Bab 1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna
putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai
komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin
berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung
berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala
agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya
terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (BP3MD,2012 ).
Minyak ikan terbuat dari hasil ekstrak hati ikan dan dijual dalam bentuk sirup
atau kapsul. Minyak ikan menjadi suplemen favorit karena kandungan Omega 3 yang
tinggi di dalamnya. Selain itu, minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D yang juga
dibutuhkan oleh tubuh. Karena termasuk salah satu zat yang rendah kolesterol, banyak
para ahli gizi yang menyarankan minyak ikan dikonsumsi sebagai suplemen tambahan
untuk kesehatan tubuh ( Daherba, 2011 ).
Secara umum, minyak ikan diperoleh dengan cara mengekstraksinya dari tubuh
ikan yang mengandung lemak. Metode ekstraksi minyak ikan dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu (1) dari proses pembuatan fishmeal, yang terdiri dari beberapa metode: (i)
fraksinasi metode sentrifugasi kecepatan tinggi (high-speed centrifugation), (ii) ekstraksi
pelarut suhu rendah (low temperature solvent extraction), (iii) ekstraksi fluida
superkritikal (supercriticalfluid extraction), maupun (iv) metode rendering uap atau basah
dan metode lainnya adalah (2) acid ensilage ( Slamet, 2008 ).
2.2
Tujuan Percobaan
a. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan patin
b. Menghitung rendemen
c. Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak ikan dari limbah ikan patin
2.1
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3),
dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di
atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya dengan zat terlarut. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya
proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan
terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat
diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan
kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak
terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang
berarti triester dari gliserol. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol (Netti Herlina,
2002).
2.1.1
Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin
Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatur
3.
kamar
Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia
4.
5.
6.
rantai karbon
Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi
karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian
8.
9.
minyak/lemak
Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari
7.
minyak / lemak
10.
Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya
esterifikasi
bertujuan
untuk
asam-asam
lemak
bebas
dari
Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak
dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak
dan minyak tersebut.
c.
Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung
gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai ,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya
adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat
kejenuhan.
e.
Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f.
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya
Struktur
Sumber
Butirat
CH3(CH2)2CO2H
Lemak susu
Palmirat
CH3(CH2)14CO2H
Stereat
CH3(CH2)16CO2H
Struktur
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
Sumber
Lemak
hewani
dan nabati
Oleat
CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H
Lemak
hewani
dan nabati
Linoleat
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH
(CH2)7CO2H
Minyak nabati
Linilenat
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH
(CH2) 7CO2H
Tabel 2.2 Contoh-contoh dari asam lemak tak jenuh (Hendrawan 2009)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat
cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya
berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. asam lemak dengan lebih
dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut
poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak
(Netti Herlina, 2002).
2.1.3.2 Berdasarkan sifat mongerin
Sumber
Keterangan
Minyak
Setengah
mengering
drying oil)
Minyak nabati mengering
(drying oil)
(semi-
Tabel 2.3 klasifiksi lemak dan minyak berdasarkan sifat mongering (Netti Herlina, 2002)
Keterangan
- biji-biji palawija. Contoh: minyak
jagung, biji kapas
- kulit buah tanaman tahunan. Contoh:
minyak zaitun, minyak kelapa sawit
- biji-biji tanaman tahunan. Contoh:
kelapa, coklat, inti sawit
Tabel 2.4 klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan sumbernya (Netti Herlina, 2002).
2.1.3.4 Berdasarkan kegunaannya
Nama
Minyak meneral (minyak bumi)
Minyak nabati/hewani
(minyk/lemak)
Kegunaan
Sebagai bahan bakar
Bahan makan bagi manusia
Tabel 2.5 klasifikasi lemak dan minyak berdasarkan kegunaanya (Netti Herlina, 2002).
2.1.4
a.
Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
b.
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan
berupa miyak (minyak nabati)
2.1.5
makhluk hidup. Adapun lemak dan minyak ini antara lain (Netti Herlina, 2002) ;
1.
2.
3.
biomolekul
Sumber energi
yang
efektif
dibandingkan
dengan
protein
dan
karbohidrat.
Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan
untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan
sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
5.
6.
7.
8.
9.
roti.
Memberikan tektur yang lembut dan lunak dalam pembuatan es krim.
Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine
Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak
esensial.
2.2
Asam Lemak
Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil berderajat tinggi
(memiliki rantai karbon lebih dari 6). Bersama-sama dengan gliserol, merupakan
penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua
lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng),
margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan
rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya. Kedua jenis ikatan dalam asam lemak
inilah yang menyebabkan perbedaan sifat fisik antara asam lemak satu dengan lainnya.
2.2.1
Karakteristik
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus
kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH
yang adalah asam format, H3C-COOH yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang adalah
asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus
alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh
memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian.
Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27 Celsius). Semakin panjang rantai
C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam
lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan
oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam
lemak.
2.2.2
terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan
oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral.
Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak ikan
sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak
turun. Dan juga mengakibatkan bau tengik pada minyak.
2.2.3
mana asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua organ. Dilain
pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal; hanya
jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang lebih
besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-badan keton, yang merupakan prinsip
dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk energi yang lebih larut dalam air dari pada
asam lemak (Linder, 1992).
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih
besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadangkadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan telah
banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam
darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker,
kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan mempersingkat umur.
Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah pengertian,
seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah ini adalah kadar
kolesterol makanan. Sehingga banyak produk makanan, bahkan minyak goreng
diiklankan sebagai nonkolesterol.. Konsumsi lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan
penyakit kanker. Hal ini berpengaruh adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak
tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam minyak sayuran (Almatsier, 2002).
