Anda di halaman 1dari 4

Vol.11 No.

2 Desember 2022 Jurnal Ilmiah Hospitality 1087


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ANALISA ACID VALUE PADA PRODUK OLEIC ACID DENGAN METODE
TITRIMETRI

Oleh
Masdania Zurairah1, Yuliana Miranda Syafrizal2
1,2Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Al-Azhar

Jl. Pintu Air IV No. 214, Kwala Bekala, Medan, Sumatera Utara-20142
E-mail: 1Masdaniazurairahsiregar64@gmail.com

Abstract
Acid Value is an acid value that indicates the amount of fatty acid that has not become an ester in
the sample determined by titration. From the eight samples of Oleic Acid that have been
analyzed, the average Acid Value is 198.54. It can be concluded that the Oleic sample has met
the company standards of PT. X where the Range Acid Value is 197.5 – 199.
Keywords: Acid, Value, Ester, Titration

PENDAHULUAN (Crude Palm Cernel Oil),minyak kelapa kopra


Persaingan dalam bidang industri (Crude Coconut Oil). Masing –masing
semakin lama menjadi semakin ketat, hal ini trigliserida tersebut diatas memiliki spesifikasi
disebabkan oleh persaingan harga dan kualitas yang berbeda- beda dan dapat dipilih sebagai
produk. Setiap perusahaan memiliki standar bahan baku sesuai dengan produk asam lemak
kualitas untuk menjaga kualitas produknya yang ingin dihasilkan dari proses hidrolisa.
tetap baik. Salah satu usaha menjaga dan Kualitas minyak sawit tersebut diatas harus
meningkatkan kualitas produk adalah dengan tetap dipertahankan ,karena perubahan pada
cara pengendalian kualitas. PT. X merupakan kualitas tersebut dapat menyebabkan
perusahaan yang memproduksi produk fatty menurunnya kualitas asam lemak dan gliserin
acid (Oleochemical). Salah satu produk yang yang dihasilkan dari proses hidrolisa atau
dihasilkan adalah Oleic Acid. Untuk splitting atau pemasakan asam lemak dan
mendapatkan produk dengan kemurnian yang gliserin dari trigliserida minyak sawit.
tinggi, Oleic Acid harus melalui beberapa Perubahan kualitas bahan baku minyak sawit
tahapan proses, diantaranya melalui beberapa yang digunakan pada hidrolisa juga
tahapan proses, diantaranya melalui proses berpengaruh pada pemakaian steam
kristalisasi yaitu proses pemisahan oleic acid bertekanan tinggi. Pada akhirnya sangat
dengan asam lemak jenuh, kemudian proses berpengaruh pada pemakaian bahan bakar
filtrasi. Sebagai salah satu produsen Oleic pada boiler yang digunakan untuk
Acid, PT. X harus selalu memantau kualitas menghasilkan uap bertekanan tinggi hingga 64
Oleic yang dihasilkan. Dalam hal ini banyak BAR. Salah satu parameter keberhasilan prose
parameter yang digunakan sebagai acuan. produksi secara massal atau skala besar
Namun pada proposal ini, penulis ,adalah kapasitas produksi disamping kualitas
mengambil suatu permasalahan bahwa perlu yang baik tentunya. Perubahan kualitas bahan
analisa terhadap Acid Value, dimana baku minyak sawit,menurut pengalaman
kandungan asam lemak pada Oleic sangat selama bertahun-tahun ternyata
mempengaruhi kualitas produk yang berpengaruh pada kapasitas produksi asam
dihasilkan. lemak dan gliserin. Berdasarkan pengalaman
Minyak sawit (Crude Palm Oil) adalah tersebut diatas ,amatlah penting menjaga
