1. PENDAHULUAN
yang tinggi yang tidak mengarah pada pembentukan kadar lemak dan kolesterol
(Rusmana et al., 2011).
2. TINJAUAN PUSTAKA
laut yang gepeng, ikan tuna dan ikan salmon dimungkinkan mengandung asam
lemak omega-3 yang lebih tinggi.
Menurut Ahmadi (2012), minyak ikan samping dari hasil penepungan
mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan dengan minyak hasil samping
proses pengalengan, terutama warna dan bilangan peroksida. Minyak hasil
penepungan mempunyai warna lebih gelap dan bilangan peroksida lebih tinggi,
dan jumlah asam lemak bebas juga tinggi karena itu dilakukan pemurnian.
Menurut Rosita dan Widasari (2009), minyak merupakan trigliserida yang
tersusun atas 3 unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dan
lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah mengalami
oksidasi. Minyak dapat bersumbe dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak
jagung, minyak kelapa dan minyak bunga matahari. Minyak dapt juga bersumber
dari hewan, misalnya minyak kan sarden, minyak ika paus dan lain-lain.
Ikan
Pencucian
Pengepresan
3. METODELOGI
Minyak
Analisa proksimat
MINYAK IKAN 73
4. PEMBAHASAN
Parameter Total
Bilangan Penyabunan 57,012 mg KOH/g Lemak
Angka Iod 84,328 g I2/g Lemak
Bilangan Peroksida 1,069 mg/kg
Menurut Hasbullah (2009), bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap
panas selama 1 jam sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang sempurna.
Hasil pengukusan disebut dengan bubur matang ikan. Bubur matang ikan
dikeringkan dengan alat pengering (oven) sampai kadar air sekitar 8 %. Hasil
pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan mempunyai kadar lemak
tinggi (diatas 30 %).
Hasil minyak dari pengepresan kemudian dimasuka ke dalam cuvet kurang
lebih 1 ml. Kemudian disentrifuse selama 30 menit dengan kecepatan 5000 rpm
agar minyak ikan dapat terpisah dengan air dan endapan. Minyak yang telah
terpisah dimasukan ke dalam botol vial dan selanjutnya dilakukan uji proksimat
dari minyak ikan yang didapat.
Menurut Estiasih (2009), adanya minyak hasil pengepresan dingin (cold
pressing) didefinisikan oleh Index Allimentarius Commision sebagai
lemak/minyak hewani yang diperoleh tanpa mengubah lemak/minyak melalui
pengolahan mekanis sata atau panas saja. Minyak ini dapat dimurnikan melalui
pencucian dengan air, pengendapan, penyaringan dan sentrifuse saja dan tidak
boleh dimurnikan secara kimiawi.
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Teknik Limbah Ikan materi Minyak Ikan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Minyak ikan adalah minyak yang berasal dari jaringan ikan yang berminyak.
Minyak ikan banyak mengandung asam lemak dari kom[leks n-3 PUFA dan
LO-3 yang merupakan asam lemak paling penting untuk kesehatan.
Minyak ikan di Indonesia saat ini belum sepenuhnya industry yang mandiri
karena minyak ikan pada umumnya diperoleh dari hasil samping pengolahan
ikan kaleng atau tepung ikan.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan tongkol (Auxis
thazard).
Minyak ikan hasil penepungan kualitasnya lebih rendah daripada hasil
pengalengan.
Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak.
Minyak ikan juga bermanfaat untuk perkembangan tulang belakan atau
perkembangan syaraf pusat.
Berdasarkan uji proksimat didapatkan kualitas dari minyak ikan dengan
menggunakan parameter pengamatan bilangan penyabunan 57,012 mg
KOH/g lemak, angka iod 84,328 g I2/g lemak dan bilangan peroksida 1,069
mg/kg.
5.2 Saran
Pada praktikum ini diharapkan para praktikan lebih hati-hati, teliti dan
bekerja secara procedural agar hasil yang didapatkan maksimal. Selain itu
kerjasama kelompok juga harus ditingkatkan agar semua praktikan dapat
memahami maksud dan tujuan dari praktikum ini.
MINYAK IKAN 77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, 2001. Pemurnian Minya Ikan hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru
(Sardinella longsceps) Menggunakan Zeolit Alami Terdeteksi Pada
Industri Perikanan. Prodi Industri Pertanian. Universitas Tungga
Dewi. Malang.
Ahmadi, 2012. Pemurnian Minya Ikan hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru
(Sardinella longsceps) Menggunakan Zeolit Alami Keaktivasi
Perikanan. Prodi Industri Pertanian. Universitas Tungga Dewi.
Malang.
Arief, Joyo M; Rahadi. 2008. Poses Emulsifikasi Minyak Pada Ikan Kod. Jurnal
Teknologi Hasil Perikanan. Undip : Semarang.
Astawan, Made. 1998. Teknik Ekstrak dan Pemanfaatan Minyak Ikan Untuk
Kesehatan. Buletin Teknologi dan Industri Pangan vol IX no 1.
Deputi Managistek. 2012. Warta Pasar Ikan Wader. Direktorat Pemasaran Dalam
Negeri. Direktorat Jendral Pengolahan vol 83.
Estiasih, Teti. 2009. Minyak Ikan Teknologi dan Penerapannya Untuk Pangan
dan Kesehatan. Graha Ilmu : Jakarta.
Girsang. 2008. Seleksi dan Potensi Budidaya Jenis-Jenis Ikan Tongkol dari
Genus Euthynnus. Vol 3 no 1.
Handayani. 2010. Analisis Proksimat Tepung Hasil Proses Ekstraksi Minyak dari
Puree Ikan. Jurnal Ikhtioligi Indonesia volume 3 nomor 2.
Hasbullah
Hastuti, Sri; Lachmuddin Sya’rani; Tri Winarni Agustini. 2000. Kajian Subtitusi
Tepung Ikan Kembung, Rebon, Rajungan dalam Berbagai
Konsentrasi Terhadap Mutu Fisika dan Kimiawi dan Organoleptik
pada Mie Instan.
MINYAK IKAN 78
Ikasari, Diah dan Th. Dwi Suryaningrum. 2008. Pengaruh Penambahan Coating
dan Bentuk Produk Terhadap Mutu Baby Fish Nilem (Osthecalus
hasselti). Seminar Nasional Tahunan V. Hasil Penelitian Perikanan
dan Kelautan. 26 Juli 2008.
Rosita dan Widasari. 2009. Optimasi Pengeringan Biji Karet (Havea brasillensis)
pada Ekstraksi Minyak Biji Karet untuk Menyamakan Kulit. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian. Vol 19 (2) 5 : 107-114.
Rusmana, Deny; Dulatif Mata Wiharjo dan Lalah Latifah S. 2011. Pengaruh
Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru. IPB : Bogor.
Salamah; Joko Santoso; Ella. 2004. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Patin
Pangasius sp Sebagai Sumber Kalsium dan Fosfor dalam
Pembuatan Biskuit. Ichtyos Januari 2008. Vol 8 no 1 : 9-14.
Setha, B. 2007. Isolasi Asam Lemak Omega-3 dari Limbah Minyak Hasil
Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella longsceps) Terhadap
Pengaruh Rasio Urea Minyak dan Lemak. Jurnal llmu Pengetahuan
dan Teknologi vol 2. Universitas Pattimura.
LAMPIRAN