Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPID
Senin, 21 Februari 2022

Disusun Oleh :
IRCHI AMANDA AZ’ZAHRA
2107101010056
KELAS A-05

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021/2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mahasiswa mampu menunjukkan sifat dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif, serta
mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.

1.2 Cara Kerja


1.2.1 Uji Kelarutan
Cara kerja : A. Uji Noda Lemak
a. Sediakan 5 tabung reaksi dan diisi dengan:
- Tabung 1 : minyak 2 tetes + air 2 ml
- Tabung 2 : minyak 2 tetes + alkohol dingin 2 ml
- Tabung 3 : minyak 2 tetes + alkohol panas 2 ml
- Tabung 4 : minyak 2 tetes + eter 2 ml
- Tabung 5 : minyak 2 tetes + kloroform 2 ml
b. Aduk dengan baik, lalu ambil sedikit larutan tadi dan teteskan di atas kertas sarin.
c. Biarkan kertas saring mengering lalu amati ada atau tidaknya noda lemak pada kertas
tersebut.

Cara kerja : C
a. Masukkan 1 ml minyak kelapa dan 3 ml air ke dalam tabung reaksi, kocok.
b. Tambahkan 2 ml air dan panaskan di atas penangas air mendidih.
c. Perhatikan apa yang terjadi.
d. Tambahkan 1 ml Na2CO3 0,5%. Kocok lagi dan perhatikan apa yang terjadi.
e. Apa pengaruh Na2CO3 terhadap stabilitas emulsi?

Cara kerja : D
a. Sediakan 5 tabung reaksi dan diisi dengan:
- Tabung 1 : minyak 2 tetes + air 2 ml
- Tabung 2 : minyak 2 tetes + alkohol dingin 2 ml
- Tabung 3 : minyak 2 tetes + alkohol panas 2 ml
- Tabung 4 : minyak 2 tetes + eter 2 ml
- Tabung 5 : minyak 2 tetes + kloroform 2 ml
b. Tambahkan sedikit asam palmitat ke dalam masing-masing tabung, aduk.
c. Lakukan uji noda lemak seperti point A.
d. Amati noda lemak yang terbentuk pada kertas saring.

1.2.2 Uji Bau


Cara kerja :
a. Sediakan 3 buah tabung reaksi dan isi dengan:
- Tabung a: 3 tetes minyak makan
- Tabung b: 3 tetes gliserol
- Tabung c: 3 tetes asam palmitat
b. Panaskan tiap tabung dengan hati-hati di atas nyala korek api.
c. Cium bau yang keluar dan simpulkan perbedaan bau yang timbul.

1.2.3 Uji Akrolein


Cara kerja :
a. Sediakan 3 buah tabung reaksi dan isi dengan:
- Tabung a: 10 tetes minyak makan
- Tabung b: 10 tetes gliserol
- Tabung c: sedikit asam palmitat
b. Tambahkan kristal KHSO4 ke dalam setiap tabung dengan volume yang sama.
c. Panaskan dengan hati-hati dan cium bau yang keluar.

1.3 Hasil Pengamatan


Uji Kelarutan
Prosedur/ Cara kerja Hasil Pengamatan
Tab 1. Minyak 2 tetes + 2 ml air Tidak ada bercak

Tab 2. Minyak 2 tetes + 2 ml alkohol dingin Ada bercak (+)

Tab 3. Minyak 2 tetes + 2 ml alkohol panas Ada bercak (++)

Tab 4. Minyak 2 tetes + 2 ml eter Ada bercak (+++)

Tab 5. Minyak 2 tetes + 2 ml kloroform Ada bercak (+++)


Prosedur/ Cara kerja Hasil Pengamatan
Tab 1. Minyak kelapa 1 ml + 3 ml air → Stabil
kocok + 2 ml air → panaskan +
Na2CO3 0,5% 1 ml

Prosedur/ Cara kerja Hasil Pengamatan


Tab 1. Minyak 2 tetes + 2 ml air + asam Tidak ada bercak
palmitat
Tab 2. Minyak 2 tetes + 2 ml alkohol dingin Ada bercak (+)
+ asam palmitat
Tab 3. Minyak 2 tetes + 2 ml alkohol panas + Ada bercak (++)
asam palmitat
Tab 4. Minyak 2 tetes + 2 ml eter + asam Ada bercak (+++)
palmitat
Tab 5. Minyak 2 tetes + 2 ml kloroform + Ada bercak (+++)
asam palmitat

Uji Bau
Prosedur/ Cara kerja Hasil Pengamatan
Tab 1. Minyak makan 3 tetes → dipanaskan Bau (+++)
Tab 2. Gliserol 3 tetes → dipanaskan Bau (++)
Tab 3. Asam Palmitat 3 tetes → dipanaskan Bau (+)

Uji Akrolein
Prosedur/ Cara kerja Hasil Pengamatan
Tab 1. Minyak makan 10 tetes + Kristal Bau menyengat (+++), kuning
KHSO4 → dipanaskan
Tab 2. Gliserol 10 tetes + Kristal KHSO4 → Bau menyengat (++), kuning
dipanaskan
Tab 3. Asam Palmitat 3 tetes Kristal KHSO4 Bau menyengat (+), kecoklatan
→ dipanaskan
Gambar Hasil Pengamatan

Gambar 1. Uji kelarutan (air) Gambar 2. Uji kelarutan (alkohol Gambar 3. Uji kelarutan
dingin) (alkohol panas)

Gambar 4. Uji Kelarutan (ester) Gambar 5. Uji Kelarutan Gambar 6. Uji kelarutan
(kloroform) (minyak kelapa)

Gambar 7. Uji Bau (minyak, Gambar 8. (minyak+alkohol Gambar 9.(minyak+alkohol


gliserol, asam palmitate) dingin +asam palmitat) panas +asam palmitat)
Gambar 10. (minyak+eter+asam Gambar 11. (minyak+kloroform Gambar 12. Uji akrolein
palmitat) +asam palmitat) (minyak makan)

Gambar 13. Uji akrolein Gambar 14. Uji akrolein (asam


(gliserol) palmitat)
BAB II PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama uji kelarutan Sampel yang digunakan adalah minyak makan
yang dilarutkan dalam beberapa pelarut diantaranya yaitu air, alcohol panas, alcohol dingin, eter,
dan kloroform. Lemak merupakan senyawa yang hanya larut dalam pelarut organic nonpoloar.
Hasil yang didapatkan pada sampel 1 adalah tidak adanya bercak pada kertas saring hal ini
karena pelarut yang digunakan adalah pelarut polar yaitu air yang tidak dapat melarutkan lipid.
Untuk sampel lainnya didapatkan hasil berupa adanya bercak pada kertas saring karena pelarut
yang digunakan termasuk pelarut nonpolar. Untuk uji menggunakan pelarut air yang
ditambahkan natrium karbonal didapatkan hasil berupa larutan lipid menjadi stabil karena
bersifat nonpolar yang melarutkan larutan ini. Hasil bercak terbanyak didapat pada sampel yang
menggunakan pelarut kloroform dan eter karena pelarut ini melarutkan lipid dengan baik.
Pada percobaan kedua uji bau ditemukan hasil yaitu: Pada Tabung pertama dimana 3
tetes minyak makan dipanaskan maka akan tercium bau yang menyengat, hal ini dikarenakan
proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Tabung
kedua dimana 3 tetes gliserol dipanaskan, maka akan tercium bau yang menyengat, hal ini
dikarenakan proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam gliserol.
Pada Tabung kedua dimana 3 tetes asam palmitat dipanaskan, maka akan tercium bau yang
menyengat, hal ini dikarenakan proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak
jenuh dalam asam palmitat.
Pada percobaan ketiga uji akrolin ditemukan hasil yaitu: Pada Tabung pertama dimana 3
tetes minyak makan dipanaskan maka akan tercium bau yang menyengat, hal ini disebabkan oleh
terdehidrasinya asam lemak. Pada Tabung kedua dimana 3 tetes gliserol dipanaskan, maka akan
tercium bau yang menyengat, hal ini disebabkan oleh terdehidrasinya asam lemak. Pada Tabung
kedua dimana 3 tetes asam palmitat dipanaskan, maka akan tercium bau yang menyengat, hal ini
disebabkan oleh terdehidrasinya asam lemak. Uji Akrolein terjadi dehidrasi gliserol dalam
bentuk bebas atau dalam bentuk lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Uji
akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan
setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol
akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.
LANDASAN TEORI

Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan dan
kira-kira 40% dari yang manusia makan setiap hari. Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa
organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil-eter. Sifat dari lipid antara lain, lipid mudah larut
dalam pelarut non polar seperti kloroform, karbon disulfida dan lainnya, karena semakin panjang
rantai asam lemak kelarutan dalam air akan berkurang. Selain itu, jika asam lemak yang terdapat
dalam minyak memiliki berat molekul rendah maka jumlah gliseridanya semakin banyak dan
menyebabkan bilangan penyabunan meningkat. Serta, lipid dalam mengalami kerusakan yang
ditandai dengan munculnya perubahan bau dan cita rasa yang disebabkan oleh pengaruh enzim,
pengaruh mikroba, dan reaksi oksidasi oleh oksigen udara. Lipid dapat diekstrak dari sel dan
jaringan oleh pelarut non polar yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen,
kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor. Apabila lipid dihidrolisis akan
menghasilkan asam lemak (Fitriana dan Fitri, 2019).

Definisi lipid tidak secara spesifik mengacu pada suatu struktur molekul dengan ciri khas
tertentu seperti karbohidrat dan protein. Meskipun lipid secara umum didefinisikan sebagai
komponen yang mudah larut pada pelarut organik yang cenderung non-polar seperti etanol,
ether, dan kloroform, namun terdapat beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebgagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hari, yang bisa disimpan
di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Asam lemak penyusun lipida ada dua macam,
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya
mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C
pada rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa adisi) (Hawab, 2017).

Gliserin adalah senyawa organik polar yang terdiri atas tiga atom karbon yang mengikat
tiga gugus hidroksil (-OH) . Ketiga gugus karboksil ini bersifat reaktif dan dapat diesterifikasi
oleh asam lemak. Dari ikatan dengan asam lemak yang beragam jenisnya, dapat dihasilkan juga
jenis lemak yang beragam. Asam lemak atau asam karboksilat adalah senyawa organik polar
yang mengandung 2 hingga 24 atam karbon (C) dengan gugus fungsional utamanya adalah
gugus karboksil (-COOH). Jumlah atom C pada asam lemak umumnya genap, yaitu 2, 4, 6 , 8,
10, 12, 14, 16 dan seterusnya. Asam lemak terpendek adalah asam asetat (2 atom karbon) dan
yang terpanjang adalah asam tetrakosanoat (24 atom karbon). Asam lemak yang terdapat dalam
bahan pangan sumber lemak umumnya berkisar antara C12 dan C22 (Mamuaja, 2017).

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak
adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik
berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus
karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan
lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Penentuan adanya lipida
dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan berbagai macam analisa, salah satunya adalah dengan
menggunakan analisa kualitatif untuk menentukan adanya lipida atau tidak (Syamsu, 2017).

Uji kelarutan lipid terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.
Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-
sama nonpolar. Dalam uji akrolein terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam
lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Uji akrolein digunakan untuk menguji
keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi
(KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk
aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti
lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Hutapea, dkk. 2021).
BAB III KESIMPULAN

Dari hasil percobaan uji kelarutan, uji bau, dan uji akrolein pada lipid, didapatkan hasil
yaitu:

- Pada uji kelarutan diperoleh hasil yaitu adanya bercak pada kertas saring pada sampel
yang menggunakan pelarut nonpolar serta tidak adanya bercak pada sampel dengan
pelarut polar. Hal ini karena lipid hanya larut dalam pelarut nonpolar diantaranya yaitu
eter, alcohol, kloroform dll. pnambahan natrium karbonat menjadikan larutan lipid dan
air menjadi stabil karena natrium karbonat bersifat nonpolar sehingga dapat melarutkan
lipid.
- Pada uji bau diperoleh hasil timbulnya bau menyengat pada pembakaran sampel lipid
dikarenakan proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam
minyak dan asam palmitat.
- Pada uji akrolein didapatkan hasil bau menyengat dan perubahan warna menuju
kecoklatan pada sampel bila positif terdapat gliserol yang disebabkan oleh
terdehidrasinya asam lemak.

DAFTAR PUSTAKA
Hawab, HM. 2017. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Diadit Media.

Hutapea, HP., Sembiring, YS., dan Ahmadi, P. 2021. Uji Kualitas Minyak Goreng Curah yang
dijual di Pasar Tradisional Surakarta dengan Penentuan Kadar Air, Bilangan Asam dan
Bilangan Peroksida. Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 3(1).

Fitriana, YAN., dan Fitri, AS. 2019. Uji Lipid pada Minyak Kelapa, Margarin, dan Gliserol.
Jurnal Saintek. 16(1).

Mamuaja, CF. 2017. Lipida. Manado: Unsrat Press.

Syamsu, RF. 2017. Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Perubahan Profil Lipid
Pada Tikus Putih (Rattus novergicus). Jurnal Asy-Syifaa. 9(1).

Anda mungkin juga menyukai