Anda di halaman 1dari 21

Hamba Allah yang sedang berjuang

mengejar gelar ST.


Jumat, 03 Mei 2013
ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan patin

LAPORAN PRAKTIKUM
EKSTRAKSI MINYAK IKAN DARI LIMBAH IKAN
PATIN SERTA MENGHITUNG ASAM LEMAK BEBAS
OLEH
KELOMPOK VI
KELAS A

Jhon Alperdo H.S. ( 1207136350 )


Lukman Arifin ( 1207121229 )
Rahmawati ( 1207121230 )
Zubaidah ( 1207112157 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Laporan ini telah diperiksa dan dinilai oleh dosen pembimbing
Praktikum Kimia Organik

Disusun oleh:

Jhon Alperdo H.S ( 1207136350 )


Lukman Arifin ( 1207121229 )
Rahmawati ( 1207121230 )
Zubaidah ( 1207112157 )

Pekanbaru, 20 Maret 2013

Menyetujui

Asisten Dosen Pembimbing

M. Nurrassyidin Drs. Irdoni, HS. MS


NIM : 0907114121 NIP : 195704151986091001

ABSTRAK
Minyak ikan biasanya diproduksi dalam dua bagian berbeda, yaitu minyak hati ikan dan
minyak badan ikan, yang merupakan produk samping hasil pengolahan ikan. Percobaan ini
bertujuan untuk mengisolasi minyak dari limbah ikan patin dan menentukan kadar asam lemak
bebas yang terdapat didalamnya, karena kadar asam lemak bebas menentukan bagus tidaknya
mutu suatu minyak. Ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan menggunakan metode rendering
karena kadar air yang tinggi pada sampel, dan diperoleh rendemen sebesar 61,55 %. Kadar
asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak ikan tersebut adalah 0,7833 %, dan densitas
minyak ikan adalah sebesar 2,346 gram/ml.
Kata kunci : Asam lemak bebas, Ekstraksi, Rendering

ABSTRACT
Fish oil usually produced in two different part, that is liver oil and fish body oil, which both is
a fish produced product. The purpose of this experiment is for isolating oil from catfish waste
and calculating measure of free fatty acid, because the free fatty acid is a indicator good or
not a fish oil. Fish oil extrusion use rendering method because high measure of water in the
sample, and get yield of oil 61,55%. Measure of fatty acid which in the fish oil is 0,7833%, and
fish oil density is 2,346 gram/ml.
Keywords : Extrussion, Free fatty acid, Rendering
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang

Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek
cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan
tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin
relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan
catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai
peraba(BP3MD,2012 ).
Minyak ikan terbuat dari hasil ekstrak hati ikan dan dijual dalam bentuk sirup atau kapsul.
Minyak ikan menjadi suplemen favorit karena kandungan Omega 3 yang tinggi di dalamnya. Selain
itu, minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Karena
termasuk salah satu zat yang rendah kolesterol, banyak para ahli gizi yang menyarankan minyak
ikan dikonsumsi sebagai suplemen tambahan untuk kesehatan tubuh ( Daherba, 2011
).
Secara umum, minyak ikan diperoleh dengan cara mengekstraksinya dari tubuh ikan yang
mengandung lemak. Metode ekstraksi minyak ikan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (1)
dari proses pembuatan fishmeal, yang terdiri dari beberapa metode: (i) fraksinasi metode
sentrifugasi kecepatan tinggi (high-speed centrifugation), (ii) ekstraksi pelarut suhu rendah (low
temperature solvent extraction), (iii) ekstraksi fluida superkritikal (supercriticalfluid
extraction), maupun (iv) metode rendering uap atau basah dan metode lainnya adalah (2) acid
ensilage ( Slamet, 2008 ).
1.2 Tujuan
Praktikum

a. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan


patin
b. Menghitung
rendemen
c. Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak ikan dari limbah ikan patin
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Minyak dan Lemak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama
polaritasnya dengan zat terlarut. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses
kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan
menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan
asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah
diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti
“triester dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang
(Netti Herlina, 2002).
2.1.1 Pembentukan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam
pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk
satu molekul trigliserida dan satu molekul air.

