TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak dan Lemak
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol
dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum
trigliseridanya dan hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Disebut minyak jika berbentuk pa
dat
pada suhu kamar.
Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol,
terutama minyak dengan berat molekul rendah, kecuali minyak jarak. Minyak dan lemak
dapat
larut sempurna dalam ester, hidrokarbon, benzene, karbon disulfide, dan pelarut
-pelarut halogen.
Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam
lemaknya.
Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak
nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Day
a kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari
komponen gliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan
nonpolar.
Semakin panjang rantai karbon maka minyak dan lemak tersebut semakin sukar larut.
Minyak
dan lemak yang tidak j
enuh lebih mudah larut dalam pelarut organik dari pada asam lemak jenuh
dengan panjang rantai karbon sama (
Ketaren, 1986
).
Universitas
Sumatera
Utara
2.1.1 Fungsi Minyak dan Lemak
Fungsi minyak dan lemak adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Sumber Energi
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kalori
untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein
dalam jumlah yang sama.Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energi tubuh
paling besar. Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat
-zat energi: karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai
berikut: 50%
dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di
jaringan intramuskular.
2.1.1.2 Sumber Asam Lemak Esensial Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam
linoleat dan linolenat.
2.1.1.3 Alat Angkut Vitamin Larut Lemak Lemak mengandung vitamin yang larut dalam
lemak tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D
dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak
kelapa sawit mengandung banyak karotenoid (provitamin A). Lemak membantu transportasi
dan absorbsi vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan K.
2.1.1.4 Menghemat Protein Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein,
sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
2.1.1.5 Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan
Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung,
sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak memberi tekstur
yang disukai dan memberi kelezatan khusus pada makanan.
2.1.1.6 Sebagai PelumasLemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa
pencernaan.
2.1.1.7 Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
2.1.1.8 Pelindung Organ Tubuh
Lapisan lemak yang menyelubungi organ-
organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal
membantu menahan organ
-organ tersebut tetap ditempatnya dan melindunginya terhadap
benturan dan bahaya lain (Almatsier, 2002) .
2.1.2 Sumber dan Jenis Minyak dan Lemak Lemak dan minyak yang dapat di makan (
edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam
tanaman atau hewan, minyak tersebut berfungsi sebagai sumber cadangan energi.
Sumber lemak dan minyak dapat dibagi dalam dua kelompok besar berikut ini:1. Sumber dari
tanaman (nabati)
a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, wijen, minyak lobak, kedelai, dan
bunga matahari.
b. Kulit buah tanaman tahuna n: minyak zaitun dan kelapa sawit.
c. Biji-bijian dari tanaman tahunan: kelapa, cokelat, inti sawit, babassu,
Zat warna dalam minyak terdapat secara alamiah didalam bahan yang mengandung minyak
dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain
terdiri dari α dan β karoten, xantofil, klorofil, dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan
minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau- hijauan dan kemerah-merahan
(Ketaren, 1986).
Berat jenis lemak lebih rendah dari air, oleh karena itu mengapung keatas dalam campuran
air dan minyak atau cuka dan minyak. Sifat fisik trigliserida ditentukan olehproporsi dan
struktur kimia asam lemak yang membentuknya. Titik cair, dengan demikian tingkat
kepadatannya meningkat dengan bertambah panjangnya rantai asam lemak dan tingkat
kejenuhannya (Almatsier, 2002).