NIM : 21442381004
Kelas : XI A Pagi
Monografi :
Olive oil
Pemerian : Minyak, bewarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah
dengan rasa ikutan agak pedas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; bercampur dengan eter dengan kloroform dan dengan eter;
dengan kloroform dan dengan karbon disulfida
Stabilitas : Saat didinginkan, minyak zaitun menjadi keruh sekitar 10'C, dan menjadi massa seperti
mentega pada 0'C.
Wadah & Penyimpanan: Minyak zaitun harus disimpan di tempat sejuk dan kering dalam wadah
yang rapat dan terlindungi dari cahaya. Untuk minyak sulingan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam pembuatan sediaan dosis parenteral. PhEur 6.2 mensyaratkan agar minyak curah disimpan di
bawah gas inert
C18H36O2
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%),
KOH
Kalium Hidroksida
karbondioksida
Kelarutan : larut dalam 0,9 bagian air: 2,3 bagian gliserin. Saat dilarutkan
dalam air dan alkohol dan larutan asam akan menghasilkan panas.
BM : 56,10
Kegunaan : Pengemulsi
Pemerian : Serbuk halus mikro hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil
di udara
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat
adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan, tidak larut dalam etanol, larut dalam asetat 1N,
asam klorida 3N dan asam nitrat 2N
CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nOSO3Na
Kelarutan : Sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter
C15H24O
Kelarutan: tidak larut dalam air dan propilen glikol mudah larut
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bagian daging kunyit sebanyak 10 kg yang
diambil dalam keadaan matang. Kemudian kunyit disortasi basah untuk memilah antara bagian
irisan daging kunyit dan benda asing yang terdapat pada sampel. Setelah itu kunyit dicuci dengan
air untuk menghilangkan kotoran. Lalu irisan kunyit dikeringkan dengan cara ditutup kain berwarna
hitam, pengeringan ini dilakukan selama 3 hari. Masuk ke tahap sortasi kering dan sampel
dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk.
Masukkan minyak zaitun kedalam beakerglass , lalu tambahkan KOH 40% sedikit demi sedikit
sambil dipanaskan pada suhu 60⁰C-70⁰C sampai memperoleh sabun pasta dan tambahkan akuades
sebanyak 75 mL (campuran 1).
Dalam air panas masukan Na-CMC diamkan sampai mengembang dan tambahkan asam stearat,
Lalu tambahkan campuran 1 aduk hingga homogen kemudian tambahkan Sodium lauryl Sulfate
(SLS), aduk hingga homogen.
Tambahakan Butyl Hydroxy Toluen (BHT) aduk hingga homogen dan masukan phenoxyethanol
aduk sampai homogen dan tambahkan olium akasia aduk hingga homogen.
Setelah itu cukupkan liquid body wash dengan akuades sampai 500 mL, masukkan kedalam wadah
bersih yang telah disiapkan.
Pembuatan ekstraksi
Ditimbang serbuk simplisia kunyit dan dilakukan diekstraksi dengan 2 cara yang
Maserasi dilakukan dengan penambahan etanol 96% sebanyak 2 liter pada 200 gram serbuk
simplisia ke erlenmeyer dengan ditutup dengan plastik hitam dan dilakukan perendaman selama
3hari dan sesekali dilakukan pengadukan. Setelah 3 hari dilakukan penyaringan dengan kain kola
dan diuapkan dengan alat rotary evaporator sampai di dapat ekstrak kental. Sokletasi dilakukan
dengan memasang rangkaian alat soxhletasi,dengan shifon yang telah dikalibrasi. Simplisia kunyit
50 gram sebanyak 2 kali, masukkan kedalam kelongsong. Ditambahkan etanol 96% sebagai pelarut.
Proses ini berlangsung selama1 hari hingga larutan yang ada sifon bening. Ekstrak cair yang didapat
kemudian diuapkan dengan alat rotary evaporator sampai di dapat ekstrak kental. Dihitung hasil
rendeman.
Referensi :
https://ejurnal.stie-trianandra.ac.id/index.php/klinik/article/view/257