D. Rentan Respon
ADAPTIF MALADAPTI
F
Keterangan :
1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan,
yakin, dan kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang
yang masih normal dialami individu yang mengalami perkembangan
perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti
perilaku merusak, mengebut, berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam
rekreasi yang berisiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang
menyimpang secara sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri
yang dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri
sendiri, tanpa bantuan orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk
melukai tubuh. Bentuk umum perilaku pencederaan diri termasuk melukai
dan membakar kulit, membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai
tubuhnya sedikit demi sedikit, dan menggigit jari.
5. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
untuk mengakhiri kehidupan.
E. Klasifikasi
Jenis Bunuh Diri
A. Bunuh diri egoistik
Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
B. Bunuh diri altruistik
Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
C. Bunuh diri anomik
Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi individu.
F. Faktor Predisposisi
Stuart (2006) Menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang
perilakuresiko bunuh diri meliputi:
1. Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat klien berisiko untuk bunuh diri
yaitugangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan
resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian,kehilangan
yangdini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
4. Biologis
5. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan
biologisyang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti
percaya bahwa adagangguan pada level serotonin di otak, dimana
serotonin diasosiasikandengan perilaku agresif dan kecemasan.
Penelitian lain mengatakanbahwa perilaku bunuh diri merupakan
bawaan lahir, dimana orang yang suicidalmempunyai keluarga yang
juga menunjukkan kecenderungan yang sama.Walaupun demikian,
hingga saat ini belum ada faktor biologis yangditemukan berhubungan
secara langsung dengan perilaku bunuh diri
6. Psikologis
Leenars (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengidentifikasi tiga
bentuk penjelasan psikologis mengenai bunuh diri. Penjelasan yang pe
rtama didasarkan pada Freud yang menyatakan bahwa “suicide is
murder turnedaround 180 degrees”, dimana dia mengaitkan antara
bunuh diri dengankehilangan seseorang atau objek yang diinginkan.
Secara psikologis,individu yang beresiko melakukan bunuh diri
mengidentifikasi dirinyadengan orang yang hilang tersebut. Dia
merasa marah terhadap objek kasihsayang ini dan berharap untuk
menghukum atau bahkan membunuh orangyang hilang tersebut.
Meskipun individu mengidentifikasi dirinya denganobjek kasih
sayang, perasaan marah dan harapan untuk menghukum jugaditujukan
pada diri. Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi
7. Sosiokultural
Penjelasan yang terbaik datang dari sosiolog Durkheim yang
memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu
denganmasyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi
dan teraturatau tidak dengan masyarakatnya
G. Faktor presipitasi
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian
yangmemalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan
umum. kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Selain itu,
mengetahui seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau
terpengaruh media untuk bunuh diri, jugamembuat individu semakin
rentan untukmelakukan perilaku bunuh diri.Faktor pencetus seseorang
melakukan percobaan bunuh diri adalah perasaanterisolasi karena
kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubunganyang
berarti, kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres,
perasaanmarah/bermusuhan dan bunuh diri sebagai hukuman pada diri
sendiri, serta cara utukmengakhiri keputusasaan.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku
pengerusakan diri tak langsung adalah pengingkaran (denial).
Sementara, mekanisme koping yang paling menonjol adalah
rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.