Kelompok 3A
1.3.1 Minyak
Minyak merupakan campuran ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang yang
sering disebut trigliserida. Trigliserida terbentuk dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh.
Minyak mempunyai arti yang sangat luas, yaitu senyawa yang berbentuk cairan pekat
pada suhu ruangan dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sumbernya, minyak dibagi menjadi 2
macam, yaitu minyak bumi (mineral oils atau petroleum) dan minyak dari mahluk hidup
(lipida atau lipids). Adapun minyak dari mahluk hidup terbagi lagi menjadi minyak nabati
(vegetable oils) dan minyak hewani (animal oils). Minyak hewani lebih popular disebut dengan
istilah lemak (fats) karena pada umumnya berbentuk padat pada suhu ruangan (Susanto, 2008).
Sifat-sifat fisika minyak:
1. Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu zat warna alamiah dan warna
hasil degradasi zat warna alamiah (Ketaren, 2008).
2. Bau amis yang disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan ikatan rangkap
dari lemak tidak jenuh (Ketaren, 2008).
3. Minyak tidak dapat larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil). Minyak hanya
sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon disulfida dan
pelarut-pelarut halogen (Ketaren, 2008).
4. Titik didih (boiling point) dari asam-asam lemak akan meningkat dengan
bertambahnya rantai karbon asam lemak (Ketaren, 2008).
5. Titik lunak (softening point) dari minyak ditetapkan dengan maksud untuk
identifikasi minyak (Ketaren, 2008).
6. Slipping point dipergunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran
komponen-komponennya (Ketaren, 2008).
7. Shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak
(Ketaren, 2008).
8. Bobot jenis dari minyak biasanya ditentukan pada temperatur 25oC, akan tetapi dalam
hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada temperatur 40oC atau 60oC untuk lemak yang
titik cairnya tinggi (Ketaren, 2008).
9. Titik kekeruhan (turbidity point) ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran
minyak atau lemak dengan pelarut lemak (Ketaren, 2008).
10. Apabila minyak dipanaskan dapat dilakukan penetapan titik asap, titik nyala dan
titik api. Titik asap adalah temperatur pada saat minyak menghasilkan asap tipis kebiru-biruan
pada pemanasan. Titik nyala adalah temperatur pada saat campuran uap dari minyak dengan
udara mulai terbakar. Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan pembakaran
yang terus-menerus sampai habisnya contoh uji (Ketaren, 2008).
Sifat-sifat kimia minyak:
1. Reaksi hidrolisis mengubah minyak menjadi asam–asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak terjadi karena terdapatnya sejumlah
air dalam minyak tersebut (Ketaren, 2008).
2. Reaksi oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak
(Ketaren, 2008).
3. Reaksi hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan ikatan
rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak (Ketaren, 2008).
4. Reaksi esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida
dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interesterifikasi (Ketaren, 2008).
1.3.2 Lemak
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting untuk
kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan.
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel,
mediator aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh,
pelindung organorgan tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K. Penambahan lemak dalam
makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di
dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein
dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi. Komponen dasar lemak adalah
asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa
lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C
(karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap.
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated
fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak
yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty
acids), dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan
rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap.
Lipid atau lemak berasal dari kata Yunani yang berarti Lipos yang merupakan penyusun
tumbuhan atau hewan yang diberikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut
dalam air tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003). Minyak/ lemak
merupakan lipida yang banyak terdapat di alam, minyak merupakan senyawa turunan ester dari
gliserol dan asam lemak. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan
penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan
penampilan.Struktur umum lemak adalah : R1, R2, R3 adalah gugus alkilmungkin saja sama
atau juga beda. Gugus alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikatan
rangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap).
Adapun struktur lemak kimia yaitu komponen penyusun lemak menggambungkan
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan sekali dalam fosfor sementara (P) dan nitrogen (N).
Partikel lemak terdiri dari empat bagian, khususnya satu atom gliserol dan tiga partikel lemak
tak jenuh. Asam terdiri dari rantai hidrokarbon (CH) dan karboksil mengumpulkan (-COOH).
Molekul gliserol memiliki tiga hidroksil banyak (OH) dan masing-masing interface dengan
hidroksil yang pertemuan sekelompok karboksil dari lemak tak jenuh. Dengan
mempertimbangkan potongan senyawa lemak dipisahkan menjadi tiga antara lain: lemak
sederhana, lemak campuran dan lemak awal.
Fungsi lemak meliputi;
Sebagai pelindung tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu rendah
Sebagai pelarut beberapa vitamin
Sebagai sumber energi
Sebagai alat pengangkut vitamin yang larut dalam di dalam lemak
Sebagai pelindung organ vital seperti lambung dan jantung
Sebagai penahan lapar
Sebagai penghemat protein, sebab lemak merupakan sumber utama terbentuknya
energi
Sebagai penyusun membran sel.
1.3.3 Mentega
Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu di mana kedalamnya dapat
ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna
kuning pada mentega disebabkan oleh zat warna Beta karoten dalam krim.
