Disusun oleh :
HANIFATUL ZAHRA
H3117034
KELOMPOK 2
A. TUJUAN
Tujuan dari Acara I “Ekstraksi Minyak Kelapa dan Minyak Biji-bijian”
adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara ekstraksi minyak dengan beberapa metode
2. Mahasiswa dapat menghitung rendemen minyak yang dihasilkan saat
ekstraksi
B. TINJUAN PUSTAKA
1. Tinjuan bahan
Minyak merupakan salah satu jenis lipida, yaitu lipida netral. Selain
lipida netral, terdapat fosfolipida, spingolipida, dan glikolipida. Minyak
merupakan salah satu penyusun utama tubuh hewan dan tumbuhan. Minyak
yang berasal dari hewan digolongkan sebagai minyak hewani dan biasa
disebut sebagai lemak hewani atau disebut lemak saja, sedangkan minyak
dari tumbuhan digolongkan sebagai minyak nabati dan disebut sebagai
minyak. Minyak merupakan ester dari molekul gliserol dan tiga molekul
asam lemak, oleh karena itu disebut juga triasil gliserol atau trigliserida.
Asam lemak yang terkandung dalam trigliserida berpengaruh besar terhadap
sifat minyak dan merupakan penentu sifat fisika dan sifat kimia minyak
(Pranowo dan M. Muchalal., 2004.)
Minyak merupakan campuran ester dari gliserol dan asam lemak
rantai panjang yang sering disebut trigliserida. Trigliserida terbentuk dari
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Minyak mempunyai arti yang
sangat luas, yaitu senyawa yang berbentuk cairan pekat pada suhu ruangan
dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sumbernya, minyak dibagi menjadi 2
macam, yaitu minyak bumi (mineral oilsatau petroleum) dan minyak dari
mahluk hidup (lipidaatau lipids). Adapun minyak dari mahluk hidup terbagi
lagi menjadi minyak nabati (vegetable oils)dan minyak hewani (animal
oils). Minyak hewani lebih popular disebut dengan istilah lemak (fats)
karena pada umumnya berbentuk padat pada suhu ruangan (Andaka, 2009).
Lemak dapat diartikan sebagai minyak yang berasal dari hewan,
mereka digolongkan sebagai minyak hewani dan biasa disebut sebagai
lemak. Lemak yang mengandung asam lemak dengan titik lebur rendah
biasanya berwujud cair pada suhu kamar, dan lemak yang mengandung
asam lemak bertitik lebur tinggi cenderung berwujud setengah padat atau
padat pada suhu kamar (Pranowo dan M. Muchalal., 2004). Menurut
Andaka, 2009 pun lemak adalah minyak hewani dan lebih popular disebut
dengan istilah lemak (fats) karena pada umumnya berbentuk padat pada
suhu ruang.
Lemak mempunyai suatu arti suatu zat yang tidak larut dalm air yang
dapat dipisahkan dari tanaman atau binatang. Secara kimia yang diartikan
dengan lemak adalah triester dari gliserol atau dapat disebut trigliserida.
Lemak hampir sebagian besar mengandung ester-ester dan pada dasarnya
lemak mempunyai komposisi sederhana. Ester-ester lemak adalah non-
volatil dan tak berba, tetapi memiliki semua sifat-sifat yang karakteristik
dari ester-ester pada umumnya (Sastrohamidjojo., 2005).
Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya
dan hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Disebut minyak jika berbentuk
cair pada suhu kamar dan disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu
kamar (Pranowo dan M. Muchalal., 2004). Lemak dan minyak adalah
contoh dari lipid dan sebagian besar terdiri dari trigliserida dengan sangat
penting dalam sistem makanan, dan mereka dibentuk oleh ester dari molekul
gliserol dan tiga molekul asam lemak (Rios dkk., 2014).
Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari sebagai
mentega sebagai lemak. Minyak yang berasal dari tetumbuhan contohna
minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang dan lain-lain. Lemak dan
minyak memiliki sturktur dasar yang sama (Hart, 1990).
Lipid adalah zat yang larut dalam pelarut organik non-polar
(kloroform dan eter) dan tidak larut dalam air, yang dapat dibagi menjadi
empat kategori: sederhana, senyawa, berasal dan terpenoid. Lipid sederhana
adalah ester dari asam lemak dan alkohol tertentu, terutama gliserol dan
kolesterol. Ini dapat dibagi menjadi tiga kelas: trigliserida, steroid, dan lilin.
Senyawa lipid adalah ester gliserol yang mengandung dua asam lemak
ditambah kelompok kimia lain seperti kolin atau serin. Kelompok yang
paling penting adalah fosfolipid, yang mengandung fosfat dalam
strukturnya, sedangkan glikolipid memiliki satu karbohidrat menggantikan
asam lemak, dan lipoprotein, yang merupakan sarana utama dimana lipid
diangkut dalam darah (Baião dan Lara., 2005).
Kacang tanah, juga dikenal sebagai kacang tanah atau kacang-
kacangan secara taksonomi diklasifikasikan sebagai Arachis hypogaea.
Kacang adalah makanan bergizi yang mengandung vitamin, asam amino
esensial, serta senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi manusia seperti
pitosterol, alfatokoferol, dan flavonoid. Alfatokoferol adalah sumber vital
vitamin E (vitamin yang larut dalam lemak) yang penting untuk menjaga
fungsi fisiologis esensial. Kacang juga mengandung beberapa mineral
penting untuk kesehatan, seperti magnesium, kalsium, zat besi, fosfor,
kalium, natrium, seng, tembaga, mangan, dan selenium. Biji kacang terdiri
dari 50% minyak, 25% protein, 15% karbohidrat dan campuran abu,
kelembaban, dan serat. Karena itu, kacang tanah adalah sumber makanan
yang baik untuk mencegah malnutrisi di negara berkembang. Selain
menyediakan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolisme tubuh normal, kacang juga kaya akan vitamin A dan D
(Richardo and Renee., 2018).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki kandungan lemak yang
tinggi dimana setiap 100 gram kacang tanah mengandung lemak sebesar
49.2 gram, energi 567 kkal dan protein 25.8 gr. Kandungan lemak yang
tinggi tersebut menjadikan kacang tanah potensial sebagai bahan baku
minyak nabati. Keunggulan minyak kacang tanah yaitu tersusun dari
campuran trigliserida asam lemak tidak jenuh yang tinggi (76-82%) dimana
terdiri dari 40-45% asam oleat dan 30-35% asam linoleat
(Nuansa dkk., 2016).
2. Tinjuan teori
Biji kacang tanah kaya akan nutrisi dengan kadar lemak berkisar
antara 44,2–56,0%; protein 17,2–28,8%; dan karbohidrat 21%. Kandungan
lemak kacang tanah tertinggi di antara semua jenis kacang-kacangan,
bahkan dengan beberapa komoditas tanaman pangan lainnya. Sekitar 76–
86% penyusun lemak kacang tanah merupakan asam lemak tidak jenuh,
seperti asam oleat dan linoleat. Protein kacang tanah, sekitar 30%
penyusunnya terdiri atas asam amino esensial. Kandungan mineral utama
kacang tanah adalahkalsium, magnesium, fosfor, dan sulfur. Sedangkan
untuk vitamin, di antaranya adalah riboflavin, thiamin, asam nikotinat,
vitamin E, dan vitamin A. Vitamin E (tokoferol) juga memiliki aktivitas
sebagai antioksidan (Yulifianti dkk., 2015).
Minyak kasar hasil ekstraksi selalu mengandung asam lemak bebas
sebagai hasil aktifitas enzim lipase terhadap gliserida selama minyak
tersebut disimpan. Besarnya asam lemak tersebut digunakan sebagai ukuran
kualitas minyak. Makin besar asam lemak bebas yang terkandung dalam
minyak tersebut maka kualitasnya makin rendah. Minyak atau lemak yang
disimpan pada kondisi penyimpanan yang tidak baik apabila diolah atau
dimanfaatkan akan dihasilkan minyak atau lemak dengan kandungan asam
lemak bebas tinggi (Andaka, 2009).
Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan
minyak atau lemak dari sel-sel bahan yang diduga mengandung minyak atau
lemak. Sebagai senyawa hidrokarbon, minyak dan lemak atau lipid pada
umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi minyak dan
lemak adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya suatu
bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Polaritas
minyak dan lemak berbeda-beda sehingga tidak ada bahan pelarut umum
(universal) untuk semua macam lipid. Ekstraksi minyak ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan pemanasan
(rendering), pengepresan (pressing) dan dengan pelarut (solvent extraction)
(Faizal dkk., 2009).
