240210140065
perlakuan yaitu 1:1 dan 1:2 perbandingan kelapa parut dan air. Perlakuan
penambahan air yang berbeda bertujuan untuk mengetahui pengaruh banyaknya
penambahan air terhadap jumlah rendemen dan kualitas minyak yang dihasilkan.
Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit seiring dengan pemerasan pada
kelapa parut untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang
terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama
peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak.
Langkah selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain saring
yang bertujuan untuk memisahkan santan dan ampas kelapa. Santan yang
diperoleh kemudian diukur dengan menggunakan gelas ukur. Santan kelapa
merupakan sistem emulsi dalam air yang berwarna putih susu. Emulsi tersebut
distabilkan oleh stabilizer yang berupa campuran karbohidrat dan protein dalam
bentuk lapisan kuat. Menurut Suhardiyono (1988), komposisi dari santan adalah
66% air, 28% minyak dan 6% kandungan non minyak. Santan kemudian
didiamkan selama 2 jam untuk memisahkan krimnya.
Krim merupakan bagian dari santan kelapa yang kaya dengan kandungan
minyak. Krim santan yang telah dipisahkan kemudian dipanaskan dengan api
kecil sampai terbentuk galendo. Pemanasan bertujuan untuk menguapkan semua
air yang terkandung dalam krim sehingga diperoleh campuran minyak dan protein
yang menggumpal (galendo). Galendo atau blondo tersebut masih mengandung
minyak sebanyak 10-15% sehingga perlu dipres untuk mengeluarkan kandungan
minyaknya (Rindengan dan Novarianto, 2005). Pemanasan dengan suhu tinggi
digunakan untuk merusak emulsi dan menggumpalkan protein pada santan
sehingga minyak yang berasal dari santan dapat keluar. Pada saat pembentukan
minyak, dilakukan proses pengadukkan yang bertujuan untuk mengganggu
tegangan permukaan antara minyak dan air. Selain itu dapat juga merusak lapisan
protein sehingga kestabilan emulsi terganggu mengakibatkan pemisahan minyak
dan air.
Proses pemanasan dihentikan ketika sudah terbentuk minyak dan galendo.
Minyak dan galendo kemudian dipisahkan dengan cara disaring menggunakan
kain saring. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi
sisa blondo yang terdapat di dalam minyak. Umumnya, minyak tersebut tidak
Syifa Urrohmah 3
240210140065
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑛𝑡𝑎𝑛
Berikut hasil pengamatan dari pembuatan minyak kelapa dengan ekstraksi metode
wet rendering.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ekstraksi Minyak Kelapa
Perbandingan Kelapa dan Air
Karakteristik 1:1 1:2
Kel 1 Kel 3 Kel 5 Kel 2 Kel 4 Kel 6
Berat kelapa 500 g 500 g 500 g 500 g 500 gram 500 g
1340
Volume santan 798 ml 800 ml 770 ml 1300 ml 1280 ml
ml
Volume cream 242 ml 270 ml 310 ml 430 ml 400 ml 240 ml
Lama 35
18 menit 18 menit 25 menit 38 menit 33 menit
pemanasan menit
Kuning
Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
pekat
Warna kecoklat kecoklat kecoklat keruh kecoklat
kecoklat
an cerah an an gelap sedikit an cerah
an
Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa
Aroma
gurih gurih gurih gurih gurih gurih
Kurang Jernih,
Kurang Sedikit Tidak jernih, ada
Kejernihan Keruh
jernih keruh jernih sedikit sedikit
keruh endapan
Volume 110,73
59,91 ml 70,28 ml 89,24 ml 72,02 ml 62,28 ml
Minyak ml
Rendemen 7,5076% 8,786% 11,59% 8,264% 5,54% 5,256%
Gambar
5.2. Saran
1. Sebaiknya praktikum dilakuakan dengan teliti dan hati-hati agar tidak
terjadi kesalahan.
2. Saat pemanasan minyak dengan ekstraksi basah harus menggunakan api
kecil sehingga pencokelatan pada minyak dapat dihindari
Syifa Urrohmah 7
240210140065
DAFTAR PUSTAKA