Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM II

BIOKIMIA

“IDENTIFIKASI LIPID”

Disusun oleh :

Nama : Putri Margaretha Glaudy Pani

NIM : 19101105032

Program studi : Farmasi

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020
IDENTIFIKASI LIPID

A. Prosedur
1. Tes Daya Larut Lipid
 Alat dan Bahan
 Aquades
 HCl 2N
 Na2CO3
 Alkohol
 Kloroform
 Eter
 Pipet
 Tabung reaksi
 Cara Kerja
Tabung yang pertama :
 Pipet 2 ml air masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahakan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kemudian dikocok dan amati perubahan yang terjadi
Tabung yang kedua :
 Pipet 2 ml HCl masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kocok dan amati perubahan yang terjadi
Tabung ketiga :
 Pipet 2 ml Na2CO3 1% masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahakan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kocok dan amati perubahan yang terjadi
Tabung keempat :
 Pipet 2 ml alcohol masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kocok dan amati perubahan yang terjadi
Tabung kelima :
 Pipet 2 ml kloroform masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kocok dan amati perubahan yang terjadi
Tabung keenam
 Pipet 2 ml eter masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes minyak kedalam tabung reaksi
 Kocok dan amati perubahan yang terjadi

2. Tes keasaman minyak


 Alat dan Bahan
 Minyak kelapa
 Minyak tengik
 Kertas lakmus
 Cara kerja
 Celupkan kertas pH kedalam minya kelapa
 Lihat nilai pada pH indicator
 Celupkan kertas pH kedalam minyak tengik
 Lihat nilai pada pH indicator

3. Tes pembentukkan emulsi


 Alat dan Bahan
 Minyak kelapa
 Minyak tengik
 Na2CO3 0,5%
 Tabung reaksi
 Pipet
 Cara kerja
 Siapkan 3 tabung reaksi
 Tambahakan 3 ml air pada masing-masing tabung reaksi
 Tabung pertama, tambahkan 2 tetes minyak kelapa. Kemudian dikocok
 Tabung yang kedua tambahkan 2 tetes minyak kelapa dan 2 tetes Na2CO3
0,5. Kemudian dikocok
 Tabung yang ketiga tambahkan 2 tetes minyak tengik dan Na2CO3 kemudian
dikocok
 Amati perubahan larutan pada setiap tabung reaksi

4. Tes Benedict Kuantitatif


 Alat dan Bahan
 Gliserol
 Benedict
 Pipet
 Tabung reaksi
 Cara kerja
 Pipet 3 ml larutan benedict, masukkan kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 5 tetes gliserol
 Kemudian larutan dipanaskan
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi
 Tambahkan 20 tetes gliserol
 Kemudian panaskan kembali
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi
 Selanjutnya tambahkan 60 tetes gliserol
 Dan dipanaskan kembali
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi

5. Tes Dunstan
 Alat dan Bahan
 Gliserol
 Ppt
 Larutan borax
 Pipet
 Tabung reaksi
 Cara kerja
 Pipet 5 ml larutan borax kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 2 tetes ppt
 Amati perubahan yang terjadi
 Kemudian tambahkan gliserol tetes demi tetes sampai warna hilang
 Setelah warna hilang, larutan dipanaskan
 Amati perubahan warna yang terbentuk

6. Tes Salkousky
 Alat dan Bahan
 Kloroform
 H2SO4 pekat
 Minyak
 Tabung reaksi
 pipet
 Cara kerja
 Masukkan sedikit sampel (minyak) kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 1 ml kloroform
 Lalu tambahkan H2SO4 melalui dinding tabung
 Amati lapisan yang terbentuk

7. Tes Lieberman Bunchand


 Alat dan Bahan
 Minyak (sampel)
 Kloroform
 Asam cuka anhidrat
 H2SO4 pekat
 Pipet
 Tabung reaksi
 Cara kerja
 Masukkan sedikit sampel (minyak) kedalam tabung reaksi
 Tambahkan 1 ml kloroform
 Kemudian tambahkan 10 tetes asam cuka anhidrat
 Dan tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat
 Amati perubahan yang terjadi

B. Hasil Pengamatan
1. Tes Daya Larut Lipid

Tabung Sampel Pelarut Kelarutan


Larut Tidak Larut
1 Minyak air - Tidak Larut
2 HCL - Tidak Larut
3 Na2CO3 1% - Tidak Larut
4 alkohol - Tidak Larut
5 Kloroform Larut -
6 Eter Larut -

Pembahasan :
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute)
untuk larut dalam zat pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Minyak adalah salah satu kelompok
yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organic yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar, misalnya dietil eter, kloroform, benzene
dan hidrokarbon lainnya. (Kusnandar, 2010)
Pada uji kelarutan lemak digunakan 6 sampel, yaitu air, HCl, Na2CO3, alcohol,
kloroform dan eter. Pada sampel kloroform dan eter menunjukkan hasil minyak terlarut dalam
kloroform dan eter karena kedua sampel tersebut merupakan senyawa non polar sehingga dengan
minyak dapat saling tarik menarik antar molekul. Hal ini sudah sesuai dengan yang ditulis oleh
Kusnandar (2010) bahwa lemak atau minyak bersifat non polar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut organic non polar.

2. Tes Keasaman Minyak

Sampel pH Keterangan
Minyak kelapa 5 Indicator pH menunjukkan minyak kelapa memiliki Ph asam
Minyak tengik 4 Indikator pH menunjukkan minyak tengik memiliki pH asam
Pembahasan :
Uji keasaman minyak dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. Pada
percobaan ini digunakan 2 jenis minyak yaitu minyak kelapa dan minyak tengik. Pengukuran pH
menggunakan pH indicator. Hasilnya menunjukkan minyak kelapa memiliki pH 5 atau memiliki
sifat asam. Begitu pula dengan minyak tengik yang menunjukkan pH 4 dengan demikian
memiliki sifat asam. Menurut teori minyak kelapa seharusnya bersifat netral atau memiliki pH 7,
pH 5 yang diperoleh dari percobaan ini dikarenakan sampel minyak kelapa telah terhidrolisis dan
teroksidasi yang menghasilkan aldehid, keton dan asam-asam lemak bebas.

Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudh tengik bersifat
asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida,
keton dan asam-asam lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat
oleh adanya cahaya, kelembapan, pemanasan, aksi mikroba dan katalis logam tertentu, seperti
Fe, Ni atau M. sebaliknya zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut
antioksidan misalnyatokoferol (vitamin E), asam askorbat (Vitamin C), polifenol, hidroquinon
dan flavonoid. (Poedjiadi, 2009)

3. Tes Pembentukkan emulsi

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Air 3 ml 3 ml 3 ml
Minyak kelapa 2 tetes 2 tetes -
Na2CO3 - 2 tetes 2 tetes
Minyak tengik - - 2 tetes
Hasil Tidak ada emulsi ? ?
Pembahasan :
4. Tes Benedict Kuantitatif

SAMPLE HASIL KETERANGAN


Larutan benedict + 5 tetes Menjadi warna hijau (+)
gliserol+ dipanaskan kebiruan
Larutan benedict + 5 tetes Menjadi warna hijau tua (+)
gliserol+20 tetes gliserol
+ dipanaskan
Larutan benedict + 5 tetes Menjadi warna merah bata (+)
gliserol+ 20 tetes
gliserol+ 60 tetes gliserol
+ dipanaskan
Pembahasan :
Pada uji benedict kuantitatif dilakukan dengan penambahan gliserol pada larutan
benedict. Pada tahap pertama ditambahkan 5 tetes gliserol dan menunjukkan hasil berwarna hijau
kebitruan setelah dipanaskan. Pada tahap kedua ditambahkan lagi 20 tetes gliserol dan
mendapatkan hasil berwarna hijau tua setelah dipanaskan. Pada tahap ketiga ditambahkan lagi 60
tetes gliserol dan mendapatkan hasil berwarna merah bata setelah dipanaskan. Semua hasilnya
menandakan hasil yang positif karena benedict mampu mengoksidasi gliserol sehingga
menghasilkan aldehid atau keton bebas. Warna yang terbentuk pada setiap tahap berbeda karena
warna yang terbentuk tergantung pada jumlah gula didalamnya. Fungsi dari dilakukan
pemanasan adalah agar warna yang terbentuk lebih jelas dilihat sebab partikel glukosa akan
terpecah (Pedjiaji, 1994)

5. Tes Dunstan
6. Tes Salkousky

Perubahan warna yang


Hasil Pengamatan
terjadi
Lapisan kloroform
berwarna merah, lapisan
asam sulfat berwarna
Uji Salkowsky +
bening kekuningan dan
terdapat florosensi warna
hijau
Pembahasan :

Prinsip uji Salkowski ialah apabila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam
molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan
warna karakteristik (Poedjiadi 1994). Prinsip uji Lieberman Buchard ialah kolesterol dengan
asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk warna hijau kecoklatan. Absorben
warna ini sebanding dengan kolestrol dalam sampel (Poedjiadi 1994). Hasil percobaan uji
Salkowski menunjukkan bahan uji terdapat kolesterol, ditandai dengan terbentuknya warna
merah. Hasil percobaan uji Lieberman Buchard menunjukkan bahan uji terdapat kolesterol,
ditandai dengan terbentuknya warna hijau yang sesuai dengan prinsip ujinya. Perekasi
Lieberman Buchard merupakan campuran antara asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat.
Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid
yang akan membentuk turunan asetil di dalam kloroform. Fungsi dari penambahan asam sulfat
pekat pada uji Salkowski dan Lieberman Buchard ialah membentuk kompleks warna. Fungsi
kloroform anhidrat pada uji Salkowski ialah melarutkan kolesterol (Lehninger 1988).

7. Tes Lieberman Bunchand

Sampel Perubahan Warna Ket


Awal Ditambah Ditambah Ditambah
Kloroform asam cuka asam sulfat
anhidrat
Minyak bening bening Biru kehijauan Hijau Adanya
kolesterol
Pembahasan :
Prinsip uji kolesterol dengan Lieberman Bunchad adalah mengidentifikasi adanya
kolesterol dengan penambahan asam sulfat kedalam campuran. Reaksi positif uji ini ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi hijau tua.

C. Kesimpulan

D. Daftar Pustaka
Lehninger, A. L. 1988. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Terjemahan. Penerjemah: Maggy
Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga.
Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan Komponen Mikro. Dian Rakyat. Jakarta
Poedjiaji, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Poedjiadi, anna dan supriyanti, F.M. titin. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).

Anda mungkin juga menyukai