Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOKIMIA

LIPID dan METABOLISME LIPOPROTEIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK G - 5
1. Qortunnada Bening N. (110119070)
2. Chlarissa N. (110119090)
3. Nikita Febriani (110119099)
4. Vincent Chandra K. (110119108)
5. Dhea Orinta Apriyani (110119265)
6. Akbar Maulana (110119299)
7. Dewi Prima (110119363)

UNIVERSITAS SURABAYA
FAKULTAS FARMASI
2020

1
COVER......................................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2

BAB I TUJUAN PERCOBAAN................................................................................................. 3

BAB II HASIL

1. PERCOBAAN
A. Uji Kelarutan............................................................................................................... 4
B. Uji Arkolein................................................................................................................ 5
C. Uji Pembentukan Emulsi............................................................................................. 5
D. Uji Keasaman Minyak................................................................................................. 6
E. Titik leleh minyak....................................................................................................... 6
F. pemeriksaan kadar kolestrol darah.................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………... 8

A. TUGAS BACA................................................................................................................. 12
B. ANALISIS KASUS.......................................................................................................... 13

BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 16

2
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

 Mengetahui reaksi reaksi-reaksi pada identifikasi lipid

 Mengukur kadar kolesterol

 Mengklasifikasikan lipoprotein utama dan fungsinya

 Mengetahui beberapa kondisi klinis akibat gangguan metabolisme lipid

 Menjelaskan enzim utama yang terlibat dalam metabolisme lipoprotein

 Menetukan kelarutan lipid

 Mengidentifikasi gliserol

 Mengetahui pembentukan emulsi minyak

 Mengetahui sifat asam basa dari minyak

 Menentukan melting point

 Menentukan kadar total kolesterol dalam serum darah

3
BAB II
HASIL

2.1 Uji Kelarutan


Disiapkan tabung reaksi, pipet tetes, reagen, minyak goreng, as palmitate dan gliserol.
Minyak goreng, asam palmitate, dan gliserol masing-masing 1 ml dimasukkan dalam
tabung reaksi, lalu masukkan reagen ke setiap serial tabung yaitu air, alchohol dingin,
alchohol panas, eter. Kocok kuat2 dan amati kelarutan bahan

Bahan Hasil Kesimpulan

Minyak -tidak larut Minyak tidak larut dalam


air
+air -larut
+alkohol dingin -larut
+alkohol panas -larut
+eter

Asam pamitat -tidak larut Asam palmitat tidak larut


dalam air
+air -larut
+alkohol dingin -larut
+alkohol panas -larut
+eter

Gliserol -larut Gliserol tidak larut dalam


eter
+air -larut
+alkohol dingin -larut
+alkohol panas -tidak larut
+eter

2.2 Uji Akrolein

4
Bubuk kalium bisulfate (KHSO4) dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi,
setinggi ±1 cm. tabung pertama ditambahkan 10 tetes minyak dan tabung kedua
ditambahkan gliserol. Dipanaskan dengan api langsung, dicatat bau gas yang terbentuk.
Hasil positif ditandai bila bau menyengat.

Bahan Hasil Kesimpulan

Minyak Bau tengik + Menjadi gliserol

Asam palmitat Bau tidak menyengat - Tidak terjadi

Gliserol Bau tengik + menjadi gliserol

1.3 Uji Pembentukan emulsi


Siapkan 4 tabung reaksi. Tabung 1 dimasukkan 2 ml air dan 5 tetes minyak. Tabung 2
dimasukkan 2 ml air, 5 tetes minyak dan 2 tetes Na2CO3. Tabung 3 dimasukkan 2 ml air,
5 tetes minyak, dan 5 tetes larutan sabun. Tabung 4 dimasukkan 2 ml larutan protein 2%
dan 5 tetes minyak. Kocok tiap tabung dengan kuat lalu amati emulsi yg terjadi.

Bahan Hasil Kesimpulan

Air+minyak Emulsi tidak stabil Tidak larut

Air+minyak+Na2CO3 Emulsi tidak stabil Tidak larut

Air+minyak+sabun Emulsi stabil Larut

Air+minyak+protein Emulsi stabil Larut

1.4 uji keasaman minyak


siapkan tabung reaksi, pipet tetes, plat tetes, minyak murni, minyak tengik, kertas lakmus.
Teteskan 2-3 tetes minyak pada plat tetes, beri kertas lakmus, amati perubahan pada

5
kertas lakmus. Ulangi hal yang sama menggunakan minyak tengik. Catat perbedaan
warna kertas lakmus.

Bahan Hasil Kesimpulan

Minyak murni Lakmus merah: tidak Bersifat netral


berubah warna
Ph = 7
Lakmus biru: tidak berubah
warna

Minyak tengik Lakmus merah: tidak Bersifat asam


berubah warna
Ph < 7
Lakmus biru: berubah warna
merah

1.5 uji titik leleh lemak


siapkan tabung reaksi, pipet tetes, mentega, lemak ayam dan lemak sapi. Siapkan 3
tabung reaksi, masing2 dimasukkan 1 g bahan (mentega, lemak ayam, lemak sapi),
tambahkan 3 ml air, panaskan dengan api langsung. Catat wktu leleh masing2.

Bahan Hasil Kesimpulan

Mentega 32ºC-35ºC Cepat leleh

Lemak ayam 34,5ºC Cepat leleh

Lemak sapi 43,5ºC Agak lama leleh

1.6 pemeriksaan kadar kolestrol darah


siapkan alat tes kolestrol, kapas, alcohol, jarum tusuk, alat penusuk, test strip. Tentukan
manusia coba yang akan diperiksa kadar kolestrolnya. Bersihkan ujung jari telunjuk
dengan kapas yang telah dibasahi alcohol. Masukkan jarum ke dalam alat tujuk, atur

6
kedalaman jarum. Tempatkan test strip di alat tes kolestrol. Teteskan darah ke test strip,
dan amati hasil pemeriksaan. Catat data manusia coba dari setiap kelompok tersebut.

No Nama/Nrp Kadar Kolesterol Total Penilaian


(mg/dL)

1. xx 256 Bahaya

2. xy 145 Baik

3. yy 199 Baik

4. yz 200 Perbatasan

5. zz 222 Perbatasan

6. zx 241 Bahaya

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Lipid


Lipid berasal dari bahasa Yunani, yaitu Lipos, yang dikenal oleh masyarakat awam
dengan lemak atau minyak. Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, yang terdiri dari asam
lemak dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid terdiri dari gugus
fungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut non polar, seperti alkohol, eter, aseton, benzena, kloroform, karbon tetraklorida
dan lain sebagainya.
Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari gliserol yang disebut juga trigliserida
atau triagliserol. Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan pada titik lelehnya. Padasuhu
kamar, lemak berwujud padat, sedangkan minyakberwujud cair. Titik lelehdari lemak dan
minyak tergantung pada strukturnya, umumnya meningkat denganbertambahnya jumlah atom
karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbondalam komponen asam lemak juga sangat
berpengaruh. Trigliserida yangmengandung banyak asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan
linoleat akanberwujud lemak (padat), contohnya lemak sapi. Reaksi hidrogenasi
mengubahminyak nabati menjadi lemak, misalnyapada industri margarin. Serbuk logamnikel
(sebagai katalis) didispersikan ke dalam minyak panas selanjutnya diadisidengan hidrogen
sehingga ikatan ganda dua dari asam lemak tak jenuh menjadijenuh dan membentuk lemak.
Contohnya, hidrogenasi pada triolien (titik leleh17ºC) menghasilkan tristearin (titik leleh 55ºC)

3.2 Fungsi Lipid


Lipid memiliki fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,
pembentukan sel, sumber asam lemak essensial, alat pengangkut vitamin larut lemak ,
menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas dan menjaga suhu
tubuh.

3.3 Jenis lipid


Lipid dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

3.3.1 Lipid Sederhana


Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh lipid
sederhana, meliputi lemak (fat) merupakan ester asam lemak dengan gliserol, minyak
(oil), merupakan lemak dalam keadaan cair, gliserida dan lilin (wax), merupakan ester
lemak dengan alkohol monohidrat yang berat molekulnya tinggi .

