumulatif memberikan kontribusi
sebesar 66,01% terhadap total produksi susu sapi di dunia (Gambar 4.4.).
Meskipun India merupakan negara terbesar yang memiliki populasi sapi
terbesar di dunia, tetapi India merupakan negara produsen susu sapi di urutan
kedua setelah Amerika Serikat dengan rata-rata produksi sebesar 58,10 juta
ton per tahun atau memberikan kontribusi sebesar 12,30% terhadap produksi
susu sapi dunia. Sementara Amerika Serikat yang mempunyai populasi sapi
pada peringkat ketiga dunia ternyata merupakan negara produsen susu sapi
terbesar di dunia dengan rata-rata produksi sebesar 91,89 juta ton per tahun.
Negara-negara produsen susu sapi cair lainnya adalah China, Brazil, Rusia,
Selandia Baru, Meksiko, Argentina, Ukraina, dan Australia dengan rata-rata
produksi masing-masing sebesar sebesar 34,47 juta ton, 32,44 juta ton, 30,81
juta ton, 20,66 juta ton, 11,35 juta ton, 11,29 juta ton, 11,09 juta ton dan
9,66 juta ton. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 12.
Amerika Serikat
19,46%
Negara Lainnya
33,99%
India
12,30%
Australia
2,04%
Ukraina
2,35%
Argentina China
2,39% 7,30%
Brazil
Selandia Baru Rusia 6,87%
4,37% 6,52%
Meksiko
2,40%
Taiwan Filipina
Meksiko 0,004%
0,019% Uni Eropa
0,193%
5,692%
Ukraina
0,360%
China
1,739%
India
91,993%
Gambar 4.5. Kontribusi Produksi Susu Cair Lainnya Dunia, 2011 2015
Negara Lainnya
21,65% India
30,83%
Australia
1,43%
Kanada
1,69%
Jepang
2,23%
Meksiko
2,33%
Ukraina
3,11%
Rusia
5,86%
Brazil Amerika Serikat
6,78% 16,10%
China
7,98%
Gambar 4.6. Tingkat Konsumsi Susu Cair Beberapa Negara di Dunia, 2011
2015
4.1.4 EKSPOR IMPOR DAN NEGARA EKSPORTIR IMPORTIR SUSU CAIR DUNIA
(000 Ton)
5.500
5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor Impor
Gambar 4.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Susu Cair Dunia,
1980 2015
Selandia Baru
18,13%
Australia
13,39%
Cina
3,45%
Rusia
2,46%
Negara Lain Argentina
57,66% 1,74%
Kanada
0,56% Ukraina Meksiko
1,10% 1,50%
Gambar 4.8. Negara Pengekspor Susu Cair Terbesar Dunia, 2011 2015
Rusia
43,89%
Kanada
6,20%
Filipina
6,71%
China
28,27%
Gambar 4.9. Kontribusi Negara Pengimpor Susu Cair Terbesar Dunia, 2011
2015
tahun terakhir sebesar 1,33% per tahun dengan rata-rata produksi sebesar
17,94 juta ton. Jika dibandingkan dengan konsumsinya, maka rata-rata prouksi
keju dunia surplus sebesar 439 ribu ton. Perkembangan produksi keju dunia
selama tahun 1980 2015 dapat dilihat pada Lampiran 18.
(000 Ton)
20.000
17.500
15.000
12.500
10.000
7.500
5.000
2.500
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 4.10. Perkembangan Produksi Keju Dunia, 1980 2015
Amerika Serikat
28,15%
Negara Lainnya
52,28%
Rusia
4,14%
Brazil
4,00%
Argentina
Kanada 3,15%
2,15%
Jepang
Ukraina Meksiko Selandia Baru Australia
0,27%
0,74% 1,52% 1,78% 1,83%
Gambar 4.11. Kontribusi Beberapa Negara Sentra Keju Dunia, 2011 2015
(000 Ton)
20.000
17.500
15.000
12.500
10.000
7.500
5.000
2.500
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 4.12. Perkembangan Konsumsi Keju Dunia, 1980 2015
Amerika Serikat
27,81%
Negara Lainnya
50,17%
Rusia
6,32%
Brazil
4,24%
Ukraina Argentina
Kanada 2,93%
0,55%
2,30%
Korea Selatan Australia Jepang Meksiko
0,64% 1,37% 1,60% 2,07%
Gambar 4.13. Kontribusi Beberapa Negara Konsumen Keju Dunia, 2011 2015
Ekspor Impor
Gambar 4.14. Perkembangan Ekspor dan Impor Keju Dunia, 1980 2015
Amerika Serikat
18,84%
Negara Lain
44,77%
Selandia Baru
17,55%
Filipina
Australia
0,07%
Brazil 9,85%
0,16% Argentina
Meksiko Kanada Ukraina 3,39%
Rusia
0,28% 0,54% 2,89%
1,65%
Gambar 4.15. Kontribusi Beberapa Negara Pengekspor Keju Dunia, 2011 2015
Negara Lain
16,04% Rusia
32,57%
Australia
6,31%
Korea Selatan
7,36%
Meksiko
8,00%
Gambar 4.16. Kontribusi Beberapa Negara Pengimpor Keju Dunia, 2011 2015
