PENDAHULUAN
Anak adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dijaga
manusia yang harus dijunjung tinggi. Anak adalah masa depan bangsa dan
atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil
dan kebebasan.
sayang dan juga rasa aman. Kebutuhan dasar dari setiap manusia menurut
keselamatan, cinta dan memiliki, harga diri, daan aktualisasi diri ( Atoilah
yang lebih besar untuk mengalami sakit jika dikaitkan dengan respon imun
20172016).
1
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anak adalah
Tuhan Yang Maha Esa, yang dlam dirinya melekat harkat dan martabat
memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
Oleh karena itu agar setiap anaka kelak mampu memikul tanggung jawab
tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial,
(1), bahwa dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia
2
Anak dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
kecil. Selain itu,anak pada hakekatnya seorang yang berada pada satu
dewasa.
mini. Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang
dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang
(minderjaring atau person under age), orang yang dibawah umur atau
onvervoodij).
Seperti kita ketahui bahwa anak adalah potensi dan penerus cita-
3
Kemampuan untuk menggunakan keterampilan ini dapat menciptakan
adalah ketika pertama kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang
penyakit atau masalah diri yang dialami anak pra sekolah seperti
hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti regresi
tingkah laku protes, serta lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan
2018).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha
untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit,
4
sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap
anak berusia 6-12 tahun mempunyai pengalaman dengan Rumah Sakit karena
harus dirawat untuk penyakit demam berdarah, gastro enteritis, dan operasi
Indonesia tahun 2013 didapatkan hasil dari 1,425 anak yang mengalami
ringan (Puspasari, 2014). Ambil data terbaru, ini sdh 6 tahun lalu
5
Berdasarkan data Rekam Medis Rumah Sakit Sumber Hidup, anak
yang dirawat pada tahun 2016 sejak bulan Mei – Desember berjumlah 196
anak, kemudian pada tahun 2017 berjumlah 416 anak, dan pada tahun 2018
sejak bulan Januari – September jumlah anak yang dirawat 315 anak. Rata-
rata jumlah anak yang masuk per bulan adalah 35 anak. Dengan rata-rata
RSSH??
(Supartini, 20182014).
2017)
6
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena suatu alasan yang
2018).
kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua mengalami
penuh stres baik bagi anak usia 1-3 tahun maupun keluarganya. Stressor
bagi keluarga dapat berupa rasa takut, cemas, bersalah, tidak percaya bila
dan stressor, keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga.
Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami mengapa
anak dirawat, dan terluka, stress dengan adanya perubahan akan status
7
memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi keluarga
krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut
menjadi stresor baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga,
fisiologis dan psikologis pada anak jika anak tidak mampu beradaptasi
Dampak jangka panjang dari anak sakit dan dirawat yang tidak segera
8
Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami
di rumah sakit, anak menjadi sulit atau menolak untuk didekati oleh
(Supartini, 20182014).
anak akan terlepas dari ketegangan stress, rasa sakit dan mendapatkan
lain yang bermakna untuknya. Akan tetapi, stress karena penyakit biasanya
9
perpisahan, akibatnya mereka menunjukkan banyak tahap perilaku cemas
krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit, maka anak
pengaruh terapi bermain origami terhadap tingkat stres pada anak dengan
nyaman, anak yang merasa nyaman saat menjalani rawat inap akan
hospitalisasi.
10
Bermain merupakan metode bagaimana anak mengenal dunia.
permusuhan dan agresi tanpa takut dimarahi oleh perawat. Anak juga akan
11
(Distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permaian
(Supartini, 20182014)
lem perekat dengan hanya menggunakan selembar kertas segi empat yang
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan
yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi.
pada tahun 105 masehi oleh Ts‟ai lun. Origami atau melipat kertas adalah
12
aktivitas seni yang mudah dibuat dan menyenangkan, origami juga sangat
fungsional untuk anak. Seni ini memiliki fungsi melatih motorik halus
itu sendiri. Oleh karena itu seni tersebut cocok untuk diterapkan pada
pendidikan dasar.
Origami adalah seni lipat kertas. Kata Origami sendiri diambil dari
bahasa Jepang, yaitu “Ori” yang berarti melipat dan “Kami” yang berarti
kertas. Ketika kedua kata digabungkan dan ada perubahan sedikit namun
tidak merubah artinya yaitu dari kata kami menjadi gami, sehingga yang
dilem atau dijepit menjadi satu bentuk tertentu seperti binatang, bangunan
bersangkutan?
rasa bersalah karena tidak mampu merawat anaknya, rasa takut, cemas,
13
dan frustasi, juga hal tentang prosedur tindakan medis dan ketidaktahuan,
depresi yang berhubungan dengan merasa lelah fisik dan mental, khawatir
masalah kecemasan orang tua juga bisa disebabkan oleh lingkungan yang
14
Harapan yang diinginkan pada akhirnya adalah agar anak lekas sembuh
bahwa terapi bermain dapat disarankan sebagai salah satu terapi bermain
menunjukkan tanda dan gejala stress seperti sering menangis, sulit tidur,
takut jika didekati petugas kesehatan, serta sering menolak saat sedang
akhirnya anak merasa terancam dan selalu merasa cemas, takut dan
15
anak berusia 6-12 tahun mempunyai pengalaman dengan Rumah Sakit
karena harus dirawat untuk penyakit demam berdarah, gastro enteritis, dan
operasi amandel.
yang dirawat pada tahun 2016 sejak bulan Mei – Desember berjumlah 196
anak, kemudian pada tahun 2017 berjumlah 416 anak, dan pada tahun
2018 sejak bulan Januari – September jumlah anak yang dirawat 315
anak. Rata-rata jumlah anak yang masuk per bulan adalah 35 anak.
Data yang diperoleh dari peneliti pada tanggal 21 Mei 2019, dari
medical record RSUD Nganjuk pada tahun 2007 terdapat 2.147 (16%)
pasien anak-anak dari total 13.469 pasien hospitalisasi, pada tahun 2008
hospitalisasi, dan pada tahun 2009 terdapat 1.988 (11,4%) pasien anak-
anak dari total 17.393 pasien hospitalisasi. Dari data tersebut diketahui
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 Juni 2018, diketahui bahwa dari 10
16
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
Bhayangkara Ambon.
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan terapi bermain origami
dengan stress akibat hospitalisasi pada anak diruang anak Rumah Sakit
Bhayangkara Ambon ?”
1. Tujuan1.3.1Tujuan Umum
Ambon.
17
Dapat memberikan masukan dan mengoptimalkan dalam
c. Bagi Penulis
18
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah
butuhkan dan kasih sayang agar pasien anak tetap merasa nyaman.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
prinsip belajar terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap
20
seperti orang dewasa yang dapat berkomunikasi secara alami melalui
karakter, ada social onlooker play, solitary play, dan parallel play.
21
akan berespon terhadap tingkah laku orang dewasa tersebut
atau tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan
3) Skill Play
22
yang dilakukan. Semakin sering melakukan latihan, anak akan
semakin terampil.
5) Unoccupied Behaviour
6) Dramatic Play
23
akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang
1) Onkooker Play
2) Solitary Play
sepermainannya.
3) Parallel Play
permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain
tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu
dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya
24
4) Associative Play
masakan.
5) Cooperative Play
3. 2.3.Tujuan Bermain
25
Adapun tujuan bermain di Rumah Sakit adalah agar dapat
anak dan bermain sebagai terapi pada anak (Whaley dan Wong,
20182013).
26
Perkembangan intelektual juga dapat terangsang dengan
asing
asing
27
8) Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengeksplorasi perasaan
dijalankan
yang ditulis oleh Effiana Yuriastien, Daisy Prawitasari, Ayu Bulan Febry
K.D (2013) cara memilih permaianan yang baik untuk anak yaitu :
28
Permainan edukatif adalah mainan yang melatih kemampuan
nilai kemanusian.
dibuat sendiri anak akan belajar berkarya dan akan berbuat sesuatu
29
D. 2.3. Tinjauan Umum Tentang Seni Melipat Kertas (ORIGAMI)
1) Pengertian Origami
imajinasi. (Sumber??)
(Diankes, 20182013).
30
melalui Korea ke Jepang di tahun 538 Sebelum Masehi. Di Jepang
dahulunya
lebih
mengarah ke
bentuk atau
model-model
binatang,
20182013)
dapat di terima oleh seseorang. Pleat Intersection adalah salah satu konsep
31
dasar dari origami. Bentuk dari
berupa Segitigasegitiga,
dikembangkan menjadi bentuk lain yang lebih menarik. 120 derajat Pleat
32
Jika diperhatikan sekitar kita, pasti pernah melihat lantai
bentuk tertentu.
yang diambil adalah membuat pola dasar yang tadi dan dilanjutkan dengan
33
34
Gambar 2.4 Contoh Pola Dasar Origami
3) Kertas Origami
penciptaan sebuah karya seni. Banyak kertas yang bisa dipakai untuk
4) Tingkatan Origami
(Haziah,20192014).
35
Menurut Haziah (20182014) Tingkatan dasar ditujukan
36
2) Lipatan dasar bentuk kodok
37
38
Gambar 1.8 Diagram Bentuk Kupu-kupu
sebagai berikut :
39
Gambar 1.9 Bentuk burung
40
Gambar 1.10 Bentuk kupu-kupu
41
3) Lipatan bentuk kucing
42
Gambar 1.11 Bentuk kucing
43
hasil karya origami dapat dijadikan sebagai barang-barang mainan
2013)
menekan.
44
terjadi pada di rumah sakit yang dirawat secara terpisah dari ibunya
atau pengganti peran ibu dalam kurun waktu yang lama. Kondisi ini
dapat pulih kembali dengan anak dalam waktu 2-3 minggu. (Bastman
dkk, 2017).
rumah sakit atau selama seseorang berada di rumah sakit karena sakit
(Jannah, 2016).
2) Tujuan Hospitalisasi
memonitor keadaan pasien dalam kondisi sakit yang perlu rawat inap
atau hospitalisasi.
45
Menurut Marasaoly (20182013), untuk meringankan rasa sakit,
46
c) Intelektual, yang ditandai dengan : menolak pendapat orang
a) Perpisahan
47
fisik. Pendekatan orang yang tidak dikenal akan meningkatkan
sikap protes.
tidak aktif, menarik diri dari orang lain, tertekan dan sedih,
lama, tetapi hal ini jarang dilihat pada anak-anak yang dirawat
di rumah sakit.
b) Kehilangan Kontrol
48
penyakit kronis), maka anak akan menarik diri dari pengaruh
interpersonal
5) Tindakan Hospitalisasi
menimbulkan cemas pada anak, dan gangguan body image dan nyeri
49
6) Tahapan Stres Hospitalisasi
melalui tahapan :
energi, rasa puas dan senang, muncul rasa gugup tapi mudah
diatasi.
pencernaan.
insomnia.
7) Stressor hospitalisasi
50
hospitalisasi meliputi cemas akibat perpisahan, kehilangan kontrol atau
terutama anak akan menjadi lebih cepat marah dan agresif (Nursalam,
20182014)
Perawatan anak sakit di rumah sakit memaksa anak untuk melalui fase
51
permainan, dan teman sepermainan. Reaksi terhadap perpisahan yang
(Ngastiyah, 20172013).
52
Catatan : untuk konsep terapi bermain tidak perlu diuraikan terlalu
BAB III
53
Terapi bermain origami Tingkat stress
hospitalisasi
Anak
Keterangan :
: Pengaruh ???
B. 3.2. Hipotesis
Ambon.
BAB IV
METODE PENELITIAN
54
A. 4.1 Rancangan Penelitian
20182013).
(Alimul, 2018)
1) Lokasi penelitian
2) Waktu Penelitian
1) Populasi
55
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
2) Sampel
(Sugiono 2013). Sampel dalam penelitian ini ada semua anak yang
D. 4.4.Variabel Penelitian
56
E. 4.5. Defenisi Oerasional
20182013).
57
Stress Stress Kuesioner 1. stress ringan Ordinal
hospitalisasi hospitalisasi Nur <44
adalah bentuk Ifdatul 2. stress
stressor anak Jannah, sedang 45-66 =
yang berlangsung 2016ma 3. Stres berat
selama anak ksudnya 67-88
tersebut dirawat apa
di rumah sakit,
meliputi ….??
F. 4.6.Instrumen Penelitian
Bentuk atau jenis pertanyaan tertutup dan diisi pada kuesioner yang
Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh
58
digunakan berupa kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang
penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa
menggunakan observasi.
59
1) Data Primer, yaitu data yang didapat dari kuesioner yang di isi oleh
responden
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Pasien anak Rumah
H.
1) Editing ( Pengeditan)
3) Scoring ( Skor)
4) Tabulating (Tabulasi)
60
diproses sehingga harus disusun kedalam suatu pola formal yang telah
ini adalah :
1) Analisa univariat
2) Analisis bivariatebivariat
61
disajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil
yang diperoleh.
J. 4.10.Etika Penelitian
1. Informent consent
(Arikunto, 20172012).
62
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
3. Confidentiality (kerahasiaan)
63