Bila R1=R2=R3, maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana (simple
triglyceride), sedangkan bila R1, R2, dan R3 berbeda, maka disebut trigliserida campuran
(mixed triglyceride) (Netti Herlina, 2002).
2.1.2 Klasifikasi Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu:
2.1.2.1 Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap)
a. Asam lemak jenuh
Nama asam Struktur Sumber
Butirat CH3(CH2)2CO2H Lemak susu
Palmirat CH3(CH2)14CO2H Lemak hewani dan nabati
Stereat CH3(CH2)16CO2H Lemak hewani dan nabati
Tabel 2.1 Contoh-contoh dari asam lemak jenuh

b. Asam lemak tak jenuh


Nama asam Struktur Sumber
Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2H Lemak hewani
dan nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH Minyak nabati
(CH2)7CO2H
Linolenat CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH Minyak biji rami
(CH2) 7CO2H
Tabel 2.2 Contoh-contoh dari asam lemak tak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu
sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya. asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim, terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak
jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak (Netti Herlina, 2002).
2.1.2.2 Berdasarkan sifat mengering
Sumber Keterangan
Minyak  tipe minyak zaitun, contoh: minak zaitun,minyak
tidakmengering (non- buah persik,minyak kacang
drying oil)  tipe minyak rape,contoh: minyak biji rape, minyak
mustard
 tipe minyak hewani contoh; minyak sapi
Minyak Setengah Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih
mengering (semi- lambat. Contohnya: minyak biji kapas, minyak bunga
drying oil) matahari
Minyak nabati Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika
mengering kena oksidasi, dan akan berubah menjadi lapisan tebal,
(drying –oil) bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika
dibiarkan di udara terbuka.
Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
Tabel 2.3 pengklasifiksian lemak dan minyak berdasarkan sifat mengering.
2.1.2.3 Berdasarkan sumbernya
Sumber Keterangan
Berasal dari  biji-biji palawija. Contoh: minyak jagung, biji kapas
tanaman (minyak  kulit buah tanaman tahunan. Contoh: minyak zaitun,
Nabati) minyak kelapa sawit
 biji-biji tanaman tahunan. Contoh: kelapa, coklat, inti
sawit
Berasal dari  susu hewan peliharaan, contoh: lemak susu
hewan(lemak  daging hewan peliharaan, contoh: lemak sapi,
hewani) oleosterin
 hasil laut, contoh: minyak ikan sardin, minyak ikan
paus.
Tabel 2.4 pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernya.
2.1.2.4 Berdasarkan kegunaannya
Nama Kegunaan
Minyak meneral (minyak Sebagai bahan bakar
bumi)
Minyak nabati/hewani Bahan makan bagi manusia
(minyk/lemak)
Minyak atsiri (essential oil) Untuk obata-obatan. Minyak ini mudah
menguap pada temperatur kamar, sehingga
disebut juga minyak terbang.
Tabel 2.5 pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan kegunaanya.

2.1.3 Sifat-sifat Lemak dan Minyak


2.1.3.1 Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk
pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0, sedikit larut dalam
alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam
yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan
pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak
9. Shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak
10. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh
kehadiran komponen-komponennya

2.1.3.2 Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak


a. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi
bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan:

b. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena
terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.

c. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila
penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol
dipulihkan dengan penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak
pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan
katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau
keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
e. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.

f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak
atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau
minyak.

2.1.4 Perbedaan Antara Lemak dan Minyak


Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
a. Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
b. Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa
miyak (minyak nabati)
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh
sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.

2.1.5 Kegunaan Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain (Netti Herlina, 2002):
1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesipek
2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul
3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan
minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau
minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein
atau karbohidrat.
4. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng
makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya
atau menjadi kering.
5. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
6. Memberikan tektur yang lembut dan lunak dalam pembuatan es krim.
7. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine
8. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega
9. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.