3.3.2 Lipid Kompleks


Lipid kompleks, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid (lipid yang mengandung gugus ester fosfat) dan glikolipid
(mengandung asam lemak, sfingosin, karbohidrat, sulfolipid, aminolipid dan lipoprotein)

3.3.3 Turunan Lipid

8
Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol, steroid, aldehid, dan vitamin larut lemak (ADEK).

3.4 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Kelarutan


Senyawa lipid memiliki sifat kelarutan yang berbeda-beda. Lipid dapat larut dalam
pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, benzena dan pelarut polar yang
dipanaskan dan tidak dapat larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alkohol. Kelarutan lemak
dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat
polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak nonpolar larut dalam pelarut
nonpolar. Daya kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen gliseridanya, dan
dapat larut dalam pelarut organik bersifat polar dan nonpolar. Semakin panjang rantai karbon
lemak semakin sukar dalam pelarut polar. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok
yang termasuk golongan lipid. Pada uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut
baik pelarut non polar maupun pelarut polar.
Urutan kelarutan pelarut organic dari senyawa polar ke non polar mulai dari air, alkohol,
dan eter.
Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam
sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih
mudah terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai dengan
prinsip uji kelarutan yaitu like dissolve like dimana senyawa polar akan larut dalam pelarut
polar, hal ini disebabkan karena adanya momen dipol pada senyawa polar sehingga dapat
berikatan dan berinteraksi dengan pelarut polar. Begitu juga sebaliknya senyawa nonpolar dapat
larut dalam pelarut yang bersifat nonpolar tapi tidak dapat larut dalam pelarut polar sebab pada
senyawa nonpolar tidak memiliki momen dipol sehingga tidak dapat berinteraksi dengan pelarut
polar, akibatnya tidak dapat larut.
Pada percobaan uji kelarutan ini, memiliki tujuan untuk menentukan kelarutan lipid. Di
mana, bahan yang digunakan, yaitu minyak, asam palmitat dan gliserol. Dari masing-masing
bahan tersebut, ditambahkan dengan air, alkohol dingin, alkohol panas dan eter pada tiap tabung,
dikocok kuat dan diamati kelarutannya. Hasil yang didapat pada percobaan ini, yaitu minyak jika
ditambah dengan air atau alkohol dingin akan menyebabkan minyak tidak larut, namun jika
ditambah dengan eter maka minyak dapat larut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa minyak tidak
larut dalam pelarut polar.
Pada asam palmitat, hasil yang didapat sesuai dengan teori, yaitu asam palmitat ditambah
dengan air ataupun dengan alkohol dingin tidak larut, karena asam palmitat merupakan asam
lemak bersifat non polar dan air atau alkohol merupakan senyawa polar. Asam palmitat ditambah
alkohol panas jadi bercampur. Alkohol panas dapat melarutkan lipid karena alkohol merusak
ikatan lipid. Sedangkan hasil pengamatan untuk gliserol sudah sesuai dengan teori, di mana
gliserol merupakan penyusun lemak tetapi tidak termasuk dalam lemak dan bersifat polar,
sehingga dapat larut dalam air dan alkohol tetapi tidak larut dalam eter, karena eter merupakan
pelarut non polar.

3.5 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Akrolein


Uji akrolein digunakan untuk mengidentifikasi adanya kandungan gliserol pada suatu
larutan. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi yaitu bubuk kalium bisulfate (KHSO4) yang akan menarik molekul air, maka

