Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LAPORAN FORUM GROUP DISCUSSION

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERAN PEDAGOGIS


PERAWAT: SISWA KEPERAWATAN BELAJAR DI LINGKUNGAN KLINIS
(Disusununtukmemenuhisalahsatutugas Blok 3.2 Nursing Education)

DisusunOleh:
Kelompok4
S1 Keperawatan A
AdiNugraha 4002150218
AsriWiwi M 4002150128
Budi Darmawan 4002150051
Ela Rosi’ah 4002150112
IntanCahayaTimur 4002150248
IrvanSiswanto 4002150103
MetiApriani 4002150006
Priliany Mala Fauzyah 4002150057
Syifa Norma Utami 4002150209

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Denganmenyebutnama Allah SWT yang MahaPengasihlagiMahaPanyayang, Kami


panjatkan puja danpujisyukurataskehadirat-Nya, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah,
daninayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikanmakalahini.
    LaporanJurnalinitelah kami
susundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlanca
rpembuatanmakalahini. Untukitu kami
menyampaikanterimakasihkepadapihakygtelahberkontribusidalampembuatanmakalahini.
Akhir kata kami berharapsemogamakalahinimemberikanmanfaatterhadappembaca.
   
                                                                                   
Bandung, 6November 2017

                                                        Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pendidikankesehatantelahdianggapsebagaiaspekpentingkeperawatanselamabertahu
n-tahun. Untukbisamemberipendidikan Kesehatan,
siswakeperawatanperlumengetahuitentangisi program
pendidikankesehatandanperanpedagogisperawat.
Mahasiswakeperawatan untukmemperolehpengetahuantentangperanpedagogisperawat,
merekamelakukanpembelajarandi mana
tugasmerekamengeksplorasiperanpedagogisperawat di
bangsalselamasatuminggudalamdelapanmingguklinisrotasi. Sebuahstudikemudiandilaku
kanuntukmengeksplorasiapakahtugasbelajartersebutmempengaruhikesadaransiswaterhad
apperanpedagogisperawat. Duapuluhtigasiswasarjanakeperawatantahunketiga, 12 di
tahun 2007 dan 11 di tahun 2008, berpartisipasidalamwawancarakelompok.

Temuanmenunjukkanbahwasiswamenjadilebihsadarakanperanpedagogisperawatsetelahsa
tumingguMenjelajahipendidikanpasiendenganperawatlingkungan.
 Para siswameningkatkankesadarandidirikanataspengalamanmereka,
yangperawatjarangmerencanakanpendidikankesehatandaninformasiyang diberikan
Selanjutnyabahwastafperawattidakmelakukannyamemanfaatkanmateripendidikan yang
direncanakanuntukpendidikanpasienmerekadanmerekajarangmendokumentasikanpendidi
kankesehatan.Terlepasdaritemuanini,
pasienumumnyadiberitahuselamainteraksiperawatan.

B. Tujuan
 Mengetahuiperanmahasiswa perawatdalampendidikan kesehatan pedagogis
 Mengetahuipendidikan kesehatan pedagogis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PendidikanKesehatan
Banyakdarikita yang
sudahdiajarkanpentingnyakesehatansejakmenginjakpendidikansekolahdasarhinggabangku
sekolahmenengahatas. Sehinggaketikakitadewasa, kitabisamengetahui mana yang
bergunabagikesehatandan mana yang bisamenurunkankesehatan.
Jikakitamaknailebihlanjut,
sebenarnyaadabeberapatujuanmengapapendidikankesehatanituperludiberikan. Antara
lain:
1. Tercapainyaperubahanperilakuindividu, keluargadanmasyarakat,
dalammembinadanmemeliharaperilakusehatdanlingkungansehat,
sertaperanaktifdalamupayamewujudkanderajatkesehatanyg optimal.
2. Terbentuknyaperilakusehatpadaindividu,
keluargadanmasyarakatygsesuaidengankonsephidupsehatbaikfisik, mental dan
social sehinggadapatmenurunkanangkakesakitandankematian.
Berikutinijugaadabeberapasumberdarikalanganahlidaninstitusimengenaitujuanpendidikan
kesehatan, antara lain:
1. Menurut WHO
tujuanpenyuluhankesehatanadalahuntukmengubahperilakuperseorangandanatauma
syarakatdalambidangkesehatan (Effendy, 1997).
2. Tujuanutamapendidikankesehatanadalah agar orang
mampumenerapkanmasalahdankebutuhanmerekasendiri,
mampumemahamiapaygdapatmerekalakukanterhadapmasalahnya,
dengansumberdayaygadapadamerekaditambahdengandukungandariluar,
danmampumemutuskankegiatanygtepatgunauntukmeningkatkantarafhidupsehatdan
kesejahteraanmasyarakat (Mubarak, 2009).
3. MenurutUndang-undangKesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO,
tujuanpendidikankesehatanadalahmeningkatkankemampuanmasyarakatuntukmeme
liharadanmeningkatkanderajatkesehatan; baiksecarafisik, mental dansosialnya,
sehinggaproduktifsecaraekonomimaupun social, pendidikankesehatandisemua
program kesehatan; baikpemberantasanpenyakitmenular, sanitasilingkungan,
gizimasyarakat, pelayanankesehatan, maupun program kesehatanlainnya
(Mubarak, 2009).
Jaditidak lain
adalah tujuanpendidikankesehatan itusebenarnyasupayamanusiamemperolehpengetahuan
danpemahamanpentingnyakesehatansupayatercapaiperilakukesehatansehinggadapatmenin
gkatkanderajatkesehatanfisik, mental dansosial, danyang
lebihpentingadalahmenjadimanusia yang produktifsecaraekonomimaupun social.
Peranperawatdalamtugassehari-harinya,
tidakhanyamemberikanasuhankeperawatansecaraholistikkepadaklien. Perawat
professional dapatmemelikiperan yang multi peran.
Peranperawatdiantaranyasebagaipemberiasuhankeperawatan, pendidik (edukator),
advokasi, danmasihbanyaklagi. Dalamhalpemberianedukasitentangkesehatantentunya,
seorangperawatdapatmemberikanpendidikanatauedukasikepadaklienataupasien,
individual ataupunkepadakelompok  perorangantertentu.
Perawatmemberikanpendidikanatauedukasidalamrangkapelayanankesehatandenganberba
gaitujuandanmanfaat.
Pendidikandalampelayanankesehatanmengacujugapadaedukasipadaklien.
Kliensemakinmenyadarikesehatandaningindilibatkandalampemeliharaankesehatan.
Perawatatautimkesehatanharusmemeberikanedukasikesehatanpadatempat yang
nyamandandikenalolehklien (Potter&Perry, 2009).
Sedangkantempatpenyelenggaraanpendidikankesehatandapatdilakuakan di
isntitusipelayananantaraalainpuskesmas, RumahSakit, Klinik,
Sekolahataupunpadamasayarakatberupakeluargabinaan (Rocahdi, 2011).

TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau


meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain),
dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)

Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi
untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan:

 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2)   Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3)   Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4)   Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain.

5)   Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
– bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6)   Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau obyek.

1. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1)   Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).

2)   Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.

3)   Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.

4)   Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan
sikap yang paling tinggi.

1. Praktik atau tindakan (practice)

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:

1)   Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2)   Respon terpimpin (guided response)

Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah
merupakan indikator praktik tingkat dua.

3)   Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4)   Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
RUANG LINGKUNG PENDIDIKAN KESEHATAN

Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari
berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau tempat
pelaksanaan pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

1. Aspek Kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat aspek
pokok yaitu:

1. Promosi ( promotif )
2. Pencegahan ( preventif )
3. Penyembuhan ( kuratif )
4. Pemulihan ( rehabilitatif )

1. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima


yaitu:

1. Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)


2. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah   dengan sasaran murid.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang
bersangkutan.
4. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus, stasiun,
bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
5. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit, Puskesmas,
Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.

1. Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5


tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut;

1. Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan sanitasi
lingkungan.
2. Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
4. Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
5. Rehabilitasi (pemulihan).

2.4 PENTINGNYA PENDIDIKAN KESEHATAN


Banyak dari kita yang sudah diajarkan pentingnya kesehatan sejak menginjak pendidikan
sekolah dasar hingga bangku sekolah menengah atas. Sehingga ketika kita dewasa, kita bisa
mengetahui mana yang berguna bagi kesehatan dan mana yang bisa menurunkan
kesehatan.Jika kita maknai lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa alasan mengapa pendidikan
kesehatan itu Penting dan perlu diberikan. Antara lain:

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.
3. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu
memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada
pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg
tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat

2.5 KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Konsep dasar
pendidikan adalah proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih
matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Berangkat dari suatu asumsi bahwa
manusia sebagai makhluk social dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup
didalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih
dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan
tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.

Kegiatan belajar tiu mempunyai ciri-ciri :

1)      Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan diri pada individu, kelompok
atau masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial

2)      Hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru
yang berlaku untuk waktu yang relative lama

3)      Perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena kebetulan

Bertolak dari konsep pendidikan, maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar
pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi
mampu dan lain sebagainya.

 
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok
atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (Prilaku) nya/mereka untuk mencapai
kesehatannya/mereka secara optimal. Batasan-batasan konsep pendidikan kesehatan yang
sering dijadikan acuan antara lain dari : Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain
sebagainya.

PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya
sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

2.8 PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada


H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar
terhadap status kesehatan. Disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua. Pelayanan
kesehatan, dan keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan.

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3 faktor
pokok yakni :

1)      Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)

2)      Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)

3)      Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan
adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau
masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah
suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

 2.9 PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Kegiatan belajar terdapat tiga
persalan pokok, yakni :
1. Persoalan masukan (input)

Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran
didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya.

2. Persoalan proses

Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (prilaku)
pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh timbale balik antara
berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan
teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

3. Keluaran (output)

Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan
perilaku dari subjek belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok besar, yakni :
Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan, instrumental, dan subjek belajar. Faktor
instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-
alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar,
organisasi dan sebagainya
BAB III
ANALISA JURNAL

Para siswatidakmemilikimasalahdalammenemukanundang-
undangdanpedomannasionalmengenaipendidikankesehatan. MelaluiwawancaradenganStafdar
iPusatPembelajarandanPenguasaan, para
siswamenjadisadarbahwapusattersebutmemilikilebihbanyakpanduanuntukkesehatanpendidika
n.
Temuanmenunjukkanbahwasiswamenjadilebihsadarakanperanpedagogisperawatsetela
hsatuminggu. Menjelajahipendidikanpasiendenganperawatlingkungan. Para
siswameningkatkankesadarandidirikanataspengalamanmereka, yang
adalahbahwaperawatjarangmerencanakanpendidikankesehatandaninformasi yang
diberikan. Selanjutnyabahwastafperawattidakmelakukannyamemanfaatkanmateripendidikan
yang
direncanakanuntukpendidikanpasienmerekadanmerekajarangmendokumentasikanpendidikan
kesehatan. Terlepasdaritemuanini, pasienumumnyadiberitahuselamainteraksiperawatan.
penelitian ini menunjukkan bahwa tugas belajar meningkatkan kesadaran kritis siswa tentang
perawat
peran pedagogis dan tuntutan hukum terkait pekerjaan ini. Apa yang berkontribusi terhadap
peningkatan kesadaran ini, kita asumsikan,
Keduanya merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dan juga diskusi antar siswa di
penghujung setiap harinya. Mereka
diskusi terkait dengan pengalaman dan literatur yang mereka temukan tentang peran
pedagogis perawat. Ini
Jenis tugas belajar dapat diterapkan dengan mudah ke mata pelajaran lain selama penempatan
klinis dan dengan demikian dapat membantu siswa
Kenali bagaimana ekspektasi profesional terhadap peran perawat dilakukan. Penelitian lebih
lanjut mungkin menyelidiki apakah
siswa yang berpartisipasi dalam tugas belajar ini merasa lebih siap dan percaya diri saat
mengantarkan pendidikan kesehatan sebagai
RN dibandingkan dengan siswa lainnya.

BAB IV
KESIMPULAN

Temuanpenelitianpadajurnal yang kami


telaahmenunjukkanbahwatugasbelajarmeningkatkankesadarankritissiswatentangperawatperan
pedagogisdantuntutanhukumterkaitpekerjaanini. Keduanyamerupakankegiatan yang
dilakukansiswadanjugadiskusiantarsiswasetiapharinya. Merekamelakukandiskusiterkaitdenga
npengalamandanliteratur yang
merekatemukantentangperanpedagogisperawat. Jenistugasbelajarinidapatditerapkandenganm
udahkematapelajaran lain
selamapenempatanklinisdandengandemikiandapatmembantusiswauntukmengenalibagaimana
ekspektasiprofesionalterhadapperanperawatdilakukan. Penelitianlebihlanjutmungkinmenyelid
ikiapakahsiswa yang
berpartisipasidalamtugasbelajarinimerasalebihsiapdanpercayadirisaatmengantarkanpendidika
nkesehatandibandingkandengansiswalainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2009. IlmuKeperawatanKomunitas; KonsepdanAplikasi.


Jakarta :SalembaMedika.
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental KeperawatanBuku 1 Ed. 7.
Jakarta: SalembaMedika.

Anda mungkin juga menyukai