Anda di halaman 1dari 1

Dari praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa minyak kemiri dapat diperoleh

dengan mengekstraksi biji kemiri menggunakan metode ekstraksi sohxlet. Pemilihan metode
ini bertujuan untuk menarik semua komponen minyak yang terdapat dalam biji kemiri dengan
melarutkannya kedalam pelarut Petroleum eter. Petroleum eter digunakan sebagai pelarut
karena memiliki tingkat kepolaraan yang relatif sama dengan minyak yang akan diekstrak
yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar.

Pada proses ekstraksi sohxlet, penarikan komponen minyak kemiri dilakukan dengan
cara menempatkan 50 gr biji kemiri yang telah dihaluskan dan terlapisi dengan kertas saring
kedalam timbal unit ekstaksi. penghaluskan biji kemiri dilakukan agar mempermudah proses
ekstraksi minyak kemiri, karena semakin kecil ukuran partikel semakin luas bidang sentuh
pelarut, sehingga sampel lebih mudah terekstrak. Kemudian cairan pelarut Peutroleum eter
sebanyak 300 ml dipanaskan didalam labu alas bulat hingga pelarut menguap dan
terkondensasikan oleh kondensor bola. Pelarut yang terkondensasi akan membasahi sampel
dan melarutkan kandungan minyak yang terdapat dalam sampel. Pelarut akan terus menguap
dan terkondensasi hingga memenuhi wadah, saat telah mencapai tinggi maksimal secara
otomatis pelarut akan tertarik kembali kedalam labu sehingga terjadinya sirkulasi. Proses
tersebut akan berlangsung secara kontinyu selama ± 3 jam hingga waktu ekstraksi stabil.
Setelah proses ekstraksi selesai, diperoleh ekstraksi minyak kemiri dalam larutan petroleum
eter dan ampas kemiri hasil proses ekstraksi. Ampas kemiri yang basah dipanaskan kedalam
oven hingga kering, kemudian menimbang dan mencatat massanya sebagai residu.
Sedangkan hasil proses ekstraksi diukur dan dicatat volumenya serta diproses pada tahapan
selanjutnya.

Pada proses berikutnya larutan hasil ekstraksi yang mengandung pelarut Petroleum
eter akan dipisahkan dari pelarutnya hingga didapatkan minyak kemiri murni. Pemisahan ini
menggunakan metode destilasi yang didasarkan atas perbedaan titik didih antara minyak
kemiri dengan pelarut petroleum eter dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu
karena memiliki titik didih yang lebih rendah. Suhu harus selalu dikontrol menggunakan
termometer agar stabil karena jika suhu tidak sesuai (lebih tinggi/rendah) maka minyak
kemiri akan ikut menguap atau proses destilasi akan memakan banyak waktu. Petroleum eter
yang menguap akan terkondensasi dan menetes ke dalam erlenmeyer, jika petroleum eter
sudah tidak menetes maka proses destilasi dapat dihentikan/selesai. Minyak kemiri hasil
destilasi kemudian diukur dan dicata volumenya yaitu 75 ml.

Anda mungkin juga menyukai