(000 Ton)
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Negara Lainnya
29,14%
India
Meksiko 51,28%
2,08%
Rusia
2,48%
Selandia Baru
5,87% Amerika Serikat
9,15%
(000 Ton)
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Negara Lainnya
25,58%
Kanada
1,21%
Meksiko
2,73%
Rusia
4,22% India
56,72%
Amerika Serikat
9,54%
(000 Ton)
2.500
2.250
2.000
1.750
1.500
1.250
1.000
750
500
250
-
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor Impor
Negara Lain
18,79%
India
1,20%
Argentina
2,32%
Australia
5,77%
Amerika Serikat
Selandia Baru
7,87%
64,04%
Negara Lain
26,94%
Rusia
40,12%
Amerika Serikat
6,20%
Australia
6,78%
Taiwan
7,04% Meksiko
12,92%
Susu bubuk berasal dari susu segar, baik dengan atau tanpa
rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian
dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray
dryer atau roller dryer. Kandungan nilai gizi yang terdapat dalam susu bubuk
lebih rendah dari susu cair segar. Sebagai usaha untuk mengembalikan
kadar nilai gizinya agar menyamai gizi susu cair segar, seringkali susu bubuk
diberikan tambahan dengan bahan-bahan lain, misalnya vitamin. Umur simpan
susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar.
Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu susu bubuk
berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim
milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk powder) (SNI 01-2970-
1999).
Susu bubuk pertama kali dibuat pada tahun 1802 oleh seorang dokter
yang berasal dari Rusia yaitu Osip Krichevsky. Susu bubuk banyak sekali
ditemukan di negara berkembang karena biaya transportasi dan
penyimpanannya sangat murah. Seperti makanan kering lainnya, susu bubuk
dianggap tidak mudah rusak disebabkan sedikitnya kandungan air (bakteri
sangat cepat berkembang biak pada makanan yang basah atau minuman) dan
disukai oleh banyak orang untuk memenuhi asupan gizi dalam tubuh.
Perkembangan produksi susu bubuk dunia pada periode 1980 2015
meningkat 22,55% per tahun (Gambar 4.24 dan Lampiran 32). Pada tahun 1991
1993 produksi susu bubuk turun 22,81% atau sekitar 2,94 juta ton, namun
perlahan-lahan meningkat hingga mencapai hampir 5 juta ton. Periode 2011
2015 produksi mentega sebesar 4,59 juta ton atau tumbuh sebesar 3,60%.
(000 Ton)
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
1985
1998
1980
1981
1982
1983
1984
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Produsen susu bubuk dunia terbesar pada tahun 2011 2015 adalah
Selandia Baru sebesar 1,3 juta ton, negara berikutnya China produksi sebesar
1,24 juta ton dan urutan ketiga Brazil sebesar 561 ribu ton. Indonesia berada
di urutan ke delapan dunia dengan volume produksi sebesar 71 ribu ton
(Gambar 4.25). Kontribusi ketiga negara produsen terhadap produksi dunia
mencapai 67,78%. Secara rinci keadaan produksi susu bubuk dunia dapat
dilihat pada Lampiran 33.
Amerika Serikat
0,81%
Negara Lainnya
Rusia 15,02%
1,21% Selandia Baru
Indonesia 28,59%
1,54%
Chili
1,72%
Australia
2,68%
Meksiko
3,36%
Argentina
5,88%
China
26,96%
Brazil
12,23%
(000 Ton)
5.000
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
1984
2003
1980
1981
1982
1983
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Negara dengan tingkat konsumsi susu bubuk cukup tinggi yaitu China,
Brazil, Algeria, Meksiko dan Indonesia. China dan Brazil menyumbang sebesar
66,63% konsumsi susu bubuk dunia dengan tingkat konsumsi rata-rata 1,71
juta ton dan 603 ribu ton per tahun. Sementara itu Algeria dan Meksiko
berada di posisi ketiga dan keempat dengan tingkat konsumsi rata-rata 186
ribu ton dan 161 ribu ton. Indonesia berada di posisi kelima dengan rata-rata
konsumsi susu bubuk sebesar 125 ribu ton atau sebesar 3,59% (Gambar 4.27).