2.3
Ikan Patin
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna
Klasifikasi Ilmiah
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Siluriformes
Famili
: Pangasidae
Genus
: Pangasius (partim)
10
2.4
Minyak Ikan
Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak
ikan dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama
dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan minyak tubuh ikan ( body oil ).
Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan atau diuji secara organoleptik, yaitu
cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya
berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dengan angka iod lebih dari 65
gr/100 gr, angka penyabunan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka
tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori ini merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
Dalam minyak ikan terdapat Omega 3, vitamin A, dan vitamin D. Selain itu,
minyak ikan juga merupakan sumber lemak rendah kolestrol yang aman dikonsumsi oleh
segala tingkat usia. Namun jika berlebihan pun tidak baik, karena dapat menyebabkan
keracunan vitamin A dan D. Selain itu juga mengakibatkan adanya penurunan kadar
vitamin E dalam tubuh. Oleh karena itu, hendaknya dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
atau dosisi yang tepat. Misalnya untuk anak yang memiliki berat badan 10 kg, cukup
mengkonsumsi minyak itu satu sendok teh saja per harinya.
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara
untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan,
yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry
Rendering, metode Wet Rendering dan ekstraksi dengan silase. Prosedur yang dilakukan
meliputi preparasi sampel, pemanasan, penyaringan, pengepressan, degumming, dan
pemisahan minyak. (modifikasi dari Irianto & Giyatmi, 2009 dan Sathivel, et al 2003).
Kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama
adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua
adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak (fosfatida dan
karbohidrat) dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen,
11
mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak
tersabunkan (Irianto, 2002).
Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu: spesies (jenis) ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan (umur), musim, siklus
bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks, mengandung
asam lemak tak jenuh berantai panjang, yang lebih banyak dibandingkan ikan air tawar.
2.5
Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat
dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat
fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam.itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang
dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester
(essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan
kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang
telah dibakar atau digiling.
Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau
lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak.Adapun ekstraksi minyak
atau lemak itu bermacam-macam,
Klasifikasi Ekstraki
Ekstraksi minyak atau lemak itu bermacam-macam,yaitu:
a.
b.
Mechanical expression
c.
Solvent extraction.
A.
Rendering
12
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.Pada semua cara
rendering, penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik,yang bertujuan untuk
menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel
tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya.
Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara.
1)
Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup
dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan
uap (40-60psi). Penggunaan temperature rendah pada wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi
ditempatkan pada ketel yang diperlengkapi dengan alat pangaduk, kemudian air
ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50C sambil diaduk.
Minyak yang terekstraksi akan naik keatas akan naik keatas dan kemudian dipisahkan.
2)
Dry Rendering
Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung.Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan
steam jacket serta alat pengaduk (agitator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak
atau lemak dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air.Bahan tadi dipanaskan
sambil diaduk.Pemanasan dilakukan pada suhu 220F sampai 230F (105C-110C).
Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak
atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan
pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
B.
terutama untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%). Pada pengepresan
Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin
13
mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan
dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan
penggilingan serta tempering atau pemasakan.
C.
minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah
yaitu sekitar 1 persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang dihasilkan
cenderung menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak
akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses
ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter,gasoline carbon disulfide,
karbon tetra klorida,benzene dan n-heksan. Perlu perhatikan bahwa jumlah pelarut
menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih,seluruh system solvent
extraction perlu diteliti lagi.
Salah satu contoh solvent extraction ini adalah metode sokletasi.Ekstraksi yang
dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik
yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan
menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan
rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh.Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut
organik, seperti heksan dan benzen.Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian
tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang
sesuai.
14
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.3
A.
Corong
Timbangan analitik
Timbangan Rumah Tangga
Gelas ukur
Gelas Piala
Buret
Statif
Erlenmeyer
Water batch
Baskom
Pipet tetes
Bahan Bahan yang Digunakan
limbah ikan patin
Air
Natrium Sulfat Anhidrat
NaOH 2N
Alkohol
Phenolptalein
Prosedur Percobaan
Ekstraksi minyak ikan dengan metode Dry Rendering
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
=
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
..................... (1)
15
7.
Catat titik akhir titrasi dan tentukan persentase asam lemak bebas dalam
minyak. Dengan rumus:
%ALB =
1.4
....................... (2)
Rangkaian Alat
16
Hasil
1.
2.
3.
: 1950 gr
: 13.40 s/d
4.
16.50 WIB
Berat botol
: 30,73 gram
5.
: 1551,02
gram
6.
7.
8.
4.2
Untuk mendapatkan minyak ikan dari limbah ikan patin dilakukan dengan
metode ekstraksi rendering, metode ekstraksi rendering ini terbagi dua, yaitu dry
rendering dan wet rendering. Dry rendering adalah metode ekstraksi rendering
dengan cara kering tanpa menggunakan pelarut, yaitu pada percobaan ini
merupakan perlakuan limbah ikan patin yang dimasukkan ke dalam oven.
Kemudian wet rendering adalah metode ekstraksi rendering dengan
menambahkan pelarut berupa air, yaitu dalam percobaan ini perlakuan limbah
ikan patin yang dikukus menggunakan uap air.
Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin
17
mengakibatkan kualitas dari produk menurun. Perbedaan asam lemak bebas yang sangat
besar disebabkan oleh berat sampel yang jauh berbeda antara
kedua kelompok.
Sedangkan perbedaan densitas minyak antara kedua kelompok tidak jauh berbeda dan
masih sesuai dengan teori dimana densitas dari minyak ikan patin sekitar 0,92 gram ml -1.
18
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
B.
1.
2.
Saran
19