Lemak dan minyak merupakan komponen makanan yang banyak
digunakan. Lemak dan minyak adalah bahan penting dalam produk
panggang dan mempengaruhi struktur mikro dan sifat fisiknya. Lemak dan
minyak dalam pengolahan berkontribusi terhadap karakteristik produk
seperti kelembutan, kelembapan, mouth feel, pelumasan, rasa, struktur, dan
umur simpan. Sifat fisik dari lemak dan minyak adalah di antara sifat paling
penting yang menunjukkan kesegaran dan kualitas lemak dan minyak serta
fungsi mereka dalam produk makanan (Devi dan Khatkar., 2017).
Lemak atau minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibanding karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat
menghasilkan 4 kkal/gram. Dalam pengolahan bahan pangan, lemak dan
minyak berfungdi sebagai media penghantar panas; seperti minyak goreng,
mentega, gajih. Minyak dan lemak juga berfungdi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin-vitain A, D, E, K. (Winarno., 2004). Lemak dan
minyak adalah bahan baku yang sangat penting dan bahan-bahan fungsional
untuk beberapa produk makanan seperti gula-gula, roti, es krim, emulsi, dan
saus, shortening, margarin, dan produk khusus lainnya (Rios dkk., 2014).
Sifat fisik lemak/minyak sangat penting dalam menentukan
penggunaannya. Sifat-sifat lemak/minyak ini terutama tergantung pada
komposisi asam lemaknya. Persentase asam lemak jenuh yang lebih tinggi
terkait dengan lemak titik leleh yang tinggi. Titik lebur lipid
menggambarkan titik suhu di mana ia mengubah keadaan padatnya menjadi
keadaan cair. Gravitasi spesifik menandakan berat lemak dan minyak
dibandingkan dengan air. Berat jenis gliserida tak jenuh lebih tinggi
daripada yang jenuh. Indeks bias dari lemak dan minyak adalah nilai dasar
yang berhubungan dengan berat molekul, asam lemak, panjang rantai,
tingkat ketidakjenuhan dan tingkat konjugasi. Karakteristik fungsional
penting yang diperlukan dari lemak dan minyak ketika digunakan dalam
produk yang dipanggang adalah kemampuan ketika dikempa dengan gula,
untuk menahan udara. Kemampuan ini disebut sebagai ‘creaming power'
dari lemak dan minyak (Devi dan Khatkar., 2017).
Sifat-sifat fisika minyak:
1. Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu zat warna alamiah
dan warna hasil degradasi zat warna alamiah.
2. Bau amis yang disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan
ikatan rangkap dari lemak tidak jenuh.
3. Minyak tidak dapat larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil).
Minyak hanya sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna
dalam etil eter, karbon disulfida dan pelarut-pelarut halogen
4. Titik didih (boiling point) dari asam-asam lemak akan meningkat dengan
bertambahnya rantai karbon asam lemak.
5. Bobot jenis dari minyak biasanya ditentukan pada temperatur 25oC, akan
tetapi dalam hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada temperatur
40oC atau 60oC untuk lemak yang titik cairnya tinggi.
6. Titik kekeruhan (turbidity point) ditetapkan dengan cara mendinginkan
campuran minyak atau lemak dengan pelarut lemak.
Dll.
Sifat-sifat kimia minyak:
1. Reaksi hidrolisis mengubah minyak menjadi asam–asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak
terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.
2. Reaksi oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak .
3. Reaksi hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada
minyak.
4. Reaksi esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan
melalui reaksi kimia yang disebut interesterifikasi (Andaka, 2009).
Diamati pada atribut fisik lemak dan minyak, seperti slip melting
point, indeks bias, viskositas, nilai hasil, dan kekerasan. Slip Melting Point
(SMP) lemak dan minyak berkisar antara -18 hingga 38oC. Lemak
terhidrogenasi memiliki SMP tertinggi sedangkan minyak bunga matahari
memiliki SMP terendah karena komposisi asam lemaknya yang paling tidak
jenuh. Indeks bias lemak dan minyak, ukuran alam tidak jenuh, berkisar
antara 1,3294 hingga 1,3478. Sifat fisik lemak/minyak lainnya ialah
gravitasi spesifik, viskositas, dan hardness (Devi dan Khatkar., 2017).
Kacang diyakini berasal di wilayah Amerika Tengah dari mana
mereka menyebar ke bagian lain dunia. Kacang diperkaya dengan nutrisi
bermanfaat kesehatan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mereka
sebenarnya adalah kacang-kacangan yang paling sering dimakan di Amerika
Serikat. Studi menunjukkan bahwa kacang tanah, selai kacang, dan minyak
kacang secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung bila
dikonsumsi setiap hari, mirip dengan kacang lainnya. Lebih dari 300
biasanya dikonsumsi setelah dipanggang atau direbus, dan juga diolah
menjadi berbagai bentuk seperti selai kacang, permen, cokelat, kue, dan
lainnya. Kacang mentah dan kacang tanah yang dibuat tanpa garam secara
alami rendah natrium, memiliki 18 mg natrium per 100 g. Ini sama dengan
hanya 5,4 mg garam dalam porsi 30 g (Settaluri dkk., 2012).
Minyak kacang tanah merupakan salah satu bentuk pemanfaatan
kacang tanah di Indonesia. Minyak kacang tanah diperoleh dari proses
ekstraksi biji kacang tanah yang menghasilkan minyak dan bungkil.
Minyak kacang tanah mengandung 41.3-67.4% asam oleat dan 13.9-
35.4% asam linoleat. Kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi
menyebabkan minyak kacang tanah rentan terhadap kerusakan.
andungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi menyebabkan minyak
kacang tanah rentan terhadap kerusakan. Kerusakan pada bahan yang
mengandung minyak umumnya terjadi melalui dua reaksi, yaitu reaksi
hidrolitik dan reaksi oksidatif (Suryani dkk., 2016).
Minyak kacang tanah mentah diperoleh dengan cara pengepresan
mekanik dengan alat screw pressing. Sebagai pembanding, adapun minyak
kacang tanah komersial yang diproses dengan sistem sedimentasi
(pengendapan). Kedua minyak kacang tanah tersebut dilakukan analisis
kimia dan fisiknya. Minyak kacang tanah dapat digunakan untuk memasak,
pembuatan margarin, kosmetik, farmasi dan surfaktan. Minyak kacang tanah
belum banyak digunakan di Indonesia karena belum banyak terdapat di
pasaran, rendahnya mutu minyak kacang tanah yang dihasilkan akibat
proses pengolahan yang kurang tepat, serta kurangnya pemanfaatan hasil
samping yaitu minyak kacang tanah dari industri bungkil kacang tanah
(Nuansa dkk., 2016).
Menurut Winarno (2004) ekstraksi minyak dibagi menjadi 3 macam,
yang meliputi; Rendering; merupakan suatu cara yang sering digunakan
untuk mengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan. Pengepresan;
bahan yang mengandung lemak tauapun minyak mengalami perlakuan
pendahuluan, misalnya dipotong atau dihancurkan. Kemudian bahan
tersebut akan dipress dengan tekanan tinggi menggunakan tekanan hidrolik
atau screw press. Pelarut; cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pelarut dan digunakan untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah.
Lemak dalam bahan dilarutkan dengan pelarut. Namun cara ini dianggap
kurang efektif, karena mahalnya pelarut dan cara pengambilan
lemak/minyaknya.
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Baskom
b. Botol kaca
c. Kain saring
d. Kompor
e. Pisau
f. Press hidrolik
g. Spatula
h. Tabung gas
i. Talenan
j. Timbangan
k. Ulekan
l. Wajan
2. Bahan
a. Air 1000ml
b. Kacang tanah 1,5 kg
c. Kelapa parut 2,5 kg
d. Kemiri 3kg
e. Lemak ayam 1 kg
f. Lemak sapi 0,5 kg
g.
3. Cara kerja
a. Ekstraksi Minyak Kelapa
Penimbangan
Minyak Kelapa
Kemiri 1,5 kg
Penimbangan
Kemiri 1,5 kg
Penimbangan
Lemak ayam 1 kg
Penimbangan
Penimbangan
Penyangraian hingga berwarna coklat tua
Penimbangan