Rusia Chile
2,50% 1,82%
Argentina
2,80% China
49,28%
Indonesia
3,59%
Meksiko
4,65%
Algeria
5,35%
Brazil
17,35%
(000 Ton)
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
1987
1995
1982
1983
1984
1985
1986
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor Impor
Gambar 4.28. Perkembangan Ekspor Impor Susu Bubuk Dunia, 1982 2015
Amerika Serikat
0,73%
Filipina
0,74%
Chili
0,93%
Australia
4,71%
Argentina
8,51% Selandia Baru
64,21%
Brazil
5,90%
Indonesia
5,92%
Algeria
20,73% China
52,82%
(000 Ton)
20.000
17.500
15.000
12.500
10.000
7.500
5.000
2.500
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Amerika Serikat
24,00%
Negara Lainnya
36,34%
India
11,86%
Ukraina
1,25%
Selandia Baru
China 9,54%
1,30% Rusia
Brazil Australia
1,61% Kanada Jepang
1,91% 3,59% 5,39%
3,21%
Gambar 4.32. Kontribusi Beberapa Negara Produsen Susu Bubuk Tanpa Lemak
Dunia, 2011 2015
(000 Ton)
20.000
17.500
15.000
12.500
10.000
7.500
5.000
2.500
0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Negara dengan tingkat konsumsi susu bubuk tanpa lemak cukup tinggi
yaitu Amerika Serikat, India, Meksiko, China dan Indonesia. Amerika Serikat
yang merupakan negara dengan tingkat konsumsi susu bubuk tanpa lemak
terbesar rata-rata 466 ribu ton per tahun. Sementara itu India dengan tingkat
konsumsi sebesar 434 ribu ton per tahun menempati posisi kedua, sedangkan
Meksiko sebesar 261 ribu ton per tahun, China 250 ribu ton per tahun dan
Indonesia 211 ribu ton per tahun (Gambar 4.34).
Amerika Serikat
7,33% India
6,82%
Meksiko
4,11%
China
3,93%
Indonesia
3,32%
Brazil
2,76%
Jepang
2,72%
Rusia
Negara Lainnya Algeria 2,54%
63,03% 1,93%
Filipina
1,50%
(000 Ton)
2.500
2.250
2.000
1.750
1.500
1.250
1.000
750
500
250
-
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor Impor
Gambar 4.35. Perkembangan Ekspor Impor Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia,
1980 2015
Negara Lain
32,61%
Amerika Serikat
29,60%
Filipina
0,48%
Kanada
0,66%
Argentina
India Selandia Baru
1,21% Ukraina
3,24% Australia 22,28%
1,38%
8,54%
Gambar 4.36. Negara Pengekspor Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011 2015
Indonesia
17,54%
Korea Selatan Negara Lain
Taiwan 1,90% 12,02%
Brazil 1,92%
2,33%
Jepang
3,07%
Rusia Meksiko
8,08% 17,54%
Filipina
8,51%
Algeria China
10,79% 16,30%
Gambar 4.37. Negara Pengimpor Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011 2015
Tabel 5.1. Hasil Analisis Fungsi Respon Produksi Susu Sapi di Indonesia
Peubah Koefisien p_Value
Ln populasi sapi perah tahun berjalan 0,92 0,00
Ln harga riil susu kental manis periode sebelumnya 0,17 0,00
Intercept -0,12 0,95
2
R = 92,3%
Tabel 5.1. di atas menerangkan bahwa produksi susu sapi secara nyata
dipengaruhi oleh besarnya populasi sapi perah tahun berjalan dengan
koefisien regresi sebesar 0,92 (p_Value = 0,00 < = 5%), dan peubah harga
riil susu kental manis tahun sebelumnya dengan koefisien regresi 0,17
(p_value = 0,00 < = 5%). Persamaan tersebut menjelaskan bahwa setiap
kenaikan populasi sapi perah sebanyak satu ekor akan meningkatkan produksi
susu sapi sebesar 0,92 ton dan setiap kenaikan harga susu kental manis satu
rupiah tahun sebelumnya akan meningkatkan produksi susu sapi sebesar 0,17
ton.
Tabel 5.3. Proyeksi Permintaan atau Konsumsi Susu di Indonesia, 2014 2019
Permintaan (Ton) Jumlah Ketersediaan
Pertumbuhan
Tahun Penduduk Susu
Pakan Tercecer Bahan Makanan Total (%)
(000 Orang) (kg/kap/thn)
2014*) 80.000 46.000 675.000 801.000 - 252.165 2,68
2015**) 81.000 46.000 679.000 806.000 0,62 255.462 2,66
2016**) 97.318 52.520 822.781 972.619 20,67 258.705 3,20
2017**) 101.364 53.730 858.144 1.013.238 4,18 261.891 3,29
2018**) 105.530 54.889 894.654 1.055.073 4,13 265.015 3,39
2019**) 109.816 55.997 932.312 1.098.125 4,08 267.974 3,49
Pertumbuhan (%/tahun) 6,74 1,22 5,67
Keterangan: *) Angka Sementara
**) Angka Prediksi Pusdatin
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Konsumsi Susu Masih 11,09 Liter per Kapita. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/8890/Konsumsi-Susu-Masih-
11,09-Liter-per-Kapita pada tanggal 4 November 2015.
Hariyanti, Dini. 2014. 2015, Industri Susu Tak Akan Tambah Kapasitas
Produksi. Diakses dari
http://industri.bisnis.com/read/20141223/257/385195/2015-industri-
susu-tak-akan-tambah-kapasitas-produksi pada tanggal 6 November
2015.
Salma Indria Rahman. 2015. Permintaan Susu Naik Lima Persen per Tahun.
Diakses dari http://www.varia.id/2015/02/18/permintaan-susu-naik-
lima-persen-per-tahun/ pada tanggal 6 November 2015.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Populasi Sapi Perah Indonesia, 1980 2015*)
Populasi Sapi Perah
Tahun Jawa Pertumbuhan Luar Jawa Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan
(Ekor) (%) (Ekor) (%) (Ekor) (%)
1980 75.686 - 27.314 - 103.000 -
1981 109.573 44,77 3.427 -87,45 113.000 9,71
1982 135.898 24,03 4.102 19,70 140.000 23,89
1983 167.250 23,07 30.750 649,63 198.000 41,43
1984 170.185 1,75 32.815 6,72 203.000 2,53
1985 165.821 -2,56 9.817 -70,08 175.638 -13,48
1986 194.041 17,02 9.661 -1,59 203.702 15,98
1987 220.831 13,81 10.719 10,95 231.550 13,67
1988 252.417 14,30 10.252 -4,36 262.669 13,44
1989 276.974 9,73 10.691 4,28 287.665 9,52
1990 283.200 2,25 10.678 -0,12 293.878 2,16
1991 298.214 5,30 11.420 6,95 309.634 5,36
1992 300.561 0,79 11.665 2,15 312.226 0,84
1993 318.719 6,04 10.801 -7,41 329.520 5,54
1994 319.513 0,25 14.508 34,32 334.021 1,37
1995 331.531 3,76 9.803 -32,43 341.334 2,19
1996 337.874 1,91 10.115 3,18 347.989 1,95
1997 323.916 -4,13 10.455 3,36 334.371 -3,91
1998 314.159 -3,01 7.833 -25,08 321.992 -3,70
1999 324.282 3,22 7.749 -1,07 332.031 3,12
2000 346.623 6,89 7.630 -1,54 354.253 6,69
2001 339.311 -2,11 7.687 0,75 346.998 -2,05
2002 350.289 3,24 8.097 5,33 358.386 3,28
2003 365.291 4,28 8.462 4,51 373.753 4,29
2004 355.084 -2,79 8.978 6,10 364.062 -2,59
2005 352.488 -0,73 8.863 -1,28 361.351 -0,74
2006 359.596 2,02 9.412 6,19 369.008 2,12
2007 368.529 2,48 5.538 -41,16 374.067 1,37
2008 451.017 22,38 6.560 18,45 457.577 22,32
2009 468.187 3,81 6.514 -0,69 474.701 3,74
2010 481.104 2,76 7.345 12,75 488.449 2,90
2011 592.520 23,16 4.693 -36,11 597.213 22,27
2012 606.046 2,28 5.894 25,58 611.939 2,47
2013 437.579 -27,80 6.687 13,46 444.266 -27,40
2014 497.616 13,72 4.900 -26,72 502.516 13,11
2015*) 519.901 4,48 5.270 7,54 525.171 4,51
Rata-rata per Tahun
1980 - 2015*) 328.106 6,30 10.197 14,42 338.304 5,37
2011 - 2015*) 530.732 3,17 5.489 -3,25 536.221 2,99
1 Jawa Timur 296.350 308.841 222.910 245.246 253.830 265.435 49,50 49,50
2 Jawa Tengah 149.931 154.398 103.794 122.566 123.365 130.811 24,39 73,90
3 Jawa Barat 139.970 136.054 103.832 123.140 135.345 127.668 23,81 97,70
4 DI Yogyakarta 3.522 3.934 4.326 3.990 4.504 4.055 0,76 98,46
5 DKI Jakarta 2.728 2.775 2.686 2.638 2.820 2.729 0,51 98,97
6 Provinsi Lainnya 4.712 5.938 6.718 4.936 5.307 5.522 1,03 100,76
Indonesia 597.213 611.939 444.266 502.516 525.171 536.221 100,00 100,00
1 Jawa Timur 551.977 554.312 416.419 426.254 426.557 475.104 54,89 54,89
2 Jawa Barat 302.603 281.438 255.548 258.999 260.823 271.882 31,41 86,31
3 Jawa Tengah 104.141 105.516 97.579 98.494 99.577 101.061 11,68 97,99
4 DKI Jakarta 5.345 5.439 5.265 5.170 5.528 5.349 0,62 98,60
5 DI Yogyakarta 3.167 6.019 4.912 5.870 6.626 5.319 0,61 99,22
