Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN\
Judul Tempat :-
Nama :
Fakultas : Pertanian
Universitas : Lampung
Kelompok : 3 (tiga)
Mengetahui,
Asisten Dosen
Christa Afwanisa
NPM: 1914111007
I. PENDAHULUAN
Lemak dan minyak merupakan kedua bahan yang tidak jauh dalam kehidupan
sehari – hari manusia, contohnya minyak goreng kelapa sawit dan mentega.
Lemak dan minyak adalah triester dan gliserol yang dinamakan trigliserida. Lipid
ada sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan,
manusia, dan memegang peran penting dalam struktur dan fungsi sel. Ssenyawa
lipid sendiri tidak mempunyai struktur yang serupa atau mirip sifat kimia dan
fungsi biologinya berbeda – beda.
Lemak dan minyak penting bagi manusia, karena adanya asam – asam lemak
esensial yang terkandung di dalamnya yang fungsinya dapat melarutkan vitamin
A, D, E, dan K dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sudut pandang
kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut vitamin dan dalam
komponen bahan makanan, dan pemberi rasa gurih. Karakter memberi rasa gurih
pada lemak menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang.
Implikasi jangka panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan makanan.
Hal ini umumnya terjadi jika asupan lebih tinggi dari pada kebutuhan, atau
rendahnya aktifitas fisik disaat asupan lemak dan gizi makro lainnya tinggi.
Oleh karena itu, untuk memahami lipid dengan segala sifat fisika, kimia dan
reaksi– reaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan dengan
menguji angka iodin. Bilangan iodin mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak
penyusun minyak dan lemak. Semakin banyak iodin yang digunakan, maka
semakin tinggi pula derajat ketidakjenuhan.
Peroksida merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kualitas minyak
goreng yaitu peroksida, karena bilangan peroksida dapat menunjukkan kualitas
minyak goreng yang telah teroksidasi. Peroksida dan hidroperoksida dapat
terbentuk pada awal oksidasi pada lemak, asam lemak jenuh yang mengikat
oksigen pada ikatan rangkapnya akan membentuk peroksida (Ketaren, 2012).
Bilangan iodium adalah salah satu standar mutu minyak yang dapat menyatakan
Derajat ketidakjenuhan minyak atau lemak dan dapat digunakan untuk
menggolongkan jenis minyak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak dan lemak
mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya
jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak
jenuh. Kecepatan reaksi antara asam lemak tidak jenuh dengan halogen tergantung
pada macam halogen dan stuktur asam lemak.
2.2 Minyak
Minyak adalah suatu bahan cair karena rendahnya kandungan asam lemak jenuh
dan kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memilikisatu atau lebih
rangkap diantara atomatom karbonnya, sehingga memiliki titik lebur yang rendah.
Minyak nabati pada umumnya sebagian besar mengandungasam palmitat, asam
sterat, asam oleat, dan asam linoleat, kecuali minyak kelapa danminyak kelapa
sawit yang banyak mengandung asam lemak-jenuh rantai sedang(C8 – C14).
sebagian besar lemak dan minyak dalam alam terdiri dari 98-99% trigliserida.
Trigliserida adalah ester gliserol, suatu alkohol trihidrat dan asam lemakyang
tepatnya disebut triasilgliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam asamtrigliserida
adalah asam lemak yang sama dengan trigliserida sederhana; bila berbeda
barutrigliserida campuran. Contoh trigliserida sederhana adalah lemak tristerin
(Taroigan, 2019).
2.3 Minyak Goreng
Pengujian parameter kimia dan fisika dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
minyak goreng. Uji kimia dapat mengunakan komponen – komponen kimia yang
terdapat pada minyak goreng yaitu kadar asam lemak bebas,bilangan
peroksida,bilangan iod,bilangan penyabunan. Sedangkan uji fisika dapat diketahui
dari kadar air, berat jenis, titik leleh dan indeks bias minyak (Ulfindrayani, 2018).
2.6 Uji Kualitas Minyak
Uji kualitas minyak dapat ditentukan dengan angka asam dan peroksida. Angka
asam adalah banyaknya asam yang dapat dinetralkan dengan basa. Bilangan asam
dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak. Penentuannya dapat dilakukan dengan metode titrasi. Asam lemak yang
lepas dari gliserol disebut sebagai asam lemak bebas. Angka peroksida adalah
nilaiterpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak.
Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga
membentuk peroksida.
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu neraca analitik dengan
ketelitian ± 0,1 mg, Erlenmeyer 500 ml, pipet gondok 25 ml, buret 50 ml dengan
ketelitian 0,1 ml, timbangan,, Erlenmeyer, pipet gondok, gelas ukur, labu
volumetric, 10 ml aquades, pipet tetes, kompor listrik dan seperangkat alat titrasi.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sikloheksan, asam
asetat, larutan kalium iodida (KI) 0,1 N, larutan natrium tiosulfat 0,1 N, indicator
larutan kanji 0,5%, larutan wijis (larutan iodium monokhlorida dalam campuran
asam asetat), 0,5 gram lemak/minyak, 10 ml CHCL 3, 25 ml KBrO3 0,2 N, 5 ml
KBr 30%, 7 ml HCL 4 N, 10 ML KI 15%, 1 ml amylum, minyak kelapa, 30 ml
asam asetat-kloroform, Na2SO3 , 0,5 indikator pati, NaOH 0,1N dan indikator
PPT.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja yang akan dilakukan pada praktikum Kualitatif Karbohidrat sebagai
berikut:
Hasil
Tambahkan 30 mL akuades
Titrasi dengan 2 tetes larutan Na2S2O3 0.1N
Hasil
Hasil
Hasil (Perhitungan)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1) Penentuan Bilangan Iod pada Virgin Coconut Oil (VCO)
No Gamba Keteranga
r n
No Gamb Keterang
ar an
No Gamb Keterang
ar an
No Gambar Keterangan
Keterangan:
• N adalah normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0.1 N
• V1 adalah volume larutan natrium tiosulfat 0.1N yang diperlukan pada
penitaran blanko (mL)
• V2 adalah volume larutan natrium tiosulfat 0.1N yang diperlukan pada
penitaran contoh (mL)
• m adalah bobot contoh (g)
Pada perubahan warna pada sampel minyak goring sawit menjadi warna
merah muda seperti pada hasil dikarenakan adanya tambahan 3 tetes larutan
indikator PP yang dititrasikan dengan larutan NaOH 0,1M.
V. KESIMPULAN
Khoirunnisa, Z., Wardana, A. S., & Rauf, R. (2020). Angka Asam dan Peroksida
Minyak Jelantah dari Penggorengan Lele Secara Berulang. Jurnal
Kesehatan, 12(2), 81-90.
Tarigan, J., & Simatupang, D. F. (2019). Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas
Pakai dengan Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida dan Kadar
Air. Ready Star, 2(1), 6-10.
Ulfindrayani, I. F., & A’yuni, Q. (2018). Penentuan kadar asam lemak bebas dan
kadar air pada minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan di
Jalan Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Surabaya. Journal of Pharmacy and
Science, 3(2), 17-22.
Lampiran Kontribusi: