PKM – M
Diusulkan oleh:
KOTA JAMBI
TAHUN 2021
PENGESAHAN PROPOSAL GAGASAN PKM-M
Ketua Kelompok
NIM : PO71251190003
Alamat Rumah : Perum Kampung Sejati 1 Blok.A NO.5 Eka Jaya Selincah, Kota
Jambi
3. Nurfadila Afriati
Dosen Pendamping
NIDN :
Alamat Rumah :
No. Telepon/HP :
Menyetujui,
Kemenkes
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan
proposal pengabdian masyarakat, memenuhi Lomba Program Kreativitas Mahasiswa yang
berjudul “Peningkatan PEngetahuan Kesehatan Gigi Mulut pada Lansia Berbasis Cinematografi
Melalui Program Siginjai di Desa Kunangan Sebarang 2021”. Kami berterima kasih kepada
pelaksana lomba ini , dan dosen pembimbing Ibu dr. Srri Gumilar, M.Epid yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan proposal ini. Kami mengharapkan agar proposal ini
dapat berguna dan bermanfaat, khususnya bagi kami sendiri dan bagi Ibu/Bapak yang
bersangkutan sekalian. Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Maka,
saya sangat mengharapkan atas kritik dan saran yang membangun dari Bapak/Ibu sekalian.
DAFTAR ISI
Kesehatan gigi dan mulut pada lansia perlu mendapat perhatian khusus karena akan
mempengaruhi kesehatan secara umum. Pengetahuan yang baik tentang kebersihan mulut sangat
penting untuk mencegah penyakit mulut. Kegiatan sehari-hari lansia tidak terlalu banyak, salah
satu yang sering dilakukan di rumah adalah menonton televisi.Budaya menyirih merupakan suatu
kebudayaan dan biasanya erat dengan kebiasaan yang terdapat pada masyarakat terutama pada
golongan masyarakat usia Lansia. Kegiatan menyirih ini ternyata masih banyak dilakukan oleh
masyarakata di Kota Sebrang, Jambi. Oleh karena itu dengan adanya cinematography merupakan
cara yang baik untuk meningkatkan pengetahuan Lansia. Tujuan Gagasan Kegiatan ini adalah
untuk mengetahui pengaruh cinematography terhadap peningkatan pengetahuan lansia di desa
kunangan sebrang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
menggunakan media video cinematograpi, dengan jumlah sampel 16 lansia.
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia, dimana pada
proses ini terjadi perubahan jaringan tubuh yang sangat kompleks demikian pula halnya
pada jaringan rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut pada lanjut usia merupakan hal
yang sangat penting karena sangat erat hubungannya dengan kesehatan secara umum
( Permitasari, R., 2012).
Penurunan tingkat kemampuan fisiologis pada lansia ditandai dengan berkurangnya
kemampuan penciuman, mengunyah, kemampuan indra perasa dan penurunan motorik
pada lansia serta menurunnya daya tahan fisik . Menonton merupakan kegiatan yang
mudah dilakukan apalagi oleh lansia, dikarenakan lansia tidak dapat banyak untuk
beraktivitas. Lansia bisa berjam-jam di depan televisi untuk menonton film kesukaannya.
Ternyata melalui tontonan tersebut merupakan suatu hiburan dan cara untuk lansia
beristirahat di sela-sela aktivitasnya. (Baumgartner, Schimmel, dan Muleer, 2015).
Didalam rongga mulut kita terdapat gigi, yang dimana gigi berfungsi sebagai alat
mengunyah makanan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada gigi dan jaringan sekitar
gigi dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, salah satunya adalah faktor
kebersihan mulut. Kebersihan mulut memegang peranan penting dalam menjaga dan
mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan periodentum. Menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, persentase masyarakat Indonesia yang memiliki masalah
kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%, dengan proporsi tertinggi pada usia produktif 35
– 44 tahun sebesar 30,5 %, 45-54 tahun sebesar 31,9%. Masalah yang paling sering
terjadi pada kesehatan mulut yaitu masalah periodontal.
Mengunyah daun sirih merupakan kebiasaan turun menurun yang dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. kebudayaan dan kehidupan masyarakat mengunyah sirih ini
sudah dikenal sejak abad ke-6 Masehi (Kamisorei & Devy, 2018).Kegiatan menyirih ini
ternyata masih banyak dilakukan oleh masyarakat di Kota Sebrang, Jambi. Namun
sekarang ini kebiasaan mengunyah sirih pinang hanya dapat dijumpai pada wanita yang
sudah tua usianya. Menginang merupakan tradisi masyarakat dengan komposisi dasar
yakni daun sirih, pinang, gambir, kapur, dan tembakau. Komposisi tersebut dibungkus
dalam daun sirih yang kemudian dikunyah (Rohmansyah, 2015).
Ternyata mengunyah sirih menurut masyarakat memiliki alasan tersendiri. Dengan
mengunyah sirih memberikan kenikmatan seperti orang merokok, sebagai aktivitas di
waktu senggang, dapat menghilangkan bau nafas, mengunyah sirih pinang dilakukan
turun-temurun dan karena adanya kepercayaan bahwa aktivitas ini dapat memperkuat
gigi. Tapi dengan mengunyah sirih pinang tenyata berpengaruh terhadap tidak terawatnya
karies dan memiliki pengaruh buruk terhadap periodontitis serta adanya kehilangan gigi
(Flora et al., 2012: 170). Efek menyirih terhadap gigi dari segi positifnya adalah
menghambat proses pembentukan karies, sedangkan efek negative dari menyirih terhadap
gigi dan gingival dapat menyebabkan timbulnya Stein, selain itu dapat menyebabkan
penyakit periodontal dan pada mukosa mulut dapat menyebabkan timbulnya lesi-lesi
pada mukosa mulut,oral hygine yang buruk dan dapat menyebabkan atropi pada mukosa
lidah (Eliza,2009).
Alasan dapat menunjukan bahwa menyirih dapat merusak jaringan periodontal dapat
dijelaskan sebagai suatu bahan yang dapat memicu terjadinya hipersalivasi. Pengaruh
cholinergic pada sirih pinang bersama dengan kalsium garam dalam air liur yang dapat
menyebabkan keropos pada gigi. Peningkatan deposit kalsium ini kemudian dapat
memicu kerusakan gingiva dan membran periodontal akibat dari kebiasaan menyirih.
Selanjutnya efek dari arekoli (zat alkaloid utama yang di temukan dalam buah pinang)
mampu menghalangi pelekatan sel, penyebaran sel dan migrasi sel serta menurunkan
pertumbuhan sel dan sisntesi kolagen. Orang yang mengunyah sirih memiliki kerusakan
yang lebih tinggi terhadap periodontitis dibandingkan dengan orang yang tidak
mengunyah sirih (Tandiarang, 2015).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan
bahwa 45,3% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dan
hanya 6,7% penduduk diantaranya yang menerima konseling perawatan kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut dari tenaga kesehatan gigi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
masalah terdapat masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut terutama pada lansia.
Berdasarkan hasil studi awal dan hasil survei singkat ini melihat bahwa kurangnya
pemberian konseling perawatan kebersihan gigi dan mulut serta kebiasaan masyarakat
lansia menyirih memicu timbulnya adanya penyakit periodontal. Permasalahan ini
membuat kami ingin membantu masyarakat terutama lansia di Desa Kunangan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Supaya kesehatan gigi dan mulut
masyarakat lansia di Desa Kunangan menjadi meningkat dengan menggunakan media
berbasis cinematograpi . Media cinematografi ini digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan pengetahuan lansia tentang kesehatan gigi dan mulut dikarenakan dilihat
dari ruang gerak aktivitas lansia yang sedikit karena faktor usia ,membuat lansia sehari-
harinya melakukan kegiatan menonton televisi dan media cinematograpi juga sebagai
media komunikasi yang mudah dipahami oleh lansia.
Penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia,
dimana pada proses ini terjadi perubahan jaringan tubuh yang sangat kompleks demikian
pula halnya pada jaringan rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut pada lanjut usia
merupakan hal yang sangat penting karena sangat erat hubungannya dengan kesehatan
secara umum ( Permitasari, R., 2012).
Penurunan tingkat kemampuan fisiologis pada lansia ditandai dengan berkurangnya
kemampuan penciuman, mengunyah, kemampuan indra perasa dan penurunan motorik
pada lansia serta menurunnya daya tahan fisik . Menonton merupakan kegiatan yang
mudah dilakukan apalagi oleh lansia, dikarenakan lansia tidak dapat banyak untuk
beraktivitas. Lansia bisa berjam-jam di depan televisi untuk menonton film kesukaannya.
Ternyata melalui tontonan tersebut merupakan suatu hiburan dan cara untuk lansia
beristirahat di sela-sela aktivitasnya. (Baumgartner, Schimmel, dan Muleer, 2015).
Didalam rongga mulut kita terdapat gigi, yang dimana gigi berfungsi sebagai alat
mengunyah makanan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada gigi dan jaringan sekitar
gigi dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, salah satunya adalah faktor
kebersihan mulut. Kebersihan mulut memegang peranan penting dalam menjaga dan
mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan periodentum. Menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013, persentase masyarakat Indonesia yang memiliki masalah
kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%, dengan proporsi tertinggi pada usia produktif 35
– 44 tahun sebesar 30,5 %, 45-54 tahun sebesar 31,9%. Masalah yang paling sering
terjadi pada kesehatan mulut yaitu masalah periodontal.
Mengunyah daun sirih merupakan kebiasaan turun menurun yang dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia. kebudayaan dan kehidupan masyarakat mengunyah sirih ini
sudah dikenal sejak abad ke-6 Masehi (Kamisorei & Devy, 2018).Kegiatan menyirih ini
ternyata masih banyak dilakukan oleh masyarakat di Kota Sebrang, Jambi. Namun
sekarang ini kebiasaan mengunyah sirih pinang hanya dapat dijumpai pada wanita yang
sudah tua usianya. Menginang merupakan tradisi masyarakat dengan komposisi dasar
yakni daun sirih, pinang, gambir, kapur, dan tembakau. Komposisi tersebut dibungkus
dalam daun sirih yang kemudian dikunyah (Rohmansyah, 2015).
Ternyata mengunyah sirih menurut masyarakat memiliki alasan tersendiri. Dengan
mengunyah sirih memberikan kenikmatan seperti orang merokok, sebagai aktivitas di
waktu senggang, dapat menghilangkan bau nafas, mengunyah sirih pinang dilakukan
turun-temurun dan karena adanya kepercayaan bahwa aktivitas ini dapat memperkuat
gigi. Tapi dengan mengunyah sirih pinang tenyata berpengaruh terhadap tidak terawatnya
karies dan memiliki pengaruh buruk terhadap periodontitis serta adanya kehilangan gigi
(Flora et al., 2012: 170). Efek menyirih terhadap gigi dari segi positifnya adalah
menghambat proses pembentukan karies, sedangkan efek negative dari menyirih terhadap
gigi dan gingival dapat menyebabkan timbulnya Stein, selain itu dapat menyebabkan
penyakit periodontal dan pada mukosa mulut dapat menyebabkan timbulnya lesi-lesi
pada mukosa mulut,oral hygine yang buruk dan dapat menyebabkan atropi pada mukosa
lidah (Eliza,2009).
Alasan dapat menunjukan bahwa menyirih dapat merusak jaringan periodontal dapat
dijelaskan sebagai suatu bahan yang dapat memicu terjadinya hipersalivasi. Pengaruh
cholinergic pada sirih pinang bersama dengan kalsium garam dalam air liur yang dapat
menyebabkan keropos pada gigi. Peningkatan deposit kalsium ini kemudian dapat
memicu kerusakan gingiva dan membran periodontal akibat dari kebiasaan menyirih.
Selanjutnya efek dari arekoli (zat alkaloid utama yang di temukan dalam buah pinang)
mampu menghalangi pelekatan sel, penyebaran sel dan migrasi sel serta menurunkan
pertumbuhan sel dan sisntesi kolagen. Orang yang mengunyah sirih memiliki kerusakan
yang lebih tinggi terhadap periodontitis dibandingkan dengan orang yang tidak
mengunyah sirih (Tandiarang, 2015).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan
bahwa 45,3% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dan
hanya 6,7% penduduk diantaranya yang menerima konseling perawatan kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut dari tenaga kesehatan gigi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa
masalah terdapat masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut terutama pada lansia.
Berdasarkan hasil studi awal dan hasil survei singkat ini melihat bahwa kurangnya
pemberian konseling perawatan kebersihan gigi dan mulut serta kebiasaan masyarakat
lansia menyirih memicu timbulnya adanya penyakit periodontal. Permasalahan ini
membuat kami ingin membantu masyarakat terutama lansia di Desa Kunangan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Supaya kesehatan gigi dan mulut
masyarakat lansia di Desa Kunangan menjadi meningkat dengan menggunakan media
berbasis cinematograpi . Media cinematografi ini digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan pengetahuan lansia tentang kesehatan gigi dan mulut dikarenakan dilihat
dari ruang gerak aktivitas lansia yang sedikit karena faktor usia ,membuat lansia sehari-
harinya melakukan kegiatan menonton televisi dan media cinematograpi juga sebagai
media komunikasi yang mudah dipahami oleh lansia.
2. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut lansia menggunakan media
video cinemotograpy di Desa Kunangan, Kota Jambi
3. Manfaat
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase masyarakat
Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%, dengan
proporsi tertinggi pada usia produktif 35 – 44 tahun sebesar 30,5 %, 45-54 tahun sebesar
31,9%. Masalah yang paling sering terjadi pada kesehatan mulut yaitu masalah
periodontal. Bahwa usia lansia adalah kelompok rentan dalam kesehatan gigi dan
mulut,terutama lansia yang memiliki kebiasaan menyirih,dapat disimpulkan bahwa hal
ini disebabkan oleh lansia yang sulit menerima informasi dan memiliki pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut yang rendah,berdasarkan penelitian,hal menarik yang
disukai oleh lansia adalah menonton ,maka dari itu media cinematografi yang kami pilih
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Kelompok Sasaraan
Pengabdian masyarakat ini ditunjukan kepada kelompok usia lanjut yang berusia 60
tahun keatas yang memiliki kebiasaan menyirih di desa Kunangan, Kota Jambi.
Kondisi Wilayah
Bahwa berdasarkan survei yang telah dilakukan yang dimana masyaraka di wilayah desa
Kunangan, Kota Jambi tersebut memiliki kebiasaan menyirih dan kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut, sehingga menyebabkan penurunan tingkat kesehatan
gigi dan mulutnya. Kondisi wilayah perdesaan yang masih asri tentunya banyak
komoditas tanaman obat obatan seperti sirih tentunya dapat dijadikan sistim
perekonomian,daun sirih banyak sekali fungsi dan ekstrak daun sirih banyak digunakan
sebagai antiseptik
Selain itu masyarakat lansia disana notabenya memiliki kebiasaan menonton sinetron di
kala waktu senggang dan lansia tersebut tertarik dengan tayang tayangan televisi.
Sehingga konsep pengabdian masyarakat kami mengenai peningkatan kesehatan gigi dan
mulut lansia menggunakan media cinematografi.
Cinematografi diharapkan bisa menjadi rancangan teknologi kesehatan yang sangat baik
yang mampu mempengaruhi sasaran,cinematografi yang baik dapat mempengaruhi pola
perilaku sasaran yang menyimak pesan dan info yang di sampailan melalui media
cinematografi
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Tahap Persiapan
Setelah melakukan survey dan mendapatkan tempat yang pas untuk melakukan
pengabdian masyarakat, selanjutnya kami membuat perancangan pengabdian masyarakat
dan mengambil judul tentang “ Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Pada Lansia Berbasis Cinematografi Melalui Program Siginjai Di Desa Kunangan
Sebrang Tahun 2021 ”. kami juga membuat beberapa pertanyaan untuk pre- test dan post
–test yang akan ditujukan pada kelompok sasaran. Tak lupa juga kami membuat
cinematografi berbentuk video tentang efek kebiasaan menyirih terhadap kesehatan gigi
dan mulut di usia lanjut. Dan tahap persiapan terakhir yaitu mengurus surat perizinan
untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada Kepala Desa disana.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah mendapatkan izin untuk melakukan pengabdian masyarakat kami pun melakukan
pengambilan data dengan sampel sebanyak 16 lansia. Selanjutnya setelah mendapatkan
data kami menyebarkan pre-test kepada 16 sampel tersebut.
Selanjutnya pengabdian masyarakat ini dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan dengan
metode penayangan video cinematografi yang ditayangkan di balai desa dengan sistim
nonton bareng. Kemudian kita melakukan pemantauan beberapa hari untuk melihat
keefektifan penyuluhan yang dilakukan sebelumnya.
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini kami memberikan post-test kepada lansia yang telah kami ambil menjadi
sampel, post-test ini diberikan setelah dilakukan kegiatan penyuluhan dengan metode
penayangan video cinematografi.
Dari hasil post-test tersebut kami mengetahui gambaran keberhasilan kegiatan
pengabdian masyarakat dengan metode penyuluhan dengan metode penayangan video
cinematografi.
BAB IV
POTENSI HASIL IMPLEMENTASI
Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat lansia di Desa kunangan dapat
mengurangi kebiasaan menyirih dan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi
dan mulut. Serta dengan adanya kegiatan di Desa kuningan akan mengakibatkan
menurunnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada lansia menggunakan metode
penayangan video cinematografi.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kebudayaan menyirih telah mendarah daging bagi masyarakat kelompok usia lanjut,
kebiasaan menyirih ini memiliki efek bagi kesehatan gigi dan mulut. Ternyata kebiasaan
menyirih ini masih dilakukan oleh masyarakat lansia di Desa Kunangan Jambi.
Menyirih bukan hanya berdampak baik untuk kesehatan gigi tetapi menyirih juga dapat
memiliki dampak buruk bagi kesehatan gigi. Salah satu dampak buruk dari menyirih
adalah rusaknya jaringan periondotal, yang dapat menyebakan hilangnya gigi apabila
kebiasaan menyirih tidak dikurangi.
Umunya masyarakat lansia memiliki kebiasaan menonton televisi, masyarakat lansia di
Desa Kunangan juga memiliki hal yang sama yaitu menonton televisi di sela-sela
aktivitas sehari hari.
Maka diharapkan pengabdian masyarakat dengan media cinematograpi berbasis video,
dapat memberikan edukasi kepada masyarakat di Desa Kunangan terutama lansia
mengenai dampak kebiasaan menyirih ini.
2. Rekomendasi
Bagi kami rekomendasi pengabdian masyarakat ini lebih kepada media cinematograpi
yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Jadi diharapkan media
penyuluhan dengan penayangan video cinematografi dibuat semenaraik mungkin, dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lansia. Selain itu diharapkan
pengemasan video cinematografi dapat efesian digunakan sehingga mudah untuk dibawa
kemana-mana.
DAFTAR PUSTAKA
Permitasari, R., 2012, Proposal Program, (online), available: http://www.scribd. com/
doc/88739469/Bab-1-Proposal-Program (6 Oktober 2012).
Astuti NR. Hubungan antara pengetahuan dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut dengan status kesehatan periodontal pada lanjut usia (kajian di Panti Wreda
Abiyoso). J Ilm dan Teknol Kedokt Gigi. 2018;14(2):33.
Doi:10.32509/jitekgi.v14i2.638