6 Provinsi Lainnya 7.461 7.007 7.123 5.964 6.253 6.762 0,78 100,63
Indonesia 974.694 959.732 786.846 800.751 805.363 865.477 100,00 100,00
Susu Murni Pertumbuhan Susu Bubuk Pertumbuhan Susu Kental Manis Pertumbuhan
Tahun
(Ltr/Kap/Thn) (%) (Kg/Kap/Thn) (%) (397 Gr/Kap/Thn) (%)
1993 0,31 0,26 0,57
1994 0,30 -5,75 0,30 13,03 1,11 93,73
1995 0,28 -5,76 0,33 11,86 1,65 48,47
1996 0,26 -6,12 0,37 10,61 2,19 32,65
1997 0,24 -6,90 0,33 -9,59 1,96 -10,32
1998 0,23 -7,00 0,30 -10,61 1,74 -11,51
1999 0,21 -7,52 0,26 -11,53 1,51 -13,00
2000 0,21 0,00 0,31 19,92 1,77 17,26
2001 0,21 0,00 0,37 16,61 2,03 14,72
2002 0,21 0,00 0,42 14,25 2,29 12,80
2003 0,16 -25,36 0,37 -12,47 2,45 6,82
2004 0,16 0,00 0,42 14,25 2,50 2,13
2005 0,10 -33,33 0,42 0,00 2,76 10,42
2006 0,16 50,00 0,47 12,47 2,76 0,00
2007 0,21 33,97 0,89 88,91 3,55 28,30
2008 0,21 0,00 0,78 -11,74 3,18 -10,29
2009 0,10 -50,24 0,73 -6,65 3,02 -4,92
2010 0,10 0,27 0,78 7,14 3,34 10,34
2011 0,16 50,00 0,73 -6,66 3,29 -1,56
2012 0,16 0,00 0,37 -50,00 3,61 9,89
2013 0,15 -2,83 0,73 100,00 3,71 2,77
2014 0,10 -34,21 0,75 2,48 3,05 -17,79
2015*) 0,10 -3,00 0,77 2,93 3,86 26,46
Rata-rata
1993 - 2015*) 0,19 -2,44 0,50 8,87 2,52 11,24
2011 - 2015*) 0,13 1,99 0,67 9,75 3,50 3,95
Sumber : Susenas BPS, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Estimasi Pusdatin
1983 507
1984 557 9,80
1985 624 12,02
1986 706 13,11
1987 818 16,01
1988 925 12,96
1989 1.079 16,74
1990 1.232 14,12
1991 1.311 6,46
1992 1.394 6,29
1993 1.509 8,29
1994 1.585 5,04
1995 1.916 20,82
1996 2.006 4,73
1997 2.238 11,55
1998 4.703 110,15
1999 4.498 -4,37
2000 4.279 -4,87
2001 4.639 8,42
2002 4.884 5,28
2003 5.091 4,23
2004 5.099 0,16
2005 5.370 5,32
2006 5.754 7,16
2007 5.793 0,67
2008 7.747 33,73
2009 7.950 2,62
2010 8.174 2,82
2011 8.587 5,05
2012 8.790 2,36
2013 8.567 -2,54
2014 9.810 14,51
2015 10.270 4,69
Rata-rata
1983 - 2015 4.194 11,04
2011 - 2015 9.205 4,82
Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah Pusdatin
Keterangan : Data per Juli 2015
1 Amerika Serikat 89.020 91.010 91.277 93.461 94.710 91.896 19,46 19,46
2 India 53.500 55.500 57.500 60.500 63.500 58.100 12,30 31,76
3 China 30.700 32.600 34.300 37.250 37.500 34.470 7,30 39,06
4 Brazil 30.715 31.490 32.380 33.350 34.250 32.437 6,87 45,93
5 Rusia 31.646 31.831 30.529 30.553 29.500 30.812 6,52 52,45
6 Selandia Baru 18.965 20.567 20.200 21.893 21.675 20.660 4,37 56,83
7 Meksiko 11.046 11.274 11.294 11.464 11.680 11.352 2,40 59,23
8 Argentina 11.470 11.679 11.519 11.100 10.700 11.294 2,39 61,62
9 Ukraina 10.804 11.080 11.189 11.200 11.160 11.087 2,35 63,97
10 Australia 9.568 9.811 9.400 9.700 9.800 9.656 2,04 66,01
11 Negara Lainnya 156.335 157.722 158.521 164.664 165.320 160.512 33,99 100,00
Dunia 453.769 464.564 468.109 485.135 489.795 472.274 100,00 100,00
Lampiran 14. Negara dengan Konsumsi Susu Cair Terbesar Dunia, 2011
2015*)
Konsumsi Susu Cair (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
Lampiran 15. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Susu Cair Dunia, 1980
2015*)
Ekspor Pertumbuhan Impor Pertumbuhan
Tahun
(000 Ton) (%) (000 Ton) (%)
1980 361 262
1981 423 17,17 313 19,47
