PENDAHULUAN
HCl 0,5 N + 2
Pendinginan
tetes pp
Perhitungan hasil
2.2.2 Angka Perioksida
Pada pengujian terhadap angka peroksida pada minyak, dilakukan dengan
menambahkan 30 ml larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3 :
2 pada masing-masing sampel minyak goreng kemudian diaduk hingga larut lalu
ditutup rapat. Fungsi larutan asam asetat-kloroform yaitu memberikan suasana
asam dan sebagai pelarut senyawa non polar untuk kloroform dan senyawa polar
untuk asam asetat,dalam struktur minyak terdapat gugus yang bersifat polar dan
gugus yang bersifat non polar sehingga minyak dapat larut dengan pelarut asam
asetat-kloroform karena minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut
tersebut Larutan kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh. Fungsi
penambahan KI jenuh yaitu sebagai indikator terjadinya oksidasi reduksi, yaitu
sebagai penyedia atau penyumbang ion I> yang nantinya akan dioksidasi oleh
minyak peroksida menjadi I2. Semakin banyak iod (I2) yang dibebaskan maka
semakin banyak peroksida dari dalam minyak Larutan ini didiamkan sambil
dikocok sesekali. Setelah itu titrasi dengan Na2S2O3 hingga warnanya menjadi
kuning atau lebih cerah. Na2S2O3 berupa larutan tak berwarna, ketika diditrasi
warnanya menjadi kuning sampai warna kuning hampir hilang, sehingga
terbentuk 2 fase di mana bagian atas menjadi larutan berwarna kuning jernih
,sedangkan pada fasa bagian bawah berupa larutan berwarna kuning minyak.
Larutan Na2S2O3 merupakan agen pereduksi yang biasa digunakan untuk
mereduksi iod (I2) menjadi ion I> . Warna kuning hampir hilang karena iod
bereaksi dengan Na2S2O3 membentuk iodida. Titrasi dihentikan setelah warna
kuning hampir hilang, setelah itu ditambahkan amilum 1%. i. Kemudian larutan
tersebut dititrasi kembali dengan larutan Na2S2O3 0,1 N untuk menitrasi sisa I2
yang masih tertinggal dalam larutan hingga diperoleh larutan lapisan atas yaitu
tidak berwarna dan lapisan bawah berwarna kuning. Apabila larutan pada bagian
atas telah jernih, hal ini mengindikasikan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai
karena semua iod telah bereaksi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sehingga larutan
berubah menjadi jernih. Perubahan warna tersebut terjadi karena pada saat titran
(S2O32-) diteteskan pada titrat yang mengandung iod, maka (S2O32-) sebagai
reduktor kuat akan langsung dapat mereduksi oksidator yang terdapat dalam
larutan. Dalam hal ini, yang bertindak sebagai oksidator adalah I2. Sehingga I2
tersebut akan direduksi oleh (S2O32-) menjadi I> hingga I2 dalam larutan habis
direduksi menajadi I> seluruhnya yang ditandai warna larutan menjadi tidak
berwarna
Perhitungan hasil
15 ml CHCL3 + 25
Pengadukan hingga
ml iodium hanus
larut lalu ditutup rapat
Pencampuran hingga
Amilum 1%
biru/ungu gelap
Perhitungan Hasil
2.2.4 Bilangan Asam
Langkah pertama adalah penyiapan sampel minyak sebanyak 5 gram.
Sampel tersebut terdiri dari minyak sawit dorang, minyak kelapa dorang, minyak
kelapa, minyak klentik dan minyak kelapa barco. Langkah selanjutnya dilakukan
penambahan 50 ml alkohol 96%, lakukan pengadukan untuk lebih meratakan.
Setelah itu dilakukan pendidihan selama 10 menit menggunakan kondensor.
