Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KUALITAS LEMAK PADA PERHITUNGAN BILANGAN

IODIUM DAN ANALISA BILANGAN PEROKSIDA SERTA PENGUJIAN


ASAM LEMAK BEBAS

(Laporan Praktikum Biokimia Dasar)

Oleh:

Dika Pandu Herkoto 2114111012 Habib Arif Kusuma 2114111044


Faisal Ramanda 2154111010 Erlangga Wirabahari. D 2114111041
Maryanol Lumembang 2114111045 Mohamad Nur Kusnaidi 2114111014
Agung Prasetyo 2114111042 Dila Eka Fitria 2114111025
Sheliyana Cahya Oktari 2114111013 Perdana Fauzi 2114111043
M Faiz Thoyib Rahaz 2114111016

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
LEMBAR PENGESAHAN\

Judul Tempat :-

Hari/Tanggal : Hari Senin/11 dan 18 April 2022

Nama :

1. Dika Pandu Herkoto


2. Maryanol Lumembang
3. Sheliyana Cahya Oktari
4. Habib Arif Kusuma
5. Mohamad Nur Kusnaidi
6. Perdana Fauzi
7. Faisal Ramanda
8. Agung Prasetyo
9. M Faiz Thoyib Rahaz
10. Erlangga Wirabahari Daulay
11. Dila Eka Fitria

Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Lampung

Kelompok : 3 (tiga)

Bandar Lampung, 18 April 2022

Mengetahui,

Asisten Dosen

Christa Afwanisa

NPM: 1914111007
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak dan minyak merupakan kedua bahan yang tidak jauh dalam kehidupan
sehari – hari manusia, contohnya minyak goreng kelapa sawit dan mentega.
Lemak dan minyak adalah triester dan gliserol yang dinamakan trigliserida. Lipid
ada sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan,
manusia, dan memegang peran penting dalam struktur dan fungsi sel. Ssenyawa
lipid sendiri tidak mempunyai struktur yang serupa atau mirip sifat kimia dan
fungsi biologinya berbeda – beda.

Lemak dan minyak penting bagi manusia, karena adanya asam – asam lemak
esensial yang terkandung di dalamnya yang fungsinya dapat melarutkan vitamin
A, D, E, dan K dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sudut pandang
kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut vitamin dan dalam
komponen bahan makanan, dan pemberi rasa gurih. Karakter memberi rasa gurih
pada lemak menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang.
Implikasi jangka panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan makanan.
Hal ini umumnya terjadi jika asupan lebih tinggi dari pada kebutuhan, atau
rendahnya aktifitas fisik disaat asupan lemak dan gizi makro lainnya tinggi.

Oleh karena itu, untuk memahami lipid dengan segala sifat fisika, kimia dan
reaksi– reaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan dengan
menguji angka iodin. Bilangan iodin mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak
penyusun minyak dan lemak. Semakin banyak iodin yang digunakan, maka
semakin tinggi pula derajat ketidakjenuhan.
Peroksida merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak
goreng yaitu peroksida, karena bilangan peroksida dapat menunjukkan kualitas
minyak goreng yang telah teroksidasi. Peroksida dan hidroperoksida dapat
terbentuk pada awal oksidasi pada lemak, asam lemak jenuh yang mengikat
oksigen pada ikatan rangkapnya akan membentuk peroksida (Ketaren, 2012).

Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan


pada minyak atau lemak. Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi nilai bilangan peroksida. Penentuan besarnya
angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri. Prinsip penetapan bilangan
peroksida adalah larutan contoh yang dilarutkan dengan campuran asam asetat
glasial, alkohol 95% dan kloroform lalu direaksikan dengan 1 gram KI dan
dibiarkan di tempat gelap selama 30 menit sambil dicampur lalu ditambah 50 ml
air. Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,02
N (Romarta, 2015).

