Latar Belakang
Bencana alam secara langsung memberikan dampak buruk pada kehidupan manusia,
lingkungan fisik, biologis dan sosial. Dampak buruk ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan, kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat berkepanjangan. Indonesia
merupakan salah satu negara yang tergolong rawan terhadap kejadian baik bencana alam maupun
karena tindakan manusia, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis, iklim, geologis dan
faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik. Perawat sebagai lini terdepan
dalam pelayanan kesehatan memegang penting dalam situasi bencana dan krisis. Perawat
dipanggil untuk merespon kebutuhan individu, kelompok dan masyarakat di saat krisis karena
perawat mempunyai keterampilan yang luas (menyediakan pengobatan dan pencegahan penyakit).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan kritisi jurnal ini adalah untuk mengetahui dan memahami penelitian jurnal ilmiah yang
baik dan benar, untuk mengetahui dan memahami tata cara mengkritisi jurnal ilmiah.
C. Pembahasan
Jurnal 1
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan diSMK Ma’arif 1 Piyungan Bantul dengan
mewawancara salah satu guru dan beberapasiswa tentang upaya yang dilakukan dalam
mengahadapi bencana gempa bumi yaitu bahwadi sekolah belum pernah ada yang melakukan
edukasi tentang bencana gempa bumi. Upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam menghadapi
bencana gempa bumi hanya berkumpul di lapangan serta mengarahkan siswanya.
Berdasarkan hasil penelitian Haryuni, S (2018) dengan judul “pengaruh pelatihan siaga bencana
gempa bumi terhadap kesiapsiagaan anak usia sekolah dasar dalam menghadapi bencana gempa
bumi di yayasan hidayatul mubtadiin kediri” didapatkan bahwa pemberian pelatihan siaga
bencana dapat meningkatkan kesipsiagaan anak usia sekolah dasar dalam menghadapi bencana
gempa bumi.
Jurnal 2
Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi
Bencana Banjir Di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Tahun 2011
Banjir disebabkan oleh air sungai yang
meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Banjir dapat
merusak rumah dan fondasinya. Banjir sering membawa lumpur yang berbau dan
dapat menutupi semua tempat yang dilaluinya setelah air mereda.Bencana banjir merupakan
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
Kesiapsiagaan menghadapi banjir akan menunjukkan adanya sikap dan pengetahuan dalam
menghadapi bencana dan ini semakin menjadi bagian penting khususnya di daerah yang seringkali
dilanda bencana banjir seperti Desa Perkebunan Bukit Lawang. Hasil pengamatan dan informasi
dari kepala desa bahwa banyak keluarga yang tidak siap menghadapi bencana banjir, kondisi
rumah tangga di atas mencerminkan kemampuan yang rendah atau tidak mempunyai
kemampuan untuk menanggapi bencana (tidak memiliki kesiapsiagaan bencana).
Bukit Lawang adalah nama tempat wisata di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara yang
terletak 68 km sebelah barat laut Kota Binjai dan sekitar 80 km di sebelah barat laut kota Medan.
Bukit Lawang termasuk dalam lingkup Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan daerah
konservasi terhadap mawas dan orang utan. Oleh karena itu, daerah ini sangat penting
untuk konservasi serta pariwisata. Jika
daerah ini rusak, maka komunitas orang utan akan berkurang dan mungkin punah serta
pendapatan daerah dari sektor pariwisata Bukit Lawang akan berkurang (Pemprovsu,
2004).
Terkait dengan kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir dapat dipengaruhi
oleh faktor pengetahuan dan sikap masyarakat sehingga dipandang penting
dilakukan penelitian tentang pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Desa Perkebunan Bukit
Lawang Kecamatan Bahorok tahun 2011.
Jurnal 3
Pemulihan Ptsd Anak-Anak Korban Bencana Tanah Longsor Dengan Play Therapy
penelitian ini adalah pada anakanakkorban bencana tanah longsor usia 4-12 tahun yang
mengalami gangguan psikologis pasca bencana.
Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Analisis datadengan pair t test. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kelompok intervensi dengan skor PTSD
sebelum dan sesudah play therapy (p 0,001). Pada kelompokkontrol tidak terdapat perbedaan
signifikan skor PTSD sebelum dan sesudah play therapy (p 0,163). Saran penelitian adalah terapi
bermain dapat dijadikan sebagai salah satu program penanganan dampak psikologis anak korban
bencana, dan lingkungan tempattinggal anak perlu menyediakan sarana permainan untuk anak
yang disesuaikan budaya setempat.
Bencana yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara menimbulkan dampak psikologis yang tidak
ringan bagi warga di daerah bencana. Laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Jawa
Tengah (2008), menyebutkan bahwa korban bencana seringkali secara psikologis terjangkit
gangguan stress pasca trauma/bencana yang pada umumnya dalam dunia kesehatan disebut post
traumatic stress disorder (PTSD).
Salah satu bentuk intervensi yang dapat diterapkan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-
anak korban bencana adalah konseling melalui terapi bermain Bermain balon dan bermain
ketapel diberikan minggu ketiga. Bermain ketapel termasuk salah satu permainan tradisional dan
board games yang cocok bagi anak pada masa laten untuk mengembangkan achievment,
kompetensi, menguasai lingkungan dan self esteem (Masykur, 2006). (play therapy). Dengan
bermain anak diberi kesempatan berada dalam dunia naturalnya sebagai anak (Sukmaningrum,
2001). Melalui anak-akan merasa aman dalam mengekpresikan dan melakukan eksplorasi
terhadap dirinya baik perasaan, pikiran, pengalaman, maupun tingkah laku, karena anak tidak
berhadapan langsung dengan kondisi yang mengingatkan pada trauma yang dialami namun hanya
menggunakan materi-materi yang bersifat simbolik (Landreth, 2001). Jadi, terapi bermain
yang diterapkan pada anak yang mengalami gangguan stres pasca bencana bertujuan untuk
menurunkan gangguan tersebut dengan membantu anak belajar menerima diri sendiri dan
mengembalikan kontrol diri serta merasakan kebebasan dalam berekspresi.
Gangguan perilaku yang menonjol pada anak-anak korban bencana tanah longsor di Kabupaten
Banjarnegara dari hasil pretest adalah sembunyi jika mendengar suara keras seperti
sirene,ambulan dan lain-lain, mengalami ketakutan tanpa alasan yang jelas, tampak cemas,
tampak sedih, dan menunjukkan perilaku agresif. Minimal separuh dari anak-anak korban bencana
tanah longsor menunjukkan beberapa gangguan perilaku tersebut.
Penelitian ini mendapatkan hasil pada kelompok intervensi rata-rata skor PTSD anak-anak korban
bencana tanah longsor yaitu 22,63 sebelum play therapy dan 21,11 sesudah play therapy.
Sementara pada kelompok kontrol, ratarata skor PTSD pada anak-anak korban bencana sebelum
dan sesudah play therapy adalah 22,74 dan 24,53.
Jurnal 4
Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagaan Anak Di
Yogyakarta
Keberhasilan pelaksanaan simulasi tersebut karena mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Hasil observasi menunjukkan ada 3 guru yang mendampingi anak-anak selama simulasi,
kemudian anak-anak sangat antusias mengikuti simulasi sampai selesai dan aktif memberikan
feedback saat trainer memberikan pertanyaan, selain itu wali/orang tua siswa mendukung anak-
anak dengan memberikan ijin untuk mengikuti simulasi, guru-guru juga memfasilitasi terhadap
pelaksanaan pelatihan seperti terlibat dalam memberikan informasi tentang pelatihan kepada
siswa dan orang tua siswa.
Pada pelatihan siaga bencana pada anak-anak menggunakan metode simulasi. Hal ini didukung
Oleh pernyataan oleh Steward & Wan (2007) dalam penelitiannya tentang peran simulasi didalam
manajemen bencana dapat mengukur kesiapan seseorang dalam menghadapi bencana. Menurut
Olson et.al, (2010) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pendidikan tentang siaga
bencana dengan menggunakan simulasi berupa game atau permainan dapat memberikan hasil
yang lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan simulasi.
Simulasi merupakan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada obyek yang sebenarnya (Sanjaya, 2013). Pada penelitian ini simulasi yang
digunakan adalah role playing atau bermain peran yaitu metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian kejadian yang
mungkin muncul pada masa mendatang. Hal ini sesuai dengan Filina (2013) bahwa metode role
playing suatu bentuk permainan anak-anak yang aman dan bentuk-bentuk permainan yang sesuai
dengan struktur lingkungan atau permainan-permainan dengan menggunakan
boneka, rumah-rumahan, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Dengan dramatisasi anak berkesempatan melakukan,
menafsirkan dan memerankan suatu peranan tertentu.
Keterlibatan dan kemampuan anak dalam melakukan simulasi siaga bencana menunjukkan
semua anak aktif dalam melakukan setiap tindakan simulasi setelah dilakukan 5 kali. Tindakan
simulasi terdiri dari 6 tindakan yang dilakukan di dalam ruangan dan di luar ruangan.
Jurnal 5
Pengaruh Penyuluhan Bahaya Gunung Berapi Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Smp Kristen
Kakaskasen Kota Tomohon Menghadapi Bencana Gunung Berapi
Gunung berapi adalah salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Bencana gunung
berapi dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian, kota Tomohon memiliki dua gunung
berapi aktif yang memerlukan kesiapsiagaan bencana yang terkoordinasi. SMP Kristen salah satu
yang selalu terkena dampak ketika gunung meletus karena hanya berjarak 3 km dari gunung
Lokon, sedangkan daerah terdampak dari gunung Lokon berjarak 5km.
Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah gunung berapi karena Indonesia
terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif,
dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasi wilayah padat penduduk.
Beberapa catatan bencana alam besar yang pernah di alami Indonesia, antara lain pada tahun
1815, Gunung tambora meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun dapat
dipastikan melebihi jumlah korban letusan gunung Krakatau, tahun 1883 Gunung Krakatau
meletus mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari 36 ribu jiwa. Gunung merapi
meletus, mengakibatkan 1.300 orang harus kehilangan nyawa. Tahun 1963, Gunung Agung
Meletus dan menewaskan sekitar seribu jiwa (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012).
Berdasarkan data yang didapat setiap tahun diperkirakan sekitar 66 juta anak terkena dampak
bencana. Lebih dari 300.000 penduduk terkena dampak bencana. Lebih dari 300.000 penduduk
terkena dampak peristiwa Merapi 2010, sekitar 100.000 diantaranya adalah anak-anak. Menurut
Rinaldi (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul kesiapan menghadapi bencana di
Indonesia mengatakan, bahwa dalam setiap kejadian bencana, jumlah korban jiwa dan kehilangan
materi yang banyak memperlihatkan masih lemahnya kesiapan menghadapi bencana di Indonesia
(Herdwiyanti F. dan Sudaryono, 2013).
Kota Tomohon merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan resiko ancaman kebencanaan
yang relatif tinggi mengingat letak geografis, topografis dan geologis dimana kota Tomohon
merupakan daerah yang dikelilingi cincin api (ring of fire). Keberadaan dua gunung berapi yang
masih aktif yaitu Gunung Lokon dan Gunung Mahawu di daerah ini menyebabkan perlu adanya
kesiapsiagaan bencana yang terkoordinasi dan komprehensif (Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tomohon,
pada tahun 2011 Gunung Lokon mengalami letusan besar dengan tinggi abu 1500-3000 meter
disertai lontaran materian pijar, dan pada tahun 2012 pada bulan Januari sampai bulan Oktober,
letusan abu dan letusan besar 12 kali dan pada saat ini aktivitas
Prosedur dari pada penelitian dilakukan oleh peneliti setelah mendapat rekomendasi dari
Koordinator Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Langkah selanjutnya peneliti menyampaikan surat permohonan kepada Kepala Sekolah
SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan
kemudian mengidetifikasi responden penelitian. Selanjutnya menjelaskan pada calon responden
tentang tujuan dan manfaat penelitian dan meminta kesediannya untuk menjadi responden.