1982 2.397 466,67 580 85,30
1983 2.309 -3,67 2.425 318,10
1984 2.472 7,06 2.755 13,61
1985 2.809 13,63 3.120 13,25
1986 2.492 -11,29 2.703 -13,37
1987 2.750 10,35 2.833 4,81
1988 2.920 6,18 3.145 11,01
1989 2.764 -5,34 2.927 -6,93
1990 3.706 34,08 3.223 10,11
1991 2.958 -20,18 3.517 9,12
1992 3.412 15,35 3.997 13,65
1993 3.798 11,31 4.103 2,65
1994 3.736 -1,63 4.446 8,36
1995 4.658 24,68 5.208 17,14
1996 4.459 -4,27 4.925 -5,43
1997 186 -95,83 133 -97,30
1998 159 -14,52 236 77,44
1999 355 123,27 195 -17,37
2000 424 19,44 234 20,00
2001 422 -0,47 194 -17,09
2002 458 8,53 194 0,00
2003 404 -11,79 264 36,08
2004 418 3,47 287 8,71
2005 389 -6,94 286 -0,35
2006 364 -6,43 261 -8,74
2007 396 8,79 320 22,61
2008 433 9,34 260 -18,75
2009 461 6,47 288 10,77
2010 504 9,33 373 29,51
2011 565 12,10 430 15,28
2012 696 23,19 600 39,53
2013 728 4,60 732 22,00
2014 874 20,05 889 21,45
2015 871 -0,34 851 -4,27
Rata-rata
1980 - 2015*) 1.598 19,21 1.597 18,30
1980 - 1997 2.701 27,31 2.812 23,74
1998 - 2015*) 496 11,56 383 13,16
2011 - 2015*) 747 11,92 700 18,80
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Estimasi USDA
1 Amerika Serikat 4.806 4.938 5.036 5.194 5.276 5.050 28,15 28,15
2 Rusia 753 790 713 760 700 743 4,14 32,29
1 Amerika Serikat 4.716 4.786 4.838 4.948 5.045 4.867 27,81 27,81
9 Korea Selatan 101 101 107 119 128 111 0,64 49,29
10 Ukraina 117 94 91 90 88 96 0,55 49,83
11 Negara Lainnya 8.444 8.680 8.736 8.969 9.066 8.779 50,17 100,00
Dunia 17.005 17.383 17.468 17.739 17.906 17.500 100,00 100,00
3 Selandia Baru 487 527 535 580 565 539 5,87 66,30
4 Rusia 217 216 219 252 235 228 2,48 68,78
5 Meksiko 187 190 190 192 195 191 2,08 70,86
6 Negara Lainnya 2.542 2.613 2.616 2.776 2.818 2.673 29,14 100,00
Dunia 8.584 8.914 9.150 9.529 9.693 9.174 100,00 100,00
Lampiran 29. Perkembangan Ekspor dan Impor Mentega Dunia, 1980 2015*)
Ekspor Pertumbuhan Impor Pertumbuhan
Tahun
(000 Ton) (%) (000 Ton) (%)
1980 1.355 932
1981 1.343 -0,89 1.026 10,09
1982 1.312 -2,31 970 -5,46
1983 1.197 -8,77 864 -10,93
1984 1.337 11,70 876 1,39
1985 1.400 4,71 1.016 15,98
1986 1.310 -6,43 999 -1,67
1987 1.820 38,93 1.398 39,94
1988 2.090 14,84 1.760 25,89
1989 1.769 -15,36 1.307 -25,74
1990 1.368 -22,67 1.183 -9,49
1991 1.410 3,07 1.163 -1,69
1992 1.442 2,27 1.184 1,81
1993 1.422 -1,39 960 -18,92
1994 1.320 -7,17 937 -2,40
1995 1.233 -6,59 1.006 7,36
1996 1.131 -8,27 852 -15,31
1997 749 -33,78 441 -48,24
1998 627 -16,29 377 -14,51
1999 630 0,48 286 -24,14
2000 752 19,37 303 5,94
2001 727 -3,32 361 19,14
2002 831 14,31 402 11,36
2003 875 5,29 439 9,20
2004 870 -0,57 448 2,05
2005 816 -6,21 378 -15,63
2006 833 2,08 391 3,44
2007 797 -4,32 431 10,23
2008 702 -11,92 333 -22,74
2009 813 15,81 380 14,11
2010 735 -9,59 308 -18,95
2011 724 -1,50 283 -8,12
2012 762 5,25 313 10,60
2013 818 7,35 319 1,92
2014 873 6,72 330 3,45
2015*) 825 -5,50 303 -8,18
Rata-rata
1980 - 2015*) 1.084 -0,59 702 -1,66
1980 - 1997 1.389 -2,24 1.049 -2,20
1998 - 2015*) 778 0,97 355 -1,16
2011 - 2015*) 800 2,47 310 -0,07
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Estimasi USDA
1 Selandia Baru 1.162 1.273 1.300 1.460 1.365 1.312 28,59 28,59
