Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini berisi tentang pembahasan mengenai jurnal internasional tentang ekstraksi
minyak ikan dari isi perut lele afrika dengan metode supercritical CO2.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada tim dosen mata kuliah
Teknologi Pengolahan Hasil perikanan yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Apabila ada kekurangan, maka kritik
dan saran sangat penulis butuhkan agar lebih baik lagi dalam pengerjaan makalah
berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
BAB II. ISI JURNAL
2.1 Latar Belakang..................................................................................3
2.2 Tujuan Jurnal.....................................................................................4
2.3 Perlakuan...........................................................................................4
2.4 Prosedur.............................................................................................4
2.5 Parameter yang diamati.....................................................................6
2.6 Hasil dan Pembahasan ......................................................................6
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
LAMPIRAN........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengolahan industri perikanan, menghasilkan limbah berupa bagian ikan
yang tidak terpakai atau terbuang misalnya kepala, sirip, dan jeroan (isi perut).
Pengolahan industri perikanan menghasilkan sekitar (25-30)% limbah, yakni
sekitar 3,6 juta ton pertahun (KKP 2007). Limbah merupakan bahan baku dengan
kualitas rendah yang jika tidak dimanfaatkan dapat menimbulkan masalah
lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.
Bhaskar et al. (2008) menyatakan bahwa limbah industri perikanan
misalnya jeroan memiliki kandungan protein dan lemak tak jenuh yang tinggi.
Kandungan protein dalam jeroan ikan sturgeon (Acipenser persicus) 15,48%, ikan
catla (Catla catla) 8,52% dan ikan tongkol 16,72% (Bhaskar et al. 2008;
Ovissipour et al. 2009; Nurhayati et al. 2013). Limbah industri perikanan berupa
jeroan ikan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak ikan.
Minyak ikan diperoleh dari ekstraksi lemak ikan dengan berbagai cara, di
antaranya dengan pemanasan pada suhu 1000C dilanjutkan dengan penyaringan
untuk pemisahan minyak dan penambahan NaCl 2,5% (Rasyid, 2003). Penelitian
Sathivel et al. (2003) tentang produksi minyak ikan dari jeroan patin (viscera )
menghasilkan minyak ikan patin kotor sebesar 0,815 kg tiap 3,15 kg ikan atau
menghasilkan rendemen sebesar 25,9%. Setelah dilakukan pemurnian didapatkan
minyak ikan sebanyak 65,7% dari minyak ikan kotor. Selain ikan patin, ikan mas
dan gurame juga mempunyai potensi untuk diambil minyaknya dari hasil samping
pengolahan fillet ikan tersebut. Ekstraksi minyak dari jeroan dan kepala ikan mas
dihasilkan minyak sebesar 23,72%, sedangkan dari ikan gurame dihasilkan
minyak 10% (Kaban & Daniel, 2005). Selain dengan metode pemanasan dengan
suhu 1000C, pembuatan minyak ikan dapat dilakukan dengan berbagai metode
lainnya, salahsatunya yaitu ekstraksi menggunakan metode SFE (Supercritical
Fluida Extraction) dengan menggunakan pelarut CO2.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini diantaranya :
a. Mengetahui Prinsip pembuatan minyak ikan dengan metode SPF
b. Mengetahui Optimalisasi penggunaan metode SPF menggunakan CO 2
dalam ekstraksi minyak ikan dari jeroan ikan Lele Afrika (Clarias
gariepenus)
c. Menganalisis hasil dari jurnal internasional tentang Optimalisasi ekstraksi
minyak ikan dengan menggunakan metode Supercritical CO2 dari jeroan
ikan Lele Afrika (Clarias gariepenus)
BAB II
PEMBAHASAN JURNAL
Latar Belakang
Minyak ikan merupakan salahsatu sumber minyak yang banyak digunakan
seperti
kardiovaskular,
peradangan,
gangguan
terhadap
kualitas
nutrisi
minyak
ikan
yang
komponen/senyawa
yang
bernilai.
Karbondioksida
Tujuan Jurnal
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui optimalisasi Ekstraksi
minyak ikan dari limbah jeroan ikan lele Afrika menggunakan metode SC-CO2.
2.3
Perlakuan
Dalam penelitian ini menggunakan 30 perlakuan dengan 6 ulangan yang
berbeda yang meliputi suhu, tekanan, laju aliran, dan waktu perendaman yang
berbeda-beda
2.4
Prosedur
2.4.1
Bahan
Sampel Lele Afrika segar (clarias gariepenus) didapatkan dari salahsatu
oven diatur 105 0C. Proses pemanasan dilakukan sampai bobot konstan sampel
tercapai. Kemudian sampel yang terdapat pada cawan lebur dipindahkan ke
Desecrator untuk didinginkan sebelum ditimbang lagi. Perbedaan dari kedua
bobot (Akhir dan awal) menunjukkan kadar air dan hasilnya kadar air pada jeroan
adalah 3.95%.
2.4.4
Ekstraksi Soxhlet
Penentuan kadar lemak total dari jeroan ikan lele menggunakan metode
Soxhlet. 5 gram sampel kering diektraksi dengan 200 ml petroleoum eter dengan
3 ulangan selama periode ekstraksi 8 jam. Air tambahan dan minyak hasil
ekstraksi diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator (Heidolph, Jerman)
pada suhu 45 0C. Sampel kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45 0C
selam 1 jam. Kadar Lemak total dari jeroan ikan Lele adalah 78 0,6%
berdasarkan berat kering sampel.
2.4.5
Desain Percobaan
Percobaan terdiri dari 30 perlakuan dengan 6 ulangan pada poin pusat
minyak ikan yang dihasilkan pada berbagai perlakuan (Suhu, tekanan, laju aliran,
dan waktu perendaman) yang berbeda serta korelasi masing-masing perlakuan
terhadap minyak ikan yang dihasilkan.
2.6
2.6.1
2.6.2
10
menggunakan SC-CO2 tetapi hanya membahas hasil minyak yang maksimum pada
kondisi optimum tertentu. Padahal di latar belakang disebutkan bahwa
keunggulangan
ekstraksi
menggunakan
metode
SC-CO2
adalah
tidak
Kesimpulan Jurnal
Berdasarkan hasil dan pembahasan Kondisi Optimal, yaitu pada suhu 57,5
C, tekanan 40 Mpa, laju aliran 2.0 mL/min, dan waktu perendaman 2.5 jam
menggunakan ekstraksi SFE menghasilkan minyak ikan sebesar 67.0% dari total
berat kering jeroan ikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
11
a. Prinsip pembuatan minyak ikan yaitu terdiri dari ekstraksi, fraksinasi dan
purifikasi yang bisa dilakukan dengan berbagai cara/metode, salahsatunya
menggunakan metode SFE (Supercritical Fluida Extraction) dengan CO2
sebagai pelarutnya.
b. Hasil ekstraksi minyak ikan dari jeroan ikan Lele Afrika (Clarias
gariepenus) tertinggi yaitu 67,0% diperoleh untuk efek gabungan dari
tekanan 40 MPa, suhu 57,5 C, laju aliran 2 mL / menit dan waktu
perendaman pada 2,5 jam.
c. Jurnal ini hanya membahas terhadap Kuantitas minyak ikan yang
dihasilkan, tetapi tidak membahas kualitas dari minyak ikan tersebut.
3.2
Saran
Sebaiknya dalam meresume dan menganalisis suatu jurnal terutama jurnal
berbahasa inggris, harus benar-benar mengerti dan paham mengenai isi jurnal
tersebut, agar tidak terjadi salah penafsiran
DAFTAR PUSTAKA
12
13