Langkah selanjutnya dilakukan penambahan 2 tetes indikator pp kemudian
dilakukan pengadukan merata. Kemudian dilakukan titrasi hingga berubah warna
menjad merah muda dengan cara penambahan NaOH 0.1 N. Langkah terakhir
lakukan perhitungan hasil bilangan asam. Perhitungan bilangan asam dilakukan
dengan cara yaitu volume titrasi sampel dikali normalitas NaoH, hasil dikali BM
NaOH dan kemudian hasilnya dibagi massa sampel gram
Sampel
minyak 5 gram
Pendidihan 10 min.
50 ml alkohol 96% menggunakan
kondensor
Titrasi hingga
NaOH 0,1 N
berubah warna/merah
muda
Perhitungan hasil
BAB 3. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Angka Penyabunan
250
200
150
100
50
0
Minyak sawit Minyak kelapa VCO Minyak Klentik Minyak kelapa
dorang dorang barco
200
150
100
50
0
Minyak Sawit Minyak Kelapa VCO Minyak Klentik Minyak Kelapa
Dorang Dorang Barco
Bilangan Iod
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Minyak Sawit Minyak Kelapa VCO Minyak Klentik Minyak Kelapa
Dorang Dorang barco
Bilangan Asam
1.4
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Minyak Dorang Minyak Dorang VCO Minyak Klentik Minyak Barco
Sawit Kelapa Kelapa
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum lipida ini adalah sebagai
berikut.
1. Angka penyabunan merupakan parameter penilaian yang menunjukkan mg
KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 g lemak.
2. Nilai tertinggi pada bilangan peroksida terdapat pada VCO (Virgin Coconut
Oil) yaitu sebesar 210, sedangkan nilai terendah pada bilangan peroksida
terdapat pada minyak sawit dorang yaitu 120. Sedangkan batas maksimum
untuk angka peroksida pada VCO adalah sebesar 200 mg ek/gram.
3. Bilangan iod adalah bilangan yang menunjukkan berapa jumlah mg halogen
(disebut iodin) yang diperlukan untuk menjenuhkan asam lemak tidak jenuh
yang terdapat dalam 100 gram lemak.
4. Bilangan asam adalah banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk bisa
menetralkan asam-asam lemak bebas di dalam suatu komponen.
5. Kualitas mutu jenis minyak sangat mempengaruhi hasil analisis minyak dari
angka penyabunan, angka peroksida, bilangan iod dan bilangan asam.
5.2 Saran
Praktikum dapat berjalan dengan sukses dan lancar namun terdapat beberapa
kendala yang patut dibenahi. Beberapa kendala tersebut yaitu kurang lengkapnya
peralatan praktikum sehingga praktikum kurang efektif dan efisien. Alangkah
lebih baik jika peralatan praktikum dapat tersedia lebih lengkap sehingga
pelaksanaan praktikum dapat berjalan lebih cepat dan lancar
DAFTAR PUSTAKA
1. Angka Penyabunan
(V.titrasi blanko−V.titrasi sampel)xNormalitas HCl x BM KOH
AP = massa sampel (gram)
a. Ulangan 1
(39,7−4,7)x0,5 x 56,1056
1. CO BN = = 196, 36
5
(39,7−13)x0,5 x 56,1056
2. Sawit Dorang = = 149, 80
5
(39,7−4,7)x0,5 x 56,1056
3. Kelapa Dorang = = 196, 36
5
(39,7−7,9)x0,5 x 56,1056
4. VCO BN = = 178, 42
5
(39,7−4,5)x0,5 x 56,1056
5. Kelapa Barco = = 197, 49
5
a. Ulangan 2
(39,7−7,5)x0,5 x 56,1056
1. CO BN = = 180, 66