2.2 Asam Lemak


Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil berderajat tinggi (memiliki rantai
karbon lebih dari 6). Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati
atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini
mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan
nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis)
maupun terikat sebagai gliserida.

Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak
jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara
asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon
penyusunnya. Kedua jenis ikatan dalam asam lemak inilah yang menyebabkan perbedaan sifat
fisik antara asam lemak satu dengan lainnya.

2.2.1 Karakteristik ( wikidiatas)


Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia
R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam
format, H3C-COOH yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-
COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan
valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
jenuhdan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di
antara atom-atomkarbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya
berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya,
semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak
jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah
teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
2.2.2 Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat
sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral.
Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak ikan sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Dan juga
mengakibatkan bau tengik pada minyak.
Reaksi pembentukan asam lemak bebas:

2.2.3 Bahaya Asam Lemak Bebas


Jaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, di mana
asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua organ. Dilain pihak, gliserol
berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal; hanya jaringan-jaringan ini
tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi
dikonversi menjadi badan-badan keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan
keton adalah bentuk energi yang lebih larut dalam air dari pada asam lemak (Linder, 1992).
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari
berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat
meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila
lemak tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare,
kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf
dan mempersingkat umur.
Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah pengertian, seolah-olah
yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan.
Sehingga banyak produk makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai nonkolesterol..
Konsumsi lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh adalah
jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam minyak
sayuran (Almatsier, 2002).

2.3 Ikan Patin


Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang
berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi.Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.Ikan
ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia
enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan
ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada
perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat
untuk membesarkan ikan ini.Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak
di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua
pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
2.3.1 Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius (partim)

2.4 Minyak Ikan


Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan
dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan
sebagai sumber vitamin A dan D, dan minyak tubuh ikan ( body oil ).
Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan atau diuji secara organoleptik, yaitu cairan yang
berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan
berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dengan angka iod lebih dari 65 gr/100 gr, angka penyabunan
185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori ini merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan
lainnya dari produk.
Dalam minyak ikan terdapat Omega 3, vitamin A, dan vitamin D. Selain itu, minyak ikan
juga merupakan sumber lemak rendah kolestrol yang aman dikonsumsi oleh segala tingkat usia.
Namun jika berlebihan pun tidak baik, karena dapat menyebabkan keracunan vitamin A dan
D. Selain itu juga mengakibatkan adanya penurunan kadar vitamin E dalam tubuh. Oleh karena
itu, hendaknya dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan atau dosisi yang tepat. Misalnya untuk
anak yang memiliki berat badan 10 kg, cukup mengkonsumsi minyak itu satu sendok teh saja
per harinya.
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk
mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode
ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode
Wet Rendering dan ekstraksi dengan silase. Prosedur yang dilakukan meliputi preparasi
sampel, pemanasan, penyaringan, pengepressan,degumming, dan pemisahan
minyak. (modifikasi dari Irianto & Giyatmi, 2009 dan Sathivel, et al 2003).
Kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah
kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua adalah kotoran
yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan ketiga adalah
kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil
oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan (Irianto, 2002).
Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu:
spesies (jenis) ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan (umur), musim, siklus bertelur, dan
lokasi geografis. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks, mengandung asam lemak tak
jenuh berantai panjang, yang lebih banyak dibandingkan ikan air tawar.

2.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair
(misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau
tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam.itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence)
untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun
teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak.Adapun ekstraksi minyak atau lemak
itu bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering),mechanical
expression dan solvent extraction.
2.5.1 Klasifikasi Ekstrak i( nirwana dan irdoni )
Ekstraksi minyak atau lemak itu bermacam-macam,yaitu:
A) Rendering (dry rendering dan wet rendering)
B) Mechanical expression
C) Solvent extraction.

A. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.Pada semua cara rendering,
penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein
pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus
oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya.

Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara,yaitu :


1) Wet rendering
2) Dry rendering

1) Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup
dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap
(40-60psi). Penggunaan temperature rendah pada wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan
pada ketel yang diperlengkapi dengan alat pangaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran
dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50°C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan
naik keatas akan naik keatas dan kemudian dipisahkan.

2) Dry Rendering
Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung.Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam
jacket serta alat pengaduk (agitator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak
dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air.Bahan tadi dipanaskan sambil
diaduk.Pemanasan dilakukan pada suhu 220°F sampai 230°F (105°C-110°C). Ampas bahan
yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang
dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan
dari bagian atas ketel.

B. Pengepresan Mekanik (mechanical expression)


Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama
untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak
dari bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan
perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan
pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih,perajangan dan penggilingan serta
tempering atau pemasakan.

C. Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent extraction)


Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut
minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu
sekitar 1 persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung
menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut
terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan
pelarut menguap adalah petroleum eter,gasoline carbon disulfide, karbon tetra klorida,benzene
dan n-heksan. Perlu perhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih
dari 5 persen. Bila lebih,seluruh system solvent extraction perlu diteliti lagi.
Salah satu contoh solvent extraction ini adalah metode sokletasi.Ekstraksi yang
dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang
dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan
menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai
karbon jenuh maupun tidak jenuh.Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti
heksan dan benzen.Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat
dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan


1. Alat pengukus
2. Corong Pisah
3. Kain lap
4. Buret
5. Pipet tes
6. Erlenmeyer
7. Gelas kimia
8. Corong
9. Botol
10. Statif
11. Baskom
12. Sarung tangan
13. Penangas air
14. Timbangan

3.2. Bahan :
1. Limbah ikan patin
2. NaOH yang telah distandarisasi
3. Phenolphtalein
4. Alkohol (etanol)
5. Air
3.3. Prosedur percobaan :
a. Pengolahan minyak ikan patin menggunakan metode Dry Rendering
1. Bersihkan limbah ikan patin dan kemudian di timbang.
2. Bentangkan Kain Serbet diatas pengukus.
3. Masukkan Limbah ikan ke dalam pengukus yang telah diisi air hingga batas yang telah di
tentukan
4. Limbah ikan patin dioven selama 3 jam.
5. Setelah 3 jam, Matikan oven dan keluarkan limbah tadi.
6. Kemudian limbah ikan di press menggunakan kain serbet tadi.
7. Timbang minyak yang di peroleh.
b. Penentuan kadar asam lemak bebas
1. Siapkan larutan NaOH di dalam buret.
2. Kemudian ambil sampel minyak sebanyak 20 ml dan masukkan kedalam Erlenmeyer.
3. Tambahkan 20 ml alkohol sebagai pelarut
4. Tutup mulut erlenmeyer dengan aluminium foil agar tidak menguap dan teroksidasi.
5. Panaskan dalam Water Batch lebih kurang 5 menit.
6. Tambahkan 2-3 tetes Phenoptalein sebagai indicator warna.
7. Lakukan titrasi sampai warna larutan menjadi tidak berwarna lagi.
8. Catat titik akhir titrasi dan tentukan persentase asam lemak bebas.
c. Uji densitas minyak
1. Timbang berat piknometer kosong
2. Isilah dengan sampel minyak hingga penuh.
3. Kemudian timbanglah piknometer yang telah diisi minyak tadi
4. Selanjutnya uji densitas minyak.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
 Berat sampel kotor : 1 kg
 Berat sampel bersih : 400 gr
 Waktu pengovenan : 3 jam
 Berat minyak yang diperoleh : 288,105 gr
 Rendemen : 72%
 Densitas : 0,8973 gr/ml
 %ALB : 6,286%