Kualitas minyak kelapa ditentukan dari komponen asam lemak penyusunnya,


yakni golongan asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Asam lemak
tidak jenuh mengandung ikatan rangkap dan sebaliknya asam lemak jenuh tidak
mempunyai ikatan rangkap. Asam lemak yang memiliki semakin banyak ikatan
rangkap akan reaktif terhadap oksigen sehingga cenderung mudah teroksidasi.
Sementara itu, asam lemak yang rantainya dominan mengandung ikatan tunggal
cenderung lebih mudah terhidrolisis. Kedua proses tersebut dapat menurunkan
kerusakan minyak (Yulia, 2010).
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu:


1. Untuk menentukan ketidakjenuhan dari minyak
2. Untuk menjelaskan tentang kelarutan lemak dalam berbagai pelarut
3. Untuk menjelaskan cara perhitungan bilangan penyabunan
4. Untuk menjelaskan tentang uji ketengikan pada lemak
5. Untuk menjelaskan cara perhitungan bilangan yodium
6. Untuk menjelaskan bilangan peroksida
7. Untuk menjelaskan asam lemak bebas
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah salah satu standar mutu minyak yang dapat menyatakan
Derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak dan dapat digunakan untuk
menggolongkan jenis minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak dan lemak
mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya
jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak
jenuh. Kecepatan reaksi antara asam lemak tidak jenuh dengan halogen tergantung
pada macam halogen dan stuktur asam lemak.

2.2 Minyak

Minyak adalah suatu bahan cair karena rendahnya kandungan asam lemak jenuh
dan kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memilikisatu atau lebih
rangkap diantara atomatom karbonnya, sehingga memiliki titik lebur yang rendah.
Minyak nabati pada umumnya sebagian besar mengandungasam palmitat, asam
sterat, asam oleat, dan asam linoleat, kecuali minyak kelapa danminyak kelapa
sawit yang banyak mengandung asam lemak-jenuh rantai sedang(C8 – C14).
sebagian besar lemak dan minyak dalam alam terdiri dari 98-99% trigliserida.

Trigliserida adalah ester gliserol, suatu alkohol trihidrat dan asam lemakyang
tepatnya disebut triasilgliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam asamtrigliserida
adalah asam lemak yang sama dengan trigliserida sederhana; bila berbeda
barutrigliserida campuran. Contoh trigliserida sederhana adalah lemak tristerin
(Taroigan, 2019).
2.3 Minyak Goreng

Minyak goreng digunakan sebagai media penggorengan, bahan pangan yang


dikonsumsi oleh lapisan masyarakat dari segala tingkat usia (Ketaren, 2005).
Penggunaan minyak goreng yang berulang kali dapat menyebabkan kerusakan
minyak. Apabila minyak goreng digunakan secara berulang kali maka akan bisa
membahayakan kesehatan (Widayat, dkk., 2005). Namun pemanfaatan minyak
goreng bekas secara baik dan benar akan berpengaruh untuk pengurangan
pencemaran lingkungan dan berakibat pada peningkatan kualitas hidup manusia
(Tarigan, 2019).

2.4 Reaksi Minyak

Reaksi yang terjadi selama proses penggorengan seperti oksidasi, hidrolisis,


polimerisasi, dan reaksi dengan logam dapat mengakibatkan minyak menjadi
rusak. Selama proses penggorengan minyak mengami proses kerusakan,
kerusakan ini mempengaruhi mutu dan gizi dari bahan pangan yang digoreng.

Penyebab utama kerusakan minyak adalah karena peristiwa oksidasi,dan


mengakibatkan terbentuknya peroksida dan aldehid (Khoirunnisa, dkk., 2020).
asam lemak bebas menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang dikandung oleh
minyak yang rusak terutama karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis (Sudarmaji,
2019)

2.5 Pengujian Parameter

Pengujian parameter kimia dan fisika dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
minyak goreng. Uji kimia dapat mengunakan komponen – komponen kimia yang
terdapat pada minyak goreng yaitu kadar asam lemak bebas,bilangan
peroksida,bilangan iod,bilangan penyabunan. Sedangkan uji fisika dapat diketahui
dari kadar air, berat jenis, titik leleh dan indeks bias minyak (Ulfindrayani, 2018).
2.6 Uji Kualitas Minyak

Uji kualitas minyak dapat ditentukan dengan angka asam dan peroksida. Angka
asam adalah banyaknya asam yang dapat dinetralkan dengan basa. Bilangan asam
dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak. Penentuannya dapat dilakukan dengan metode titrasi. Asam lemak yang
lepas dari gliserol disebut sebagai asam lemak bebas. Angka peroksida adalah
nilaiterpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak.
Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga
membentuk peroksida.