E. Tabel
b. Hasil
Berdasarkan
gambaran
karakteristik
responden
Anak berdasarkan
jenis kelamin
sebagian besar
Pemberian metode
simulasi siaga
bencana
gempa bumi
memberikan
pengaruh terhadap
kesiapsiagaan anak
sekolah dasar yang
ditunjukkan
dengan nilai P <
0,001 sehingga
target kecakapan
anak-anak untuk
bisa menolong diri
sendiri tercapai
(Suhardjo, 2011).
5 Pengaruh Prisilia Riani jurnal Penelitian ini a. Tujuan
Penyuluhan Bahaya Mais Keperawatn merupakan Untuk
Gunung Berapi Mulyadi (e-Kep) penelitian Menganalisis
Terhadap Jill Lolong Volume3 eksperimen semu Penyuluhan
Kesiapsiagaan Program Studi Nomor 2 dengan pendekatan Bahaya Gunung
Siswa Smp Kristen Ilmu Mei 2015 desain one group Berapi Terhadap
Kakaskasen Keperawatan pre test-post test. Kesiapsiagaan
Fakultas
Kota Tomohon Siswa SMP
Kedokteran
Menghadapi Kristen
Universitas Sam
Bencana Gunung Kakaskasen Kota
Ratulangi
Berapi Tomohon
MenghadapiBenca
na Gunung Berapi.
b. Hasil
diperoleh nilai P-
value sebesar 0,00
(<0,05) dengan
nilai t hitung
sebesar 23,78 dan t
tabel sebesar 2,002
DAFTAR PUSTAKA
Adlina Nita., Agussabti., Hermansyah. (2014). Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi
Situasi Bencana Gunung Api Seulawah Agan Di Wilayah Kecamatan Sare Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Ilmu Kebencanaan.
http://prodipps.unsyiah.ac.id/jika/images/jika/vol/vol.1/vol.1.1/3.17.25.Nita%20Adlina.pdf.
Diakses pada tanggal 25 Januari 2015 Pukul 21.00 WITA
Fathoni, Tachrir. (2005). Banjir Bandang diKawasan Wisata Bukit Lawang. Pusat
Informasi Kehutanan. Jakarta
Mashar, Riana. (2011). Konseling Pada Anak Yang Mengalami Stress Pasca Trauma Bencana
Merapi Melalui Play Therapy. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Rinaldi. (2009). Kesiapan Menghadapi Bencana Pada Masyarakat Indonesia. Universitas Negeri
Padang. Jurnal Penelitian Psikologi 14(1) Sunarto, N. (2012). Edukasi Penanggulangan
Bencana Lewat Sekolah.http://bpbd.banjarkab.go.id/?p=75. Diakses : 3 Maret 2014
Lampiran Jurnal
Earthquakes are energy release events caused by movement in parts sudden earth's bowels that
create seismic waves and cause natural symptoms. the cause of the large number of victims due to
the earthquake is lack of public knowledge about disaster management and preparedness in the
face of disasters. Based on preliminary studies conducted by researchers with interviews, it was
found that there were still many students who panicked when the earthquake occurred, students
also did not know how to deal with a good earthquake other than that, no one had ever given an
extension. This study aims was to determine the effect of providing earthquake disaster
management education on student preparedness in the face of earthquakes. Method was used
quasi experiment with a pre-post test control group design. The sample size was 36 respondents
divided into 2 groups. The sampling technique uses stratified random sampling. The instrument
used was a questionnaire. Preparedness pretest in the control group was well prepared most of
which 9 students (50%) and post-test mostly very ready for a total of 12 students (66.7%),
whereas the intervention group pretest mostly prepared a total of 11 students (61.1 %) and
posttest most of thewere very prepared for 13 students (72.2%). It was conclude that it is an
influence of the level of preparedness pre and post test in the control group and the intervention
group. There was no difference in the level ofpreparedness post test in the two group.
Abstrak
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang diakibatkan pergerakan pada bagian
perut bumi yang mendadak sehingga menciptakan gelombang seismik dan menimbulkan gejala
alam. penyebab banyaknya korban akibat gempa kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
manajemen bencana dan kesiapsiagaan dalam mengahadapi bencana. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara didapatkan ternyata masih banyak siswa
yang panik ketika terjadi gempa bumi, siswa juga tidak tahu bagaimana cara menghadapi bencana
gempa bumi yang baik selain itu, belum pernah ada yang memberikan penyulukan. Penelitian ini
bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian edukasi manajemen bencana gempa bumi
terhadap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi gempa bumi. Jenis penelitian quasi experiment
dengan desain pre-post test control group. Besar sampel penelitian sebanyak 36 responden yang
dibagi 2 kelompok. Teknik sampling menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner. Kesiapsiagaan pretest pada kelompok kontrol sebagian besar sangat
siap yaitu 9 siswa (50%) dan post test sebagian besar sangat siap sejumlah 12 siswa (66,7%),
sedangkan pada kelompok intervensi pretest sebagian besar siap sejumlah 11 siswa (61,1%) dan
posttest sebagian besar sangat siap sejumlah 13 siswa (72,2%). Kesimpulan penelitian ini yaitu
ada pengaruh tingkat kesiapsiagaan pre and post test pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi. Tidak ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan post test pada kedua kelompok.