 Rentang waktu penglihatan minyak hasil : 44 jam = 158400 detik

 Laju pembentukan ALB : 1,82 X 10-3 gr/detik


4.2 Pembahasan
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen. Pada percobaan ini metode ekstraksi yang digunakan adalah
metode rendering, yaitu dry rendering.Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau
lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang
tinggi. Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung,
pada percobaan ini yaitu dengan cara pengovenan (HS, Irdoni dan Nirwana HZ, 2012).
Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah mencuci limbah ikan patin
kemudian dikeringkan, lalu ditimbang. Selanjutnya limbah ikan patin yang telah ditimbang
tersebut dimasukkan ke dalam wadah (kaleng) yang telah disiapkan dengan dilapisi serbet yang
tidak mencapai dasar wadah (menggantung), lalu ditutup dan dimasukkan dalam oven pada
suhu 105oC selama 3 jam. Tujuan dari pengovenan ini adalah untuk menghilangkan kadar air
yang masih terdapat pada sampel (limbah ikan patin). Setelah 3 jam, limbah ikan dikeluarkan
dari oven dan wadah lalu dipress untuk diambil minyaknya. Kemudian hasil pengepresan tadi
dimasukkan ke dalam corong pisah untuk didapatkan minyak yang murni, prinsip kerja corong
pisah adalah berdasarkan berat jenis. Selanjutnya minyak yang diperoleh dari corong pisah
ditimbang sehingga didapat beratnya sebesar 288,105 gr.
Kemudian dilakukan proses titrasi untuk menentukan kadar ALB minyak ikan patin,
larutan NaOH disiapkan dalam buret dengan volume 18 ml. Diambil sampel 20 ml minyak ikan
patin, dan 20 ml alkohol sebagai pelarut yang sebelumnya dipanaskan pada water batch agar
larutan homogen. Selanjutnya ditambahkan phenolphtalein 3 tetes yang digunakan sebagai
indikator, lalu dititrasi dengan larutan NaOH 2N. Titrasi berakhir setelah terjadi perubahan
warna menjadi merah muda, dan didapatkan volume NaOH yang digunakan yaitu 2 ml.
Sehingga %ALB dapat dihitung dan diperoleh %ALB sebesar 6,286%, sedangkan %ALB secara
teoritisnya berkisar antara 0,1%-13%. Hal ini menunjukkan bahwa %ALB yang didapat dari hasil
percobaan, masuk dalam rentang tersebut sehingga menunjukan ketahanan minyak yang didapat
cukup baik. Kelompok sebelumnya mendapatkan %ALB sebesar 2,52 %. Perbedaan ini
disebabkan oleh waktu perlakuan ekstraksi terhadap sampel yang berbeda, serta jumlah (berat)
sampel yang digunakan berbeda, dalam hal ini berarti %ALB yang didapat mempengaruhi
ketahanan minyak (sampel).
Sebelum penghitungan %ALB, terlebih dahulu dihitung densitasnya dengan
menggunakan piknometer. Pertama berat piknometer kosong ditimbang, lalu dimasukkan minyak
yang didapat pada percobaan ke dalam piknometer yang kemudian ditimbang lagi. Sehingga
berat minyak didapat, dan piknometer yang digunakan 10 ml menunjukkan volume minyak yang
digunakan pada piknometer. Jadi, densitas minyak dapat dihitung dengan membagi berat
minyak terhadap volume 10 ml yang digunakan. Didapatlah densitas minyak sebesar 0,8973
gr/ml. Kelompok sebelumnya mendapatkan densitas sebesar 0,8936 gr/ml. Perbedaan densitas
yang tidak begitu jauh ini menunjukkan berat sampel yang diperoleh untuk perhitungan
densitas tidak berbeda jauh, serta menggunakan volume yang sama yaitu 10 ml.
Selanjutnya penghitungan rendemen, minyak yang diperoleh adalah 288,105 gr dari
sampel sebesar 400 gr sehingga diperoleh rendemen sebesar 72%. Sedangkan kelompok
praktikum sebelumnya mendapatkan rendemen sebesar 73,089 %. Perbedaan rendemen yang
juga tidak jauh berbeda, namun besarnya rendemen yang diperoleh dipengaruhi oleh jumlah
sampel yang digunakan dan minyak hasil ekstraksi yang juga berbeda. Jumlah sampel yang
digunakan oleh kelompok sebelumnya adalah 600 gram dengan minyak yang dihasilkan sebesar
438,535 gram. Sementara jumlah sampel yang kami gunakan adalah 400 gr dengan berat
minyak hasil 288,105 gram.
Setelah dua hari praktikum, dilihat kembali minyak ikan hasil ekstraksi. Ternyata
terbentuk endapan, pembentukan endapan ini dikarenakan kandungan asam lemak jenuh yang
terdapat pada minyak ikan patin dan panjang rantai karbonnya. Serta adanya pembentukan
asam lemak bebas yang disebabkan oleh proses hidrolisa yang dipengaruhi beberapa faktor, di
antaranya temperatur, waktu penyimpanan, dan kandungan air. Hal ini dilakukan untuk
menghitung laju pembentukan ALB, berat yang digunakan adalah berat minyak yang diperoleh
dari hasil percobaan, yaitu 288,105 gr. Praktikum selesai pada jam 15.00 WIB dan 2 hari
kemudian pengamatan pada minyak hasil ekstraksi dilihat pada jam 11 siang. Sehingga rentang
waktunya adalah 44 jam = 158400 detik, dan laju pembentukan ALBnya adalah 1,82 x10 -
3
gr/detik.
Inilah tabel perbandingan dari kelompok kami dan kelompok praktikum sebelumnya
dengan metode ekstraksi yang sama, yaitu dry rendering.