Peroksida ini dapat ditentukan dengan metode iodometri. Bilangan peroksida


menunjukkan terjadinya oksidasi dari minyak. Bilangan peroksida berguna untuk
penentuan kualitas minyak setelah pengolahan dan penyimpanan. Peroksida akan
meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan, yang jumlahnya tergantung pada waktu, suhu, dan kontaknya dengan
cahaya dan udara. Tingginya bilangan peroksida menandakan oksidasi yang
berkelanjutan, tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas dari
oksidasi. Pada suhu penggorengan, peroksida meningkat, tetapi menguap dan
meninggalkan sistem penggorengan pada temperatur yang tinggi (Khoirunnisa,
dkk., 2020).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 11 dan 18 April 2022 pada pukul
15.00-17.40 WIB. Praktikum ini menggunakan video pembelajaran dengan
linknya yaitu: https://youtu.be/yIk4Y2Sk2jM; https://youtu.be/i14ccbCo8wY;
https://youtu.be/Wp2PXOqSFxw; https://youtu.be/qhjPrqFM5TA dan
https://youtu.be/Z660_YkYnjY.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu neraca analitik dengan
ketelitian ± 0,1 mg, Erlenmeyer 500 ml, pipet gondok 25 ml, buret 50 ml dengan
ketelitian 0,1 ml, timbangan,, Erlenmeyer, pipet gondok, gelas ukur, labu
volumetric, 10 ml aquades, pipet tetes, kompor listrik dan seperangkat alat titrasi.

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sikloheksan, asam
asetat, larutan kalium iodida (KI) 0,1 N, larutan natrium tiosulfat 0,1 N, indicator
larutan kanji 0,5%, larutan wijis (larutan iodium monokhlorida dalam campuran
asam asetat), 0,5 gram lemak/minyak, 10 ml CHCL 3, 25 ml KBrO3 0,2 N, 5 ml
KBr 30%, 7 ml HCL 4 N, 10 ML KI 15%, 1 ml amylum, minyak kelapa, 30 ml
asam asetat-kloroform, Na2SO3 , 0,5 indikator pati, NaOH 0,1N dan indikator
PPT.
3.3 Cara Kerja

Cara kerja yang akan dilakukan pada praktikum Kualitatif Karbohidrat sebagai
berikut:

3.3.1 Cara Kerja Video Praktikum Pertama


a) Penentuan Bilangan Iod pada Virgin Coconut Oil (VCO)

Kalium iodida 20 g ditambahkan kedalam air suling


100 ml. Setelah itu
dilarutkan.

Larutan natrium tiosulfat 0,1 N dimasukkan kedalam


tabung reaksi 1 l, setelah itu ditambahkan air suling
bebas
itu ditambahkan air suling bebas. Ambil sebanyak
100 ml dan masukkan kedalam
tabung reaksi dan tambahkan air suling bebas.
Ambil sebanyak 100 ml dan masukkan kedalam
tabung reaksi dan tambahkan air suling bebas.

Indikator larutan kanji 0,5%; masukkan serbuk kanji


0,5 g kedalam wadah yang sudah diisi air suling
sebanyak 100 ml dan didihkan hingga larut.

Ditimbang VCO berdasarkan tabel, berdasarkan


baku mutu 4,1 – 11 maka
ditimbang sebanyak 1-3 g.

Ditambahkan 15 ml pelarut ( sikloheksan : asam


asetat, 1 : 1 )
Diambil dengan pipet sebanyak 25 ml larutan wijs.

Disimpan ditempat gelap selama 1 jam jika bilangan


iod < 50. Simpan ditempat gelap selama 2 jam jika
bilangan iod > 50.

Larutan yang sudah jadi ditambahkan 10 ml KI 20%


dan air suling 100 ml. Selanjutanya ditambahkan
beberapa tetes indikator kanji. Titrasi dengan larutan
Na2S2O3 0,1N. Titik akhir ditandai dengan
hilangnya warna biru

Catatlah volume Na2S2O3 0,1N yang diburuhkan

Dilakukan penetapan duplo.

Dilakukan penetapan blanko. Blanko adalah


campuran 10 ml KI 20%, 100 ml air
suling.
Dihitung bilangan iod dalam contoh

Hasil

b) Uji Kualitatif Lemak (Angka Iod)

Diimbang ± 0,5 g lemak/minyak.

Dilarutkan dalam 10 ml CHCl3

Ditambahkan 25 ml KBrO3 0,2N kedalam masing-


masing labu iod.

Ditambahkan 5 ml KBr 30%.


Tambahkan 7 ml HCl 4N.

Tutup dan simpan ditempat gelap sambil dikocok


selama 15 menit.

Setelah didiamkan selama 15 menit, tambahkan 10


ml KI 15% dan 1 ml
amylum

Titrasi I2 yang dibebaskan dengan Na2S2O3 standar


0,1 N terhadap indikator
amylum

Lakukan titrasi terhadap labu 1 dan 2 serta blanko.

Saat warna mendekati TA, tambahkan 3 tetes


indikator PPT.

Titrasi kembali hingga warna TA.


Hasil

3.3.2 Cara Kerja Video Praktikum Kedua


a) Bilangan Peroksida

Timbang 5.00 gram contoh minyak kelapa

Campurkan dengan 30 ml asam asetat-kloroform


(3:2)

Campurkan dengan 0.5 ml larutan KI jenuh

Diamkan satu menit sambil sesekali digoyang

Tambahkan 30 mL akuades
Titrasi dengan 2 tetes larutan Na2S2O3 0.1N

Tambahkan 0.5 mL indikator pati 1%

Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang

Hasil

b) Analisis Bilangan Peroksida Metode Titrasi Idiometri

Timbang sampel minyak ± 5 – 10 gram

Masukkan sampel ke dalam Erlenmeyer 250 mL


yang telah ditutup aluminium
foil pada seluruh bagiannya
Tambahkan pelarut dengan perbandingan 3:2

Tambahkan 0.5 mL Kl (Kalium Iodida) jenuh

Tambahkan 30 mL aquades, kemudian digoyang


selama 3 menit

Ditutup dengan aluminium foil dan digoyang dalam


keadaan gelap selama 2 menit

Tambahkan 1 mL larutan pati/amilum 0.5% sebagai


indikator hingga warna larutan menjadi kebiruan.

Titrasi dengan larutan standar Na Tiosulfat


[Na2S2O3] 0.1N, hingga warna kebiruan hilang

Ukur volume Na Tiosulfat 0.1N yang digunakan saat


titrasi
Hitung nilai Pv/Peroxide value [Meq/Kg]

Hasil

c) . Pengujian Asam Lemak Bebas Dalam Sampel Minyak Goreng Sawit

Timbangan sampel minyak goreng sawit secara


seksama hingga 10 g, kemudian catat bobot pasti
penimbangan

Siapkan ethanol didalam Erlenmeyer

Tambahkan beberapa tetes indikator PP

Kemudian titrasi dengan NaOH hingga pH nya netra


Lalu panaskan beberapa saat, ethanol diatur dalam
kondisi hangat
untuk memudahkan pelarutan

Angkat Ketika sudah hangat

Ukur 50 ml ethanol hangat kedalam gelas ukur

Masukkan dalam sampel kemudian goyang beberapa


kali hingga

Tambahkan 3 tetes indikator PP kedalam larutan


kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 N hingga
terbentuk warna merah muda yang bertahan selama
30 detik

Selanjutnya catat volume NaOH yang dibutuhkan


untuk titrasi

Hasil (Perhitungan)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1) Penentuan Bilangan Iod pada Virgin Coconut Oil (VCO)
No Gamba Keteranga
r n

1 Titik akhir ditandai dengan


hilangnya warna biru.

2) Uji Kualitatif Lemak (Angka Iod)


No Gamb Keterang
ar an

1 Pada titrasi menglami perubahan


warna, awalnya larutan berwarna
orange pekat setelah dititrasi warna
mendekati TA, kemudian diberi 3
tetes indikator PPT lalu titrasi
kembali hingga warna TA.
3) Uji Bilangan Peroksida

No Gamb Keterang
ar an

1 Pada titrasi mengalami perubahan


warna, awalnya larutan berwarna
coklat setelah dititrasi warna
mendekati biru, kemudian diberi 3
tetes indikator pati lalu titrasi
kembali hingga warna putih

4) Analisis Bilangan Peroksida Metode Titrasi Idiometri

No Gamb Keterang
ar an

1 Pada titrasi ini dihentikan jika


warna larutan menjadi tidak
berwarna karena I2 telah habis
tertitrasi yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi
putih/tidak berwarna.
5) Pengujian Asam Lemak Bebas Dalam Sampel Minyak Goreng Sawit

No Gambar Keterangan

1 Pada titrasi menglami perubahan


warna, awalnya larutan berwarna
kuning pekat setlah di titrasi
berubah warna menjadi merah
muda.
4.2 Pembahasan

Bilangan iod digunakan untuk menentukan ketidakjenuhan dari minyak. Bilangan


iod dinyatakan dalam jumlah gram ion yang dapat diserap oleh 100 gr minyak
yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap yang dimiliki oleh minyak Semakin
banyak ikatan rangkap dalam control maka wujudnya berupa cairan dan
sebaliknya jika ikatan rangkapnya sedikit maka wujudnya padat. Tetapi, minyak
yang tidak jenuh akan mudah bereaksi dengan oksigen atau teroksidasi karena
mengikat oksigen yang akan mempengaruhi kualitas minyak
Jika bilangam iod pada minyak lebih kecil, maka jumlah ikatan rangkap lebih
sedikit, wujud minyak akan mudah menjadi padat sedangkan jika bilangan iod
pada minyak lebih besar, maka jumlah ikatan rangkap lebih banyak, sehingga
lebih mudah teroksidasi.
Bilangan Iod dinyatakan sebagai g yang diserap per 100g dihitung sampai dua
desimal dengan menggunakan rumus :

Bilangan Iod = (𝑉1 − 𝑉2) × 𝑁 × 12,69 m

Keterangan:
• N adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0.1 N
• V1 adalah volume larutan natrium tiosulfat 0.1N yang diperlukan pada
penitaran blanko (mL)
• V2 adalah volume larutan natrium tiosulfat 0.1N yang diperlukan pada
penitaran contoh (mL)
• m adalah bobot contoh (g)

Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat


kerusakan pada minyak atau lemak. Pada hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
pada larutan 5,00 g minyak kelapa yang diberikan larutan 0,5 mL indikator pati 1%
menjadi warna biru kemudian berwarna putih dikarenakan adanya titrasi dengan 2
tetes larutan 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 0,1 N.
Pada proses bilangan peroksida pada video pembelajaran sebagai berikut, timbang
5.00 g minyak kelapa, Campurkan dengan 30 mL larutan asam asetat-kloroform
(3:2), Campurkan dengan 0,5 mL KI jenuh, Diamkan selama 1 menit sambil
sesekali digoyang, Tambahkan 30 mL akuades, Titrasi dengan 2 tetes larutan
𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 0,1 N, tambahkan 0,5 mL larutan indicator pati 1%, terakhir lanjutkan
titrasi sampai warna biru hilang. Hitung bilangan peroksida yang dinyatakan
sebagai ekuivalen peroksida per 1000 gram contoh :

𝑉𝑜𝑙.𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3(𝑚𝐿) 𝑥 [𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3] (𝑁)𝑥 1000


Bilangan Peroksida : 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔)

Pada pembahasan dari hasil diatas, Bilangan iod digunakan untuk


menentukan ketidakjenuhan dari minyak, bilangan iod dinyatakan dalam jumlah
gram ion yang dapat diserap oleh 100 gr minyak, bilangan iod menunjukkan jumlah
ikatan rangkap yang dimiliki oleh minyak, semakin banyak ikatan rangkap dalam
control maka wujudnya berupa cairan dan sebaliknya jika ikatan rangkapnya sedikit
maka wujudnya padat. Tetapi, minyak yang tidak jenuh akan mudah bereaksi
dengan oksigen atau teroksidasi karena mengikat oksigen yang akan mempengaruhi
kualitas minyak. Semakin tinggi bilangan peroksida minyak, maka semakin besar
pula derajat kerusakan pada lemak dan minyak.

