Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA BINAAN


TENTANG KARIES GIGI DAN CARA MENGGOSOK
GIGI YANG BAIK DAN BENAR
DI PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
Eka Sukawati (2019.NS.B.07.008)
Misran Fauzi (2019.NS.B.07.018)
Supriadi (2019.NS.B.07.025)
Yuliana Ernawati (2019.NS.B.07.037)
Devi Kristy Dayana (2019.NS.A.07.007)
Norhikmah (2019.NS.A.07.058)
Riki Sepdiantara (2019.NS.A.07.022)
Dea Devega (2019.NS.A.07.028)
Delfianto (2014.C.06a.0592)
Prayogae Pribady Putra (2019.NS.A.07.059)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga Binaan Tentang Kesehatan Gigi
dan Mulut (Cara Menggosok Gigi yang Baik dan Benar) di Palangka Raya. Pada
kesempatan ini dengan tulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M. Kep. selaku Ketua Prodi Ners yang
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
3. Bapak Hermanto, Ners., M. Kep. selaku pemimbing akademik yang telah
bersedia memberikan masukan dan arahan selama bimbingan.
4. Keluaga Binaan yang telah bersedia menerima dan berpartisipasi selama
kami menjalankan praktik komunitas.
5. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan,
kasih sayang, dan bantuan baik moril maupun materil serta doanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Kegiatan ini masih jauh
dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Proposal Kegiatan ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam riset keperawatan dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Amin.

Palangka Raya, 14 November 2020


Penyusun,

Kelompok 7
21

BAB 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat
secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain
kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan
gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan
kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
tubuh secara urnum. Menggosok gigi adalah tindakan yang perlu diajarkan kepada
anak-anak sehingga dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik dan sehat.
Menggosok gigi merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk menjaga
kebersihan gigi dan gusi dari plak dan sisa makanan. Menyikat gigi harus
dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar dapat
dihilangkan dari permukaan gigi (Karinta, 2011). Pada keluarga binaan
mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya ada beberapa anaknya yang
mengalami karies gigi dan gigi berlubang, hal seperti ini bisa terjadi karena masih
banyak para orang tua kurang memberikan pendidikan kesehatan tentang cara
yang benar dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut serta memberikan contoh
cara menggosok gigi yang baik dan benar kepada anak-anaknya. Kerusakan gigi
pada anak-anak bisa disebabkan oleh kebiasaan makan-makanan yang manis
seperti permen dan coklat tetapi tidak mengerti cara merawat gigi yang tepat.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka kejadian
karies pada anak – anak adalah sebesar 60-90% (Kompas, 2009). Kejadian karies
gigi diseluruh dunia memiliki angka yang cukup tinggi yaitu 80-90% pada anak
dibawah 18 tahun. Anak usia 6 sampai 12 tahun senang mengkonsumsi makanan
cepat saji atau jajanan yang kurang 12 terjaga kebersihannya, terbukti pada angka
kejadian karies gigi yaitu 76,62%. Target yang ditetapkan oleh WHO adalah 90%
anak umur 5 tahun bebas karies. Sedangkan angka kejadian karies gigi di
3
Indonesia pada tahun 2007 mencapai 43,4% dan meningkat pada tahun 2013
menjadi 53,2%. Secara umum terdapat 45 penyakit gigi dan mulut yang terjadi di
Indonesia, salah satunya adalah karies gigi. Hasil tersebut menunjukkan
prevalensi 53,2% mengalami karies gigi yang belum ditangani atau belum
dilakukan penambalan, sehingga di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa menderita
karies aktif (Dinkes, 2013). Rasio peningkatan karies gigi juga terjadi di surakarta
dengan jumlah penderita mencapai 5.364 jiwa (Dinkes, 2014). Berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevelansi karies di Indonesia mencapai
90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang
lainnya. Jumlah penderita karies di Indonesia didominasi oleh anak kelompok usia
kurang dari 12 tahun sebesar 76,2% atau delapan dari sepuluh anak Indonesia
mengalami masalah gigi berlubang yang disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi
yang salah (Dumiyani, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Notohartojo (2011) kebiasaan menyikat gigi 90% berpengaruh terhadap risiko
kejadian karies gigi. Selain itu Cacingan : 40-60% (Profil Dep Kes Tahun 2005),
Anemia : 23,2 % (Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007).
Kerusakan pada gigi yang sering terjadi pada anak yaitu karies gigi, gigi
berlubang yang sangat besar sekali, bengkak, bahkan ompong. Kejadian tersebut
dapat disebabkan oleh 4 faktor, yaitu: kuman yang terdapat pada gigi, sisa
makanan sejenis lemak lain yang lengket pada gigi seperti permen dan coklat
yang sangat sulit dibersihkan sempurna sehingga dapat menyebabkan proses
lubang pada gigi.
Berdasarkan kajian diatas, kelompok kami tertarik untuk memberikan
pendidikan kesehatan tentang karies gigi agar orang tua dan anak dapat menjaga
kebersihan gigi dan mulut (menggosok gigi yang baik dan benar) yang merupakan
suatu tindakan preventif dan promotif guna meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran bersama masyarakat khususnya keluarga
binaan mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya. Agar tingkat pengetahuan
orang tua dan kesadaran anak-anak nya dapat meningkat setelah dilakukannya
pendidikan kesehatan.
4

1.2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang cara gosok gigi yang
benar pada keluarga binaan mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya
diharapkan anak-anak dapat mengetahui dan memahami tentang Kesehatan gigi
dan mulut (cara menggosok gigi yang baik dan benar).

1.3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara gosok gigi
yang benar pada keluarga binaan mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya,
anak-anak dapat memahami dan mengetahui tentang
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Pengertian Karies Gigi
3. Tanda dan Gejala
4. Penyebab Karies gigi

5. Manfaat menggosok gigi

6. Waktu menggosok gigi


7. Cara merawat gigi, gusi dan mulut agar tetap bersih dan sehat
8. Cara menggosok gigi

1.4. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
oleh Mahasiswa/(i) STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
1.5. Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan ini,
yaitu meliputi:
1. Leaflet
1.6. Pelaksanaan Tugas
Adapun rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
Mahasiswa/(i) STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi:
1. Topik : Kesehatan gigi dan mulut (cara menggosok gigi yang
baik dan benar)
5

2. Media dan alat : Leaflet dan Video


3. Tempat : Virtual atau daring
4. Hari dan tanggal : Selasa, 17 November 2020
5. Jam : 10:00 WIB
6. Setting Tempat :

Keterangan :

: Moderator dan Leader

: Peserta

: Fasilitator

1.7 Tugas Pengorganisasian


Adapun tugas yang dilakukan oleh dosen dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan kepada anak-anak oleh Mahasiswa/(i) STIKES Eka Harap Palangka
Raya meliputi:
1) Moderator: Devi Kristy Dayana
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan
promosi kesehatan
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan dijelaskan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2) Pemateri: Riki Sepdiantara dan Prayogae P.Putra
a. Menyampaikan materi penyuluhan
b. Melakukan simulasi jika kegiatan dalam bentuk demontrasi
6

3) Fasilitator:
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
c. Membuat dan mengedarkan absen peserta penyuluhan
4) Seksi Dokumentasi: Anggota Kelompok lainnya.
a. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan kesehatan.
1.8 Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pemberian
Tahap Waktu Kegiatan Sasaran
Materi
Orientasi 2 menit  Memberikan salam,  Mejawab salam
(pembukaan) memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menyampaikan penjelasan
maksud dan tujuan  Memperhatikan
( TIU dan TIK )  Menjawab dan
 Menjelaskan proses menyampaikan apa yang
belajar mengajar diketahui
 Mengkaji tingkat
pengetahuan sasaran
terhadap materi yang
akan disampaikan
dengan cara apersepsi
atau secara lisan
Working 10 menit Menjelaskan pada  Memperhatikan
(penyampaian sasaran tentang karies  Memperhatikan dan
materi ) gigi dan cara gosok gigi mempraktekkan secara
yang baik langsung
 Mendengarkan
 Menjawab pertanyaan
7

Terminasi 10 menit  Mengevaluasi materi  Kooperatif, bersemangat


(penutup ) yang telah  Memperhatikan
disampaikan dengan  Mendengarkan
pertanyaan terarah  Menjawab salam
 Memberikan
reinforcement positif
 Menyimpulkan hasil
pendkes
 Salam penutup

1.9 Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai dengan rencana
2) Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan
b. Selama kegiatan semua peserta aktif
3) Evaluasi Hasil
a. Peserta pendidikan kesehatan dapat memahami dari apa yang disampaikan
dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri.
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik
sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak – anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan
dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut,
kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam
keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik. Untuk mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara
berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makan, jangan terlalu
banyak makan makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigihendaknya
dilakukan teratur setiap 6 bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada
keluhan. Gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut.
(Amalia, R. 2011).
Gigi sehat yaitu gigi yang bersih tak ada plak apa lagi karang gigi, tak ada
keluhan sakit atau ngilu, dan tidak terdapat adanya tanda karies gigi. Menggosok
gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi. (Pratiwi, D.
.2007). Menggosok gigi adalah rutinitas yang penting untuk menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan
menggunakan sikat gigi. Menggosok gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan bersih dan sehat.
Jadi, menggosok gigi adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari berbagai macam kerusakan gigi
seperti karies gigi, dll.

7
8

2.2 Pengertian Karies Gigi


Karies gigi yaitu: Sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi,yang
menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani penyakit ini dapat menyebabkan
nyeri, penanggalan gigi,dan infeksi.
2.3 Tanda dan Gejala
2.3.1 Nyeri pada gigi.
2.3.2 Adanya plag gigi.
2.3.3 Gigi berlubang.
2.3.4 Pengeroposan pada gigi.
2.3.5 Bengkak.
2.4 Penyebab Karies Gigi
2.4.1 Kebiasaan makan
2.4.2 Infeksi dapat terjadi karena kepekaan permukaan gigi terhadap serangan asam.
2.4.3 Infeksi dapat terjadi dengan penyebaran karbohidrat ke dalam plag.
2.4.4 Aktifitas bakteri di dalam plag.
2.5 Manfaat Menggosok Gigi
2.5.1 Gigi menjadi putih, bersih dan sehat.
2.5.2 Mencegah timbulnya karies atau karang gigi, lubang gigi dan penyakit
lainnya.
2.2.3. Memberikan perasaan segar dalam mulut.
2.2.4. Mencegah bau nafas tidak sedap.
2.6 Dampak Negatif Akibat Tidak Menggosok Gigi
2.6.1 Gigi berlubang atau karies gigi
Gigi berlubang terjadi saat bakteri menggerogoti enamel gigi sehingga
menyebabkan pembusukan dan akhirnya gigi berlubang. Makanan yang tersisa di
gigi dan tidak dibersihkan bisa memicu timbulnya masalah ini. Makanan yang
menempel pada gigi tersebut pada akhirnya menjadi makanan untuk bakteri
berkembang biak. Asam kemudian mengumpul pada gigi, terjadi pelunakan
enamel pada gigi, dan akhirnya gigi menjadi berlubang. Lubang ini akan menjadi
lebih besar jika tidak segera diobati. Jika dibiarkan, lubang pada gigi susu anak
dapat berpindah ke gigi permanen anak.
Gigi susu menentukan ruang untuk tumbuhnya gigi permanen. Jika gigi
susu rusak, mereka tidak dapat membantu gigi permanen untuk tumbuh di posisi
yang tepat. Hal ini bisa menyebabkan gigi bertumpuk atau miring. Gigi berlubang
dapat menyebabkan gigi bengkak dan dapat menyebabkan kemungkinan infeksi
menyebar ke tempat lain. Gigi berlubang dapat ditandai dengan bintik putih atau
9
kekuningan pada gigi. Segera periksakan ke dokter gigi Anda.
10

2.7 Waktu Menggosok Gigi


2.7.1 Sesudah makan pagi
2.7.2 Sebelum tidur malam

2.8 Cara Merawat Gigi, Gusi dan Mulut agar Tetap Bersih dan Sehat
2.8.1 Makanlah makanan yang bergizi (Empat sehat lima sempurna).
2.8.2 Batasi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat (gula)
seperti es krim, permen, coklat dsb. Kandungan gula inilah yang
menyebabkan gigi cepat keropos. Demikian juga dengan makanan-
makanan yang lengket, dan tak perlu proses pengunyahan yang cukup,
seperti fast food, yang membuat plak gigi mudah terbentuk.
2.8.3 Sikat gigi setiap hari pada pagi hari sesudah sarapan dan sesudah makan
malam/ sebelum tidur dengan cara yang baik dan benar.
2.8.4 Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor terbukti bisa
menurunkan angka kejadian karies gigi.
2.8.5 Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali,
supaya kalau ada gigi yang mulai bermasalah/berlubang dapat segera
ditangani sebelum terlanjur menjadi besar (deteksi dini). Hendaknya
dipahami bahwa sekali gigi mulai berlubang, karies ini tidak bisa mengecil
lagi tetapi secara pelan tapi pasti akan membesar terus.
11

2.9 Cara Menggosok Gigi yang Baik dan Benar


Ada 5 langkah menggosok gigi yang baik dan benar, yaitu:
Langkah 1

Menggosok gigi seri bagian depan dengan cara melingkar dari atas kebawah
sebanyak 2-3 kali

Langkah 2

Menggosok gigi geraham bagian samping kiri dan kanan dengan cara melingkar
dari atas kebawah sebanyak 2-3 kali
12

Langkah 3

Menggosok gigi geraham bagian dalam kiri dan kanan dengan cara melingkar dari
atas kebawah sebanyak 2-3 kali

Langkah 4

Menggosok gigi seri bagian samping atas dan bawah dengan cara lurus dari atas
kebawah sebanyak 2-3 kali
13

Langkah 5

Menggosok gigi geraham bagian atas dan bawah dengan cara lurus dari atas
kebawah sebanyak 2-3 kali

2.10 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Menggosok Gigi


2.10.1 Kita harus menggunakan sikat gigi sendiri.
2.10.2 Menyikat gigi jangan terlalu keras
2.10.3 Jangan sampai tertelan air bekas kumur – kumur.
2.10.4 Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut.
14

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. (2011). Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Anak. (online) http://www.umy.ac.id. Dakses tanggal 18 November 2017.

World Health Organizationr (WHO). Environmental Health.

Pratiwi, D. (2007). Gigi Sehat. Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara


Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23
tahun 2007 tentang Kesehatan.

Mirra.Cuci Tangan Dan Sikat Gigi Tangan Yang Benar.www.Scribd.com.

Nia Madan.2011.Metode Menyikat Gigi.www.Scribd.com.

Anda mungkin juga menyukai