satu jenis trigliserida yang banyak digunakan kualitas bahan baku minyak sawit dan seleksi
sebagai bahan baku pembuatan gliserin dan penerimaan bahan baku agar sesuai dengan
asam lemak ,disamping minyak inti sawit spesifikasinya. Secara alami minyak sawit
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
1088 Jurnal Ilmiah Hospitality Vol.11 No.2 Desember 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
mengandung sangat banyak asam lemak dan komponen yang terkandung di dalamnya. Fatty
ester. Keberhasilan dari pemisahan kandungan acid didominasi oleh asam lemak jenuh dan
asam lemak dan ester dari gliserin tergantung asam lemak tidak jenuh dengan jumlah atom
dari steam dan proses pengolahan yang karbon genap. Minyak nabati hanya
sempurna dari setiap section pengolahan. mengandung sedikit jumlah atom yang
Tanaman kelapa sawit ialah tumbuhan bercabang dan melingkar, jumlah atom karbon
tropis golongan plasma yang tergolong dalam ganjil umumnya ditemukan pada minyak
tanaman tahunan. Tanaman kelapa sawit hewan. Fatty acid dibedakan menjadi asam
bermula dari negara Afrika bagian Barat. lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh,
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh subur di kedua jenis ini mempunyai sifat fisik dan
Indonesia, Thailand, Malaysia. Kelapa sawit kimia yang berbeda. Jumlah atom karbon pada
adalah tanaman yang sangat penting bagi asam lemak berkisar antara 4 sampai 22 atom
pembangunan nasional. Perkebunan kelapa karbon yang dibagi ke dalam rantai karbon
sawit dapat menyerap lapangan tenaga kerja pendek, rantai karbon medium, rantai karbon
yang sangat besar dan sebagai sumber devisa panjang (Strayer, D., 2006).
terhadap negara. Tanaman kelapa sawit mulai Oleic Acid merupakan hasil dari reaksi
dikembangkan dan di budidayakan secara Esterifikasi yang merupakan proses untuk
komersil pada tahun 1991. Andrian Hallet mengubah asam lemak bebas atau Fatty Acid
adalah orang yang pertama kali merintis usaha menjadi alkil ester atau biodiesel. Esterifikasi
perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang dapat dilakukan dengan katalis asam dengan
berkebangsaan Belgia yang mana telah belajar pertimbangan kemudahan pemisahan dan
banyak tentang perkebunan kelapa sawit di ekonomis maka alternatif lain dapat
Afrika. menggunakan katalis heterogen yang dapat
Produksi minyak kelapa sawit dunia digunakan dalam pembuatan biodisel.
sebesar 45 juta ton dengan produksi tertinggi Pengukuran berdasarkan atas kemampuan
berada di Asia Tenggara (Malaysia 40% dan asam lemak untuk bereaksi dengan larutan
Indonesia 60%). Buah kelapa sawit natrium hidroksida. Ketika asam lemak sudah
membutuhkan waktu 5-6 bulan dari masa dinetralkan indikator phenolphthalein
penyerbukan sampai buah menjadi matang. berwarna merah jambu, ini sebagai penunjuk
Tiap hektar buah yang bisa dihasilkan sekitar titik akhir titrasi. Bilangan asam didefenisikan
10-35 ton pertahun dan apabila dikonversi sebagai jumlah mg kalium hidroksida yang
menjadi minyak kelapa sawit sekitar 4-5 ton dibutuhkan untuk menetralkan 1 gram sample
setahun. Buah kelapa sawit terdiri atas bagian asam lemak.
dalam berupa tempurung yang melindungi inti CH3(CH2)nCO2H +