Pada perubahan warna pada sampel minyak goring sawit menjadi warna
merah muda seperti pada hasil dikarenakan adanya tambahan 3 tetes larutan
indikator PP yang dititrasikan dengan larutan NaOH 0,1M.
V. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, maka dapat di simpulkan bahwa :


1. Untuk menentukan ketidakjenuhan dari minyak kita menggunakan
bilangan iod. Bilangan iod dapat menunjukkan jumlah ikatan rangkap
yang dimiliki oleh minyak, semakin banyak ikatan rangkap dalam control
maka wujudnya berupa cairan dan sebaliknya jika ikatan rangkapnya
sedikit maka wujudnya padat.
2. Pada 5 percobaan di atas dapat kita ketahui bahwa sampel minyak/lemak
bereaksi dengan masing-masing pelarutnya yang ditandai dengan adanya
perubahan warna.
3. Perhitungan bilangan peroksida yang dinyatakan sebagai ekuivalen
peroksida per 1000 gram contoh :
𝑉𝑜𝑙.𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3(𝑚𝐿) 𝑥 [𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3] (𝑁)𝑥 1000
Bilangan Peroksida : 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔)
4. Uji ketengikan dilakukan untuk mengentahui kerusakan oksidatif dari
lemak dan minyak yang tak jenuh yang disebabkan oleh otooksidasi
radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.
5. Bilangan Iod dinyatakan sebagai g yang diserap per 100g dihitung sampai
dua desimal dengan menggunakan rumus :
Bilangan Iod = (𝑉1 − 𝑉2) × 𝑁 × 12,69 m
6. Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah
mengalami oksidasi. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak
jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa
peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida
adalah dengan metoda titrasi iodometrik (Ketaren, S. 1986).
7. Asam lemak bebas adalah penguraian lemak atau trigliserida oleh molekul
air. Semakin tinggi asam lemak bebas dalam minyak maka semakin
rendah kualitas minyak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.Hlm. 100-105.

Khoirunnisa, Z., Wardana, A. S., & Rauf, R. (2020). Angka Asam dan Peroksida
Minyak Jelantah dari Penggorengan Lele Secara Berulang. Jurnal
Kesehatan, 12(2), 81-90.

Romarta, .(2015).Perbandingan Bilangan Peroksida pada Minyak Jagung dan


Minyak Curah dengan Metode Iodometri. Tugas Akhir. Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.

Tarigan, J., & Simatupang, D. F. (2019). Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas
Pakai dengan Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida dan Kadar
Air. Ready Star, 2(1), 6-10.

Ulfindrayani, I. F., & A’yuni, Q. (2018). Penentuan kadar asam lemak bebas dan
kadar air pada minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan di
Jalan Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Surabaya. Journal of Pharmacy and
Science, 3(2), 17-22.

Yulia, E. (2010). Kualitas Minyak Goreng Curah yang Berada di Pasar


Tradisional di Daerah Jabodetabek pada Berbagai Penyimpanan. Jurnal
Kimia Visvitalis. 2(1): 2-6.
LAMPIRAN

Lampiran Kontribusi:

Tabel Kontribus Anggota Kelompok

No Nama NPM Kontribusi

1 Dika Pandu Herkoto 2114111012 Menyusun dan Mengetik

2 Maryanol Lumembang 2114111045 Menyusun dan Mengetik

3 Sheliyana Cahya Oktari 2114111013 Menyusun dan Mengetik

Mencari materi pembahasan


4 Habib Arif Kusuma 2114111044 terkait dengan Kualitatf
Lipid
Mohammad Nur
5 2114111014 Menyusun dan Mengetik
Kusnaidi
Mencari materi pembahasan
6 Perdana Fauzi 2114111043 terkait dengan Kualitatf
Lipid
Mencari materi pembahasan
7 Faizal Ramanda 2154111010 terkait dengan Kualitatf
Lipid
Mencari materi pembahasan
8 Agung Prasetyo 2114111042 terkait dengan Kualitatf
Lipid

9 M. Faiz Thoyib Rahaz 2114111016 Menyusun dan Mengetik

Mencari materi pembahasan


Erlangga Wirabahari
10 2114111041 terkait dengan Kualitatf
Daulay
Lipid
11 Dila Eka Fitria 2114111025 Menyusun dan Mengetik

Anda mungkin juga menyukai