By
Raden Sugeng Riyadi S.ST, M.Psi
The error of one moment becomes
the sorrow of
.
whole life
Adverse Drug Reactions (ADRs)
,
Epidemiologi
•Kejadian alergi obat yang dilaporkan ± 7,8% (pada populasi umum)
dan 39% (pada populasi bedah).
•Insidensi kejadian mulai dari 1/13000 prosedur bedah (di bawah
anestesi umum, regional dan lokal) hingga 1/6500 general anastesi
dengan penggunaan pelemas otot.
Gejala umum alergi
Gejala Alergi Obat
antara lain:
Ruam kemerahan atau bentol pada kulit.
Gatal.
Demam.
Bengkak.
Sesak napas atau napas berbunyi.
Hidung beringus.
Batuk.
Mata gatal dan berair.
Selain gejala yang disebutkan di atas, reaksi alergi berat atau anafilaksis dapat disertai dengan:
Jantung berdetak dengan cepat.
Saluran pernapasan dan tenggorokan menyempit, sehingga sulit bernapas.
Gelisah dan cemas.
Pusing.
Hilang kesadaran atau pingsan.
Tekanan darah turun drastis.
Pada kondisi yang sangat serius dan mengancam nyawa, gejala dapat disertai dengan:
Kulit berwarna kemerahan dan nyeri.
Kulit bagian luar mengelupas.
Kulit terlihat melepuh.
Demam.
Ruam atau lenting menyebar ke mata, mulut, dan area kelamin.
Faktor Risiko Alergi Obat
Tidak semua orang berisiko mengalaminya. Beberapa faktor risikonya adalah:
Peningkatan paparan terhadap suatu obat, misalnya karena penggunaan
berulang, dalam waktu yang panjang, atau dengan dosis yang tinggi.
Keturunan. Jika terdapat anggota keluarga yang alergi terhadap suatu obat,
seseorang akan lebih berisiko mengalaminya.
Memiliki alergi jenis lain, misalnya alergi makanan.
Memiliki alergi terhadap obat-obatan yang lain, misalnya seseorang yang alergi
terhadap penisilin juga akan alergi dengan amoxicillin.
Mengidap penyakit tertentu, seperti HIV atau infeksi virus Epstein-Barr.
Diagnosis Alergi Obat
Diagnosis dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain:
Riwayat perjalanan alergi obat, riwayat alergi lainnya, dan riwayat alergi
pada keluarga. Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan gejala alergi, meliputi
ruam kemerahan, lenting, serta memeriksa keadaan saluran napas dan jantung
pengidap. Pemeriksaan laboratorium meliputi tes kulit (skin test) dan tes darah.
Pengobatan Alergi Obat
Antihistamin
Tubuh membuat histamin ketika alergen masuk ke dalam tubuh. Pelepasan
histamin dapat memicu gejala alergi seperti pembengkakan, gatal, atau iritasi.
Antihistamin memblokir produksi histamin dan dapat menenangkan gejala
reaksi alergi. Antihistamin bisa berupa pil, tetes mata, krim, dan semprotan
hidung.
Kortikosteroid
Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan saluran udara dan gejala serius
lainnya. Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan yang
menyebabkan masalah ini.
Bronkodilator
Jika alergi menyebabkan mengi atau batuk, dokter mungkin
merekomendasikan bronkodilator. Obat ini membantu membuka saluran udara
dan membuat pernapasan lebih mudah. Bronkodilator tersedia dalam bentuk
cairan dan bubuk untuk digunakan dalam inhaler atau nebulizer.
Pencegahan Alergi Obat
Pencegahan terbaik adalah menghindari masalah obat tsb. Pastikan bahwa
alergi diidentifikasi dengan jelas dalam catatan medis. Beri tahu juga penyedia
layanan kesehatan lainnya, seperti dokter gigi atau spesialis medis lainnya.
Gunakan identitas yang menunjukkan alergi obat. Hal ini bisa berupa gelang
peringatan medis yang mengidentifikasi alergi. Informasi ini dapat memastikan
perawatan yang tepat dalam keadaan darurat
Etiologi reaksi alergi :
tetrakain
Protamin
Protamin sulfat adalah obat yang mampu membalikkan efek dari
heparin. Obat ini biasanya digunakan pada kasus overdosis heparin,
namun bila digunakan berlebih juga dapat memberi efek antikoagulan
•Protein berat rendah yang diekstraksi dari sperma ikan.
•Berasal dari garam yang stabil dalam membentuk heparin,
mengakibatkan hilangnya aktivitas antikoagulannya.
•Dapat memancing pelepasan histamin langsung
•menyebabkan hipotensi berat dan terkadang fatal dan bronkospasme.
•Pasien yang berisiko:
•seseorang yang alergi terhadap makanan laut
•pria setelah vasektomi (karena mengembangkan antibodi yang
bersirkulasi terhadap spermatozoa)
•Perhatian utama selama periode perioperatif, karena tidak ada obat
alternatif untuk pembalikan aksi antikoagulan heparin.
.
.
Ekspander volume plasma (koloid)
•Larutan sintetik koloid mampu menghasilkan reaksi
anafilaksis.
•Secara umum, dekstran molekul rendah tidak dapat
menginduksi pembentukan antibodi
•tetapi dapat bereaksi silang dengan antibodi yang terbentuk
sebagai respons terhadap polisakarida yang berasal dari
bakteri.
•Hydroxyethil starch (HES) telah diidentifikasi sebagai agen
penyebab alergi dengan pajanan sebesar 0,006%.
•Anafilaksis karena albumin jarang terjadi
.
Hypertermia maligna
Kondisi peningkatan suhu tubuh akibat reaksi parah terhadap obat-obatan
anestesi tertentu yang digunakan selama prosedur operasi atau perawatan
invasif lainnya. Ini bisa menyebabkan Demam tinggi, otot kaku, kejang,
bahkan gangguan jantung.
C - Sirkulasi
Akses sirkulasi. Mulai CPR jika terjadi henti jantung.