Kata Kunci : Edukasi, Gempa Bumi, Manajemen Bencana, Kesiapsiagaan
Bencana merupakan suatu gangguan serius Beberapa faktor penyebab utama banyaknya
terhadap berfungsinya sebuah komunitas korban akibat bencana gempa bumi adalah
atau masyarakat yang mengakibatkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
kerugian dan dampak yang meluas terhadap tentang manajemen bencana dan kurangnya
manusia, materi, ekonomi, dan lingkungan kesiapsiagaan masyarakat dalam
yang melampaui kemampuan komunitas mengantisipasi bencana tersebut sehingga
yang bersangkutan untuk mengatasi dengan korban jiwa paling banyak anak-anak dan
menggunakan sumber daya mereka masyarakatnya5. Sekolah merupakan wahana
sendiri1,8. Bencana disebabkan oleh efektif dalam memberikan efek
kejadian alam (natural disaster) maupun oleh untukmenyebarkan informasi,
ulah manusia (man-made). Bencana yang
ISSN : 2087-1287
disebabkan oleh kejadian alam (natural
pengetahuan danketerampilan kepada Indonesia yang merupakan negara yang
masyarakat terdekatnya. Dengan demikian, rawan bencana alam terutama gempa bumi
kegiatan pendidikan kebencanaan di sekolah karena merupakan tempat bertemunya 3
menjadiefektif, dinamis dan implementatif lempeng dunia dan juga merupakan bagian
dalam meningkatkan kemampuan warga negara yang memiliki banyak gunung berapi
sekolah, untuk mampu mengurangi dampak yg
resiko bencanadi sekolah (Konsorsium
Pendidikan Bencana Indonesia, 2011). masih aktif. Pentingnya siswa ataupun
Karakteristik
Kontrol Intervensi
Responden
f % f %
Jenis Kelamin
a. Perempuan 5 27,8 1 61,1
1
bahwa responden pada kelompok kontrol sedangkan pada kelompok intervensi
jenis kelamin responden paling banyak menunjukkan bahwa jenis
adalah laki-laki sebanyak 13 orang (72,2%)
f % f % F %
Kontrol
kelamin responden paling banyak adalah Pre
perempuan sebanyak 11 orang (61,1%).
50,
Berdasarkan rentang usia responden pada
test
kelompok kontrol menunjukkan bahwa usia
remaja akhir sebanyak 13 orang (72,2%) 1 5,6 8 44,4 9 0
Post
sedangkan pada kelompok intervensi - - 6 33,3 12 66,
menunjukkan bahwa rentang usia responden test
paling banyak usia remaja awal sebanyak 11
7
orang (61,1%). Berdasarkan jurusan
responden pada kelompok kontrol
Interve
menunjukkan bahwa jurusan Teknik n
Kendaraan Ringan (TKR) lebih banyak yaitu
si
8 orang (44,4%) sedangkan pada kelompok
Pre 61, 33,
intervesi menunjukkan bahwa jurusan
test 1 5,6 11 1 6 3
Teknik Audio Video (TAV) sebanyak 8
orang (44,4%). Post - - 5 27, 13 72,
test 8 2
Siap
r siap siap
ISSN : 2087-
1287 Tabel 4. Perbedaan Kesiapsiagaan Siswa
sebelum dan setelah diberikan Edukasi
Menajemen Bencana Gempa Bumi pada
Kelompok Kontrol
berikut:
*Uji Wilcoxon
PEMBAHASAN
Sebelum Kelompok
0,949
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Kelompok
bahwa jenis kelamin pada kelompok
kontrol maupun kelompok intervensi lebih
Kontrol
banyak adalah laki-laki dengan total 20
responden. Hasil tersebut sejalan dengan
Setelah Kelompok penelitian4. Menyebutkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin laki-laki
intervensi yaitu sebesar 14 responden (60,9%). Usia
0,721 pada
Kelompok
kontrol
Simpulan
Yogyakarta.Gosyen.(2018)
Bencana Membangun
Kesadaran, Menghadapi Bencana. Jakarta:Graha
BNPB. (2012)
Kewaspadaan Dan Kesiapsiagaan Dalam
Menghadapi Bencana. Jakarta. (2017) Damayati, D. Pengaruh Simulasi Tentang
Cara
UNRIYO.(2014)
Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi
Bencana Gempa Bumi Di SMP Negeri 5
Konsorsium Pendidikan Bencana
Indonesia.
PSSI.Skripsi. Stikes Graha Medika
Kerangka Kerja Sekolah Siaga Kotamobagu. (2018).
Bencana.Jakarta.(2011)
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
Lambas. Modul Ajar Pengintegrasian Kesehatan. Jakaerta: Rineka Cipta
Pengurangan Risiko Gempa Bumi. (2014).
Jakarta: Pusat Kurikulum Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan Nasional. (2009)
(2012)
Medika.(2012)
Menghadapi Bencana.Jakarta.BNPB.(2017)
Yogyakarta: Gosyen.(2017)
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page
9
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
Penelitian
ABSTRACT
Flood preparedness will show the existence of attitudes and knowledge in the face of
disaster and became an important part, especially in areas frequently hit by floods as
the village of Perkebunan Bukit Lawang. flooding potentially occurred in the village of
Perkebunan Bukit Lawang as in 2004. This is because the nature of the slope of the
Bahorok River basin as well as the many people who cut down trees around the river
and a lot of activity in near the river. The purpose of this study to analyze the influence
of knowledge and attitudes towards community preparedness in the face of catastrophic
flooding in the village of Bukit Lawang district Bahorok Plantation. This type of
research is analytical research using explanatory approach. The population in this
study were all heads of families in the village of Perkebunan Bukit Lawang in 2011,
amounting to 740 people to the sample amounted to 89 people drawn at random
proportional sampling. Data obtained through interviews using questionnaires, were
analyzed with multiple logistic regression. The results showed that statistically there is
the influence of knowledge and attitudes towards community preparedness in the face of
catastrophic floods in the village of Perkebunan Bukit Lawang in 2011 Variable attitude
householders provide the most impact to the value of
22
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
Sikap
8,40
n = 88,1
dibulatkan menjadi 89
seluruh kepala keluarga (KK) di Desa Perkebunan
Bukit Lawang tahun 2011. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Kantor Kepala Desa Perkebunan
Bukit Lawang serta Kantor Kecamatan Bahorok, Metode Pengumpulan Data
KK di Desa Bukit lawang berjumlah 740 KK dan
tersebar di 7 Dusun. Metode pengumpulan data primer
dalam penelitian ini melalui observasi dan
Pengambilan sampel dilakukan dengan wawancara langsung dengan kepala
keluarga Desa Perkebunan Bukit Lawang
Kecamatan Bahorok yang berpedoman
cara proportional random sampling sehingga pada kuesioner yang telah dipersiapkan.
setiap dusun memiliki wakil yang dipilih secara Kuesioner itu telah diuji validitas dan
random dengan simple radom sampling. Besarnya reliabilitas.
sampel adalah 89 KK, yang ditentukan dengan
menggunakan rumus yang dikutip oleh
Data sekunder diperoleh dari Kantor
Notoadmodjo (2003), yaitu:
Kepala Desa Perkebunan Bukit Lawang,
Puskesmas dan Kantor Kecamatan
Bahorok, yaitu tentang gambaran umum
n= N Desa Bukit Lawang serta data daerah
yang rawan bencana banjir.
1+ N (d 2 )
Keterangan:
N
n=
1+ N (d 2 )
740
n=
1+ 740(0,01)
740
n=
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
Variabel Dependen
Metode Pengukuran
Dalam penelitian ini instrumen
yang
6. Analisis Univariat
7. Analisis Bivariat
8. Analisis Multivariat
PNS/BUMN 18 20,2
Pegawai swasta 9 10,1
F % F % F %
1. 57 64 32 36 89 100
25
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
18. 32 36 57 64 89 100
Keluarga f %
pernyataan “Pentingnya kesiapsiagaan
1 Baik 36 40,4 keluarga dalam menghadapi banjir”, yaitu
78,7%. Persentase per item pernyataan
2 Tidak Baik 53 59,6 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
f % f % f %
26
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
67,4%. Persentase per item pernyataan dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Distribusi Jawaban Respon- Dala
Responden Mengenai Kesiapsiagaan den m
Menghadapi Banjir
Pertanyaa
n Ya Tidak Total
f % f % f %
5. 57 64 32 36 89 100
9. 32 36 57 64 89 100
13. 32 36 57 64 89 100
Total
Pengetahuan Kepala
Keluarga Tidak Siap Siap P Value
f % f % f %
Tidak Baik 42 79,2 11 20,8 53 100 0,001
27
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
Hubungan Sikap Kepala Keluarga pada kepala keluarga yang tidak siap
dengan Kesiapsiagaan Menghadapi dalam menghadapi bencana banjir, yaitu
Bencana Banjir 89,1% dibandingkan kepala keluarga
yang siap, yaitu 10,9%.
Hubungan sikap responden dengan
kesipasiagaan menghadapi bencana banjir Selain itu, hasil analisis bivariat
dapat dilihat dengan menggunakan dengan uji chi square didapat nilai p =
tabulasi silang dan analisis bivariat 0,001, artinya ada hubungan yang
dengan menggunakan uji chi square. signifikan antara sikap terhadap
Hasil analisis ini diperoleh persentase kesiapsiagaan responden dalam
sikap kepala keluarga yang positif menghadapi bencana banjir di Desa
tertinggi pada kepala keluarga yang siap Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan
dalam menghadapi bencana banjir, yaitu Bahorok tahun 2011. Selain itu, variabel
76,5% dibandingkan kepala keluarga sikap juga masuk ke dalam model analisis
yang tidak siap, yaitu 23,5%. Persentase multivariat karena memiliki nilai p <
sikap kepala keluarga yang negatif 0,25. Hasil analisis tersebut dapat dilihat
tertinggi pada tabel di bawah ini.
Kepala Keluarga
Tidak Siap Siap Total
P Value
f % f % f %
Variabel df P R
Analisis Multivariat Squar
Value e
0,000
Tabel 10. Uji Kecocokan Model Regresi Step 1 45,366 2 * 0,548
Logistik Berganda
0,000
Block 45,366 2 *
terbentuk sudah cocok untuk menjelaskan
0,000 pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
Model 45,366 2 *
kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir di Desa
* = Signifikan Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan
Bahorok. Selain itu, nilai R Square =
0,548 atau di atas 50%, artinya model
Berdasarkan hasil uji kecocokan di
yang terbentuk sudah kuat menjelaskan
atas, terlihat bahwa nilai p pada omnibus
pengaruh tersebut.
tests of model coefficients adalah 0,000
atau (p<0,05). Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa model regresi Pada penelitian ini, variabel
logistik berganda yang independen yang memenuhi kriteria
kemaknaan statistik (p< 0,25)
dimasukkan ke dalam model, yaitu
pengetahuan dan sikap kepala keluarga.
Hasil dari analisis multivariat dengan uji
regresi logistik berganda dapat dilihat
pada tabel 11.
Tabel 11. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Responden dalam
menghadapi Bencana Banjir
28
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
X2 = Sikap
PEMBAHASAN
SARAN
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 1, No. 1, Februari
2015
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama.
Syamsul, Ma‟arif. (2008). Pedoman
Penanggulangan Bencana Banjir.
Jakarta.
email: mukhadiono@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Anak sebagai korban bencana yang rentan mengalami Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) perlu mendapat penanganan yang serius agar akibat yang
ditimbulkan tidak berkepanjangan dan dapat menghambat perkembangannya.
Salah satu bentuk intervensi yang dapat diterapkan yaitu terapi bermain (play
therapy). Penelitian ini bertujuan mengetahui gejala PTSD dan pengaruh play
therapy terhadap PTSD pada anak-anak korban bencana tanah longsor di
Kabupaten Banjarnegara. Desain penelitian menggunakan quasy experiment pre
posttest with control group. Sampel penelitian ini adalah pada anak-anak korban
bencana tanah longsor usia 4-12 tahun yang mengalami gangguan psikologis
pasca bencana. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Analisis
data dengan pair t test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan
signifikan kelompok intervensi dengan skor PTSD sebelum dan sesudah play
therapy (p 0,001). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan signifikan
skor PTSD sebelum dan sesudah play therapy (p 0,163). Saran penelitian adalah
terapi bermain dapat dijadikan sebagai salah satu program penanganan dampak
psikologis anak korban bencana, dan lingkungan tempat tinggal anak perlu
menyediakan sarana permainan untuk anak yang disesuaikan budaya setempat.