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Percobaan Ekstraksi Minyak Limbah Ikan Patin

Variabel Data 1 Data 2


Proses Dry rendering Dry rendering
Suhu 105oC 105oC
Waktu 3 jam 3 jam
Berat sampel 400 gr 600 gr
Berat minyak 288,105 gr 438,535 gr
Rendemen 72% 73,089%
Densitas 0,8973 gr/ml 0,8936 gr/ml
%ALB 6,286% 0,05%
1,82 x 10-
Laju ALB 3 2,7 x 10-3 gr/detik
gr/detik
Dari data di atas, Minyak yang diperoleh oleh kelompok kami adalah 288,105 gr dari
sampel sebesar 400 gr sehingga diperoleh rendemen sebesar 72%. Sedangkan kelompok
praktikum sebelumnya mendapatkan rendemen sebesar 73,089 % dari minyak yang diperoleh
sebesar 438,535 gr dengan sampel 600 gr. Perbedaan rendemen tidak jauh berbeda, namun
besarnya rendemen yang diperoleh dipengaruhi oleh jumlah sampel yang digunakan dan minyak
hasil ekstraksi yang juga berbeda.
Densitas minyak yang kami dapatkan adalah sebesar 0,8973 gr/ml. Kelompok
sebelumnya mendapatkan densitas sebesar 0,8936 gr/ml. Perbedaan densitas yang tidak
begitu jauh ini menunjukkan berat sampel yang diperoleh untuk perhitungan densitas tidak
berbeda jauh, serta menggunakan volume yang sama yaitu 10 ml.
%ALB kelompok kami sebesar 6,286%, sedangkan kelompok sebelumnya mendapatkan
%ALB sebesar 0,05% %. Perbedaan ini disebabkan oleh jumlah (berat) sampel yang digunakan
berbeda, dalam hal ini %ALB yang didapat mempengaruhi ketahanan minyak juga. Peningkatan
kadar ALB ini terjadi disebabkan adanya proses hidrolisa dan enzim. Proses hidrolisa yaitu
terjadinya penguraian kimiawi yang dibantu oleh air. Reaksi hidrolisa yang terjadi pada minyak
akan mengakibatkan kerusakan pada minyak karena terdapat sejumlah air dalam minyak
tersebut sehingga membentuk asam lemak bebas dan beberapa gliserol (Ketaren, 2008).
Semakin besar proses hidrolisis terhadap minyak maka semakin besar pula pembentukan asam
lemak bebas. Enzim bekerja optimal pada suhu kamar (25 oC-27oC), sehingga pada suhu kamar
terjadi pembentukkan asam lemak yang paling tinggi/paling banyak. Asam lemak bebas akan
terbentuk dengan berjalannya waktu, yang disebabkan oleh aktifitas mikroba maupun karena
hidrolisa dengan bantuan katalis enzim atau air. Kadar ALB yang tinggi akan menyebabkan
turunnya mutu minyak, rasanya tidak enak dan terjadinya perubahan warna serta menurunnya
rendemen minyak (Harold, 1990).
Laju pembentukan ALB kelompok kami adalah 1,82 x10-3 gr/detik, sedangkan laju
pembentukan ALB kelompok sebelumnya adalah 2,7 x 10-3 gram/detik. Hal ini dipengaruhi oleh
ketahanan sampel yang digunakan, berat minyak hasil ekstraksi yang didapat, dan lama rentang
waktu penglihatan dan penimbangan minyak hasil kembali. Berat minyak hasil ekstraksi yang
didapat mempengaruhi laju pembentukan ALB, karena semakin banyak berat minyak ekstraksi
yang dihasilkan (yang akan digunakan pada perhitungan laju pembentukan ALB) maka semakin
