2,September 2017
E-mail: roby.gultom@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh antioksidan dan lama pemanasan terhadap karakteristik dan jumlah
PUFA (omega-3, omega-6) dari minyak kedelai. Minyak kedelai yang banyak mengandung asam lemak
tak jenuh sangat mudah teroksidasi sehingga diperlukan penambahan antioksidan untuk mencegah
kerusakan minyak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penambahan BHT dan
vitamin E dengan pemanasan 100°C terhadap nilai karakteristik minyak meliputi bilangan asam,
bilangan penyabunan, dan bilangan peroksida. Pengaruh antioksidan diuji dengan variasi waktu
pemanasan yaitu pemanasan 30 menit, 60 menit dan 90 menit. Dari data karakterisasi minyak kinerja
antioksidan BHT dalam mencegah reaksi oksidasi maupun hidrolisis lebih baik dibandingkan vitamin E
dan tanpa antioksidan, di dukung dengan kadar omega-3 dan omega-6 yang didapat melalui pengukuran
kromatografi gas. Penurunan kadar omega-3 dan omega-6 dari minyak kedelai dengan penambahan
BHT setelah pemanasan 30 menit lebih rendah 43,45% dan 73,42% dibandingkan dengan penambahan
vitamin E dan tanpa antioksidan.
Kata kunci : Minyak kedelai, BHT, vitamin E, karakterisasi minyak, omega-3 dan omega-6.
sama dilakukan pada sampel minyak merupakan konsentrat asam lemak omega-3
dengan penambahan antioksidan vitamin E dan omega-6 (Mayurid.2009). Prosedur
dan BHT. yang sama dilakukan pada sampel minyak
yang menggunakan antioksidan.
Isolasi Asam Lemak Tak Jenuh Ganda
Omega-3 dan Omega-6 dengan Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Omega-3 dan Omega-6 dengan GC
Penambahan Antioksidan dan Tanpa
dengan penambahan Antioksida dan
Antioksidan Tanpa Antioksidan
Metode isolasi asam lemak tak jenuh
Preparasi Sampel dan Metilasi
omega 3 dan omega 6 yang digunakan
untuk Membuat Metil Ester
dalam penelitian ini, yaitu metode Medina
Untuk analisis dengan GC, sampel
et al. (1995). Isolasi ini menggunakan minyak tanpa Antioksidan diambil 30-40
sampel dengan kualitas terbaik berdasarkan mg ditempatkan dalam tabung tertutup
pengujian karakterisasi. Prosedur isolasinya Teflon dan ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N
dibagi atas 2 tahap, yaitu : dalam metanol dan panaskan dalam
Saponifikasi Minyak Kacang pengangas air selama 20 menit. Kemudian
Kedelai tambahkan 2 ml BF3 20% dipanaskan lagi
Minyak kedelai tanpa antioksidan hasil selama 20 menit. Setelah dingin
pemurnian disabunkan dengan larutan ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml
NaOH dalam alkohol encer (120 gram isooktan lalu dikocok dengan baik. Lapisan
NaOH dan 1,25 gram EDTA (ethylene isooktan dipisahkan dengan bantuan pipet
diamine tetracetic acid) dilarutkan dalm tetes ke dalam tabung yang berisi 0,1 g
400 mL aquades dan 400 mL etanol 96%) NaSO4 dan dibiarkan selama 15 menit. Fasa
dengan rasio 1:2. Penyabunan dilakukan cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksi ke
pada temperatur kamar dengan pengadukan dalam kromatografi gas. Untuk mengetahui
secara konstan sambil dialiri gas nitrogen. waktu retensi omega-3 dan omega-6,
Ke dalam hasil penyabunan tersebut disuntikkan terlebih dahulu kedalam
ditambahkan larutan HCl 6 N sampai pH kromatografi gas ester asam lemak dari
mencapai 1. Setelah pH 1 tercapai lalu standar metil ester asam lemak atau FAME
ditambahkan n-heksana sebanyak 300 mL. yang mengandung omega-3 dan omega-6
Campuran diuapkan dengan rotary sebagai standar, adanya omega-3 dan
evaporator pada temperatur 70oC. Prosedur omega-6 dari sampel tanpa penambahan
yang sama dilakukan pada sampel minyak antioksidan dapat dilihat dengan
yang menggunakan antioksidan. menyamakan waktu retensi omega 3 dan
Fraksinansi dengan Urea omega 6 standar. Prosedur ini juga
Asam lemak hasil penyabunan di atas dilakukan untuk sampel yang menggunakan
ditambahkan ke dalam larutan urea panas antioksidan.
(65oC-70oC) (rasio urea : asam lemak
sebesar 4:1) dan ditambah 267 mL metanol. Analisis Komponen Asam Lemak
Campuran diaduk sampai jernih. Urea dan dengan Alat Kromatografi Gas
senyawa kompleks urea dibiarkan semalam Komponen asam lemak yang
sampai mengkristal pada temperatur antara terkandung dalam sampel tanpa antioksidan
-36oC sampai 36oC. Setelah dilakukan dianalisis menggunakan kromatografi gas-
penyaringan, fase padat (kompleks urea) 17A shimadzu dengan kondisi alat sebagai
dibuang sedangkan fase cair dievaporasi berikut :
vakum pada temperatur 70oC. kemudian Kolom : Cyanopropil metilasi
diambil konsentratnya ditambahkan dengan (capillary coloum)
HCl 0,1 N sebanyak 125 mL dan n-heksan Dimensi kolom: P = 60 m.¢ dalam =
sebanyak 125 mL. Kemudian lapisan n-
0,25 mm, 0,25 µm film thickness
heksan diekstraksi dengan corong pisah,
Lapisan bagian bawah diekstraksi kembali Laju alir N2 : 20 ml/menit
dengan 50 mL n-heksan. Campuran fase n- Laju alir H2 : 30 ml/menit
heksan dievaporasi vakum pada temperatur Laju alir udara : 200 – 250 ml/menit
70oC. Konsentrat yang diperoleh Suhu injektor : 200oC
48
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017
untuk menganalisa komposisi asam lemak lama proses. Ketiga faktor ini
pada minyak kedelai dan melihat pengaruh mempengaruhi proses kristalisasi atau
antioksidan BHT dan vitamin E pada pembentukan komplek inklusi urea-asam
minyak yang ditambahkan BHT, vitamin E lemak.
dan tanpa antioksidan dengan Suhu yang digunakan untuk proses
menggunakan kromatografi gas. Sampel kristalisasi dalam penelitian ini berkisar 3ºC
yang digunakan untuk analisis kualitatif dan karena penggunaan suhu rendah ini dapat
kuantitatif asam lemak omega-3 dan mengurangi proses oksidasi terhadap asam
omega-6 ini berdasarkan hasil data terbaik lemak omega-3 dan omega-6 selama
dari karakterisasi minyak kedelai meliputi pengolahan dibandingkan jika
bilangan asam, bilangan penyabunan dan menggunakan suhu yang lebih tinggi.
bilangan peroksida, sehingga sampel yang Nisbah urea berbanding asam lemak pada
digunakan yaitu tanpa pemanasan dan penelitian ini adalah 1:4 karena menurut
dengan pemanasan 30 menit. Rasyid (2003) nisbah ini merupakan nisbah
optimum. Pada minyak kedelai yang diteliti
Analisis Kualitatif Asam Lemak Omega- banyak mengandung asam lemak jenuh,
3 dan Omega-6 sehingga tidak semua asam lemak jenuh
Untuk mengidentifikasi kualitatif membentuk inklusi urea karena
asam lemak omega-3 dan omega-6 dari kemungkinan jumlah urea tidak mencukupi.
minyak kedelai dapat dilakukan dengan Waktu yang digunakan untuk kritalisasi ini
cara menyamakan waktu retensi sampel adalah 24 jam. Dalam penelitian Estiasih
dengan waktu retensi standar asam lemak (2009) mengenai kristalisasi urea dengan
dari SupelcoTM 37 Component Fame Mix menggunakan bahan baku minyak hasil
(Bellefonte, USA) yang telah diketahui samping pengalengan ikan lemuru
dengan pasti jenis asam lemaknya. menunjukkan bahwa setelah 24 jam tidak
Hasil analisis kromatografi gas dari terjadi pembentukan komplek inklusi urea
standar dan sampel minyak kedelai lagi.
selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 9 . Tidak teridentifikasinya Analisis Kuantitatif Asam Lemak Omega
beberapa asam lemak, seperti EPA, DHA 3
dan ARA diduga karena kandungan Terdapat tiga jenis asam lemak yang
asam lemak dari EPA, DHA dan ARA tergolong asam lemak omega 3, yaitu asam
sangat rendah atau sampel tidak linolenat, asam eikosapentaenoat (EPA) dan
mengandung asam lemak tersebut. Jumlah asam dokosaheksaenoat (DHA). Dari hasil
puncak sampel pada kromatogram analisis kualitatif asam lemak omega 3,
dipengaruhi oleh fraksinasi urea. Untuk ternyata minyak kedelai tidak mengandung
mengurangi asam lemak jenuh pada minyak asam lemak EPA dan DHA, kandungan
kedelai dilakukan teknik kristalisasi asam asam linolenat yang terdapat pada minyak
lemak dengan urea tetapi hasil yang kedelai berkisar 1-12%
diperoleh menunjukkan bahwa teknik (Muchtadi,dkk.2010). Hasil analisis
kristalisasi ini tidak dapat menghasilkan kandungan asam linolenat minyak kedelai
konsentrat kadar omega-3 dan omega-6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
yang lebih murni, karena tidak semua asam
lemak jenuh dan asam monoenoat Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Omega-
membentuk komplek inklusi dengan urea. 3 (Asam Linolenat) Minyak Kedelai
Asam lemak rantai pendek seperti C 8 dan Perlakuan Asam Linolenat (%w/w)
C 10 secara cepat membentuk komplek Tanpa Pemanasan ∆C=A-B
dengan urea, tetapi asam lemak dengan Pemanasan 30 Menit
(A) (B)
rantai lebih panjang seperti C16 lebih Tanpa 8,19 7,92 0,27
lambat membentuk komplek. Beberapa Antioksidan
faktor yang harus diperhatikan pada proses BHT 7,81 7,69 0,12
kristalisasi ini adalah suhu kristalisasi, Vitamin E 8,19 8,02 0,17
nisbah urea berbanding asam lemak, dan
51
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017
53