Dosen Pembimbing :
Muhaji, S.Kep., Ners.,M.Si., M.Tr.kep
OLEH
Oleh :
1.Agya Dhia Pratama 2011604089
2.Denintia Diffa 2011604078
3.Dian Ayu Rahmadani 2011604132
4.Elsa Aulya Pratiwi 2011604097
5.Fajar Sutantri 2011604125
Mengetahui,
(2010) disitasi United Nations Asian and Pacific Training Centre for
kawasan Asia dan Pasifik lebih rentan terhadap bencana dibandingkan dengan
negara di belahan dunia lain. Jumlah masyarakat yang terkena dampak bencana
sekitar empat kali lebih banyak dari pada masyarakat yang tinggal di Afrika dan
menelan banyak korban jiwa, kerugian materi, ekonomi atau lingkungan serta
lebih dari 500 gunung api dengan 129 di antaranya aktif, wilayah Indonesia
letusan dalam 400 tahun terakhir memiliki 78 letusan dengan luas daerah
terancam 16.670 Km2 dan jumlah jiwa terancam ≥ 5 juta orang. Penyebaran
gunung api meliputi wilayah Sumatera 30, Jawa 35, Bali dan Nusa Tenggara
30, Maluku 16, dan Sulawesi 18 (Rencana Nasional Penanggulangan Bencana
Indonesia yang meletus dari tahun ketahun meliputi gunung Merapi tahun 2010,
gunung Kelut tahun 2013, gunung Sinabung tahun 2014 yang menimbulkan
antara lain letusan gunung Kelud di Jawa Timur meletus pada tanggal 13
Sinabung pada akhir Februari 2014 Kabupaten Karo Sumatera Utara, Pusat
gunung Merapi pada tahun 2010 menyebabkan 347 korban jiwa, korban
keluarnya material dari perut gunung sehingga terjadi hujan abu disekitar
wilayah lereng gunung Merapi, salah satunya adalah Kabupaten Klaten. Abu
maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar yang jatuh disekitar
sampai radius 5-7km dari kawah dan berukuran halus jatuh pada jarak mencapai
yang bervariasi dari batuan, kerikil, pasir sampai debu halus. Material letusan
tersebut antara lain abu vulkanik, lava, gas beracun, hingga batuan beku yang
pada dua periode terakhir memberikan dampak bagi kondisi lingkungan sekitar
yang cukup besar di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten dan
keuangan dan lingkungan hidup). Data yang didapatkan dari BNPB per tanggal
kerugian sebesar Rp 3,62 triliun dengan kerusakan dan kerugian sektor sosial
Kerusakan dan kerugian yang sangat besar mempengaruhi berbagai sektor yang
gempa bumi, tanah longsor, dan bencana non-alam seperti kebakaran hutan atau
jenis bencana. Bencana dapat memiliki dampak sosial dan ekonomi yang
masyarakat dalam upaya Desa Tangguh Bencana sangat penting. Oleh karena
itu, memahami bagaimana meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan
masyarakat adalah salah satu aspek yang perlu dibahas dalam makalah.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan desa tangguh bencana
C. Manfaat
1. Peningkatan Kesadaran: Makalah ini dapat meningkatkan kesadaran
tindakan pencegahan.
2. Edukasi dan Informasi: Makalah ini berfungsi sebagai alat edukasi yang
dapat dijelaskan sebagai sebuah entitas masyarakat hukum yang memiliki batas
urusan masyarakat setempat. Kewenangan ini didasarkan pada adat dan budaya
Dalam konteks ini, Desa Tangguh Bencana merujuk pada suatu desa
ancaman yang ada di wilayahnya. Desa ini juga memiliki kapasitas untuk
potensi ancaman bencana, serta memiliki kemampuan untuk pulih dengan cepat
Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012. Oleh karena itu masyarakat harus dibentuk
(Rahman, 2017).
bencana.
bencana.
bencana.
risiko bencana.
Tangguh Bencana Pratama (Awal), Desa Tangguh Madya (Menengah) dan Desa
Tangguh Bencana Utama (Tinggi). Secara garis besar penilaian Desa tangguh
informasi bencana
pengungsian, pasar)
spiritual masyarakat .
risiko bencana.
perencanaan pembangunan.
risiko bencana.
1. Adanya aksi pengelolaan risiko bencana antar desa, hal ini bisa
kebencanaan.
evakuasi.
termasuk tahap konsultasi dengan perangkat desa setempat, persiapan materi untuk
penyuluhan, dan persiapan alat dan bahan yang diperlukan. Program ini ditujukan
penyuluhan dilaksanakan di salah satu rumah warga, dengan materi yang mencakup
penjelasan mengenai keluarga yang siap menghadapi bencana. Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan program ini adalah ceramah dan diskusi. Proses pelaksanaan
berdiskusi mengenai isu-isu yang terkait dengan keluarga yang tanggap terhadap
bencana selama 30 menit. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan pada
hari Sabtu, tanggal 05 Oktober 2019, di rumah Ibu Alfi sebagai lokasi pelaksanaan.
Pada tanggal 5 Oktober 2019, tim pengabdian yang terdiri dari dosen-dosen dari
berdiskusi dengan Kadus dan perangkat desa tentang penyelenggaraan kegiatan yang
Trucuk. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman
mengenai cara membentuk keluarga yang siap menghadapi bencana, mengenali tanda-
faktor alam maupun non-alam, serta bisa disebabkan oleh tindakan manusia. Hal ini
kerugian materi, dan dampak psikologis (BNPB, 2021). Berikut adalah ringkasan dari
dalam lingkungan keluarga. Dalam konteks keluarga, terdapat kelompok yang lebih
rentan dan memerlukan perhatian khusus. Kelompok rentan ini adalah mereka yang
berisiko tinggi karena berada dalam situasi yang membuat mereka kurang mampu
untuk mempersiapkan diri menghadapi risiko atau ancaman bencana (Teja, 2015).
upaya penanggulangan bencana, serta menerapkan berbagai tindakan fisik dan nonfisik
kalangan kelompok rentan adalah cara untuk mengelola risiko bencana dengan
jika mereka memahami dan menyadari risiko bencana serta mampu mengelola risiko
antusiasme yang tinggi dalam berdiskusi mengenai bagaimana mereka bisa bersiap
dapat dijawab dengan benar oleh peserta. Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan
dengan lancar, dan materi yang disampaikan diterima dengan baik oleh peserta.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah terpenting untuk mengatasi resiko akibat bencana. Selama ini BPBD
mitigasi bencana, karena dapat dilihat pada data pengurangan resiko akibat
B. Saran
penyuluhan dan pelatihan lanjutan dengan program yang lain, ditingkatkan lagi
wawasan dan pengetahuan untuk semua warga. Di samping itu karen partisipasi