PENDAHULUAN
balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaru
emosional dan intelegensia berjalan sangat tepat dan merupakan landasa
2003).
usia 3 sampai 6 tahun adalah usia prasekolah.pada usia ini perkembanga
n motorik yang lebih lanjut dan anak menunjukkan kemampuan aktivita
antisipasi terhadap
1
kemungkinan terjadinya bahaya atau ancaman kecelakaan tersebut (Sup
artini, 2004).
Menurut World Health Organization (WHO) kecelakaan mengak
ibatkan 5,8 juta kematian di seluruh dunia, dan lebih dari 3 juta kematia
dunia meninggal per tahun karena cedera, baik cedera yang disengaja
tenggelam. Hampir semuanya dapat dicegah dan dapat diatasi jika orang
tua tahu apa yang harus mereka lakukan untuk mencegah kecelakaan
dan jika terjadi kecelakaan (Depkes RI, 2010). Luka bakar karena
kebakaran merupakan satu dari banyak tipe luka bakar yang paling fatal
dan sering terjadi ketika anak bermain dengan korek api dan secara tidak
Sulawesi Selatan (12,8%) sedangkan yang terendah terdapat pada Provi
2
Data Puskesmas Dungaliyo pada bulan desember 2017 sampai
februari 2018 tentang prevalensi cedera dan penyebab cedera pada anak
menyadari apa yang bisa dilakukan anak usia prasekolah. Pada usia ini
segala sesuatu. Semua hal yang baru yang mereka temukan bisa menjadi
sesuatu yang berbahanya untuk mereka. Ini adalah tanggung jawab oran
orang tua (terutama ibu) yang terpenting adalah untuk menghindari kece
penuh dalam proses bermain dan belajar anak. Tidak adanya pengawasa
n dari orang tua pada bermain anak merupakan penyebab terjadinya kec
Pada anak usia prasekolah mempunyai karakteristik seperti sena
ng bermain, aktif bergerak, dan senang mencoba hal – hal baru. Saat
bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengemba
ngkan emosi dan imajinasi dengan baik (Satya, 2006 dalam Endiyono &
3
Lutasari, 2016). Akan tetapi, pada masa ini sering terjadi kecelakaan
terbuka harus segera diatasi karena untuk menunjang penyembuhan den
gan mengurangi rasa sakit dan rasa takut, mencegah infeksi, serta meren
orang lain, memperhatikan sumber bahaya, memperhatikan jenis pertolo
menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberika
n secara cepat dan tepat, sebab penanganan yang salah dapat menimbulk
an akibat yang buruk, cacat bahkan kematian pada korban (Dinkes, 2014
pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : (1) Orang
tua, peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak yang mempunyai
4
penangan pertolongan pertama, (2) Pengetahun, dapat mempengaruhi
tidak, (3) motorik kasar dan motorik halus anak, dapat membuat anak
Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pencegahan terha
(Notoatmodjo, 2007: 147). Selain itu juga orang tua mampu melakukan
tindakan pencegahan dan penanganan pertolongan pertama dari pengeta
37).
dan desain penelitian cross sectional. Hasil uji statistik menggunakan uji
Spearman Rank Correlation , yang diperoleh nilai sebesar 0,716, hal ini
tingkat pengetahuan ibu, sedangkan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05.
Ayuhula Kecamatan Dungaliyo terdapat 335 KK dengan jumlah pendud
5
uk laki-laki sebanyak 589 orang dan wanita sebanyak 596 orang serta
dengan 10 orang tua sebanyak 7 orang (70%) mengatakan bahwa pertol
kesehatan terdekat.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti bermin
februari 2018 tentang prevalensi cedera dan penyebab cedera pada anak
orang tua sebanyak 7 orang (70%) mengatakan bahwa pertolongan perta
6
ma yang dilakukan saat anaknya kecelakaan yaitu dengan mengoleskan
Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada Anak Usia Prasekolah di Desa Ayuhula
Kecamatan Dungaliyo”?
7
Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti
Prasekolah.
3. Bagi Orangtua
Usia Prasekolah
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Anak pra -sekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai
lima tahun (Wong, 2008). Anak pra sekolah adalah pribadi yang mempuny
Usia prasekolah diantara usia 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun bertujuan me
mbantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketra
mpilan dan daya cipta yang diperlukan untuk anak dalam menyesuaikan di
ri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan sela
njutnya.
1. Ciri-ciri fisik
berjalan, memanjat, melompat, dan sebagainya) sebagai bagian dari perma
inan mereka. Mereka masih sangat aktif, tetapi lebih bertujuan dan tidak
2. Ciri sosial
9
Pada umumnya anak dalam tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderun
g kecil dan tidak terlalu teroganisir secara baik, tetapi mereka mampu
3. Ciri emosional
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan dan iri hati pada anak pra
4. Ciri kognitif
besar dari mereka senang berbicara dan sebagian lagi menjadi pendengar
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Anak mampu menangani secar
a lebih efektif dengan ide idenya melalui bahasa, dan mulai mampu mende
1. Perkembangan biologis
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembanga
n berikutnya. Pertumbuhan tubuh yang meningkat baik menyangkut ukura
n berat dan tinggi memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan ketra
mpilan fisiknya.
10
2. Perkembangan psikososial
Pada tahap ini anak belajar, bermain, hidup, dan merasa mampu
pada masa ini adalah takut, cemas, marah, cemburu, gembira, kasih saying,
3. Perkembangan kognitif
mental yang logis. Mereka hanya dapat berpikir satu ide pada satu waktu.
4. Perkembangan spiritual
Pada tahap ini pengetahuan anak tentang kepercayaan dan ketuhana
n dipelajari dari kenyataan yang ada dilingkungan mereka. Biasanya terben
5. Perkembangan sosial
yang diberikan oleh tim medis terhadap orang atau korban yang tiba-tiba
mengalami kecelakaan atau sakit sebelum mendapatkan perawatan.
kepada korban sehingga sakit yang dialami korban dapat berkurang.
Pertolongan pertama pada kecelakaan bertujuan untuk memberikan
11
perawatan darurat bagi korban, sebelum ditangani oleh dokter (Susilowati,
2015).
adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang mend
Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi pertolongan perta
berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertolongan perta
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolo
ngan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mend
apat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik (Suharni
, 2011).
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan mengg
unakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K
dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3
K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan
12
2.2.2 Tujuan
c. Menunjang penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit, takut dan men
cegah infeksi.
Prinsi yang harus ditanamkan pada Petugas P3K dalam melaksanakan tuga
menambah kerusakan.
c. Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu ada kecelakaan disitu.
d. Usahakan menghubungi ambulan, petugas medis atau dokter, rumah sak
Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan menurut Margareta
(2012 adalah :
13
a. Periksa kesadaran
Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acuh tak acuh.
Hilangkan penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan tenangkan korb
b. Periksa pernafasan
Apakah pernafasan korban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur,am
ati korban. Tindakan awal adalah membebaskan jalan nafas dan memperta
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat menyeba
bkan kematian. Tindakan yang harus dilakukan dengan segera adalah men
ghentikan perdarahan. Kalau lokasi luka memungkinkan,meletakkan
d. Periksa keadaan lokal apakah ada patah tulang, luka dan perhatikan apa
keluhannya.
Apakah korban ada rasa nyeri, linu, sakit. Minta korban tunjukkan
bercakap-cakap.
e. Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastika
n jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelaka
an tidak memungkinkan.
14
Bila korban hendak dipindahkan, perdarahan harus dihentikan dahu
supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai salura
rumah sakit.
Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life sav
Ada beberapa bahan dan alat yang harus tersedia dalam kotak P3K, yaitu :
iodine.
1) 10 pembalut cepat
2) Pembalut gulung
3) Pembalut segitiga
4) Kapas
5) Plester
15
6) Kassa steril
7) Gunting
8) Pinset
Namun apabila pertolongan dilakukan dengan tidak benar akan membahay
akan korban .
Luka adalah terputusnya/terkelupasnya jaringan kulit yang disebab
kan oleh benda tajam atau tumpul, benda panas, bahan kimia dan lain-
lain (Andryawan, 2013).
