Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri(mandi, berhias, makan, toileting). Personal hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Potter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri mandi yaitu hambatan kemampuan untuk
melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene. Defisit perawatan diri
menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti
pakaian, makan dan eliminasi. Jika seseorang tidak dapat melakukan semua
perawatan diri, situasi ini digambarkan sebagai defisit perawatan total.Namun,
diagnosis tersebut dapat diklasifikasi dalam masalah yang lebih spesifik,
dengan batasan karakteristiknya masingmasing,masalah-masalah ini dapat
berdiri sendiri atau dalam berbagai kombinasi, seperti Defisit perawatan
diri:mandi/hygiene (Nursing Interventions Clarification/NIC,2012).

B. Tanda Gejala
Menurut DEPKES (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor 10
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai normal
d. Cara makan tidak teratur
e. BAB dan BAK disembarang tempat

C. Klasifikasi
Menurut Nanda-I (2012), klasifikasi perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit Perawatan Diri : Mandi Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri
sendiri.
2. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri
sendiri.
3. Defisit Perawatan Diri : Makan Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan sendiri.
4. Defisit Perawatan Diri : Eliminasi Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
D. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan diri pada saat
stress

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stress (Ade, 2011)

E. Faktor Predisposisi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4. Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

F. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

G. Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart &


Sundeen, 2000) yaitu
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


Menurut Depkes (2000) proses yang mempengaruhi personal hygiene adalah
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
III. DATA FOKUS PENGKAJIAN
Data subyektif : klien mengatakan mandi 1x sehari, klien mengatakan
malas mandi, klien mengatakan jarang keramas kadang-kadang 1x
seminggu, klien mengatakan jarang gosok gigi, ganti baju 1x sehari. Dan
untuk data obyektifnya : rambut tidak rapi, badan bau, pakaian kotor,
nafas bau, klien tidak mau mandi. Berdasarkan data tersebut penulis
menegakkan diagnosa keperawatan, Defisit perawatan diri : berpakaian
dan mandi berhubungan dengan menurunnya motivasi klien untuk
melakukan perawatan diri.

IV. MASALAH KEPERAWATAN


Defisit perawatan diri
V. ANALISA DATA
No tanggal Data Masalah
keperawatan
Data subyektif Defisit perawatan
- Pasien merasa lemah diri
- Malas untuk beraktivitas
- Merasa tidak berdaya.
Data obyektif
- Rambut kotor, acak –
acakan
- Badan dan pakaian kotor
dan bau
- Mulut dan gigi bau.
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku panjang dan tidak
terawat

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Deficit perawatan diri b.d kemampuan tubuh yang menurun

VII. INTERVENSI KEPERAWATAN


Perencanaan
Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
evaluasi
Pasien Setelah ….x SP I - Kebersihan
mampu : pertemuan, - Identifikasi diri yang baik
- Mela pasien dapat kebersihan diri, akan
kukan menjelaskan berdandan, menghilangkan
kebersihan pentingnya : makan, dan bau pada tubuh
diri secara - Keber BAB/BAK dan membuat
mandiri sihan diri - Jelaskan kulit lembab
- Mela - Berda pentingnya
kukan ndan / kebersihan diri
berhias / berhias - Jelaskan alat
berdandan - Maka dan cara
secara n kebersihan diri
baik - BAB - Masukkan
- Mela / BAK dalam jadwal
kukan Dan mampu kegiatan pasien
makan melakukan
dengan cara
baik merawat
Melakukan diri
BAB /
BAK
secara
mandiri
SP 2
- Evaluasi
SP1
- Jelaskan
pentingnya
berdandan
- Latih cara
berdandan
- Untuk
pasien laki-laki
meliputi cara :
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Bercukur
- Untuk
pasien
perempuan
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Berhias
- Masukkan
dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3 - Untuk
- Evaluasi meningkatkan
kegiatan SP1 dan kemandirian
2 pada pasien
- Jelaskan - Makan yang
cara dan alat baik akan
makan yang meningkatkan
benar status nutrisi
- Jelaskan pada pasien
cara
mempersiapkan
makan
- Jelaskan
cara merapihkan
peralatan makan
setelah makan
- Praktek
makan sesuai
dengan tahapan
makan yang baik
- Latih
kegiatan makan
- Masukkan
dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 4 - BAB dan
- Evaluasi BAK yang tidak
kemampuan baik akan
pasien yang lalu menimbulkan
(SP1,2&3) penyakit pada
- Latih cara pasien
BAB & BAK
yang baik
- Menjelaska
n tempat
BAB/BAK yang
sesuai
- Menjelaska
n cara
membersihkan
diri setelah
BAB/ BAK
Keluarga Setelah ….x SP 1 - Keluarga
mampu : pertemuan - Identifikasi harus mampu
Merawat keluarga masalah merawat pasien
anggota mampu keluarga dalam untuk
keluarga meneruskan merawat pasien meningkatkan
yang melatih dengan masalah tingkat
mengalami pasien dan kebersihan diri, kemandirian dan
masalah mendukung berdandan, kesembuhan
kurang agar makan, pada pasien
perawatan kemampuan BAB/BAK
diri pasien dalam - Jelaskan
perawatan defisit
dirinya perawatan diri
meningkat - Jelaskan
cara merawat
kebersihan diri,
berdandan,
makan,
BAB/BAK
- Bermain
peran cara
merawat
- Rencana
tindak lanjut
keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien

SP 2 - Agar
- Evaluasi SP keluarga dan
1 pasien merasa
- Latih nyaman ketika
keluarga keadaan tubuh
merawat pasien bersih
langsung ke
pasien,
kebersihan diri
dan berdandan
- RTL
keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien
SP 3 - Cara makan
- Evaluasi yang baik akan
kemampuan SP meningkatkan
2 nutrisi pada
- Latih pasien
keluarga
merawat
langsung ke
pasien cara
makan
- RTL
keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien
SP 4 - Untuk
- Evaluasi meninjau
kemampuan kembali
keluarga kemampuan
- Evaluasi keluarga dalam
kemampuan merawat pasien
pasien
- RTL
Keluarga :
- Follow Up

Anda mungkin juga menyukai