24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
dan lain-lain, mengalami ketakutan
tanpa alasan yang jelas, tampak
cemas, tampak sedih, dan
menunjukkan perilaku agresif.
Minimal separuh dari anak-anak
Tabel 1 Perbedaan PTSD Sebelum korban bencana tanah longsor
dan Sesudah Play Therapy (N=38) menunjukkan beberapa gangguan
perilaku tersebut.
Mean
Kelpk (SD) Rang p Beberapa gangguan perilaku
yang menonjol berada pada frekuensi
e
sering merefleksikan kondisi
Intervens kejiwaan anak-anak korban bencana
i 0,001 tanah longsor dalam kondisi stress
A0 22,63 (2,97) 17-28 dan trauma akibat bencana yang
terjadi beberapa waktu sebelumnya.
A1 21,11 (2,33) 17-24 Gangguan perilaku yang
Kontrol 0,163
A0 24,74 (2,2) 21-30
A1 24,53 (12,25) 21-30
HASIL PENELITIAN
25
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
tersebut sudah berbeda dengan hasil
pretest. Perbedaan juga terlihat pada
frekuensi data perilaku yang
menonjol, yakni sering pada hasil
pretest, sedangkan frekuensi data
Tabel 2 menunjukkan rata-
hasil posttest yang menonjol pada
rata selisih skor PTSD sebelum dan
kategori kadang-kadang.
sesudah play therapy pada kelompok
intervensi 1,53 dan pada kelompok
kontrol 0,21.
Perilaku yang ditunjukkan
pada anak-anak korban bencana
Disimpulkan terdapat perbedaan tanah longsor di Kabupaten
signifikan PTSD sebelum dan Banjarnegara sejalan
sesudah play therapy pada kelompok
intervensi dan kontrol (p value
0,003).
PEMBAHASAN
26
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
Soemitro (1991)
menyatakan
27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
sesuai dengan diri mereka sendiri
bahkan karakter-karakter dalam
cerita.
28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
Kabupaten Banjarnegara adalah
sembunyi jika mendengar suara keras
seperti sirene, ambulan dan lain-lain,
mengalami ketakutan tanpa alasan
yang jelas, tampak cemas, tampak
yang dimiliki. Permainan ini
sedih, dan menunjukkan perilaku
termasuk art technique dan imagery
agresif. Gangguan perilaku tersebut
technique. Anak
frekuensinya berada pada kategori
sering. Hasil posttest menunjukkan
dapat memproyeksikan dan bahwa gangguan perilaku yang
mengekspresikan fantasi dan asosiasi menonjol pada anak-anak korban
bencana tanah longsor di Kabupaten
Banjarnegara adalah tampak cemas,
bebas, memunculkan insight,
menanamkan nilai dan ketrampilan
menyelesaikan masalah (Masykur,
2006). Menurut Teori Psikoanalitik
dari Sigmund Freud bermain seperti
halnya berfantasi dan berangan-
angan. Melalui bermain dan
berangan-angan anak dapat
memproyeksikan harapan-
harapannya, maupun konflik
pribadinya. Dengan bermain plastisin
anak dapat berimajinasi dan
berangan-angan membuat sebuah
bentuk sesuai yang dipikirkan, juga
dapat menstimulasi motorik dan
sensorik tangan. Melalui bermain
plastisin anak dapat memindahkan
perasaan negatif ke obyek pengganti,
yaitu plastisin.
29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1,
Maret 2016
Masykur, Achmad M. (2006). “Potret
Psikososial Korban Gempa 27
Mei
Soegijapranata
Pendidikan Indonesia.
2006 (Sebuah Studi Kualitatif di
Kecamatan Wedi dan
Gantiwarno, Klaten)”. Jurnal
Psikologi Universitas
Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni
2006.
Roan,W., (2003).“Melupakan
Kenangan Menghapus Trauma”
dalam Intisari, Edisi Desember
2003.Mohon di cek.
Desember 2014.
30
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11,
No.3 November 2016)
fheekha.nur@gmail.com
ABSTRACT
Background: Indonesia is located within the ring of fire and Yogyakarta is one of
the area which is experiencing with earthquake. The earthquake happened in 2006
left many victims. Most of them are elderly and children. Not all children are
trained to deal with disaster, therefore it is necessary to conduct a training to
elementary school so the children have a knowledge how to deal with this disaster
if it is suddenly happened.
Objective: The main aims of this research is to find out the effect of disaster
simulation method toward the children readiness.
Method: The research design applies quasi experiment with one pre post test
design. The sample are taken by using purposive sample for 31 respondents and
the data are collected by using questioners. The hypothesis is tested by using
Wilcoxon test.
Result: The results of this study showed there is influence on the preparedness of
disaster simulation method children with a value of P <0.001.
Peristiwa gempa bumi banyak terjadi di Berdasarkan informasi data dari BNPB jumlah
wilayah korban
Indonesia. Menurut data rekaman sebaran mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang
episentrum luka-
gempa bumi dengan magnitudo 5 dari tahun luka (BNPB, 2014). Gempa bumi tersebut
1900- membuat
200 da menur pet daera gemp bum d banya oran terperangka d dala ruma
0 n ut a h a i i k g p i m h
Indonesi Propin Daera Istimew Yogyakar khususnya anak-anak dan orang tua karena
a, si h a ta terjadi di
(DI berad d wilaya 4.Wilayah tersebu pag har sehingg mayorit korba merupaka
Y) a i h t i i a as n n
merupakan wilayah yang rawan terhadap oran yan berusi lanj da anak- yan
terjadinya g g a ut n anak g
gempa bumi (Dwisiwi et al., 2012). kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri
ketika
bahwa jumlah korban jiwa dan kehilangan lemahny kesiapa menghada bencan d
materi yang a n pi a i
1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.3 November
2016)
culture of safety and resilience at al levels.
Anak-anak merupakan salah satu
Pendidikan mitigasi bencana juga telah
kelompok rentan yang paling berisiko terkena
diterapkan didalam kurikulum pendidikan dasar
dampak bencana (PP No 21, 2008). Kerentanan
dan menengah pada 113 negara lain, diantaranya
anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor
Bangladesh, Iran,
keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di
sekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Berdasarkan data kejadian bencana di beberapa
daerah banyak korban terjadi pada anak usia
sekolah baik di jam sekolah atapun di luar jam
sekolah, hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
pengetahuan tentang bencana dan pengurangan
risiko bencana diberikan sejak dini untuk
memberikan pemahaman dan pengarahan
langkah-langkah yang harus dilakukan saat
terjadi suatu ancaman yang ada di sekitarnya
untuk mengurangi risiko bencana (Sunarto,
2012).
2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.3 November
2016)
experiment dengan rancangan yang digunakan responden adalah berjenis kelamin perempuan
adalah one group pre and post test design. yaitu sebanyak 17 responden (54,8%).
Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri
Giwangan Kelurahan Giwangan Yogyakarta Tabel 1. Distribusi Frekuensi
pada bulan Agustus Karakteristik Responden di SD N
Giwangan Yogyakarta bulan Agustus
Tahun 2014 (n=31)
Tidak Si
siap Kurang siap ap
Pr
Pre Post Pre Post e Post
f % f % f % f % f % f %
Kesiapsia 16,
gaan 4 12,9 5 16,1 22 71 23 74,2 5 1 3 9,7
anak
Perempu
an 1 25 0 0 13 59,1 16 69,6 3 60 1 33,3
HASIL PENELITIAN
dengan nilai P < 0,001 sehingga
target kecakapan
Berdasarkan gambaran karakteristik
responden anak berdasarkan jenis kelamin anak-anak untuk bisa menolong diri sendiri
sebagian besar tercapai
lemah.
Mea Mea
siagaan f n SD f n SD
anak
68,7 <0.001
31 4 8,49 31 74 9,62 *
Tabel 3. Tingkat Kesiapsiagaan Anak Sebelum
dan Sesudah Pelatihan Siaga Bencana Gempa
1. uji Wilcoxon Bumi di SD N Giwangan Yogyakarta Bulan
Agustus Tahun 2014 (n=31)
PEMBAHASAN
3
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.3 November
2016)
sebenarnya (Sanjaya, 2013). Pada penelitian ini
Keberhasilan pelaksanaan simulasi tersebut
simulasi yang digunakan adalah role
karena mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak. Hasil observasi menunjukkan ada 3 guru
playing atau bermain peran yaitu metode
yang mendampingi anak-anak selama simulasi,
pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang
kemudian anak-anak sangat antusias mengikuti
diarahkan untuk mengkreasi peristiwa-peristiwa
simulasi sampai selesai dan aktif memberikan
feedback saat trainer memberikan pertanyaan,
selain itu wali/orang tua siswa mendukung anak-
anak dengan memberikan ijin untuk mengikuti
simulasi, guru-guru juga memfasilitasi terhadap
pelaksanaan pelatihan seperti terlibat dalam
memberikan informasi tentang pelatihan kepada
siswa dan orang tua siswa.
4
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.3 November
2016)
didukung oleh media pengajaran yang
mengembangkan ketrampilan menunggu giliran,
digunakan. Penggunaan media pengajaran
dan mengendalikan tingkat agresivitas
didasarkan kepada pemilihan yang tepat
(Landreth, 2001). Terapi bermain dapat
sehingga memperbesar arti dan fungsi dalam
meningkatkan konsentrasi pada anak ADHD
menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar
(Hatiningsih, 2013).
mengajar.
5
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.3 November
2016)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Landreth,G.L.(2001). Innovationsin
Play Therapy: Suhardjo, D. (2011). Arti Penting Pendidikan
Mitigasi Bencana Dalam Mengurangi Resiko
Issues, Process, and Special Bencana. Cakrawala Pendidikan, Juni, Th. XXX,
Populations. 2
Philadelphia: Brounner-Routledge
6
Olson, D.K, Scheller, A, Larson, S, Lindeke, L
& Edwardson, S. (2010). Using Gaming
Simulation to Evaluate Bioterrorism and
Emergency Readiness Education. Public Health
Rep, May-June 2010, 125, 468-477
MasyarakatIndonesia. UniversitasNegeri
Padang.
Jurnal Penelitian Psikologi 14(1)
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11,
No.3 November 2016)
Megah
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
ABSRACT: Volcano is one of the frequent disasters in Indonesia. Volcanic eruptions can
cause many casualties and losses, Tomohon city has two active volcanoes that require
coordinated disaster preparedness. Christian junior high school is the one of which always
affected when the volcano erupted because just 3 miles from mount lokon, mount Lokon
whereas the impact area within 5 miles. Purpose to analyze Effect Of Volcano Hazards
Counseling To Students Preparedness Of Christian Junior High School Kakaskasen
Tomohon City To Be Up Against Volcano Disaster. Samples in this research were 60
respondents using probability sampling techniques. Design of the research is one group pre
test-post test and data collected from respondents using questionnaire. Research result
obtained P value 0,00 with t value is 23,78 and t table 2,002. Conclusion shows there is
Effect Of Volcano Hazards Counseling To Students Preparedness Of Christian Junior High
School Kakaskasen Tomohon City To Be Up Against Volcano Disaster. Suggestion for
further research are expected to further investigate the other factors that can increase
preparedness.
ABSTRAK: Gunung berapi adalah salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia.
Bencana gunung berapi dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian, kota
Tomohon memiliki dua gunung berapi aktif yang memerlukan kesiapsiagaan bencana yang
terkoordinasi. SMP Kristen salah satu yang selalu terkena dampak ketika gunung meletus
karena hanya berjarak 3 km dari gunung Lokon, sedangkan daerah terdampak dari gunung
Lokon berjarak 5km. Tujuan untuk Menganalisis Penyuluhan Bahaya Gunung Berapi
Terhadap Kesiapsiagaan Siswa SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon Menghadapi
Bencana Gunung Berapi. Sampel berjumlah 60 responden dengan menggunakan teknik
probability sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah desain one group pre test-
post test dan data yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner.
Hasil Penelitian diperoleh nilai P-value sebesar 0,00 (<0,05) dengan nilai t hitung sebesar
23,78 dan t tabel sebesar 2,002. Kesimpulan menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan
bahaya gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa SMP Kristen Kakaskasen Kota
Tomohon menghadapi bencana gunung berapi. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan
kesiapsiagaan. Kata Kunci: Penyuluhan, Kesiapsiagaan Bencana, Gunung Berapi
1
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
Indonesia mengatakan, bahwa dalam
setiap kejadian bencana, jumlah korban
jiwa dan kehilangan materi yang
banyak memperlihatkan masih
lemahnya kesiapan menghadapi
LATAR BELAKANG bencana di Indonesia (Herdwiyanti F.
dan Sudaryono, 2013).
Di Asia Tenggara, Indonesia
merupakan wilayah yang paling rawan
terhadap bencana terkait dengan kondisi
geografis, demografis, geologis, dan
hidrologis yang memungkinkan terjadi
bencana di Indonesia, baik yang di
sebabkan oleh faktor alam ataupun faktor
non alam, Pusat Penanggulangan Krisis
Depkes RI, 2008 (Herdwiyanti F. dan
Sudaryono, 2013).
2
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
bulan desember 2014 – Maret 2015.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Kristen Kakaskasen
Gunung Lokon berada pada siaga (level Kota Tomohon yang berjumlah 307
III). Jika gunung lokon meletus, maka siswa. Sampel diambil dengan
daerah yang akan terkena dampak yaitu menggunakan metode probability
daerah yang berjarak 5 km dari gunung sampling. Instrument pengumpulan
(Badan Penanggulangan Bencana Daerah, data yang digunakan dalam
2012).
METODE PENELITIAN
3
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
Total 60 100
HASIL dan
PEMBAHASAN A. Hasil Sumber: Data Primer 2015
Penelitian Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Tabel 5.1. Tingkat Kesiapsiagaan
Siswa Sebelum Dilakukan Tabel 5.3. Pengaruh Penyuluhan
Penyuluhan Bahaya
Tingkat
Gunung Berapi
n % Terhadap
23,
Tingkat 0,00
n %
Sesudah 80,78 4,58 60 78
Kesiapsiagaan
Hampir Siap 0 0
Siap 22 36,7
Sangat Siap 38 63,3
keluarga, dimana sikap dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang bencana dan dampak
dari bencana tersebut. Dalam teori
Benyamin Blum juga menyatakan, bahwa
pengetahuan atau kognitif merupakan
3. PEMBAHASAN domain yang sangat penting untuk
Darihasilanalisispengaruh terbentuknya tindakan seseorang. Dalam
teori tersebut pula dijelaskan, bahwa
penyuluhan terhadap kesiapsiagaan pada siswa sikap/perilaku merupakan faktor terbesar
SMP Kristen Kakaskasen, bahwa siswa yang kedua setelah faktor lingkungan yang
sebelum di berikan penyuluhan bahaya gunung mempengaruhi kesehatan individu atau
berapi memiliki rata-rata lebih rendah daripada masyarakat (Djafar dkk. 2013).
rata-rata sesudah penyuluhan. Hal tersebut
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan uji statistik dengan
Purwati (2014) dimana nilai sebelum diberikan
penyuluhan lebih rendah daripada nilai
menggunakan uji Paired T-Test
sesudah penyuluhan itu di buktikan dalam
penelitiannya yaitu responden sebelum menunjukkan bahwa koefisien P-value
diberikan penyuluhan kesehatan (44%) yang sebesar 0,000 (< 0,05) yang berarti adanya
pengetahuan dan perilakunya baik dan setelah perbedaan yang signifikan yang dimana,
di berikan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
(2,001) yang berarti Ho ditolak. Maka
dapat disimpulkan, bahwa terdapat
penyuluhan kesehatan tingkat pengetahuan dan perbedaan yang signifikan tingkat
perilakunya semakin baik (100%). Dalam hal kesiapsiagaan sebelum dan sesudah
ini Adlina dkk (2014) juga mengatakan dalam diberikan penyuluhan yang berarti
jurnal penelitannya bahwa pengetahuan
tentang bencana merupakan aspek dasar yang
penyuluhan sangat mempengaruhi
4
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
SMP Kristen Kakaskasen Kota
Tomohon selalu terkena dampak ketika
gunung lokon erupsi karena hanya
kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi berjarak 3km dari gunung lokon. Hal
bencana.. Hasil penelitian ini sejalan tersebut dapat mengganggu proses
dengan penelitian yang dilakukan oleh belajar mengajar warga sekolah di SMP
oleh (Afifah Dkk, 2014) yang Kristen
menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
mempertimbangkan sistem
Sarwidi., Wantoro Dwi., & Suharjo
penanggulangan bencana di daerah dan
disesuaikan kondisi wilayah setempat, Drajat. (2013). Evaluasi Sekolah Siaga
(Studi Kasus SMKN Berbah Kabupaten
dengan begitu dapat meminimalisir
Sleman ). Yogyakarta.
korban dan kerugian akibat bencana
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015
Nugroho Ag. Cahyo. (2007). Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi
Bencana . Jakarta. http://unesdoc.unesco.org/images/001
(2012). Profil Daerah Rawan Bencana (Erupsi Gunung Lokon dan Mahawu).
Tomohon.
Kebencanaan.
http://prodipps.unsyiah.ac.id/jika/ima
6
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik