Anda di halaman 1dari 13

PENGESAHAN

H LBUNGA N POLA ASUH ORANG TUA DENGA N


ITRJADI NYA CEDERA PA DA ANAK USIA TODDLER DI
DE A TA NGG U L K ULON KECAMATA N
TANGGUL KABU PATEN JEMBER

Desy Pu spi t asari


I M. 1 3.I 101. 1008

?.f.l Penguj i Uj i an Sidang Skripsi pada Program Stud i S l Keperawatan


Faku ltas llmu Keseh at an U niversi tas Muhammad i ya h J ember

J ember, J ul i 20 1 7
Penguji ,
I . Ketua: s. Mohammad A li Hamid ,
S.Kep.,M.Kes. ( ID . 0707088 10 I )
"'> Penguji I : s. Susi W ahyu ni ng A sih, S.Kep.,M.Kep.( .. ·
( I D .0720097502)
3. Penguji I I : s. Zuhrotul Eka Yuli s, S.Kep., M.Kes. (...... ... ... .... .. .....)
( I D .07 1 70785505)

vi
Desy, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Terjadinya Cedera pada Anak Usia Toddler di Desa ...... 1

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Terjadinya Cedera pada


Anak Usia Toddler di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember

The Correlation between Parenting Style and Injury Occurrence at


Toddler Children in Tanggul Kulon Village Tanggul District
Jember Regency
Desy Puspitasari
Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember
Jln. Karimata 49, Jember 68121
E-mail: desypuspita602@gmail .com

Abstrak
Periode toddler adalah dari usia 1 sampai dengan 3 tahun. Pola asuh orang tua menentukan perilaku anak sehari-hari
termasuk mempengaruhi cedera pada anak usia toddler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola
asuh orang tua dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi semua orang tua yang mempunyai anak usia
toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten, sampel sebanyak 36 responden
diambil dengan teknik simple random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini
didapatkan jenis pola asuh orang tua sebagian besar adalah pola asuh demokratis sebanyak 25 orang (67,57%).
Terjadinya cedera pada anak usia toddler yang paling banyak adalah rendah 15 orang (40,54%). Hasil uji statistik Chi
Square p = 0,005. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan pola asuh orang tua dengan terjadinya cedera pada anak usia
toddler. Sehingga tenaga kesehatan seharusnya memberi penyuluhan terhadap orang tua tentang pola asuh yang dapat
meminimalisir terjadinya cedera pada anak usia toddler.
Kata Kunci: pola asuh orang tua, terjadinya cedera pada anak usia toddler
Abstract
The toddler period is from 1 to 3 years of age. Parenting styles determine the behavior of everyday children and affects the
injury in toddler age. The purpose of this study was to determine the correlation between parenting style and injury
occurrence at toddler children in Tanggul Kulon Village, Tanggul District Jember Regency. The study design used
quantitative approach with the population of all f all parents who have children aged toddler (1-3) years in Tanggul Kulon
Village, Tanggul District Jember Regency, as many as 36 samples taken with a simple random sampling technique.
Independent variable is the parenting style and the dependent variable is the injury occurrence at toddler children. Data
taken with the questionnaire. The results of this study found the parenting style in to dominate the authoritative 25 peoples
(67,57%). The injury occurrence at toddler children is most low of 15 people (40,54%). Statistical Chi Square test results p
= 0,005. The conclusion of this study, that there is a correlation between parenting style with injury occurrence at toddler
children. So that health workers should provide counseling to parents about parenting style that can minimize the
occurrence of injury in toddler children.
Keywords: parenting style, injury occurrence at toddler children

Pendahuluan tahu yang besar namun lebih banyak menghabiskan waktu


Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun di dalam ruangan sehingga anak tersebut mudah terjatuh,
(toddler) dan (3-5 tahun) anak prasekolah. Toddler adalah mengalami luka bakar dan keracunan akibat ulahnya
anak yang berusia 12-36 bulan atau 1-3 tahun (Wong, et al. sendiri. Bahaya atau resiko terjadi kecelakaan yang bisa
2005). Periode toddler adalah dari usia 1 sampai dengan 3 berdampak cedera harus diwaspadai pada periode toddler.
tahun (Pillitteri, 2002). Pada masa toddler menunjukkan Cedera merupakan ancaman bagi kesehatan di seluruh
perkembangan motorik yang lebih lanjut dan anak negara di dunia (Kuschithawati, et al., 2007). World
menunjukkan kemampuan aktivitas lebih banyak bergerak, Health Organization (WHO) menggambarkan suatu cedera
mengembangkan rasa ingin tahu, dan eksplorasi terhadap sebagai suatu peristiwa yang disebabkan oleh dampak dari
benda yang ada di sekelilingnya. Anak toddler yang baru suatu agen eksternal secara tiba-tiba dan dengan cepat, dan
belajar berjalan tidak merasa takut dan memiliki rasa ingin menghasilkan kerusakan baik fisik maupun mental. Cedera
tersebut meliputi cedera lalu lintas, jatuh, terbakar,

e-Journal Ilmu Keperawatan


tenggelam, keracunan dan gigitan binatang (Atak, et al., sekitarnya. Satu hal penting yang mempengaruhi cedera
2010). Cedera termasuk salah satu dari beberapa penyebab pada anak usia toddler adalah pola asuh orang tua
utama morbiditas dan mortalitas anak di dunia (Cocket, et (Maryana, 2014). Cara orang tua yang mengasuh anaknya
al., 2010). Menurut perkiraan World Health Organization berperan menyebabkan cedera pada anak usia toddler
(WHO) cedera mengakibatkan 5,8 juta kematian di seluruh misalnya, orang tua yang terlalu memanjakan anak
dunia, dengan lebih dari 3 juta kematian di antaranya sehingga anak mendapatkan apa keinginannya, orang tua
terjadi di negara-negara berkembang. Salah satunya yang terlalu longgar dalam mengawasi aktivitas anak,
Indonesia, profil penyebab cedera yang frekuensinya sering orang tua yang mengasuh tidak konsisten, ayah dan ibu
muncul di Indonesia yaitu jatuh sekitar 40,9%, kecelakaan yang tidak sependapat (Indarwati, 2011).
sepeda motor sekitar 40,6% dan terluka karena benda Orang tua adalah aktor utama dalam mengasuh dan
tajam/tumpul sebanyak 7,3%. Berdasarkan karakteristik, mengawasi anak usia toddler yang memainkan peran
proporsi jatuh terbanyak pada penduduk umur <1 tahun, penting melalui pola pengasuhan orang tua (Barus, 2003).
perempuan, tidak sekolah, tidak bekerja, di perdesaan, dan Pola asuh itu sendiri diartikan sebagai sikap orang tua
pada kuintil terbawah. Tiga urutan terbanyak jenis cedera dalam hubungannya dengan anaknya. Sikap ini dapat
yang dialami penduduk adalah luka lecet/memar (70,9%), dilihat dari beberapa segi antara lain dengan cara orang tua
terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%) (Riskesdas, 2013). memberikan peraturan dan disiplin, hadiah dan hukuman,
Cedera pada toddler dapat mengakibatkan beberapa kondisi juga cara orang tua menunjukkan kekuasaannya dan cara
yaitu, dampak psikologis atau trauma pada anak, anak akan orang tua memberikan perhatian kepada anak (Kohn dalam
berhenti melakukan hal yang dapat membuatnya trauma Astuti, 2005). Pola asuh orang tua menjadi kunci utama
dan takut sehingga dapat mengakibatkan terganggunya dalam upaya mencegah terjadinya cedera pada anak usia
proses tumbuh kembang anak dikemudian hari dan bahkan toddler (Indarwati, 2011). Beberapa tipe pola asuh orang
menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah karena anak tua meliputi tipe pola asuh otoritatif, tipe pola asuh otoriter,
yang usianya masih kecil tidak mengetahui cara tipe pola asuh permisif, dan pola asuh acuh tak acuh/tidak
melindungi dirinya dari cedera (Supartini, 2005). Cedera peduli. Tipe pola asuh yang sudah disebutkan salah satu
pada toddler dapat mengakibatkan kondisi yang fatal, yaitu dari tipe itu mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
kematian. Hal ini dikarenakan anak yang usianya masih cedera pada anak usia toddler. Misalnya pola asuh
kecil tidak mengetahui cara melindungi dirinya dari cedera. permisif, orang tua terlalu percaya akan anaknya sehingga
Cedera pada toddler tidak terjadi apabila orang tua anak bisa melakukan apa saja semaunya seperti meraih,
memiliki pengetahuan tentang tingkat tumbuh-kembang memegang, atau memasukkan ke dalam mulut semua yang
anak usia toddler (Supartini, 2005). Cedera pada anak menarik perhatiannya. Akibatnya anak-anak usia ini lebih
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, sering terkena luka bakar, terjatuh, tersedak, atau
jenis kelamin, kondisi anak, lingkungan, dan kurangnya keracunan. Menurut peneliti pola asuh orang tua sangat
pengawasan. berhubungan erat dengan terjadinya cedera pada anak usia
Kecelakaan sering terjadi karena kebanyakan orang tua toddler.
yang tidak menyadari apa yang bisa dilakukan anak usia Studi pendahuluan yang diambil pada Tanggal 10 Januari
toddler. Pada usia ini toddler sudah berjalan, berlari, 2017 di Posyandu Desa Tanggul Kulon Kecamayan
memanjat, melompat dan mencoba segala sesuatu. Semua Tanggul Kabupaten Jember melalui metode wawancara
hal yang baru yang mereka temukan bisa menjadi sesuatu terhadap 30 orang tua yang mempunyai anak usia toddler
yang berbahanya untuk mereka. Ini adalah tanggung jawab hasilnya 50% orang tua mengetahui bahaya cedera, 30%
orang tua untuk melindungi anaknya dari kecelakaan. belum tahu benar tentang bahya cedera, dan 20% sudah
Contohnya mengawasi kondisi rumah dari perseptif anak- tahu namun jarang memparktikkan pencegahan cedera.
anak yaitu menghindari furniture atau perabot-perabot Semua orang tua menyatakan bahwa anaknya pernah
lainnya yang beruncing lanjip dan tajam serta menjahui mengalami cedera di rumah. Anak usia toddler mengalami
pengharum ruangan atau obat nyamuk yang mengandung kecelakaan dikarenakan anak terjatuh misalnya terjatuh
racun. Peran orang tua (terutama ibu) yang terpenting dari memanjat kursi, berlari, sepeda roda tiga
adalah untuk menghindari kecelakaan pada anak adalah mengakibatkan luka lecet dan benturan di kepala.
dengan memberikan pengawasan dan perhatian penuh Tersengat benda panas ketiga anak menarik taplak meja
dalam proses bermain dan belajar anak. Tidak adanya yang di atasnya terdapat teh panas, terkena obat nyamuk
pengawasan dari orang tua pada bermain anak merupakan bakar ketiga tidur, bermain dengan korek api dapat
penyebab terjadinya kecelakaan (World Book’s, 2006). menyebabkan luka bakar lepuh. Tersedak
Masa menjadi orang tua (parenthood) merupakan masa makanan dikarenakan anak makan sendiri seperti
yang alamiah terjadi dalam kehidupan seseorang (Lestari, kacang, daging atau makanan dengan potongan besar,
2012). Orang tua sekarang mempunyai tugas yang cukup biji buah maupun duri ikan yang menyebabkan aspirasi.
berat dalam mengasuh anak. Tumbuh kembang anak di Gambaran tersebut menunjukkan bahwa di Desa Tanggul
masa datang sangat tergantung bagaimana cara orang tua Kulon Kecamayan Tanggul kabupaten Jember angka
mengasuhnya, karena orang tualah yang mengajarkan anak kejadian cedera yang dialami anak usia toddler
segala hal dalam dunia ini dan cara menyikapinya. Pola dikatakan tinggi. Apabila kecelakaan pada anak tidak
asuh orang tua menentukan perilaku anak sehari-hari. ditangani dengan baik akan mengakibatkan kondisi yang
Anak-anak selalu mengikuti dinamika lingkungan fatal pada anak.
Pengawasan yang lemah dari orang tua, seringkali
dilandasi oleh tipe pola asuh yang diterapkan oleh orang
Tinjauan Pustaka
tua terhadap anaknya. Ada orang tua yang cenderung abai,
kurang peduli, bahkan ada yang mengekang. Kondisi
Pengertian Balita (Anak Usia Toddler)
tersebut tentunya akan membawa dampak terhadap perilaku
anak yang akhirnya juga berdampak pada potensi Balita atau bayi dibawah lima tahun merupakan periode
terjadinya cedera pada anak usia toddler. Oleh karena itu kanak-kanak awal yang terdiri dari atas usia anak 1 sampai
peneliti ingin mengetahui hubungan pola asuh orang tua 5 tahun yang disebut juga dengan todler.
terhadap terjadinya cedera pada anak usia toddler. Todler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih
Penelitian mengenai terjadinya cedera pada anak usia lanjut dan anak menunjukkan kemampuan aktifitas
toddler, pernah dilakukan sebelumnya diantaranya oleh lebih banyak bergerak, mengembangkan rasa ingin tahu
Indarwati (2014). Penelitian ini bertujuan untuk dan eksplorasi terhadap benda yang ada disekelilingnya.
mengetahui Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan Dengan demikian bahaya atau resiko terjadi kecelakaan
sikap orang tua tentang bahaya cedera dan cara harus diwaspadai pada periode todler. Orang tua
pencegahannya dengan praktik pencegahan cedera pada perlu mendapatkan bimbingan antisipasi terhadap
anak usia toddler di Kelurahan Blumbang Kecamatan kemungkinan terjadi bahaya atau ancaman kecelakaan
Tawangmangu Kabupaten Karanganya. Hasil penelitian tersebut (Supartini, 2005). Sedangkan Murwani (2009)
Indarwati (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan menjelaskan pada masa batita pertumbuhan fisik anak
pengetahuan dan sikap dengan praktik pencegahan cedera. relatif lebih lambat tetapi perkembangan motoriknya
Penelitian lain dilakukan oleh Purwati, dkk (2014) dengan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu anak perlu
tujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan diawasi karena dalam beraktifitas anak tidak
child safety terhadap perilaku orangtua dalam pencegahan memperhatikan bahaya. Perhatian anak
kecelakaan anak toddler siswa PAUD Pelangi Anak Bantul. terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding dengan
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh masa sebelumnya. Anak lebih banyak menyelidiki benda di
bermakna antara pemberian penyuluhan child safety sekitarnya dan meniru apa yang diperbuat oleh orang lain.
terhadap peningkatan perilaku orangtua dalam pencegahan Ia mungkin akan mengaduk-ngaduk tempat sampah, laci
kecelakaan anak toddler siswa PAUD Pelangi Anak Bantul. atau lemari pakaian serta membongkar mainan. Benda-
benda yang membahayan hendaknya disimpan ditempat
Rumusan Masalah yang lebih aman untuk menghindari kecelakaan pada anak.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka
dapat dirumuskan masalah berupa “Apakah ada hubungan Resiko Kecelakaan Balita
pola asuh orang tua dengan terjadinya cedera pada anak
usia toddler di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Pengertian kecelakaan, menurut Kamus Besar Bahasa
Kabupaten Jember?” Indonesia (2008), adalah kejadian (peristiwa) yang
menyebabkan orang celaka. Menurut Safir (2010) resiko
Tujuan Penelitian adalah segala hal yang bisa terjadi pada diri manusia yang
tidak diinginkan untuk terjadi. Setiap manusia memiliki
1. Tujuan Umum resiko atas apa pun yang dia lakukan. Selain itu, hidup
Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan manusia sendiri juga mengandung banyak resiko. Ada
terjadinya cedera pada anak usia toddler di Desa beberapa resiko yang bisa dihindari, dan ada beberapa
Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten resiko yang tidak bisa dihindari.
Jember. Sedangkan Wardoyo dkk (2009) menjelaskan kecelakaan
2. Tujuan Khusus adalah salah satu kejadian yang tidak di inginkan, tidak
a. Mengidentifikasi jenis pola asuh orang tua terduga yang dapat menimbulkan kerugian material,
anak usia toddler di Desa Tanggul Kulon disfungsi atau kerusakan alat atau bahan, cidera, korban
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember ke dalam jiwa, kekacauan produksi. Kecelakaan dapat terjadi dimana
klasifikasi pola asuh otoriter, pola asuh saja, kecelakaan dapat terjadi saat berkendaraan, di tempat
demokratis, dan pola asuh permisif. kerja, di penambangan, di kantor, di kebun, di sekolah
maupun di rumah. Banyak orang mengira rumah
b. Mengidentifikasi terjadinya cedera pada anak merupakan tempat yang paling aman dimana kita bisa
usia toddler di Desa Tanggul Kulon Kecamatan
melindungi keluarga dari bahaya dan kejahatan diluar.
Tanggul Kabupaten Jember.
Sebagian orang mengira bahwa rumah merupakan tempat
c. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua yang paling aman. Kenyataannya kecelakaan banyak terjadi
dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler di di rumah.
Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kecelakaan bukan saja menimpa orang dewasa tetapi juga
Kabupaten Jember. dapat terjadi pada anak-anak, banyak orang yang tidak
sadar bahwa sebenarnya banyak kecelakaan yang terjadi
pada anak-anak di rumah. Setiap tahun, hampir 1 juta anak
meninggal karena kecelakaan dan lebih dari puluhan juta
anak-anak lainnya memerlukan perawatan rumah sakit
karena mengalami luka berat. Diantara yang luka
berat
banyak yang menjadi cacat permanen dan mendapat Keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang
gangguan fungsi otak. Kecelakaan yang biasa terjadi adalah anak memperoleh pendidikan dan mengenal nilai-nilai
jatuh, terbakar, tenggelam dan kecelakaan lalu lintas. maupun peraturan-peraturan yang harus diikutinya yang
Beberapa kasus kecelakaan di Indonesia juga diakibatkan mendasari anak untuk melakukan hubungan sosial dengan
bom atau bahan peledak yang banyak tersisa dari perang lingkungan yang lebih luas. Adanya perbedaan latar
dunia dan perang kemerdekaan. Umumnya kecelakaan belakang, pengalaman, pendidikan, dan kepentingan dari
terjadi di dekat rumah. Hampir semuanya dapat dicegah orang tua maka terjadilah cara mendidik anak.
dan dapat diatasi jika orang tua tahu apa yang harus Santrock (2004) mendefinisikan pengasuhan orang tua
mereka lakukan untuk mencegah kecelakaan dan jika adalah aktivitas kompleks termasuk banyak perilaku
terjadi kecelakaan (Depkes RI, 2010). spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama-sama
untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
Pengertian Pola Asuh Wahyuningsih, dkk. (2003) menjelaskan pola asuh sebagai
seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada
Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana
anak.
anak dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam
Thoha (1996) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua
pembentukan dan perkembangan kepribadian sangatlah
adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua
besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa
mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya
tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh.
individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) bahwa
dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan
“pola adalah model, sistem, atau cara kerja”, Asuh adalah
kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki
“menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu,
sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan
melatih, dan sebagainya”. Gunarsa (2008) mengemukakan
mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang
bahwa “Pola asuh tidak lain merupakan metode atau cara
berkembang secara optimal.
yang dipilih pendidik dalam mendidik anak-anaknya yang
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pola asuh
meliputi bagaimana pendidik memperlakukan anak
orang tua adalah cara mengasuh dan metode disiplin orang
didiknya.” Jadi, pola asuh adalah sistem yang diterapkan
tua dalam berhubungan dengan anaknya dengan tujuan
orang tua dalam merawat dan mendidik anak agar
membentuk watak, kepribadian, dan memberikan nilai-
mandiri. Dilihat dari segi bahasa, kata “pola asuh” terdiri
nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
dari kata “pola” dan “asuh”. Pola berarti model, sistem,
lingkungan sekitar. Tiap orang tua dalam memberikan
cara kerja, bentuk (struktur yang tetap). Sedang kata “asuh”
aturan-aturan atau nilai terhadap anak-anaknya akan
mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar
memberikan bentuk pola asuh yang berbeda berdasarkan
dapat berdiri sendiri. Pola asuh merupakan sikap orang tua
latar belakang pengasuhan orang tua sendiri sehingga akan
dalam berintekrasi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua
menghasilkan bermacam-macam pola asuh yang berbeda
ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,
dari orang tua yang berbeda pula.
hadiah atau maupun hukuman yang keras, cara orang tua
menunjukkan otoritas, dan cara orang tua memberikan
perhatian serta tanggapan terhadap anaknya (Depdiknas, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Terjadinya
2003). Cedera pada Anak Usia Toddler
Setiap anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga, Pada dasarnya sikap orang tua akan tampak pada saat
rasa aman yang diperoleh dari ibu dan rasa terlindung dari berintegrasi dalam keluarga, karena dalam berintekrasi
ayah. Rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu tersebut, sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua sehari-
syarat bagi kelancaran proses perkembangan anak, hari akan dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang
kekhawatiran dan kecemasan yang terlihat pada orang kemudian menjadi kebiasaan bagi anaknya. Pola asuh
dewasa dan remaja bila ditelusuri ternyata merupakan orang tua mencerminkan bagaimana orang tua
akibat peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan hilangnya memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
rasa aman pada usia muda (Gunarsa, 2008). Orang tua mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai
dalam mengasuh anaknya dipengaruhi oleh budaya yang proses kedewasaan serta proses eksplorasi anak terhadap
ada di lingkungannya. Orang tua juga diwarnai oleh sikap- lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan anak
sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan ketika memasuki usia toddler, anak memiliki rasa ingin
mengarahkan putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin tahu terhadap benda yang ada di sekelilingnya, dan pada
dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda- masa inilah sering terjadi cedera pada anak usia toddler.
beda, karena setiap masing-masing orang tua mempunyai Disinilah peran penting keluarga dalam membimbing dan
pola pengasuhan tertentu yang beda pula. Pola asuh orang mengarahkan anak usia toddler. Menurut penulis hal utama
tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anak. yang bisa membantu mencegah dan meminimalisir
Selama proses pengasuhan orang tua itulah yang memiliki terjadinya cedera pada anak usia toddler yang perlu
peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. diperhatikan adalah pola asuh yang baik. Penyebab atau
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera pada mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
anak usia toddler itu yang perlu diperhatikan dan jika serta penampilan dari hasilnya. Pada penelitian kuantitatif
belum sesuai dengan apa yang salama ini dilakukan, inilah ini jenisnya adalah deskriptif korelasional. Peneliti
saatnya untuk merubah semua itu, tidak ada kata terlambat menggunakan desain ini karena ingin mengetahui
untuk suatu hal yang akan mendatangkan kebaikan. hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua
Keluarga merupakan wadah pertama bagi seorang anak (variabel independen) dengan terjadinya cedera pada anak
untuk mempelajari bagaimana dirinya merupakan suatu usia toddler (variabel dependen).
pribadi yang terpisah dan harus berinteraksi dengan orang-
orang lain di luar dirinya. Orang tua dituntut unuk Populasi, Sampel, dan Sampling
memlihara, membimbing, mendidik serta serta melakukan
pengawasan saat anak usia toddler melakukan aktivitasnya Populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria
di sekitar lingkungan rumah. Misalnya pola asuh permisif, yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi pada
orang tua terlalu percaya akan anaknya sehingga anak bisa penelitian ini adalah semua orang tua yang mempunyai
melakukan apa saja semaunya seperti meraih, memegang, anak usia toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa
atau memasukkan ke dalam mulut semua yang menarik Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
perhatiannya. Akibatnya anak-anak usia ini lebih sering yang jumah keseluruhannya terdapat 40 orang.
terkena luka bakar, terjatuh, tersedak, atau keracunan. a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek
Pengawasan yang lemah dari orang tua, seringkali penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan
dilandasi oleh tipe pola asuh yang diterapkan oleh orang akan diteliti (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini kriteria
tua terhadap anaknya. Ada orang tua yang cenderung abai, inklusinya adalah sebagai berikut:
kurang peduli, bahkan ada yang mengekang. Kondisi 1) Orang tua yang mempunyai anak usia toddler (1-3)
tersebut tentunya akan membawa dampak terhadap perilaku tahun yang berkunjung ke Posyandu di Dusun
anak yang akhirnya juga berdampak pada potensi
Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul
terjadinya cedera pada anak usia toddler. Gaya pola asuh Kabupaten Jember.
orang tua yang diterapkan pada anak usia toddler akan
sangat berimplikasi terhadap segala prinsip, karakter, dan
2) Kooperatif dan bersedia menjadi responden.
perilaku pengawasan dari orang tua terhadap anak usia b. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan
toddler. Hal ini tentunya akan berdampak pada keamanan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena
anak, sehingga terjadinya cedera pada anak usia toddler bebagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusinya yaitu:
dapat dihindari. 1) Subjek menolak atau tidak mau berpartisipasi dalam
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat penelitian.
ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua sangat Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
menentukan besar kecilnya peluang terjadinya cedera pada digunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling
anak usia toddler. (Nursalam, 2008). Penentuan kriteria sampel dapat
mengurangi terjadinya bias hasil penelitian. Sampel
Metode Penelitian penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak usia
toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon
Desain Penelitian Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember yang secara
keseluruhan terdapat 40 orang yang sesuai dengan kriteria
Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan inklusi yang ditentukan.
dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2008). Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini
Menurut Setiadi (2007), desain penelitian merupakan sebanyak 36 responden yang didapatkan dari hasil
rencana penelitian yang akan disusun sedemikian rupa perhitungan formula Slovin. Mengacu pada pendapat
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap tersebut maka penelitian ini menggunakan metode simple
pertanyaan penelitian. Penelitian ini mengkaji hubungan random sampling, yaitu seluruh orang tua yang mempunyai
antara persepsi jenis pola asuh orang tua tehadap terjadinya anak usia toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa
cedera pada anak usia toddler di Desa Tanggul Kulon Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember dengan diber kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
menggunakan pendekatan cross sectional (Nursalam, penelitian.
2008). Metode penelitian dengan pendekatan cross
sectional (potong lintang) yaitu rancangan penelitian Tempat Penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat
bersamaan atau sekali waktu (Hidayat, 2008). Berdasarkan Lokasi penelitian adalah di Posyandu di Dusun Krajan
pendekatan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih berdasarkan pada Jember. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam
data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran menentukan lokasi penelitian tersebut adalah masih relatif
kuantitatif yang kokoh (Hikmat, 2007). tingginya angka kejadian cedera pada anak usia toddler di
Menurut Arikunto (2010) bahwa penelitian kuantitatif Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul
adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, Kabupaten Jember, seperti adanya anak yang terjatuh,
tersedak, luka bakar, dan kecelakaan sepeda motor.
Waktu penelitian Tabel 1 Distribusi Frekuensi Persepsi Jenis Pola Asuh
Orang Tua Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia
Penelitian dilakukan mulai April 2017 sampai dengan Mei
Toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa Tanggul
2017.
Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
Rencana Analisis Data Persepsi Jenis Pola Asuh Jumlah Persentase
Orang Tua (Orang) (%)
Untuk memudahkan analisis data, maka diperlukan
Otoriter 8 21,62
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing Demokratis 25 67,57
Dilakukan untuk mengecek kelengkapan data dan Permisif 4 10,81
konsistensi dari setiap isi instrumen penelitian.
Total 54 100,00
2. Coding
Setelah data terkumpul dilakukan coding terhadap Sumber: Lampiran 3, data diolah 2016
hasil skor yang telah diperoleh pada semua varabel Berdasarkan Tabel 1 menunjukan hasil bahwa persepsi
yang akan diolah. jenis pola asuh orang tua terdiri dari otoriter sebanyak 8
orang (21,62%), demokratis sebanyak 25 orang (67,57%),
3. Processing
dan permisif sebanyak 4 orang (10,81%). Mengacu pada
Setelah data dilakukan coding sesuai skor yang
hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar
ditentukan, selanjutnya adalah dengan melakukan
responden dalam penelitian ini memiliki jenis pola asuh
pemrosesan data dengan melakukan entry data
demokratis.
kedalam sistem komputer untuk diolah sesuai
format atau metode yang telah ditentukan.
Persepsi Terjadinya Cedera pada Anak Usia Toddler
4. Cleaning
Membersihkan data dan mengecek kembali data Variabel terjadinya cedera pada anak usia toddler dibagi
yang sudah dimasukkan kedalam sistem program menjadi tiga hasil pengukuranya yaitu: tinggi, sedang, dan
dan membandingkan dengan strandar penilaian rendah. Tabel 2 akan menggambarkan bagaimana
yang sudah ditetapkan. gambaran distribusi frekuensi terjadinya cedera pada anak
5. Analisis bivariat usia toddler.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui Tabel 2 Distribusi Frekuensi Persepsi Terjadinya
hubungan antara dua variabel yaitu hubungan Cedera pada Anak Usia Toddler di Dusun Krajan Desa
variabel bebas terhadap variabel terikat. Karena Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini baik Tingkat Terjadinya Jumlah Persentase
pada variabel independent maupun variabel Cedera pada Anak Usia (Orang) (%)
dependent dalam bentuk sama yaitu data ordinal, Toddler
maka dalam analisis data peneliti melakukan uji
Chi Square dengan tingkat kemaknaan 95% (α= Tinggi 10 27,03
0,05). Artinya bila uji statistik menunjukkan nilai Sedang 12 32,43
α ≤ 0,05 maka Ha diterima dengan demikian ada
Rendah 15 40,54
hubungan pola asuh orang tua dengan terjadinya
cedera pada anak usia toddler di Desa Tanggul Total 54 100,00
Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Sumber: Lampiran 3, data diolah 2016
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan hasil bahwa persepsi
Hasil Penelitian terjadinya cedera pada anak usia toddler terdiri dari tinggi
sebanyak 10 orang (27,03%), sedang sebanyak 12 orang
(32,43%) dan rendah sebanyak 15 orang (40,54%).
Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua
Mengacu pada hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa
Variabel persepsi jenis pola asuh orang tua merupakan sebagian besar terjadinya cedera pada anak usia toddler
variabel independen, maksud dari persepsi jenis pola asuh dalam kategori rendah.
orang tua anak adalah perlakuan orang tua dalam rangka
memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan Analisis Bivariat Hubungan Pola Asuh Orang Tua
mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh dengan Terjadinya Cedera Pada Anak Usia Toddler
dibagi menjadi tiga, yaitu: otoriter, demokratis, dan
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
permisif. Tabel di bawah ini menggambarkan bagaimana
antara variabel dependen dan independen. Persepsi jenis
distribusi frekuensi persepsi jenis pola asuh orang tua orang
pola asuh orang tua adalah variabel dependen, dan
tua yang mempunyai anak usia toddler (1-3) tahun di
terjadinya cedera pada anak usia toddler adalah variabel
Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul
independen. Uji bivariat ini menggunakan uji korelasi Chi
Kabupaten Jember.
Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%). Analisis
hubungan pola asuh orang tua dengan terjadinya cedera
pada anak usia toddler di Dusun Krajan Desa Tanggul secara positif akan mengkondisikan individu secara
Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember akan psikologis sebagai motivasi untuk berperilaku positif.
disajikan pada Tabel 3. Persepsi pola asuh orang tua yang positif akan membuat
Tabel 3 Ringkasan Hasil Chi Square dampak yang positif juga.
Chi Square Signifikansi Koefisien Kontingensi Pola asuh sendiri adalah aktivitas kompleks termasuk
banyak perilaku spesifik yang dikerjakan secara individu
14,954 0,005 0,537
dan bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan
Sumber: Lampiran 4, data diolah 2016 karakter anak (Santrock, 2004). Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 diperoleh nilai chi menunjukan bahwa pola asuh demokratis adalah yang
square sebesar 10,003 dengan nilai signifikasi 0,019 yang paling mendominasi orang tua yang mempunyai anak usia
berarti lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) maka dapat toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon
dinyatakan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler. Sehingga, Pola pengasuhan demokratis memiliki banyak manfaat.
hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan pola asuh Surbakti (2009) menjelaskan tentang manfaat pola asuh
orang tua dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler demokratis yaitu: dapat menghargai pendapat orang lain,
di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten menghormati perbedaan pendapat, membangun dan
Jember terbukti kebenarannya atau Ha diterima. membina dialog, menghindarkan sikap mau menang
Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisiensi kontingensi sendiri, memupuk persaudaraan dan persahabatan,
sebesar 0,537 yang berarti bahwa antara pola asuh orang mengedepankan sikap tenggang rasa, membangun kerja
tua dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler sama, kepemimpinan kolektif, menumbuhkan sikap kritis,
mempunyai hubungan yang cukup berarti atau sedang. menghormati kesetaraan peran, menumbuhkan semangat
gotong royong, mengembangkan potensi diri.
Pembahasan Pola asuh yang cukup banyak berikutnya adalah pola asuh
ototiter yaitu sebanyak 8 orang (21,62%). Pola asuh ini
Gambaran Jenis Pola Asuh Orang Tua yang bersifat menghukum dan membatasi dimana orang tua
Mempunyai Anak Usia Toddler (1-3) Tahun di Dusun sangat memaksakan anak mengikuti dan menghormati
Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tuanya, serta
Kabupaten Jember komunikasi tertutup, sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi secara
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 37 verbal (Baumrind, 1971 dalam Fathi, 2011).
orang yang merupakan orang tua yang mempunyai anak Widyarini (2009) mengemukakan bahwa pola asuh otoroter
usia toddler (1-3) tahun di Dusun Krajan Desa Tanggul memiliki ciri pokok tidak demokratis dan menerapkan
Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember didapatkan kontrol yang kuat, maka tidak mengherankan pola asuh
untuk orang tua yang mempersepsikan pola asuh otoriter otoriter memiliki banyak akibat negatif terhadap anak.
sebanyak 8 orang (21,62%), demokratis sebanyak 25 orang Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat dinyatakan orang tua
(67,57%), dan permisif sebanyak 4 orang (10,81%). dengan pola asuh otoriter tidak menyadari bahwa dengan
Mengacu pada hasil tersebut, terlihat bahwa persepsi pola pola yang lebih banyak menuntut terhadap anak ini telah
asuh yang dominan adalah demokratis. mengikis kehangatan hubungan dengan anak. Anak tidak
Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan menemukan suasana yang memungkinkan untuk
kepribadian sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki mengekspresikan pikiran atau perasaanya. Padahal
tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan kehangatan dalam hubungan orang tua dan anak
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan merupakan prasyarat bagi kesejahteraan psikologis bagi
tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam anak maupun orang tua (Widyarini, 2009).
kehidupan bermasyarakat. Setiap anak sangat Pola asuh permisif yang peneliti temukan adalah sebanyak
membutuhkan lingkungan keluarga, rasa aman yang 4 orang (10.81%), ini merupakan persepsi pola asuh yang
diperoleh dari ibu dan rasa terlindung dari ayah. Rasa dinilai sedikit dibandingkan dengan pola asuh demokratis
aman dalam keluarga merupakan salah satu syarat bagi dan otoriter. Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan
kelancaran proses perkembangan anak, kekhawatiran dan orang tua yang memberikan kebebasan penuh kepada
kecemasan yang terlihat pada orang dewasa dan remaja bila anaknya. Cirinya orang tua bersifat longgar, tidak terlalu
ditelusuri ternyata merupakan akibat peristiwa-peristiwa memberikan bimbingan dan kontrol, perhatian pun
yang berkaitan dengan hilangnya rasa aman pada usia terkesan kurang. Kendali anak sepenuhnya terdapat pada
muda (Gunarsa, 2008). Pola asuh orang tua merupakan anak itu sendiri. (Baumrind, 1971 dalam Santrock, 2011).
interaksi antara orang tua dengan anak. Selama proses Surbakti (2009) menjelaskan akibat penerapan pola asuh
pengasuhan orang tua itulah yang memiliki peranan permisif anak akan merasa bebas melakukan apa saja sesuai
penting dalam pembentukan kepribadian anak. keinginan mereka, pola asuh permisif juga merupakan
Hurlock (2005) menyatakan bahwa persepsi individu dapat metode yang paling dinilai dapat mendorong potensi cedera
memotivasi perilakunya lebih lanjut. objek persepsi yang pada anak usia toddler.
dinilai tidak menyenangkan maka perilakunya negatif,
sebaliknya individu yang mempersepsikan suatu objek
Gambaran Terjadinya Cedera pada Anak Usia Toddler Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Terjadinya
di Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Cedera pada Anak Usia Toddler di Dusun Krajan Desa
Tanggul Kabupaten Jember Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tingkat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
terjadinya cedera pada anak usia toddler di Dusun Krajan antara variabel dependen dan independen, yaitu untuk
Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
Jember adalah paling banyak pada tingkat rendah yaitu terjadinya cedera pada anak usia toddler di Dusun Krajan
berjumlah 15 orang (40,54%), sedangkan tinggi sebanyak Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten
10 orang (27,03%) dan sedang sebanyak 12 orang Jember. Analisa data yang digunakan adalah Uji Chi
(32,43%). Square. Hasil penelitian dibandingkan p-value dengan
Cedera pada anak usia toddler di Dusun Krajan Desa signifikan alpha 0,05. Apabila p-value lebih kecil dari
Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember alpha (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara
apabila dilihat lebih spesifik didominasi oleh jatuh di variabel independen dengan variabel dependen dan apabila
dalam/di luar rumah, tersedak makanan, tertelan biji buah- p-value lebih besar dari alpha (0,05) maka tidak ada
buahan atau kacang-kacangan, keracunan, tenggelam, dan hubungan antara variabel independen dan variabel
luka bakar. Berdasarkan hasil analisis, frekuensi cedera dependen. Hasil uji statistik yang peneliti lakukan
anak usia toddler masih dalam batas wajar. Kondisi seperti menunjukan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara
inilah yang menyebabkan terjadinya cedera pada anak usia pola asuh orang tua dengan terjadinya cedera pada anak
toddler di Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan usia toddler (p = 0,005, Chi Square = 14,954, dan
Tanggul Kabupaten Jember masih dikategorikan pada Contingency Coefficient = 0,537).
tingkat rendah. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa orang tua yang
Cedera pada toddler dapat mengakibatkan beberapa kondisi mempersepsikan pola asuh orang tua otoriter ada 8 orang
yaitu, dampak psikologis atau trauma pada anak, anak akan (21,6%), dengan terjadinya cedera pada anak usia toddler
berhenti melakukan hal yang dapat membuatnya trauma tinggi sebanyak 5 orang (62,5%), sedang sebanyak 2 orang
dan takut sehingga dapat mengakibatkan terganggunya (25,0%), dan rendah sebanyak 1 orang (12,5%). Orang tua
proses tumbuh kembang anak dikemudian hari dan bahkan yang mempersepsikan pola asuh orang tua demokratis ada
menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah karena anak 25 orang (67,6%), dengan terjadinya cedera pada anak usia
yang usianya masih kecil tidak mengetahui cara toddler tinggi sebanyak 2 orang (8,0%), sedang sebanyak
melindungi dirinya dari cedera (Supartini, 2005). Cedera 10 orang (40,0%), dan rendah sebanyak 13 orang (52,0%).
pada toddler dapat mengakibatkan kondisi yang fatal, yaitu Dan, orang tua yang mempersepsikan pola asuh orang tua
kematian. Hal ini dikarenakan anak yang usianya masih permisif ada 4 orang (10,8%), dengan terjadinya cedera
kecil tidak mengetahui cara melindungi dirinya dari cedera. pada anak usia toddler tinggi sebanyak 3 orang (75,0%)
Cedera pada toddler tidak terjadi apabila orang tua dan rendah sebanyak 1 orang (25,0%). Berdasarkan hasil
memiliki pengetahuan tentang tingkat tumbuh-kembang tersebut, terjadinya cedera pada anak usia toddler dengan
anak usia toddler (Supartini, 2005). Cedera pada anak pola asuh orang tua permisif dan otoriter cenderung pada
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, kategori tinggi, sedangkan pada pola asuh orang tua
jenis kelamin, kondisi anak, lingkungan, dan kurangnya demokratis cenderung pada kategori rendah.
pengawasan. Pada dasarnya sikap orang tua akan tampak pada saat
Kecelakaan sering terjadi karena kebanyakan orang tua berintegrasi dalam keluarga, karena dalam berintekrasi
yang tidak menyadari apa yang bisa dilakukan anak usia tersebut, sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua sehari-
toddler. Pada usia ini toddler sudah berjalan, berlari, hari akan dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang
memanjat, melompat dan mencoba segala sesuatu. Semua kemudian menjadi kebiasaan bagi anaknya. Pola asuh
hal yang baru yang mereka temukan bisa menjadi sesuatu orang tua mencerminkan bagaimana orang tua
yang berbahanya untuk mereka. Ini adalah tanggung jawab memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
orang tua untuk melindungi anaknya dari kecelakaan. mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai
Contohnya mengawasi kondisi rumah dari perseptif anak- proses kedewasaan serta proses eksplorasi anak terhadap
anak yaitu menghindari furniture atau perabot-perabot lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan anak
lainnya yang beruncing lanjip dan tajam serta menjahui ketika memasuki usia toddler, anak memiliki rasa ingin
pengharum ruangan atau obat nyamuk yang mengandung tahu terhadap benda yang ada di sekelilingnya, dan pada
racun. Peran orang tua (terutama ibu) yang terpenting masa inilah sering terjadi cedera pada anak usia toddler.
adalah untuk menghindari kecelakaan pada anak adalah Disinilah peran penting keluarga dalam membimbing dan
dengan memberikan pengawasan dan perhatian penuh mengarahkan anak usia toddler. Menurut penulis hal utama
dalam proses bermain dan belajar anak. Tidak adanya yang bisa membantu mencegah dan meminimalisir
pengawasan dari orang tua pada bermain anak merupakan terjadinya cedera pada anak usia toddler yang perlu
penyebab terjadinya kecelakaan (World Book’s, 2006). diperhatikan adalah pola asuh yang baik. Penyebab atau
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera pada
anak usia toddler itu yang perlu diperhatikan dan jika
belum sesuai dengan apa yang salama ini dilakukan, inilah
saatnya untuk merubah semua itu, tidak ada kata terlambat bahwa ada hubungan pola asuh orang tua dengan terjadinya
untuk suatu hal yang akan mendatangkan kebaikan. cedera pada anak usia toddler di Desa Tanggul Kulon
Keluarga merupakan wadah pertama bagi seorang anak Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, dengan hasil ini
untuk mempelajari bagaimana dirinya merupakan suatu tentunya dapat memberikan gambaran mengenai pola asuh
pribadi yang terpisah dan harus berinteraksi dengan orang- orang tua dalam kaitannya dengan terjadinya cedera pada
orang lain di luar dirinya. Orang tua dituntut unuk anak usia toddler. Adanya kajian dalan penelitian ini
memlihara, membimbing, mendidik serta serta melakukan menambah ilmu di bidang keperawatan jiwa, anak, maupun
pengawasan saat anak usia toddler melakukan aktivitasnya keluarga. Dari hasil penelitian yang menunjukkan tingkat
di sekitar lingkungan rumah. Misalnya pola asuh permisif, terjadinya cedera pada anak usia toddler, perawat dapat
orang tua terlalu percaya akan anaknya sehingga anak bisa melakukan upaya-upaya untuk mencegah atau
melakukan apa saja semaunya seperti meraih, memegang, menanggulangi terjadinya cedera pada anak usia toddler.
atau memasukkan ke dalam mulut semua yang menarik Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan bagi para
perhatiannya. Akibatnya anak-anak usia ini lebih sering orang tua mengenai bagaimana seharusnya merawat anak
terkena luka bakar, terjatuh, tersedak, atau keracunan. usia toddler. Perawat dapat juga memberikan penyuluhan
Pengawasan yang lemah dari orang tua, seringkali mengenai sikap dan perilaku orang tua yang tepat dalam
dilandasi oleh tipe pola asuh yang diterapkan oleh orang merawat, membimbing, dan mengarahkan anak usia
tua terhadap anaknya. Ada orang tua yang cenderung abai, toddler. Kaitanya dengan keperawatan keluarga adalah
kurang peduli, bahkan ada yang mengekang. Kondisi pada penelitian ini pola asuh orang tua demokratis
tersebut tentunya akan membawa dampak terhadap perilaku menunjukan tingkat terjadinya cedera pada anak usia
anak yang akhirnya juga berdampak pada potensi toddler rendah yang paling banyak, berbeda dengan pola
terjadinya cedera pada anak usia toddler. Gaya pola asuh asuh otoriter dan permisif yang menunjukan peningkatan
orang tua yang diterapkan pada anak usia toddler akan persentase terjadinya cedera pada anak usia toddler dalam
sangat berimplikasi terhadap segala prinsip, karakter, dan tingkat tinggi. Maka dari itu dapat juga menjadi
perilaku pengawasan dari orang tua terhadap anak usia pertimbangan ketika melakukan penyuluhan kepada
toddler. Hal ini tentunya akan berdampak pada keamanan keluarga mengenai jenis-jenis pola asuh serta kelebihan
anak, sehingga terjadinya cedera pada anak usia toddler dan kekurangan dari masing-masing pola asuh tersebut
dapat dihindari. maupun pola asuh mana yang paling berpengaruh terhadap
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat terjadinya cedera pada anak usia toddler.
ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua sangat
menentukan besar kecilnya peluang terjadinya cedera pada
Kesimpulan dan Saran
anak usia toddler.

Keterbatasan Peneliti Kesimpulan

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti sudah berupaya Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian
semaksimal mungkin agar hasil penelitian yang diperoleh ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
benar benar valid atau terjadinya bias. Namun tentunya 1. Jenis pola asuh orang tua anak usia toddler di Desa
masih terdapat keterbatasan peneliti, sehingga masih perlu Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten
disempurnakan lagi, berikut adalah keterbatasan peneliti: Jember sebagian besar adalah pola asuh demokratis
1. Penelitian ini dilakukan hanya di Posyandu Dusun sebanyak 25 orang (67,57%), selanjutnya pola asuh
Krajan Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul otoriter sebanyak 8 orang (21,62%), dan pola asuh
Kabupaten Jember sedangkan Posyandu lain tidak permisif sebanyak 4 orang (10,81%).
diikutkan karena alasan keterbatasan waktu dan 2. Terjadinya cedera pada anak usia toddler di Desa
biaya dari peneliti, sehingga kondisi terjadinya Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten
cedera pada anak usia toddler secara keseluruhan Jember yang paling banyak adalah rendah 15 orang
di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. (40,54%).
2. Penelitian ini tidak melihat responden apakah 3. Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang cukup
tinggal dengan kedua orang tuanya, hanya salah kuat antara pola asuh orang tua dengan terjadinya
satu dari orang tua, atau tidak diasuh oleh orang cedera pada anak usia toddler (Chi Square = 14,954, p
tuanya. = 0,005, dan Contingency Coefficient = 0,537).
3. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan Sehingga, hipotesis yang menyatakan bahwa ada
angket/kesioner secara langsung kepada orang tua hubungan pola asuh orang tua dengan terjadinya
tanpa adanya pendampingan secara langsung, cedera pada anak usia toddler di Desa Tanggul Kulon
yang dikhawatirkan orang tua cenderung secara Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember terbukti
subjektif dalam mengisi kuisioner penelitian yang kebenarannya atau Ha diterima.
dibagikan.
Saran
Implikasi Keperawatan
Mengacu pada hasil kesimpulan dan pembahasan, maka
Sebagaimana yang telah dihasilkan pada penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi profesi keperawatan Depkes RI. 2010. Penuntun Hidup Sehat (Pencegahan Kecelakaan), Jakarta:
Dalam memberikan penyuluhan tentang keperawatan Kemenkes RI.
keluarga, hasil penelitian ini dapat menjadi Erma. 2012. Makalah Tumbang Anak Usia
pertimbangan mengenai jenis-jenis pola asuh serta Toddler, http://coretanerma.blogspot.com/2012/03/makalah-
kelebihan dan kekurangan dari cara pola asuh tersebut tumbang-anak- usia toddler.html
maupun pola asuh mana yang dinilai mampu Gunarsa, S.D. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
meminimalisir terjadinya cedera pada anak usia
toddler. Hartono. 2008. Mencegah Kecelakaan Pada Bayi,
http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/.
Perawat dapat juga memberikan penyuluhan mengenai
manajemen rumah, problem solving, atau koping yang Hidayat, Alimul, Aziz. (2008). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan
baik terhadap masalah terjadinya cedera pada anak Ilmiah Jakarta: Salemba Medik
usia toddler. Hikmat, Mahi M. (2007). Karya Ilmiah dan Metode Penelitian. Bandung:
2. Bagi peneliti selanjutnnya LPPM Universitas Al-Ghifari.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan
Hourlock, Elizabeth B. (2005). Perkembangan anak jilid 1. Edisi keenam.
pola asuh orang tua dengan terjadinya cedera pada Alih bahasa :Tjandrasa & Zakarsih. Jakarta: Erlangga.
anak usia toddler. Maka dari itu, peneliti menyarankan
untuk penelitian yang akan datang untuk dilakukan Hourlock, Elizabeth B. (2012). Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan. Terjemahan (edisi kelima). Jakarta:
penelitian sejenis seperti dilihat bagaimana latar Erlangga.
belakang pendidikan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua, serta pengetahuan orang tua. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
penelitian selanjutnya dapat juga melihat pola asuh
orang tua yang mana yang paling berpengaruh Kuschithawati, S., Magetsari, R., Nawi. (2007). Faktor Risiko Terjadinya
terhadap terjadinya cedera pada anak usia toddler. Cedera Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Berita Kedokteran
Masyarakat.
3. Bagi orang tua anak usia toddler
Bagi orangtua anak usia toddler di Desa Tanggul Maryana. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Temper
Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tantrum pada Anak Usia Toddler Di Dukuh Pelem Kelurahan
Baturetno Banguntapan Bantul. Naskah publikas. Yogyakarta:
hendaknya menerapkan pola asuh yang tepat kepada sekolah tinggi ilmu kesehatan ‘aisyiyah.
anak, dan memberikan pengawasan dan kontrol kepada
anak, agar pertumbuhan dan perkembangan akan tidak Murwani, Arita. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi
Kasus. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.
terganggu akibat kekhawatiran dari orang tua akan
terjadinya cedera pada anak usia toddler. Pola asuh Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
yang tepat tentunya dapat meminimalisir peluang Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
terjadinya cedera pada toddler yang tentunya akan
berdampak psikologis atau trauma pada anak, anak Pillitteri, Adele. (2002). Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu & Anak.
akan berhenti melakukan hal yang dapat membuatnya Penerbit Buku Kedokteran.
trauma dan takut sehingga dapat mengakibatkan
Prasetya, G. Tembong. (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media
terganggunya proses tumbuh kembang anak Komputindo.
dikemudian hari.
Purwoko, S. (2006). Pertolongan Pertama dan RJP Pada Anak. Edisi 4.
Jakarta: Arcan.
Daftar Pustaka
Safir. (2010). Langkah-Langkah Mengantisipasi Resiko, Dikutip Dari
Tabloid Nova No. 639/XIII, http://www.mail-archive.com/balita-
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. anda@balita-anda.com
Jakarta: Rineka Cipta.
Santrock. Jhon W. (2004). Life-Span Development. New York: McGraw-
Astuti, H. (2005). Psikologi perkembangan masa dewasa, Surabaya: Usaha. Hill.

Atak, N., Karaoğlu, L., Korkmaz, Y., Usubütün, S. A Household Survey Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:
(2010). Unintentional Injury Frequency And Related Factors Among Graha Ilmu.
Children Under Five Years In Malatya. The Turkish Journal of
Pediatrics. Soetjiningsih. (2005).Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Sri Lestari. (2012). Psikologi Keluarga Jakarta: Prenada Media Group.
Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Sulistiyani. (2012). Kecelakaan Pada Anak, Resiko Dan Pencegahan,
Barus, Gendon. (2003). Memaknai Pola Pengasuhan Orang Tua Pada http://www.midewifehomes-mine.blogspot.com
Remaja, dalam Jurnal Intelektual vol.1 No.2 , September 2003.
Makassar: Jurusan Psikologi Universitas Negeri Makassar. Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Cockett, Andrea, & Day, Helen. 2010. Children’s High Dependency Nursing.
Jakarta: Wiley-Blackwell. Thoha, M. (2006). Prilaku Organisasi,Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Galia Urip, V. (2004). Menu Sehat Untu Balita. Jakarta: Penerbit Puspa Swara.
Indonesia.
Wahyuningsih, Wiwit, Jash, dan Metta Rahmadiana. (2003).
Mengkomunikasikan moral kepada anak. Jakarta : Elex Media
Komputindo.

Wardoyo, Najib Budi, Islami, dan Nor Asiyah. (2009). Hubungan Tingkat
Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Anak Di Rumah Desa Sumber Girang
RW 1 Lasem Rembang, Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan
Vol 2, No 1 (2011), Jakarta.

Wong, L.Donna. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (vol 1). Jakarta:
EGC.

World Books Childcraft. (2006). Menghindari Kecelakaan Pada Balita,


http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/menghindari-kecelakaan-
pada-balita.

Anda mungkin juga menyukai