cepat laju pembentukan ALB, dan semakin sedikit berat minyak ekstraksi yang dihasilkan maka
semakin lambat laju pembentukan ALB. Lama rentang waktu penglihatan dan penimbangan
minyak hasil kembali juga mempengaruhi laju pembentukan ALB. Semakin lama rentang waktu
penglihatannya maka perhitungan yang diperoleh untuk laju pembentukan ALB akan semakin
lambat, hal ini dikarenakan pada saat penimbangan kembali berat minyak telah berkurang
akibat terbentuknya endapan. Apabila minyak dibiarkan semakin lama akan semakin banyak
endapan yang terbentuk karena proses hidrolisa, dan enzim (seperti yang telah dijelaskan di
atas), sehingga mempengaruhi laju pembentukan ALB karena perhitungan untuk laju
pembentukan ALB adalah berat minyak dibanding dengan waktu (lama waktu penglihatan dan
penimbangan kembali).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Minyak ikan patin yang didapat adalah sebesar 288,105 gr.
2. Rendemen yang diperoleh adalah sebesar 72%.
3. Densitas minyak adalah sebesar o,8973 gr/ml.
4. %ALB minyak yang dihasilkan adalah sebesar 6,286%.
5. Laju pembentukan ALBnya adalah sebesar 1,82 X 10-3 gr/detik.

5.2 Saran
1. Pada saat pemilihan sampel (limbah ikan patin), pilihlah isi perutnya yang berwarna kuning.
2. Pada proses pemisahan di corong pisah, tunggu hingga endapannya turun terlebih dahulu baru
dilakukan pemisahan agar hasil yang diperoleh lebih murni.
3. Pada saat titrasi, lakukan dengan hati-hati agar tidak melewati titik akhir titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A, 2009, Minyak Lemak, Minyak Ikan yang Kaya Manfaat, http://www.anneahira.com/miyak-
lemak.htm, 2 Desember 2012.
Almuslimun, supry 2010, Proses Pengolahan Minyak Ikan, http://laskarsa
mudra.blogspot.com/2010/03/proses-pengolahan-minyak-ikan.html, Diakses 2 Desember 2012.
Anonim, 2008, Pusat Budidaya, http://www.pusatbudidaya.com/page/2, Diakses 2 Desember
2012.
Candra, Asep 2011, Manfaat di balik amisnya minyak ikan, http://
health.kompas.com/read/2011/05/17/11341740/Manfaat.di.Balik.Amisnya.Minyak.Ikan, Diakses
2 Desember 2012.
Hart, Harold 1990, Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat, Jakarta, Erlangga.
HS, Irdoni dan Nirwana HZ, 2012, Modul Praktikum Kimia Organik, Teknik Kimia Unri, Pekanbaru.
Irianto, H. E 2002, Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan, Jakarta, Departemen Kelautan dan
Perikanan.
Jarreau, Emile 2009, Fungsi Minyak Ikan Pada Kesehatan Anda, http://
sehatmusehatku.wordpress.com/2009/10/05/fungsi-minyak-ikan-pada-kesehatan-anda/, 2
Desember 2012.
Ketaren, 1986, Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press, Jakarta.
Ketaren, S., 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Rajayu, Suparni 2009, Ekstraksi, http://www.chem-is-try.org, 2 Desember 2012.
Winarno, 1995, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Diposkan oleh Lukman Arifin di 19.37
3 komentar:

1.

Dr Akbar Abdullah19 Juli 2015 20.41

Info yang menarik mengenai ekstrasi minyak ikan Omega-3 daripada limbah ikan
patin. Namun pengambilan minyak ikan Omega-3 boleh juga mendatangkan
kemudaratan sekiranya ianya diambil dalam dos yang berlebihan. Antaranya ialah
ia boleh mendatangkan 'reversal effect' iaitu sistem imunisasi badan yang
sepatutnya menjadi lebih kuat dengan pengambilannya akan menjadi lemah.
Akibatnya seseorang itu akan mudah mendapat penyakit berjangkit dan penyakit
kronik seperti kanser dan sebagainya. Selain itu, kesan terlebih dos minyak ikan
Omega-3 juga ialah darah kita akan menjadi terlalu cair lalu meningkatkan risiko
perdarahan luaran dan dalaman.

Balas

2.

Jessica Napolin Lie19 April 2017 09.20

Free Download Cheat Poker Online 90% win


LINK 1
LINK 2
LINK 3
LINK 4
LINK 5
LINK 6

Balas

3.

delvino kyori19 April 2017 10.59

KASQQ - Agen BandarQ|BandarQ Online|BandarQ Online Terpercaya|Situs


BandarQ|Situs Poker|Poker Uang Asli|Situs Judi Online|Situs Judi Online
Terpercaya
Agen Bandarq
BandarQ Online
BandarQ Online Terpercaya
Situs BandarQ
Situs Poker
Poker Uang Asli
Situs Judi Online
Situs Judi Online Terpercaya

KASQQ adalah sebuah Situs Judi Online Terpercaya terbaik dan juga BandarQ
Online Terpercaya, Sebagai partner Agen BandarQ Online Terpercaya dan Agen
BandarQ Online Terbaik. KASQQ Juga sebagai website Situs BandarQ dan Situs
Judi Online Terpercaya yang menyediakan games-games terbaik buat anda.
Minimal Deposit dan WD sangat terjangkau hanya 20 Rb anda sudah bisa bermain
Poker Uang Asli
Ayo Segera Gabung Dan Mainkan Sekarang Juga Di KASQQ

Balas

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

My Instagram
http://Instagram.com/lukmanarifinla

Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Search

Digital clock

Total Tayangan Laman


251,936

Facebook Badge
Lukman Arifin

Create your badge

my file
 ► 2016 (3)
 ► 2014 (4)
 ▼ 2013 (99)
o ► Juli (3)
o ► Juni (9)
o ▼ Mei (13)
 Panas Jenis Logam

 Safonifikasi
 DUNIA ARTIKEL: Spektrofotometri Serapan Atom
 Spektrometer Prisma
 induksi elektromagnetik
 Formadiksi UR: Pengumuman: Pengambilan Buku Tabung...
 Pancasila dan UUD 1945
 Esterifikasi
 Shampoo Motor
 ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan patin
 reaksi Nitrasi
 FORMADIKSI UR: Hasil Forum Pembentukan Structural ...

 Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu putih secara Des...


o ► April (13)
o ► Maret (61)

about me

Lukman Arifin
pekanbaru, riau, Indonesia
believe your dream and make it happen
Lihat profil lengkapku

visitor
lukman arifin ©. Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai