DISUSUN OLEH :
KELOMPOK G - 5
1. Qortunnada Bening N. (110119070)
2. Chlarissa N. (110119090)
3. Nikita Febriani (110119099)
4. Vincent Chandra K. (110119108)
5. Dhea Orinta Apriyani (110119265)
6. Akbar Maulana (110119299)
7. Dewi Prima (110119363)
UNIVERSITAS SURABAYA
FAKULTAS FARMASI
2020
1
COVER......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
BAB II HASIL
1. PERCOBAAN
A. Uji Kelarutan............................................................................................................... 4
B. Uji Arkolein................................................................................................................ 5
C. Uji Pembentukan Emulsi............................................................................................. 5
D. Uji Keasaman Minyak................................................................................................. 6
E. Titik leleh minyak....................................................................................................... 6
F. pemeriksaan kadar kolestrol darah.................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………... 8
A. TUGAS BACA................................................................................................................. 12
B. ANALISIS KASUS.......................................................................................................... 13
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 16
2
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN
Mengidentifikasi gliserol
3
BAB II
HASIL
4
Bubuk kalium bisulfate (KHSO4) dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi,
setinggi ±1 cm. tabung pertama ditambahkan 10 tetes minyak dan tabung kedua
ditambahkan gliserol. Dipanaskan dengan api langsung, dicatat bau gas yang terbentuk.
Hasil positif ditandai bila bau menyengat.
5
kertas lakmus. Ulangi hal yang sama menggunakan minyak tengik. Catat perbedaan
warna kertas lakmus.
6
kedalaman jarum. Tempatkan test strip di alat tes kolestrol. Teteskan darah ke test strip,
dan amati hasil pemeriksaan. Catat data manusia coba dari setiap kelompok tersebut.
1. xx 256 Bahaya
2. xy 145 Baik
3. yy 199 Baik
4. yz 200 Perbatasan
5. zz 222 Perbatasan
6. zx 241 Bahaya
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol, steroid, aldehid, dan vitamin larut lemak (ADEK).
9
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai
akrolein (CH2=CH=CHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar (tengik) dan ditandai
dengan asap putih.
Asam-asam tak jenuh mudah mengalami oksidasi udara, isomer-isomer cis lebih mudah
mengalami oksidasi daripada trans. Reaksi oksidasi meliputi penarikan oleh radikal peroksida
untuk membentuk hidroperoksida- hidroperoksida yang stabil, dimana zat ini terurai menjadi
asam-asam keto dan hidroksi keton. Pada suhu dibawah 500C, pengikatan terjadi pada gugus
metilena yang berdekatan pada ikatan rangkap, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi yang
diikat adalah ikatan rangkap. Hasil peruraian ini yang menyebabkan minyak menjadi tengik
(rancid).
Penambahan pereaksi KHSO4 sebagai katalis dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak
dan gliserol pada sampel. Selanjutnya, pemanasan tabung dimaksudkan untuk menghilangkan
kadar air (H2O) dalam air yang kemudian membentuk akril aldehida. Pembentukan akril
aldehida ditandai terbentuknya bau tengik.
Pada percobaan uji akrolein memiliki tujuan untuk mengidentifikasi adanya gliserol.
Pada uji ini, menggunakan bahan minyak, asam palmitat dan gliserol yang kemudian
ditambahkan dengan bubuk kalium bisulfat (KHSO4), dipanaskan dan diamati bau yang
terbentuk. Penambahan KHSO4 berfungsi sebagai katalisator untuk membentuk gliserol tetap
tidak ikut bereaksi karena tidak larut dalam bahan sedangkan pemanasan digunakan untuk
menghilangkan air.
Dari hasil percobaan ini sudah sesuai dengan teori, di mana minyak dan gliserol berbau
tengik atau positif mengandung gliserol sedangkan asam palmitat tidak berbau tengik. Hal ini
dapat terjadi karena minyak akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol,
kemudian gliseroldalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan
mengalami dehidrasi dan membentuk aldehid akrilat atau akrolein yang menyebabkan bau
tengik. Pada asam palmitat tidak menimbulkan bau tengik, karena asam palmitat merupakan
asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak mengandung flatogliserol dan tidak
terbentuk trigliserida sehingga akrolein tidak terbentuk.
3.6 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Pembentukan Emulsi
3.6 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Pembentukan Emulsi
Pada uji pembentukan emulsi memiliki tujuan untuk mengetahui terbentuknya emulsi
minyak. Emulsi merupakan dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan yang keduanya tidak
saling melarutkan. Emulsi yang stabil dapat terbentuk dengan adanya zat pengemulsi atau yang
disebut dengan emulsifying agent yang berperan untuk menurunkan tegangan permukaan antara
10
kedua fase cairan. Emulsifying agent akan membentuk lapisan disekeliling minyak sebagai akibat
menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi butiran minyak menyatu satu sama lain.
Percobaan ini menggunakan 4 tabung, tabung pertama menggunakan bahan air dan
minyak, hasil yang didapatkan sesuai dengan teori, yaitu tidak terbentuk emulsi, karena air
merupakan pelarut polar sedangkan minyak merupakan senyawa non polar sehingga kedua
bahan tersebut membentuk 2 fase yaitu fase air dan fase minyak, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi. Larutan mengalami emulsi yang tidak stabil dikarenakan tidak adanya
emulgator pada reagen uji.
Pada tabung kedua, menggunakan bahan air, minyak dan Na2CO3 dan pada tabung
ketiga menggunakan air, minyak dan sabun. Hasil yang didapat pada tabung kedua dan ketiga
terbentuk emulsi karena semua bahan ini dapat bercampur. Larutan mengalami emulsi stabil
karena adanya emulgator pada reagen uji. Hal ini sudah sesuai dengan teori, karena seharusnya
minyak dan Na2CO3 atau minyak dengan sabun dapat terbentu emulsi yang stabil karena
Na2CO3 dan sabun merupakan emulsifying agent.
Pada tabung keempat, menggunakan bahan air, minyak dan protein dan hasil yang
didapat terbentuk emulsi yang stabil. Hal ini dapat terjadi karena minyak dan protein dapat
menurunkan tegangan permukaan sehingga emulsi yang terbentuk dapat stabil.
3.7 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Keasamaan Minyak
Pada uji keasaman minyak memiliki tujuan untuk mengetahuisifat basa dari minyak. Pada
percobaan ini menggunakan bahan minyak murni dan minyak tengik dan hasil yang didapatkan
untuk minyak murni menunjukkan derajar keasaman (pH) netral dan minyak tengik pH asam.
Dari hasil ini dapat dikatakan sesuai dengan teori, di mana pH untuk minyak tengik yang
diukur menggunakan kertas lakmus menunjukkan pH yang lebih asam dibandingkan dengan
minyak murni, karena minyak tengik telah mengalami proses hidrolisis dan oksidasi menjadi
asam lemak dan gliserol yang dapat menyebabkan pH menjadi asam, hal ini juga dapat
dipercepat oleh adanya paparan udara, kelembapan, pemanasan dan mikroba.
3.8 Pembahasan Hasil pengamatan Analisis Lipid dengan Uji Titik Leleh
Pada uji titik leleh ini memiliki tujuan untuk menentukan melting point pada mentega,
lemak ayam dan lemak sapi , dipanaskan dengan api langsung dan diamati waktu lelehnya. Titik
leleh lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak penyusunnya, diantaranya panjang
rantai karbon (C), jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh.
Semakin panjang rantai C maka titik leleh semakin tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk
meleleh semakin sedikit. Sebaliknya, semakin banyak ikatan rangkap, maka titik leleh semakin
rendah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk meleleh semakin banyak. Hal ini disebabkan
ikatan rangkapantar molekul asam lemak tak jenuh tidak lurus sehingga
ikatannya tidak kuat. Bentuk trans menyebabkan titik leleh lebih tinggi dibandingkan
dengan bentuk cis.