Nilai gizi mentega banyak tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan
makanan berenergi tinggi (7-8 kalori/g), tidak mengandung laktosa dan mineral serta berprotein
rendah.
1.3.4 Margarin
Margarin adalah zat aditif pengemulsi pengganti mentega buatan yang dibuat dari
lemak nabati dengan tambahan unsur hidrogen. Bisa juga mengandung susu saringan, garam
dan pengemulsi seperti lesitin.
Margarin mengandung lebih sedikit lemak daripada mentega, sehingga margarin banyak
digunakan sebagai pengganti mentega.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
Alat yang digunakan sebagai berikut:
Water goblet
Salad plate
Sendok
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut:
Minyak kelapa
Minyak kelapa sawit
Minyak zaitun
Mentega
Margarin
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Analisis Organoleptik Minyak dan Lemak
1. Lakukan pengamatan warna, aroma, kekentalan dan rasa pada masing-masing minyak.
2. Foto perbedaan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Minyak dan Lemak
Dokumentasi
Nama Bahan Foto
Minyak Kelapa
Margarin
Mentega
Pembahasan:
Karakteristik minyak kelapa: Memiliki warna paling berbeda (bening) dibandingkan dengan
dua minyak lainnya dengan aroma yang tidak berbau, tingkat kekentalan rendah (lebih cair dari
dua minyak lainnya) dan rasanya sedikit manis dan gurih.
Karakteristik minyak kelapa sawit: Memiliki warna paling menonjol (kuning cerah) diantara
dua minyak lainnya dengan aroma wangi khas kelapa sawit, tingkat kekentalannya cukup
tinggi (lebih kental jika dibandingkan dengan dua jenis minyak lainnya) dan rasanya tawar
sedikit gurih.
Karakteristik minyak zaitun: Berwarna setingkat di bawah warna minyak kelapa sawit (kuning
pucat) dengan aroma wangi zaitun yang cukup kuat, tingkat kekentalannya setingkat di bawah
minyak kelapa sawit (sedikit kental) dan rasanya sedikit gurih serta memiliki hint rasa pedas di
akhir.
Karakteristik margarin: Memiliki warna kuning pekat dengan aroma wangi gurih lemak nabati,
bertekstur lebih kaku dan juga padat (jika dibandingkan dengan mentega) dan rasanya gurih
lebih asin dibandingkan mentega.
Karakteristik mentega: Berwarna setingkat di bawah margarin (kuning pucat) dengan wangi
kuat lemak hewani (sedikit amis) jika dibandingkan dengan margarin, teksturnya sangat lembut
dan memiliki rasa gurih berlemak.
BAB V
KESIMPULAN
Uji organoleptik merupakan yang paling sederhana karena hanya mengandalkan indera
manusia Uji organoleptik yang dilakukan pada minyak dan lemak menghasilkan data
karakteristik dari setiap bahan sebagai berikut:
Karakteristik minyak kelapa: Memiliki warna paling berbeda (bening) dibandingkan dengan
dua minyak lainnya dengan aroma yang tidak berbau, tingkat kekentalan rendah (lebih cair dari
dua minyak lainnya) dan rasanya sedikit manis dan gurih.
Karakteristik minyak kelapa sawit: Memiliki warna paling menonjol (kuning cerah) diantara
dua minyak lainnya dengan aroma wangi khas kelapa sawit, tingkat kekentalannya cukup
tinggi (lebih kental jika dibandingkan dengan dua jenis minyak lainnya) dan rasanya tawar
sedikit gurih.
Karakteristik minyak zaitun: Berwarna setingkat di bawah warna minyak kelapa sawit (kuning
pucat) dengan aroma wangi zaitun yang cukup kuat, tingkat kekentalannya setingkat di bawah
minyak kelapa sawit (sedikit kental) dan rasanya sedikit gurih serta memiliki hint rasa pedas di
akhir.
Karakteristik margarin: Memiliki warna kuning pekat dengan aroma wangi gurih lemak nabati,
bertekstur lebih kaku dan juga padat (jika dibandingkan dengan mentega) dan rasanya gurih
lebih asin dibandingkan mentega.
Karakteristik mentega: Berwarna setingkat di bawah margarin (kuning pucat) dengan wangi
kuat lemak hewani (sedikit amis) jika dibandingkan dengan margarin, teksturnya sangat lembut
dan memiliki rasa gurih berlemak.
Panagan, A. T., Yohandini, H., & Gultom, J. U. (2011). Analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak
tak jenuh omega-3 dari minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan metoda kromatografi
gas. Jurnal Penelitian Sains, 14(4). DOI: https://doi.org/10.56064/jps.v14i4.204
Andaka, G. (2009). Optimasi proses ekstraksi minyak kacang tanah dengan pelarut N-Heksana. Jurnal
Teknologi, 2(1), 80-88 (daring). Tersedia:
https://journal.akprind.ac.id/index.php/jurtek/article/view/814
Angelia, I. O. (2016). Analisis kadar lemak pada tepung ampas kelapa. Jurnal Technopreneur
(JTech), 4(1), 19-23 (daring). Tersedia: http://jurnal.poligon.ac.id/index.php/jtech/article/view/42