9
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CH=CHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar (tengik) dan ditandai
dengan asap putih.
Asam-asam tak jenuh mudah mengalami oksidasi udara, isomer-isomer cis lebih mudah
mengalami oksidasi daripada trans. Reaksi oksidasi meliputi penarikan oleh radikal peroksida
untuk membentuk hidroperoksida- hidroperoksida yang stabil, dimana zat ini terurai menjadi
asam-asam keto dan hidroksi keton. Pada suhu dibawah 500C, pengikatan terjadi pada gugus
metilena yang berdekatan pada ikatan rangkap, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi yang
diikat adalah ikatan rangkap. Hasil peruraian ini yang menyebabkan minyak menjadi tengik
(rancid).
Penambahan pereaksi KHSO4 sebagai katalis dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak
dan gliserol pada sampel. Selanjutnya, pemanasan tabung dimaksudkan untuk menghilangkan
kadar air (H2O) dalam air yang kemudian membentuk akril aldehida. Pembentukan akril
aldehida ditandai terbentuknya bau tengik.
Pada percobaan uji akrolein memiliki tujuan untuk mengidentifikasi adanya gliserol.
Pada uji ini, menggunakan bahan minyak, asam palmitat dan gliserol yang kemudian
ditambahkan dengan bubuk kalium bisulfat (KHSO4), dipanaskan dan diamati bau yang
terbentuk. Penambahan KHSO4 berfungsi sebagai katalisator untuk membentuk gliserol tetap
tidak ikut bereaksi karena tidak larut dalam bahan sedangkan pemanasan digunakan untuk
menghilangkan air.
Dari hasil percobaan ini sudah sesuai dengan teori, di mana minyak dan gliserol berbau
tengik atau positif mengandung gliserol sedangkan asam palmitat tidak berbau tengik. Hal ini
dapat terjadi karena minyak akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol,
kemudian gliseroldalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan
mengalami dehidrasi dan membentuk aldehid akrilat atau akrolein yang menyebabkan bau
tengik. Pada asam palmitat tidak menimbulkan bau tengik, karena asam palmitat merupakan
asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak mengandung flatogliserol dan tidak
terbentuk trigliserida sehingga akrolein tidak terbentuk.
3.6 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Pembentukan Emulsi

3.6 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Pembentukan Emulsi
Pada uji pembentukan emulsi memiliki tujuan untuk mengetahui terbentuknya emulsi
minyak. Emulsi merupakan dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan yang keduanya tidak
saling melarutkan. Emulsi yang stabil dapat terbentuk dengan adanya zat pengemulsi atau yang
disebut dengan emulsifying agent yang berperan untuk menurunkan tegangan permukaan antara

10
kedua fase cairan. Emulsifying agent akan membentuk lapisan disekeliling minyak sebagai akibat
menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi butiran minyak menyatu satu sama lain.
Percobaan ini menggunakan 4 tabung, tabung pertama menggunakan bahan air dan
minyak, hasil yang didapatkan sesuai dengan teori, yaitu tidak terbentuk emulsi, karena air
merupakan pelarut polar sedangkan minyak merupakan senyawa non polar sehingga kedua
bahan tersebut membentuk 2 fase yaitu fase air dan fase minyak, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi. Larutan mengalami emulsi yang tidak stabil dikarenakan tidak adanya
emulgator pada reagen uji.
Pada tabung kedua, menggunakan bahan air, minyak dan Na2CO3 dan pada tabung
ketiga menggunakan air, minyak dan sabun. Hasil yang didapat pada tabung kedua dan ketiga
terbentuk emulsi karena semua bahan ini dapat bercampur. Larutan mengalami emulsi stabil
karena adanya emulgator pada reagen uji. Hal ini sudah sesuai dengan teori, karena seharusnya
minyak dan Na2CO3 atau minyak dengan sabun dapat terbentu emulsi yang stabil karena
Na2CO3 dan sabun merupakan emulsifying agent.
Pada tabung keempat, menggunakan bahan air, minyak dan protein dan hasil yang
didapat terbentuk emulsi yang stabil. Hal ini dapat terjadi karena minyak dan protein dapat
menurunkan tegangan permukaan sehingga emulsi yang terbentuk dapat stabil.

3.7 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Keasamaan Minyak

Pada uji keasaman minyak memiliki tujuan untuk mengetahuisifat basa dari minyak. Pada
percobaan ini menggunakan bahan minyak murni dan minyak tengik dan hasil yang didapatkan
untuk minyak murni menunjukkan derajar keasaman (pH) netral dan minyak tengik pH asam.
Dari hasil ini dapat dikatakan sesuai dengan teori, di mana pH untuk minyak tengik yang
diukur menggunakan kertas lakmus menunjukkan pH yang lebih asam dibandingkan dengan
minyak murni, karena minyak tengik telah mengalami proses hidrolisis dan oksidasi menjadi
asam lemak dan gliserol yang dapat menyebabkan pH menjadi asam, hal ini juga dapat
dipercepat oleh adanya paparan udara, kelembapan, pemanasan dan mikroba.