Dari hasil percobaan ini didapatkan waktu mentega untuk meleleh selama 22 detik, lemak
ayam 39 detik dan untuk lemak sapi 51detik. Dari hasil tersebut sudah sesuai dengan teori. Di
mana, mentega merupakan asam lemak jenuh sedangkan lemak ayam dan lemak sapi merupakan
asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh (mentega) tidak memiliki ikatan rangkap sehingga
memiliki titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh (lemak ayam dan
lemak sapi) yang memiliki ikatan rangkap, dan memiliki titik leleh rendah. Titik leleh mentega
11
pada suhu 28ºC - 34ºC, titik leleh lemak ayam 33ºC - 40ºC, titik leleh lemak sapi 41ºC - 49ºC.
Jadi mentega lebih cepat meleleh daripada lemak ayam dan lemak sapi
TUGAS BACA
1. Jelaskan komponen lipoprotein pada table berikut
Kom Kilo V L H
pone mik L D D
n ron D L L
L
Triasi 85% 5 1 8
lglise 5 0 %
rol % %
Protei 2% 9 2 4
n % 0 5
% %
Koles 1% 7 1 5
terol % 0 %
%
Ester 2% 1 3 1
kolest 0 5 5
erol % % %
Fosfo 8% 2 2 2
lipid 0 0 5
12
% % %
2. Jelaskan klasifikasi kadar kolesterol menurut WHO pada table berikut ini !
aterosklerosis
- aterosklerosis adalah penyakit terbentuknya plak di dinding arteri besar, sehingga
mempersempit lumen pembuluh tersebut sehingga aliran darah terganggu dan
menurunkan elastisitas pembuluh darah tersebut ditandai dengan pengendapan kolesterol
dan ester kolesterol dari lipoprotein plasma ke dalam dinding arteri dan merupakan
penyebab utama penyakit jantung
ANALISIS KASUS
1. Bapak A dibawa ke ruang gawat darurat dalam kondisi demam, muntah, denyut jantung
cepat, gemetar, pembicaraannya kacau dan keringat berlebihan. Hipoglikemia dan
pemeriksaan fisik menunjukan bapak A mengalami dehidrassi dan nyeri tekanan pada
13
abdomen bagian atas. Dilakuakan pemeriksaan hematologis dan kimia sampel darah
termasuk pengukuran kadar gula, etanol, amilase dan lipase serum. Hasil menunjukkan
kadar gula sangat rendah, kadar etanol sangat tinggi, sedangkan kadar lipase dan amilase
tinggi. Keluarga bapak A menyatakan kalua bapak A telah bermabuk mabukan selama
seminggu terakhir dan sejak tiga hari terakhir tidak makana apapun. Menurut saudar :
a) Apakah dampak alcohol terhadap kadar gula darah? Bagaiamana aktifitas
gluconeogenesis pada kondisi tersebut ?
Meminum alkohol berlebih dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah turun,
setelah kadar gula turun terjadi peningkatan kadar epinefrin dalam darah
menimbulkan gemetar, keringat berlebih dan denyut jantung yang cepat. Aktifitas
glukoneogenesis tidak dapat dengan mudah diubah menjadi glukosa hal tersebut
adalah konsekuensi meminum alkohol berlebih.
b) Jelaskan mekanisme pengaruh alkohol terhadap tingginya kadar amilase dan lipase
serum ?
Kelebihan alkohol dapat menimbulkan sumbatan protein diduktus-duktus
pankreatikus minor,sehingga terjadi cedera tekanan balik dan auto-digesti asinus-
asinus pankreas yang dialiri oleh saluran yang tersumabt tersebut sehingga
menyebabkan enzim amilase dan lipase serum tinggi.
c) Apakah dampak tingginya kadar amilase dan lipase pankreas terhadap metabolisme
lipid ?
Tingginya kadar amilase dan lipase pankreas terhadap metabolisme lipid dapat
menyebabkan asam-asam lemak beba meningkat, karena hasil hidrolisis dari triasil
gliserol.
d) Pada alkoholisme, kadar NADH dihati meningkat. Apakah dampaknya terhadap
metabolisme asam lemak?
Oksidasi etanol oleh alkohol dehidrogenase menyebabkan produksi berlebihan
NADH. NADH yang dihasilakn bersaing dengan ekuivalen pereduksi dari substrat
lain, termasuk asam lemak, untuk rantai respiratorik. Persaingan ini menghambat
oksidasi substrat tersebut dan menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak
menjadi triasilgliserol sehingga terjadi perlemkan hati
14
- Pada penderita DM, defisiensi insulin yang menyebabkan mobilisasi FFA (free fatty
acid) secara berlebihan diikuti rendahnya pemanfaatan kilomikron dan VLDL, sehingga
terjadi hypertriasilgliserolemia/hypertrigliseridemia.
15
BAB IV
KESIMPULAN
Minyak larut larut dalam alkohol panas maupun dingin dan eter tetapi minyak tidak larut
dalam air.
Asam palmitat larut dalam alkohol panas maupun dingin dan eter tetapi minyak tidak
larut dalam air.
Gliserol larut dalam alkohol panas maupun dingin dan air tetapi minyak tidak larut dalam
eter.
Pada minyak dan gliserol positif mengandung gliserol tetapi pada asam palmitat negatif
mengandung gliserol.
Mentega lebih mudah meleleh dibandingkan dengan lemak ayam dan lemak sapi.
Fungsi lipoprotein adalah sebagai transportasi untuk lipid masuk kedalam plasma darah.
Tingginya kadar amilase & lipase pankreas terhadap metabolisme lipid bisa
menyebabkan asam – asam lemak bebas mengingkatkan.
Penderita DM tipe I dapat terjadi hipertrigliserida karena rusaknya sel β pankreas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dawn b. Marks. 2000. Biokimia kedoteran dasar. Jakarta : EGC Medical Book.
Gaw, Allan. 2012. Biokimia Klinis Teks Bergambar ed.4. Jakarta : EGC Medical Book.
Gaw, Allan. 2013. Clinical Biochemistry. Inggris : Churchill Livingstone.
Solubilites of vegetables oils in aqueous ethanol and ethanol-hexane mixture kaparthir.
Citra Sua Ramadhani.2016. Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Dedy, asep. 2018. Karakteristik Coklat Filling Kacang Mete yang Dipengaruhi Jenis dan
Jumlah Lemak Nabati. Bandung : Parundanfood Tech.
Suci, qodrianty sakimah. 2018. Lipid Makassar Laboratorium Terpadu Kesehata
Masyarakart. Universitas Hasanudin.
Mumpuni & Wulandari. 2011. National Institutes of Health, Delection, Evaluation and
Treament of High Blood (Kolesterol in Adulst III).
N. V. Bhagayan Chung-Eun Ha. 2015. Essentials of Medical Biochemistry. America :
Acedemia press.
Dr.Rika Yulia, S.SI., Sp.FRS., Apt. 2020. BIOKIMIA (Uji Laboratrium dan Studi Kasus)
page 20.
Murray, Robbert K. 2017. Biokimia Haper ed. 30. Jakarta : EGC Medical Book.
Murray, Robbert K. 2014. Biokimia Harper ed.29. Jakarta : EGC Medical Book.
Schumm, Dorothy E. 1993. Intisari Biokimia. Jakarta : Binaputra Aksara.
Baraas F., 2011. Kardiologi Molekuler: Radikal bebas, disfungsi endotel, aterosklerosis,
antioksidan, latihan fisik, dan rehabilitasi jantung. Yayasan Kardia Iqratama:Jakarta:
Barret E krm. 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 24. Jakarta: The McGraw-
Hill Companies.
Bintang, M., 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga:Jakarta.
Murray, R.K., Granner, D.K. dan Rodwell, V.W., 2018, Biokimia Harper, Edisi 30, Ahli
Bahasa Braham U. Pendit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal. 158, 269, 272, 277,
290 .
Mumpuni dan Wulandari.2011. National Institutes of Health, Defection, Evaluation, dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adult
Santoso, A., 2010. Rumus Lengkap Kimia SMA. PT. Wahyu Media:Jakarta.
Sartika, R.A.D., 2010. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
17
18