11 Negara Lainnya 695 680 677 732 662 689 15,02 100,00
Dunia 4.342 4.432 4.500 4.926 4.745 4.589 100,00 100,00
11 Negara Lainnya 346 337 362 397 386 366 10,53 100,00
Dunia 3.162 3.266 3.471 3.628 3.841 3.474 100,00 100,00
Lampiran 37. Negara Pengekspor Susu Bubuk Terbesar Dunia, 2011 2015*)
Ekspor Susu Bubuk (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 Selandia Baru 1.110 1.261 1.291 1.423 1.350 1.287 64,21 64,21
2 Argentina 201 201 182 144 125 171 8,51 72,72
3 Australia 116 109 96 81 70 94 4,71 77,43
4 Chili 14 15 19 22 23 19 0,93 78,36
5 Filipina 24 21 13 8 8 15 0,74 79,10
6 Amerika Serikat 8 12 15 18 20 15 0,73 79,82
7 Brazil 1 0 3 40 20 13 0,64 80,46
8 China 9 9 3 6 6 7 0,33 80,79
9 Meksiko 8 5 5 6 5 6 0,29 81,08
10 Rusia 2 2 1 1 1 1 0,07 81,15
11 Negara Lain 390 387 374 391 347 378 18,85 100,00
Dunia 1.883 2.022 2.002 2.140 1.975 2.004 100,00 100,00
Lampiran 38. Negara Pengimpor Susu Bubuk Terbesar Dunia, 2011 2015*)
Impor Susu Bubuk (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 China 320 406 619 671 400 483,2 52,82 52,82
2 Algeria 204 188 142 204 210 189,6 20,73 73,55
3 Indonesia 52 56 50 53 60 54,2 5,92 79,47
4 Brazil 55 71 54 30 60 54,0 5,90 85,37
5 Taiwan 32 31 31 33 38 33,0 3,61 88,98
6 Rusia 20 28 44 37 35 32,8 3,59 92,57
7 Filipina 30 35 29 20 25 27,8 3,04 95,61
8 Meksiko 30 9 11 7 8 13,0 1,42 97,03
9 Australia 13 9 8 10 10 10,0 1,09 98,12
10 Amerika Serikat 8 10 7 7 9 8,2 0,90 99,02
11 Negara Lain 7 11 13 7 7 9,0 0,98 100,00
Dunia 771 854 1.008 1.079 862 914,8 100,00 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Estimasi USDA
Lampiran 40. Negara Produsen Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011 2015*)
Produksi Susu Bubuk Tanpa Lemak (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 Amerika Serikat 882 973 956 1.047 1.060 984 24,00 24,00
3 Selandia Baru 366 404 404 395 385 391 9,54 45,40
4 Australia 230 235 215 205 220 221 5,39 50,80
5 Brazil 132 141 151 154 157 147 3,59 54,38
6 Jepang 137 139 136 120 125 131 3,21 57,59
7 Kanada 76 85 74 77 80 78 1,91 59,50
Lampiran 41. Perkembangan Konsumsi Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 1980
- 2015*)
Konsumsi Susu Bubuk Tanpa Lemak Pertumbuhan
Tahun
(000 Ton) (%)
1980 7.972
1981 8.004 0,40
1982 8.426 5,27
1983 8.769 4,07
1984 9.313 6,20
1985 9.645 3,56
1986 10.064 4,34
1987 10.374 3,08
1988 10.385 0,11
1989 10.692 2,96
1990 10.744 0,49
1991 10.677 -0,62
1992 10.823 1,37
1993 10.729 -0,87
1994 10.950 2,06
1995 11.037 0,79
1996 11.325 2,61
1997 11.095 -2,03
1998 11.209 1,03
1999 11.979 6,87
2000 12.295 2,64
2001 12.518 1,81
2002 14.733 17,69
2003 14.791 0,39
2004 15.097 2,07
2005 15.960 5,72
2006 16.426 2,92
2007 16.750 1,97
2008 16.379 -2,21
2009 16.553 1,06
2010 16.869 1,91
2011 17.005 0,81
2012 17.383 2,22
2013 17.468 0,49
2014 17.739 1,55
2015*) 17.906 0,94
Rata-rata per Tahun
1980 - 2015*) 12.780 2,39
1980 - 1997 10.057 1,99
1998 - 2015*) 15.503 2,77
2011 - 2015*) 17.500 1,20
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Estimasi USDA
Lampiran 42. Negara Konsumen Susu Bubuk Tanpa Lemak Dunia, 2011
2015*)
Konsumsi Susu Bubuk Tanpa Lemak (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 Amerika Serikat 438 522 424 457 490 466 7,33 7,33
11 Negara Lainnya 1.075 4.552 4.663 4.825 4.922 4.007 63,03 100,00
Dunia 3.192 6.932 7.008 7.261 7.395 6.358 100,00 100,00
Lampiran 44. Negara Pengekspor Susu Bubuk Tanpa Lemak Terbesar Dunia,
2011 2015*)
Ekspor Susu Bubuk Tanpa Lemak (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 Amerika Serikat 435 445 555 546 586 513 29,60 29,60
2 Selandia Baru 362 390 392 383 405 386 22,28 51,87
3 Australia 140 168 119 164 150 148 8,54 60,42
4 India 3 37 130 61 50 56 3,24 63,66
5 Ukraina 22 26 12 30 30 24 1,38 65,04
6 Argentina 19 14 25 22 25 21 1,21 66,25
7 Kanada 10 10 13 13 11 11 0,66 66,91
8 Filipina 17 12 6 5 2 8 0,48 67,39
9 Negara Lain 521 525 411 654 717 566 32,61 100,00
Dunia 1.529 1.627 1.663 1.878 1.976 1.735 100,00 100,00
Lampiran 45. Negara Pengimpor Susu Bubuk Tanpa Lemak Terbesar Dunia,
2011 2015*)
Impor Susu Bubuk Tanpa Lemak (000 Ton) Rata-rata Kontribusi Kumulatif
No. Negara
2011 2012 2013 2014 2015*) (000 Ton) (%) Kontribusi (%)
1 Indonesia 196 205 225 215 220 212 19,32 19,32
2 Meksiko 194 236 198 203 230 212 19,32 38,64
3 China 130 168 235 253 200 197 17,95 56,59
4 Algeria 129 112 119 168 125 131 11,89 68,48
5 Filipina 111 106 113 95 90 103 9,38 77,86
6 Rusia 71 96 131 101 90 98 8,90 86,76
7 Jepang 27 32 32 43 52 37 3,39 90,15
8 Brazil 31 33 24 23 30 28 2,57 92,72
9 Taiwan 22 21 21 23 29 23 2,11 94,83
10 Korea Selatan 34 19 20 21 21 23 2,09 96,92
7 Negara Lain 165 147 125 135 155 145 13,24 100,00
Dunia 996 1.070 1.146 1.170 1.110 1.098 100,00 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Estimasi USDA
LAMPIRAN II
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 3 1,27672E+12 4,25575E+11 75,83 0,000
Residual Error 28 1,57144E+11 5612284578
Total 31 1,43387E+12
Source DF Seq SS
Populasi t 1 1,24473E+12
Harga t-1 1 29447447044
Konsumsi t 1 2543180897
Unusual Observations
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 3 5,5907 1,8636 111,77 0,000
Residual Error 28 0,4669 0,0167
Total 31 6,0576
Source DF Seq SS
Ln Pop 1 5,4419
Ln Harga t-1 1 0,1485
Ln Kons t 1 0,0003
Unusual Observations
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 2 5,5905 2,7952 173,54 0,000
Residual Error 29 0,4671 0,0161
Total 31 6,0576
Source DF Seq SS
Ln Pop 1 5,4419
Ln Harga t-1 1 0,1485
Unusual Observations
Data Populasi t
Length 32
NMissing 0
Yt = 194900 + 10205*t
Accuracy Measures
MAPE 9
MAD 32481
MSD 1822444385
Forecasts
Period Forecast
33 531658
34 541862
35 552067
36 562272
MSD 1822444385
400000
300000
200000
4 8 12 16 20 24 28 32 36
Index
Accuracy Measures
MAPE 14
MAD 379
MSD 244873
Forecasts
Period Forecast
33 10393,0
34 10935,6
35 11492,0
36 12062,1
12000 Variable
A ctual
Fits
10000 Forecasts
A ccuracy Measures
8000 MA PE 14
Harga t-1
MA D 379
MSD 244873
6000
4000
2000
0
4 8 12 16 20 24 28 32 36
Index
Data Ketersediaan
Length 23
NMissing 0
Accuracy Measures
MAPE 8,97370
MAD 0,22021
MSD 0,07988
Forecasts
Period Forecast
24 3,20054
25 3,29752
26 3,39703
27 3,49908
3,5 Variable
A ctual
Fits
Forecasts
3,0 A ccuracy Measures
MAPE 8,97370
Ketersediaan
MAD 0,22021
MSD 0,07988
2,5
2,0
1,5
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index