PENDAHULUAN
Banyak hal yang menjadi faktor terjadinya bencana. Selain faktor alam,
kurangnya informasi masyarakat terhadap tanda-tanda dan penanganan bencana
1
seringkali menjadi hambatan tersendiri dalam upaya manajemen penaggulangan
bencana. Kejadian bencana dapat menimbulkan permasalahn di bidang kesehatan
antara lain lumpuhnya pelayanan kesehatan, korban nyawa, korban luka, pengungsi,
masalah gizi, penyakit menular, masalah ketersediaan air bersih masalah sanitasi
lingkungan, dan stress atau gangguan kejiwaan. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Perkembangan baru kebijakan penanggulangan bencana dalam decade terakhir
adalah memberikan prioritas utama pada upaya pengurangan resiko bencana seperti
kegiatan pencegahan, mengurangi dampak bencana, dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana, serta menerapkan sitem peringatan dini di samping penanganan
bencana (Bappena, 2006).
Menurut Siti Fadhilah Supari yang pernah menjabat sebagai menteri kesehatan
bencana alam dan penyakit tidak bisa dihadapi sendiri oleh pemerintah, karena begitu
luas dan besarnya masalah bencana. Selain itu, dengan keadaan Indonesia yang rentan
akan bencana alam, dalam mempersiapkan, membangun, dan memberdayakan
pemuda, pemerintah mempunyai program yaitu DASI PENA (Pemuda Siaga Peduli
Bencana) yang mempunyai tujuan agar pemuda menjadi faktor kunci dalam
penyelamatan jiwa dan mampu meringankan beban penderitaan para korban bencana.
Hal ini merupakan salah satu langkah strategis bidang kesehatan untuk
penanggulangan bencana. Maka dari itu, sebagai mahasiswa keperawatan yang
mempelajari ilmu kesehatan khususnya tentang keperawatan kesehatan komunitas
dituntut untuk mampu mendukung dan mengoptimalkan upaya tersebut sejak dini.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dan fungsi DASI PENA.
2. Menjelaskan pengorganisasian dari DASI PENA.
3. Menjelaskan siapa yang termasuk dalam anggota DASI PENA.
4. Menjelaskan materi pelatihan DASI PENA.
5. Menjelaskan uraian tugas dari DASI PENA.
6. Menjelaskan mekanisme dan tatalaksana penggerakkan DASI PENA.
7. Menguraikan peran perawat dalam program DASI PENA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pelatihan bagi masyarakat untuk siaga dan sigap menghadapi kondisi-kondis yang
darurat. DASI PENA adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan, yang diputuskan lewat SK Menkes RI
No.406/Menkes/SK/IV/2008.
Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASI PENA) merupakan salah satu bagian
tim kesehatan pertama yang disiagakan selama masa tanggap darurat, berfungsi
sebagai tim pendukung upaya kesehatan setempat dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi penduduk yang terkena bencana. Kecepatan dan ketepatan sangat
diperlukan guna mencegah munculnya masalah kesehatan lanjutan dan senantiasa
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta selalu bersikap ikhlas dalam membantu
korban bencana. Adanya penurunan jumlah korban meninggal akibat bencana
dimungkinkan karena upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang telah
dilakukan oleh segenap jajaran kesehatan sudah semakin baik.
Menurut mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadhilah Supari, pada peluncuran
DASI PENA di lapangan monas, Jakarta, DASI PENA bertujuan untuk menangani
dan membantu warga menaggulangi setiap bencana agar cepat pulih. (Nurfajar,
2009) .
Mengingat pentingnya DASI PENA untuk penaganan awal bencana, maka
DASI PENA telah diresmikan di beberapa tempat, antara lain:
1. DASI PENA pertama diresmikan di Regional Sulawesi Selatan, Makassar
pada tanggal 5 Mei 2008 dengan melatih 1.600 orang.
2. DASI PENA ke-2 di Regional Jawa Tengah, Semarang pada tanggal 31 Juli
2008 dengan melatih 4.500 orang.
3. DASI PENA ke-3 di Regional Jawa Timur, Surabaya pada tanggal 19 Agustus
2008 dengan melatih 5.000 orang.
4. DASI PENA ke-4 di BALI direncanakan akan melatih sekitar 1.500 orang
tanggal 14 Oktober 2008, yang terdiri dari mahasiswa terkait dibidang
kesehatan (FK UNUD, Poltekes semester I, Stikes semester I, UPTPAM Kes
Dikes Provinsi Bali), Pelajar dan karang taruna di Provinsi Bali.
5. Regional Jawa Barat pada tanggal 20 Desember 2008 mengukuhkan 2.000
pemuda.
6. Kalimantan Selatan-Banjarmasin mengukuhkan 2.000 pemuda pada tanggal
31 Desember 2008.
4
Tim Pengarah
Ketua : Sekretaris Jenderal Depkes
Wakil : Kepala Badan PPSDM
Anggota : 1. Kepala Pusat Penaggulangan Krisis
2. Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
3. Kepala Biro Kepegawaian
Tim Koordinator
Ketua : Kepala Bidang Tanggap Darurat, PPK
Sekretaris : Kepala Bidang Tata Usaha, PPK
Anggota : 1. Kepala Bidang dan Sumber Daya, Pusdiknakes
2. Kepala Bidang Pengembangan Kurikulum, Pusdiknakes
3. Kepala Bidang Kendali Mutu, Pusdiknakes
4. Kepala Bagian Program dan Informasi, SetBadan PPSDM
5. Kepala Bagian Pengembangan Pegawai, Ropeg
6. Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan, PPK
7. Kepala Bidang Pemantauan dan Informasi, PPK
Tingkat Provinsi
Tim Pengarah : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Direktur Rumah Sakit Provinsi
3. Direktur Poltekkes
Koordinator : Penanggung Jawab Unit Penanggulangan Krisis
Dinas Kesehatan Provinsi
Sekretaris : Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Poltekkes
Anggota : 1. Mahasiswa Poltekkes
2. Wakil Organisasi Kepemudaan
Tingkat Kabupaten
Tim Pengarah : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Direktur Rumah Sakit Kabupaten
Kepala Institusi Pendidikan Kesehatan
Koordinator : Penanggung Jawab Unit Penaggulangan Krisis
Dinas Kesehatan Kabupaten
Anggota : 1. Mahasiswa Institusi Pendidikan Kesehatan yang telah dilatih
2. Saka Bhakti Husada (SBH) Pramuka yang telah dilatih
3. Wakil Organisasi Kepemudaan yang telah dilatih
5
Dalam suatu sambutan tahun 2009 mantan menteri kesehatan Dr. dr. Siti
Fadillah Supari Sp.JP(K) menyatakan pembentukan DASI PENA di setiap provinsi
sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Mengingat Indonesia merupakan kawasan
rawan bencana alam dan diharapkan DASI PENA menjadi faktor kunci dalam
penyelamatan jiwa dan mampu meringankan beban penderitaan para korban bencana.
Anggota DASI PENA telah mendapatkan pelatihan khusus dari instruktur setempat
dalam penanganan korban bencana. Karena itu, DASI PENA harus menjadi yang
terdepan dalam penyelamatan jiwa. Untuk mencapai tujuan tersebut DASI PENA
mendapat pelatihan dengan beberapa materi yang sesuai.
Adapun materi pelatihan DASI PENA ialah :
1. Dasar-dasar penanggulangan bencana di Indonesia.
2. Standar pelayanan kesehatan.
3. Manajemen bencana berbasis masyarakat.
4. Anatomi tubuh manusia, khususnya sitem pernapasan, sitem saraf dan sistem
sirkulasi.
5. Triase pada korban bencana.
6. Langkah-langkah pertolongan pada korban cidera, menghentikan pendarahan dan
teknik penggunaan perban dan pembalutan.
7. Ekstrikasi, stabilitasi dan transportasi korban.
8. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
9. Basic Life Support (BLS).
10. Sistem komando dalam kecelakaan/kegawatdaruratan.
11. Teknik Evakuasi Korban.
6
e. Memperkuat kerja sama antar-pemuda dalam penanggulanagn bencana
7
2.7 Peran perawat dalam program DASI PENA
Peran perawat dalam program DASI PENA hanya terfokus pada fase pre
impact manajemen bencana, antara lain (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009) :
1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penaggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
2. Perawat ikut terlibat dalam berbagai program dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman
bencana kepada masyarakat.
3. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meingkatkan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi :
a. Program pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
b. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga yang lain.
a. Pembekalan informasi tentang menyimpan dan membawa persediaan makanan
dan penggunaan air yang aman.
b. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat
seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.
c. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian
seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya, dan lain-lain.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DASI PENA adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, yang diputuskan lewat SK Menkes RI No.406/Menkes/SK/IV/2008.
Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASI PENA) merupakan salah satu bagian tim
kesehatan pertama yang dimobilisasi selama masa tanggap darurat, berfungsi sebagai
tim pendukung upaya kesehatan setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan
bagi penduduk yang terkena bencana.
Pemuda yang tergabung dalam DASI PENA adalah mahasiswa Akademi
Kesehatan, Pemuda Pesantren, Remaja Masjid, Pramuka, Pecinta alam, dan
sebagainya. Materi pelatihan DASI PENA antara lain dasar-dasar penanggulangan
bencana di Indonesia, standar pelayanan kesehatan, manajemen bencana berbasis
masyarakat, triage pada korban bencana, BCLS (Building Learning Commitent),
SPGDT, BLS, serta teknik evakuasi korban.
Peran perawat adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
kesehatan dalam penaggulangan ancaman bencana, ikut terlibat dalam berbagai
program dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat, dan terlibat dalam
program promosi kesehatan untuk meingkatkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana
3.2 Saran
Penanggulangan bencana merupakan tugas kita bersama, tidak mungkin
ditangani oleh jajaran kesehatan saja, melainkan sangat memerlukan bantuan dan
kerjasama lintas sektor, pihak swasta maupun masyarakat sendiri secara sistematis,
terpadu dan terkoordinasi dengan baik.
9
Kesiapsiagaan, kepedulian dan kecepatan pertolongan kepada korban sangat
menentukan hidup matinya korban. Yang paling dekat dengan korban tentu masyarakat
itu sendiri, untuk itu peran pemuda terlatih yang ada di tengah-tengah masyarakat
mempunyai makna yang besar dalam menyelamatkan jiwa seseorang yang sedang
tertimpa bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
10