Anda di halaman 1dari 2

BELAKANGAN ini banyak sekali muncul kasus bunuh diri.

Terakhir, ada seorang


gadis cantik bunuh diri di mal bergengsi di Jakarta. Mengapa orang ingin bunuh diri?
Belum ada jawaban yang tepat dan jelas. Hanya saja, salah satu faktor pemicunya,
bisa jadi gangguan jiwa bipolar. Biasanya gangguan ini berujung pada kematian.

Menurut dr Jap Mustopo B SpKJ dari Rumah Sakit Mayapada, Tangerang, perasaan
senang dan sedih muncul secara tidak menentu dan berlangsung tiba-tiba termasuk
dalam kategori gangguan penyakit jiwa bipolar. Bipolar itu sendiri adalah gangguan
afektif bipolar. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama dari
gangguan ini.

Bipolar, kata dr Jap, memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini
bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood
dan tingkat aktivitas yang terganggu.

"Terkadang orang itu kan memiliki perasaan atau yang bisa kita sebut sebagai mood
meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat (episode manik atau
hipomanik) dan pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan
mental berkurang (episode depresi)," ungkapnya.

Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu
sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. "Episode
hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik," katanya.

Penyebab Bipolar

Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan
gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah,
saling bergantian. Di antara episode peralihan mood ini bisa saja orang megalami
mood yang normal. Bisa dikatakan bahwa insiden gangguan bipolar tidak tinggi
antara 0,3-1,5 persen. Tapi angka tersebut belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko
kematian terus membayangi penderita bipolar dan itu lebih karena mereka mengambil
jalan pintas.

Penyebab gangguan ini, tidak diketahui secara pasti. Faktor genetika, dan faktor
psikososial. Para peneliti pun mengatakan bahwa terjadi disregulasi heterogen dari
neurotransmitter atau zat kimia di otak.

Faktor genetika dinilai melalui suatu mekanisme gen yang kompleks, sedangkan
peristiwa-peristiwa kehidupan dan stres lingkungan merupakan faktor psikososial
yang sering mendahului episode pertama dari gangguan bipolar tersebut.

Episode pertama bisa timbul mulai dari mata kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan
kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang
menderita bipolar, risiko penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering
kambuh. Sementara anak-anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke
dalam bentuk yang lebih parah dan sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif
defisit atensi.

Orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai
anggota keluarga mengidap penyakit bipolar. Gejala manik biasanya ditandai dengan
perasaan gembira yang berlebihan, seperti perubahan mendadak dari perasaan
gembira menjadi tiba-tiba marah, keresahan, tutur kata cepat dan konsentrasi kurang,
energi yang meningkat dan keinginan tidur kurang, dorongan seksualitas tinggi,
cenderung membuat rencana besar dan sulit dicapai, cenderung kurang dalam
memberikan penilaian terhadap sesuatu, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan
impulsivitas meningkat.

Sedangkan gejala depresi biasanya ditunjukkan dengan kesedihan, kehilangan energi,


perasaan putus asa atau tak berarti, hilangnya kegembiraan terhadap hal yang belum
dirasa menyenangkan, sulit berkonsentrasi, menangis tak terkendali, sulit mengambil
keputusan, lekas marah, insomnia, perubahan nafsu makan, berfikir dan mencoba
untuk melakukan bunuh diri. Gangguan bipolar ini juga bisa terjadi pada laki-laki
maupun perempuan. Perempuan dengan gangguan bipolar mengalami peralihan mood
yangn lebih cepat.

Penanganan Bipolar

Sebelum melakukan penanganan terhadap gangguan bipolar, biasanya terlebih dahulu


dilakukan diagnosa dengan memperhatikan secara seksama gejala, tingkat ketakutan,
angka waktu, dan frekuensi. Dan gejala yang paling mudah untuk dikenali adalah
gejala peralihan mood yang tinggi (dari yang tinggi ke rendah) yang tidak berpola.

Gangguan bipolar ini merupakan gangguan jangka panjang yang membutuhkan


penanganan komprehensif. Mereka yang memiliki empat atau lebih perubahan mood
dalam setahun lebih sulit untuk ditangani. Menurut dr Jap, seorang pasien yang
mengalami gangguan bipolar bisa sembuh. Dalam empat fase itu pasien bisa
menjalankan terapi. Tapi jika tak berhasil atau mebahayakan, diperlukan penanganan
khusus di rumah sakit khusus atau tempat rehabilitasi mental. "Biasanya psikoterapi
berupa terapi perilaku-kognitif menjadi pilihan," ungkapnya.

Sudah lebih dari 50 tahun lithium digunakan sebagai terapi gangguan bipolar.
Efektivitasnya telah terbukti pada 60-80 persen pasien. Terapi ini bisa menekan angka
kematian karena bunuh diri dan ongkos perawatan.

Farmakoterapi adalah pemberian obat-obatan jenis mood stabilizer ditambah obat-


obatan gol antipsikotik sesuai dengan gambaran klinis yang ditunj

Anda mungkin juga menyukai