kernel dan bagian serabut yang disebut NaOH CH3(CH2)nCO2Na + H2O
mesocarp. Pengujian ini menggunakan metode titrimetri
Komponen utama yang terkandung untuk mengukur kandungan asam lemak bebas
dalam lemak dan minyak nabati adalah dalam asam lemak.
trigliserida. Kandungan terkecil termasuk Acid Value (AV) atau bilangan asam
monogliserida dan digliserida, fatty acid, adalah jumlah kalium hidroksida (KOH) untuk
sterol, lemak larut dalam vitamin, tokoperol, menetralkan satu gram zat kimia. Bilangan
pigment, wax dan fatty alcohol. Trigliserida asam juga diartikan sebagai jumlah gugus
terdiri dari fatty acid yang melekat pada asam karboksilat dalam suatu senyawa kimia
molekul gliserol (Strayer, D., 2006) . seperti asam lemak bebas. Sampel dilarutkan
kandungan trigliserida didominasi oleh fatty menggunakan dalam pelarut organik seperti
acids dalam bentuk ester gliserol. Seratus gram isopropanol. Produk fatty acid memiliki asam
fat atau oil akan menghasilkan lebih kurang 95 lemak bebas yang terkandung pada produk.
gram fatty acid. Karakteristik kimia dan fisika Semakin tinggi bilangan asam maka semakin
fatty acid sangat dipengaruhi oleh komponen-
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534
Vol.11 No.2 Desember 2022 Jurnal Ilmiah Hospitality 1089
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tinggi kandungan asam lemak bebas yang 7 11 November T 9032104 198.51
terdapat pada produk. 2021
8 12 November T 9032104 198.63
2021
METODE PENELITIAN
2.1 Alat
𝐴𝑉
1. Erlenmeyer Flask 250 mL.
= Volume titrasi ×56,11 × Normalitas NaOH
2. Medium Neck Erlenmeyer Glass 250 Ml
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
3. Alat Titrasi (Dosimat 876 Plus 20 ml)
Nb : 56.11 merupakan bilangan
4. Neraca Analitik
ekuivalen dari KOH (larutan basa)
5. Stirrer
1. 11,0200 𝑥 0,1004 𝑥 56,11 = 198,79
6. Hot Plate
0,3123
2. 10,9520 𝑥 0,1001 𝑥 56,11 = 198,56
2.2 Bahan
0,3098
1. Sodium Hydroxide 0.1
3. 10,9740 𝑥 0,1003 𝑥 56,11 = 198,33
Prestandardized. (NaOH)
0,3114
2. Alcohol Anhydrous 3A
4. 11,3080 𝑥 0,1001 𝑥 56,11 = 198,66
3. Phenolphtalein 1% solution in alcohol.
0,3197
2.3 Prosedur Kerja 5. 11,3140 𝑥 0,1008 𝑥 56,11 = 198,36
1. Sampel ditimbang sebanyak 0.3 gram 0,3226
dan catat nilai 6. 11,5440 𝑥 0,1011 𝑥 56,11 = 198,44
2. Sampel dilarutkan dengan alcohol 3A 0,3300
netral yang sudah dipanaskan sebanyak 7. 11,1260 𝑥 0,1008 𝑥 56,11 = 198,51
50 ml 0,3170
3. Jika sampel sudah larut sempurna, 8. 10,6620 𝑥 0,1004 𝑥 56,11 = 198,63
tambahkan indikator PP sebanyak 1 mL 0,3024
4. Larutan dititrasi menggunakan NaOH
0,1 N hingga mencapai titik titrasi dan Berdasarkan tabel hasil yang didapat
catat volume NaOH yang terpakai (titik bahwa Acid Value pada produk Oleic Acid di
titrasi ditandai dengan perubahan warna PT. X telah memenuhi standart operasional
dari tidak berwarna menjadi merah perusahaan . Nilai Acid Value tertinggi adalah
muda), pada tanggal 05 November 2021 pada
T9032103 sebesar 198,79 dan Acid Value
HASIL DAN PEMBAHASAN terendah ada pada tanggal 07 November 2021
3. 1 Hasil hasil analisa AV selama 8 hari di di T9032104 sebesar 198,33. dan mg KOH
Storage Tank PT. X (AV) yang diperbolehkan adalah 197.5–199.5.
No Tanggal Storage AV Sedangkan target Perusahaan adalah 198.0.
Tank Dari beberapa sample yang dibanalisa,
1 05 November T 9032103 198.79 maka Produk Oleic tersebut jika ditinjau dari
2021 parameter kadar Acid Value telah memenuhi
2 06 November T 9032103 198.56 keinginan pasar. Namun disamping parameter
2021 Acid Value, Oleic Acid juga harus didukung
3 07 November T 9032104 198.33 oleh parameter-parameter lainnya yaitu kadar
2021
08 November
air, Cloud Point, Lovibond Color, Iodine
4 T 9032103 198.66
2021 Value, Titer, bilangan Peroxide dan kadar Gas
5 09 November T 9032104 198.36 Chromatography. Karena ada beberapa dari
2021 Customer yang meminta Special Spect untuk
produk Oleic Acid tersebut.
6 10 November T 9032103 198.44
2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534 http://stp-mataram.e-journal.id/JIH
1090 Jurnal Ilmiah Hospitality Vol.11 No.2 Desember 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
KESIMPULAN Goreng Berulang terhadap Perubahan
Dari delapan sampel Oleic Acid yang Nilai Gizi dan Mutu Organoleptik pada
telah dianalisa, diperoleh rata-rata Acid Value Ayam Goreng. Jurnal Agriculture, 2(1).
yaitu 198,54. Dapat diambil kesimpulan Diakses tanggal 14 Desember 2017
bahwa sampel Oleic telah memenuhi standart [13] Yustinah, Hartini. 2011. Adsorbsi
perusahaan PT. X. Dimana range acid value Minyak Goreng Bekas Menggunakan
adalah 197,5-199,5. Arang Aktif dari Sabut Kelapa.
Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional
DAFTAR PUSTAKA Teknik Kimia
[1] Ariani, Dorothea Wahyu, “Pengendalian [14] Yusibani, Elin, dkk. 2017. Pengukuran
Kualitas Statistik”, Andi Offset, Viskositas Beberapa Produk Minyak
Jogyakarta, 2003. Goreng Kelapa Sawit Setelah
[2] Belavendra Nicolo, “Quality by Design Pemanasan. Jurnal Teknologi dan
Taguchi Techniques for Industrial Industri Pertanian Indonesia, 9(1).
Experimentation”, Prentice Hall Diakses tanggal 24 Juni 2018
Internasional, London , 1995.
[3] Yulianti, Eny. 2009. Adsorpsi Peroksida
dan Asam Lemak Bebas (FFA) dalam
(Moringa oliefera Lamk) yang telah
[4] Diaktivasi dengan proses Pirolisis Satu
Tahap. Lamlitbang, Universitas Islam
Negeri Malang.
[5] Gaspersz, Vincent. Pedoman
Implementasi Program Six Sigma.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2002.
[6] Ketaren,S.1987.PengantarTeknologi
Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta:UI-
Press
[7] Perdamaian,Maruli.2011.Sukses
Membuka Kebun dan Pabrik
Kelapa Sawit.Jakarta:Penebar
Swadaya.24
[8] Ritonga,M Yusuf.2004.Minyak
Buah Kelapa Sawit.Medan:Dunia
pustaka jaya Rivai,Harrizul.1995.Asas
Pemeriksaan
[9] Kimia.Padang:Penerbit Universitas
Indonesia(UI-PRESS). 117
[10] Strayer Dennis, 2006. Food Fats And
Oils, Nine Edition. Institute Of
Shortening and Edible Oils, Inc.
Washington.
[11] Aminah, S. 2010. Bilangan Peroksida
Minyak Goreng Curah dan Sifat
Organoleptik Tempe pada Pengulangan
Penggorengan. Jurnal Pangan dan Gizi. 1
(1): 8-11. Diakses tanggal 29 Mei 2018
[12] Zahra, S.L., Dwiloka, B. Dan Mulyani,
S. 2013. Pengaruh Penggunaan Minyak
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://stp-mataram.e-journal.id/JIH P-ISSN: 2088-4834 E-ISSN : 2685-5534

Anda mungkin juga menyukai