3.8 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Titik Leleh
Pada uji titik leleh ini memiliki tujuan untuk menentukan melting point pada mentega,
lemak ayam dan lemak sapi , dipanaskan dengan api langsung dan diamati waktu lelehnya. Titik
leleh lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak penyusunnya, diantaranya panjang
rantai karbon (C), jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh.
Semakin panjang rantai C maka titik leleh semakin tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk
meleleh semakin sedikit. Sebaliknya, semakin banyak ikatan rangkap, maka titik leleh semakin
rendah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk meleleh semakin banyak. Hal ini disebabkan
ikatan rangkapantar molekul asam lemak tak jenuh tidak lurus sehingga
ikatannya tidak kuat. Bentuk trans menyebabkan titik leleh lebih tinggi dibandingkan
dengan bentuk cis.
Dari hasil percobaan ini didapatkan waktu mentega untuk meleleh selama 22 detik, lemak
ayam 39 detik dan untuk lemak sapi 51detik. Dari hasil tersebut sudah sesuai dengan teori. Di
mana, mentega merupakan asam lemak jenuh sedangkan lemak ayam dan lemak sapi merupakan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh (mentega) tidak memiliki ikatan rangkap sehingga
memiliki titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh (lemak ayam dan
lemak sapi) yang memiliki ikatan rangkap, dan memiliki titik leleh rendah. Titik leleh mentega

11
pada suhu 28ºC - 34ºC, titik leleh lemak ayam 33ºC - 40ºC, titik leleh lemak sapi 41ºC - 49ºC.
Jadi mentega lebih cepat meleleh daripada lemak ayam dan lemak sapi

3.9 Pembahasan Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total dengan Test Strip

Kategori kadar kolesterol total


 Baik : <200 mg/Dl
 Perbatasan : 200-239 mg/dL
 Bahaya : >240 mg/dL
Pada pemeriksaan kadar kolesterol total dengan test strip didapatkan hasil bahwa
E 190 mg/dl dan G 197 mg/dl termasuk dalam kategori baik karena kadar kolesterol total
yang didapat kurang dari 200 mg/dL, yang sesuai dengan klasifikasi kadar kolesterol total
menurut WHO. Sedangkan untuk F 245 mg/dl dan I 241 mg/dl termasuk kategori bahaya
karena kadar kolesterol lebih dari 240, Untuk H 200 mg/dl dan J 221 mg/dl termasuk
kategori batas karena berada diantara 200-239

TUGAS BACA
1. Jelaskan komponen lipoprotein pada table berikut

Kom Kilo V L H
pone mik L D D
n ron D L L
L

Triasi 85% 5 1 8
lglise 5 0 %
rol % %

Protei 2% 9 2 4
n % 0 5
% %

Koles 1% 7 1 5
terol % 0 %
%

Ester 2% 1 3 1
kolest 0 5 5
erol % % %

Fosfo 8% 2 2 2
lipid 0 0 5

12
% % %

2. Jelaskan klasifikasi kadar kolesterol menurut WHO pada table berikut ini !

Kolesterol Kategori Kategori Kategori


baik perbatasan

Kolesterol <200mg/dL 200- ≥240mg/dL 3. Jelaskan


total 239mg/dL hubungan
lipoprotein
Kolesterol <100mg/dL 100- ≥160mg/dL plasma
LDL 159mg/dL dengan
resiko
Kolesterol ≥60mg/dL 40-59mg/dL <40mg/dL
HDL

aterosklerosis
- aterosklerosis adalah penyakit terbentuknya plak di dinding arteri besar, sehingga
mempersempit lumen pembuluh tersebut sehingga aliran darah terganggu dan
menurunkan elastisitas pembuluh darah tersebut ditandai dengan pengendapan kolesterol
dan ester kolesterol dari lipoprotein plasma ke dalam dinding arteri dan merupakan
penyebab utama penyakit jantung

4. Mengapa pada penderita hipertrigliseridemia, terapi non farmakologinya adalah diet


rendah kolesterol dan rendah kalori ?
-hipertrigliseridemia berarti triasilgliserida/triasilgliserol tinggi dalam darah,
triasilgliserol terbentuk dari gliserol dan 3 asam lemak. Komponen terbesar dari
kolesterol adalah triasilgliserol, dengan diet kolesterol dapat mengurangi triasil gliserol
dalam darah jadi harus diet kolesterol. Asam lemak pada triasilgliserol berasal dari
kilomikron dan dan VLDL, simpanan lemak dalam tubuh kita dibentuk dari lemak
makanan (yang menghasilkan kilomikron) dan gula makanan (yang menghasilakn
VLDL) jadi harus diet rendah kalori

ANALISIS KASUS
1. Bapak A dibawa ke ruang gawat darurat dalam kondisi demam, muntah, denyut jantung
cepat, gemetar, pembicaraannya kacau dan keringat berlebihan. Hipoglikemia dan
pemeriksaan fisik menunjukan bapak A mengalami dehidrassi dan nyeri tekanan pada

13
abdomen bagian atas. Dilakuakan pemeriksaan hematologis dan kimia sampel darah
termasuk pengukuran kadar gula, etanol, amilase dan lipase serum. Hasil menunjukkan
kadar gula sangat rendah, kadar etanol sangat tinggi, sedangkan kadar lipase dan amilase
tinggi. Keluarga bapak A menyatakan kalua bapak A telah bermabuk mabukan selama
seminggu terakhir dan sejak tiga hari terakhir tidak makana apapun. Menurut saudar :
a) Apakah dampak alcohol terhadap kadar gula darah? Bagaiamana aktifitas
gluconeogenesis pada kondisi tersebut ?
Meminum alkohol berlebih dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah turun,
setelah kadar gula turun terjadi peningkatan kadar epinefrin dalam darah
menimbulkan gemetar, keringat berlebih dan denyut jantung yang cepat. Aktifitas
glukoneogenesis tidak dapat dengan mudah diubah menjadi glukosa hal tersebut
adalah konsekuensi meminum alkohol berlebih.
b) Jelaskan mekanisme pengaruh alkohol terhadap tingginya kadar amilase dan lipase
serum ?
Kelebihan alkohol dapat menimbulkan sumbatan protein diduktus-duktus
pankreatikus minor,sehingga terjadi cedera tekanan balik dan auto-digesti asinus-
asinus pankreas yang dialiri oleh saluran yang tersumabt tersebut sehingga
menyebabkan enzim amilase dan lipase serum tinggi.
c) Apakah dampak tingginya kadar amilase dan lipase pankreas terhadap metabolisme
lipid ?
Tingginya kadar amilase dan lipase pankreas terhadap metabolisme lipid dapat
menyebabkan asam-asam lemak beba meningkat, karena hasil hidrolisis dari triasil
gliserol.
d) Pada alkoholisme, kadar NADH dihati meningkat. Apakah dampaknya terhadap
metabolisme asam lemak?
Oksidasi etanol oleh alkohol dehidrogenase menyebabkan produksi berlebihan
NADH. NADH yang dihasilakn bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat
lain, termasuk asam lemak, untuk rantai respiratorik. Persaingan ini menghambat
oksidasi substrat tersebut dan menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak
menjadi triasilgliserol sehingga terjadi perlemkan hati

2. Hasil pemeriksaan laboratrium pasien DM tipe 1 yang tidak terkontrol menunjukkan


hiperglikemia (634mg/Dl) dan hypergliseridemia (498mg/Dl)
a) Apakah kelainan biokimia yang mendasari ?
- DM 1 yang tidak terkontrol, pasien akan mengalami hiperglikemia karena ketiadaan
insulin untuk merangsang penyerapan dan pemakaian glukosa, karena ketiadaan insulin
untuk melawan kerja glukagon menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dari asam
amino dihati. Pada saat yang sama ketiadaan insulin untuk melawan kerja glukagon
menyebabkan peningkatan lipolisis dijaringan adiposa dan asam-asam lemak tak-
teresterifikasi yang terbentuk merupakan substrat untuk ketogenesis dihati.
b) Mengapa penderita DM bisa mengalami hypertriasilgliseridemia ?

14
- Pada penderita DM, defisiensi insulin yang menyebabkan mobilisasi FFA (free fatty
acid) secara berlebihan diikuti rendahnya pemanfaatan kilomikron dan VLDL, sehingga
terjadi hypertriasilgliserolemia/hypertrigliseridemia.

15
BAB IV

KESIMPULAN

Minyak larut larut dalam alkohol panas maupun dingin dan eter tetapi minyak tidak larut
dalam air.
Asam palmitat larut dalam alkohol panas maupun dingin dan eter tetapi minyak tidak
larut dalam air.
Gliserol larut dalam alkohol panas maupun dingin dan air tetapi minyak tidak larut dalam
eter.
Pada minyak dan gliserol positif mengandung gliserol tetapi pada asam palmitat negatif
mengandung gliserol.
Mentega lebih mudah meleleh dibandingkan dengan lemak ayam dan lemak sapi.
Fungsi lipoprotein adalah sebagai transportasi untuk lipid masuk kedalam plasma darah.
Tingginya kadar amilase & lipase pankreas terhadap metabolisme lipid bisa
menyebabkan asam – asam lemak bebas mengingkatkan.
Penderita DM tipe I dapat terjadi hipertrigliserida karena rusaknya sel β pankreas.

16
DAFTAR PUSTAKA
Dawn b. Marks. 2000. Biokimia kedoteran dasar. Jakarta : EGC Medical Book.
Gaw, Allan. 2012. Biokimia Klinis Teks Bergambar ed.4. Jakarta : EGC Medical Book.
Gaw, Allan. 2013. Clinical Biochemistry. Inggris : Churchill Livingstone.
Solubilites of vegetables oils in aqueous ethanol and ethanol-hexane mixture kaparthir.
Citra Sua Ramadhani.2016. Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Dedy, asep. 2018. Karakteristik Coklat Filling Kacang Mete yang Dipengaruhi Jenis dan
Jumlah Lemak Nabati. Bandung : Parundanfood Tech.
Suci, qodrianty sakimah. 2018. Lipid Makassar Laboratorium Terpadu Kesehata
Masyarakart. Universitas Hasanudin.
Mumpuni & Wulandari. 2011. National Institutes of Health, Delection, Evaluation and
Treament of High Blood (Kolesterol in Adulst III).
N. V. Bhagayan Chung-Eun Ha. 2015. Essentials of Medical Biochemistry. America :
Acedemia press.
Dr.Rika Yulia, S.SI., Sp.FRS., Apt. 2020. BIOKIMIA (Uji Laboratrium dan Studi Kasus)
page 20.
Murray, Robbert K. 2017. Biokimia Haper ed. 30. Jakarta : EGC Medical Book.
Murray, Robbert K. 2014. Biokimia Harper ed.29. Jakarta : EGC Medical Book.
Schumm, Dorothy E. 1993. Intisari Biokimia. Jakarta : Binaputra Aksara.
Baraas F., 2011. Kardiologi Molekuler: Radikal bebas, disfungsi endotel, aterosklerosis,
antioksidan, latihan fisik, dan rehabilitasi jantung. Yayasan Kardia Iqratama:Jakarta:
Barret E krm. 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 24. Jakarta: The McGraw-
Hill Companies.
Bintang, M., 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga:Jakarta.
Murray, R.K., Granner, D.K. dan Rodwell, V.W., 2018, Biokimia Harper, Edisi 30, Ahli
Bahasa Braham U. Pendit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal. 158, 269, 272, 277,
290 .
Mumpuni dan Wulandari.2011. National Institutes of Health, Defection, Evaluation, dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adult
Santoso, A., 2010. Rumus Lengkap Kimia SMA. PT. Wahyu Media:Jakarta.
Sartika, R.A.D., 2010. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

17
18

Anda mungkin juga menyukai