5
(39,7−22,6)x0,5 x 56,1056
2. Sawit Dorang = = 95,94
5
(39,7−6,1)x0,5 x 56,1056
3. Kelapa Dorang = = 188,51
5
(39,7−7,1)x0,5 x 56,1056
4. VCO BN = = 182,90
5
(39,7−7)x0,5 x 56,1056
Kelapa Barco = = 183,47
5
2. Bilangan Peroksida
Ulangan 1
0,5 𝑥 1 𝑥 1000
Minyak Sawit Dorang = 5
= 100
0,6 𝑥 1𝑥 1000
Minyak Kelapa Dorang = 5
= 120
1,2 𝑋 1 𝑋 1000
Minyak VCO = 5
= 240
0,6 𝑋 1 𝑋1000
Minyak Klentik = 5
= 120
0,6 𝑥 1 𝑥 1000
Minyak Barco = 5
= 120
Ulangan 2
0,7 𝑥 1 𝑥 1000
Minyak Sawit Dorang = 5
= 140
0,7 𝑥 1𝑥 1000
Minyak Kelapa Dorang = 5
= 140
0,9 𝑋 1 𝑋 1000
Minyak VCO = 5
= 180
0,8 𝑋 1 𝑋1000
Minyak Klentik = 5
= 160
0,7 𝑥 1 𝑥 1000
Minyak Barco = 5
= 140
Rata-Rata
100 + 140
Minyak Sawit Dorang = 2
= 120
120 + 140
Minyak Kelapa Dorang = 2
= 130
240 + 180
Minyak VCO = 2
120 + 160
Minyak CBOH = 2
= 130
120 + 140
Minyak Barco = 2
= 130
3. Bilangan Iod
Ulangan 2
[50−(9,7+8,5)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,08
5
2. VCO
Ulangan 1
[50−(17,2+6,8)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,07
5
Ulangan 2
[50−(6,2+13,2)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,08
5
Ulangan 2
[50−(0,7+2,9)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,12
5
4. Minyak Klentik
Ulangan 1
[50−(13,5+6,1)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,08
5
Ulangan 2
[50−(15,5+9,6)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,06
5
Ulangan 2
[50−(5,3+5,3)]𝑥0,127
Bil Iod: = 0,10
5
6. Rata-Rata Sampel
0,11+0,12
Minyak Sawit Dorang: = 0,115
2
0,10+0,10
Minyak Kelapa Dorang: = 0,10
2
0,07+0,08
VCO: = 0,75
2
0,08+0,06
Minyak Klentik: = 0,07
2
0,10+0,08
Minyak Kelapa Barco: = 0,09
2
4. Bilangan Asam
Ulangan 1
1. VCO
V. titrasi sampel x normalitas NaOH x BM NaOH
𝑉𝐶𝑂 =
Massa sampel (gram)
0,5 x 0,1 x 50
𝑉𝐶𝑂 = = 0,34
5,8
2. Minyak Klentik
1,8 x 0,1 x 50
𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑙𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘 = = 1,32
5,44
3. Dorang Kelapa
0,8 x 0,1 x 50
𝐷𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 = = 0,64
5
4. Barco Kelapa
0,5 x 0,1 x 50
𝐵𝑎𝑟𝑐𝑜 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 = = 0,4
5
5. Dorang Sawit
0,6 x 0,1 x 50
Dorang Sawit = = 0,48
5
Ulangan 2
1. VCO
V. titrasi sampel x normalitas NaOH x BM NaOH
𝑉𝐶𝑂 =
Massa sampel (gram)
0,8 x 0,1 x 50
𝑉𝐶𝑂 = = 0,64
5
2. Minyak Klentik
1,4 x 0,1 x 50
𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑙𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘 = = 1,12
5
3. Dorang Kelapa
1,3 x 0,1 x 50
𝐷𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 = = 1,04
5
4. Barco Kelapa
0,7 x 0,1 x 50
𝐵𝑎𝑟𝑐𝑜 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 = = 0,56
5
5. Dorang Sawit
1,1 x 0,1 x 50
Dorang Sawit = = 0,88
5
Rata-rata
1. VCO
VCO = 0,34 + 0,64 = 0,49
2. Minyak Klentik
Minyak Klentik = 1,32 + 1,12 =1,22
3. Dorang Kelapa
Dorang Kelapa = 0,64 + 1,04 = 0,84
4. Barco Kelapa
Barco Kelapa = 0,4 + 0,56 = 0,48
5. Dorang Sawit
Dorang Sawit = 0,48 + 0,88 = 0,68