3) Meningkatkan kenyamanan.
(2008) adalah :
3) Membuka peralatan
16
6) Membersihkan luka dengan cairan fisiologis mengalir
9) Menutup luka dengan kassa steril.
2) Luka Lecet karena tergesek benda keras dan kasar sehingga kulit
3) Luka Memar karena terbentur benda keras hingga jaringan bawah kulit,
penanganan :
17
c) Balut dengan pembalut tekan
4) Luka Tusuk karena tertusuk benda tajam/runcing dan Luka Robek karen
a tergesek benda tidak terlalu tajam (mulut luka tidak rapi) dan Luka
dilakukan dengan menjauhkan korek api, steker listrik, dan termos air
panas dari anak-anak, serta tidak menyimpan bahan bakar atau bahan yang
Menurut Swasanti & Putra (2014) Luka bakar dapat berakibat fatal,
mulai dari kehilangan cairan tubuh, shock, kerusakan jaringan atau organ,
bakar 20% dapat menyebabkan shock, sedangkan pada anak 10%.
Pedoman untuk menentukan luas luka bakar: kepala dan leher 9%, lengan
kiri 9%, lengan kanan 9%, badan bagian depan 18% (punggung 9%,
pinggang 9%), tungkai kiri 18% (paha 9%, betis 9%), tungkai kanan 18%
(paha 9%, betis 9%), genetalia 1%. Tindakan pertolongan pertama pada
Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan dengan m
18
sulfadiazine, tutup luka dengan pembalut atau perban, ketika istirahat
bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya
cara berikut:
Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan dengan m
bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya
Rendam bagian yang luka dengan air dingin sampai rasa nyeri
reda, jangan mengupas bagian luka yang melepuh, biarkan saja, bersihkan
luka dari kotoran, setelah luka bersih dapat diberikan krim antibiotic, jika
diperlukan dapat diberikan antibiotic per oral untuk mencegah dan atau
segera mungkin bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanga
nan medis.
19
Siram bagian tubuh yang terkena bahan kimia (asam/ basa kuat)
dengan menggunakan air mengalir, bila zat kimia merupakan basa kuat, air
dengan asam cuka, bila bahan kimia merupakan asam kuat dapat diberikan
soda kue, bila ada tandatanda luka bakar akibat bahan kimia membahayaka
n keselamatan korban, segera bawa korban ke rumah sakit agar mendapatk
2.3.1 Pengertian
20
5. Adaption, dimana seseorang telah berpengetahuan, bersikap dan mempuny
1. Tahu ( know )
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
2. Memahami ( comprehension )
tersebut secara benar. Orang yang telah memahami terhadap suatu objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpul
3. Aplikasi ( application )
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
dan sebagainya.
21
4. Analisis ( analysis )
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis ( synthesis )
6. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifi
telah ada.
2011) yaitu:
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
22
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpera
b. Pekerjaan
c. Umur
sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998 dalam Wawan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan bekerja.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaru
23
2.3.5 Konsep Kecelakaan
dinamakan usia toodler, dan usia 3-5 tahun di namakan anak usia pra
toddler anak akan semakin mandiri dan kognitif yang mulai meningkat.
puas dengan hasil yang di capai melalui ketrampilan yang baru tersebut,
dan mulai mengendalikan lingkungan mereka.Usaha yang gagal dapat men
yebabkan timbulnya tingkah laku yang negatif dan tempramen yang tinggi,
tingkah ini muncul saat orang tua mulai menghentikan tindakan mandiri
tersebut.
bisa melakukan perawatan diri seperti makan, memakai baju, dan kegiatan
berdiri pada satu kaki dalam beberapa detik dan menendang bola. Sebagia
n besar dapat mengendarai sepeda roda tiga, memanjat tangga dan berlari c
epat beusia 3 tahun. Pada usia 2 tahun anak mulai mengalami peningkatan
24
Usia prasekolah koordinasi otot besar dan halus akan meningkat.
Anak usia ini sudah dapat berlari, naik dan turun tangga dengan mudah,
serta belajar melompat. Keterampilan motorik halus pada usia ini berperan
pada area lobus frontalis yang berfungsi dalam perencanaan dan penyusun
ini dapat berpikir secara kompleks dengan mengkategorikan objek berdasa
rkan ukuran, warna atu dengan pertanyaan. Pada anak usia ini resiko
kecelakaan jatuh menjadi lebih kecil dengan semakin tingginya kemampua
dan orangtua harus memonitor ketat kegiatan anak, di usia ini anak
merupakan peniru yang baik sehingga orang tua harus memberikan contoh
yang baik seperti memakai helm saat mengendarai sepeda motor (Potter &
Parry, 2010).
Cedera adalah dampak dari suatu agen eksternal yang menimbulka
pada anak biasanya berawal dari rasa ingin tahu anak yang tinggi dan mela
sebagai suatu peristiwa yang di sebabkan oleh dampak dari suatu agen
fisik maupun mental. Cedera tersebut meliputi terkena air panas, terpeleset
25
,terkena pisau, keracunan, tenggelam, tersedak, jatuh, biasanya karena
motorik kasarnya yang membuat mereka bergerak terus. Praktik pencegah
D, 2014). Cedera pada anak bisa di sebabkan karena benda benda yang ada
usia ini rasa ingin tau anak sangat besar, anak naik turun tangga, mereka
tidak mewaspadai potensi bahaya yang di timbulkan oleh orang asing atau
orang lain. Resiko cedera pada usia ini ialah kecelakaan kendaraan bermot
26
Pemahaman tentang tingkat perkembangan anak perlu diikuti dengan
karena aktivitas dari anak usia toddler, yaitu tidak bisa diam dan bergerak
terus. Oleh karena itu, orang tua harus diberi pengertian tentang bahaya
gerakan, semakin terlibat dalam aktivitas- aktifitas yang jauh dari rumah,
peningkatan kemandirian. Resiko cedera yang mungkin pada usia ini ialah
tubuh.
mempengaruhi terjadinya kecelakaan pada anak dapat dikatagorikan menja
a. Karakterisitik anak
Karakteristik ini merupakan hal yang sangat penting untuk mengeta
hui insidensi, tipe dan resiko cidera yang dialami anak. Karakteristik anak
kognitif, afektif dan motorik serta tingkat aktivitas anak. Secara naluri
27
anak mempunyai rasa ingin tahu dan mereka akan belajar dari apa yang
air, api, mainan, tempat bermain dan bahan beracun. Menghindari kemung
kinan kecelakaan dapat dilakukan dengan melibatkan anak dengan membe
c. Karakteristik lingkungan
duduk anak di dalam mobil, dan juga upaya mengurangi pengemudi yang
dua yaitu dengan pemeriksaan keamanan produk untuk anak yang terbukti
telah mengurangi cedera pada anak. Strategi yang ketiga yaitu kesadaran
28
mengadakan program pendidikan untuk anak-anak tentang pencegahan
Orang tua menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ayah dan
ibu kandung. Peran orang tua terhadap anak usia prasekolah yaitu
anak, mengawasi setiap yang dilakukan anak (Potter & Perry, 2010).
menghindari cedera pada anak (Kusbiantoro.D,2014), selain itu pengawasa
n orang tua juga sangat penting untuk mengurangi cedera pada anak.
informasi dan pengetahuan pada orang tua serta selalu waspada pada gerak
gerik yang dilakukan oleh anak. Upaya pencegahan yang dapat di lakukan
29
c. Menjaga lantai tetap bersih dan kering. Menghindari tumpahan air
minum di lantai agar mengurangi kejadian jatuh pada anak (Atak, 2010)
a. Kendaraan bermotor
pengaman, awasi anak saat bermain diluar, jangan biarkan anak bermain di
pinggir jalan atau belakang mobil yang sedang parkir, awasi saat bermain
sepeda roda tiga, kunci pagar pintu bila tidak bisa mengawasi anak secara
kaki.
b. Tenggelam
Awasi anak dengan ketat ketika berada dekat sumber air. Termasuk
ember, jaga pintu kamar mandi dan toilet agar tetaptertutup, pasang pagar
disekeliling kolam renang dan kunci gerbangnya, dan ajari berenang dan
c. Luka bakar
30
Putar pegangan teko kearah kompor, simpan korek api dan pematik
api rokok di daerah yang terkunci atau tidak dapat di jangkau, letakan lilin
dan obat nyamuk bakar yang menyala, makanan panas dan rokok di luar
tekankan bahaya api yang terbuka, ajari tentang apa artinya panas, dan
selalu periksa suhu air mandi, atau suhu air 48.9̊ C, atau lebih rendah,
jangan biarkan anak bermain keran air. Mengatur suhu air mandidengan
d. Keracunan
yang tidak bisa dikunyah seperti tanaman, letakan kembali obat atau bahan
secara tepat, berikan obat sebagai obatbukan permen, ajarkan anak agar
wadah beracun dan cari tau nomor dan lokasi pengendalian racun terdekat.
e. Jatuh
terali pelindung, pasang gerbang di atas dan bawah tangga, ganti karpet
yang sudah robek atau tidak aman, jaga pintu pagar tetap terkunci agar
31
tidak bisa terbuka oleh anak, pasang karpet dibawah tempat tidur dan di
kamar mandi, awasi tempat bermain, pilih tempat bermain dengan lantai di
lapisi bahan yang lembut dan aman dan yang terakhir kenakan pakaian
yang aman.
Hindari potongan daging yang besar dan bulat, hindari buah yang
ada bijinya, ikan berduri, buncis kering, permen keras, permen karet,
kacang, popcorn dan anggur, dan pilihlah mainan yang besar dan kuat
tanpa tepi yang tajam atau bagian kecil yang bisa di lapisi.
g. Kerusakan tubuh
Hindari benda tajam atau runcing seperti pisau, gunting atau tusuk
awasi dan binatang peliharaan, ajarinama, alamat, dan nomor telepon serta
minta bantuan dari orang yang benar jika tersesat, pasang indentifikasi
pada anak, ajari tindakan keamanan terhadap orang asing, jangan pergi
bersama orang asing dan selalu mendengarkan kekhawatiran anak mengen
1. Pengertian
yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan
32
mengawasi perkembangan anaknya ke arah yang lebih baik (Nurul, 2008).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa Ibu adalah seorang
2. Tugas-tugas Ibu
demikian pula sang istri berbangga terhadap suaminya, kebahagian
batin.
lahir sampai dewasa khususnya dalam hal beretika dan susila untuk
33
3. Peranan Ibu
merupakan bentuk tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahk
an. Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa
karena apabila tugas berjalan baik maka hasil yang akan didapatkan juga
baik.
pengetahuan dan perilaku orang tua dalam pencegahan cedera pada Balita
34
total sampling, Dengan jumlah 40 responden. Alat pengumpulan data
yaitu terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku orang tua dalam
adanya hubungan yang kuat antara self efficacy dengantingkat pengetahua
35
2.5 Kerangka Teori
Kecelakaan
Faktor-faktor yang
Penanganan mempengaruhi pengetahuan:
Kecelakaan tepat 1. Faktor internal (Pendidikan,
Pekerjaan dan umur)
2. Faktor eksternal (Lingkungan
dan Budaya)
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Ayuhula Kecamatan Dungaliyo.
ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan tentang suatu konsep
untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabe
37
l-variabel yang akan di teliti serta untuk mengembangkan instrument.
Dengan definisi operasional yang tepat maka ruang lingkup atau pengertia
Skala
Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur
ukur
Pengetahuan ib Pengetahuan ibu untu Kuisioner Baik : ≥50 % Ordi
ar dan salah.
Benar = 1
Salah = 0
3.5.1Populasi Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia
prasekolah. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan
38
3.6 Teknik Pengumpulan Data
pengetahuan ibu.
1 Editing
2 Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
3 Data Entry
39
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulk
dalam bentuk persentase distribusi frekuensi dalam hal ini variabel kualitas
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informe
d Concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika
40
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan
cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua inform
41