Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.

2,September 2017

PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BUTIL HIDROKSI


TOLUENE (BHT) SERTA VITAMIN E DAN LAMA PEMANASAN
TERHADAP KARAKTERISASI DAN JUMLAH OMEGA-3 DAN
OMEGA-6 DARI MINYAK KEDELAI (SOYBEAN OIL)
1.
Roby Gultom, 2. Wira Maria Ginting
1.
Dosen Prodi S1Farmasi, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan;
2.
Dosen Prodi DIII Keperawatan STIKes Imelda Medan, Jalan Bilal Nomor 52 Medan

E-mail: roby.gultom@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian pengaruh antioksidan dan lama pemanasan terhadap karakteristik dan jumlah
PUFA (omega-3, omega-6) dari minyak kedelai. Minyak kedelai yang banyak mengandung asam lemak
tak jenuh sangat mudah teroksidasi sehingga diperlukan penambahan antioksidan untuk mencegah
kerusakan minyak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penambahan BHT dan
vitamin E dengan pemanasan 100°C terhadap nilai karakteristik minyak meliputi bilangan asam,
bilangan penyabunan, dan bilangan peroksida. Pengaruh antioksidan diuji dengan variasi waktu
pemanasan yaitu pemanasan 30 menit, 60 menit dan 90 menit. Dari data karakterisasi minyak kinerja
antioksidan BHT dalam mencegah reaksi oksidasi maupun hidrolisis lebih baik dibandingkan vitamin E
dan tanpa antioksidan, di dukung dengan kadar omega-3 dan omega-6 yang didapat melalui pengukuran
kromatografi gas. Penurunan kadar omega-3 dan omega-6 dari minyak kedelai dengan penambahan
BHT setelah pemanasan 30 menit lebih rendah 43,45% dan 73,42% dibandingkan dengan penambahan
vitamin E dan tanpa antioksidan.

Kata kunci : Minyak kedelai, BHT, vitamin E, karakterisasi minyak, omega-3 dan omega-6.

PENDAHULUAN mahal. Selain harga yang mahal, kendala


lain penggunaan ikan laut sebagai sumber
Kacang kedelai mempunyai potensi asam lemak omega-3 dan omega-6 yaitu
untuk dimanfaatkan minyaknya sebagai explorasi sumber daya air laut secara terus-
sumber asam lemak tak jenuh omega-3 dan menerus akan merusak atau mengganggu
omega-6, potensi ini terlihat dari keanekaragaman hayati di laut. Penggunaan
kandungan asam lemak tak jenuh yang beberapa ikan laut yang langka ini perlu
terdapat pada minyak kedelai yaitu sebesar dikurangi atau dibatasi dengan mencari
85% yang terdiri dari asam linoleat 15- alternatif lain yang berasal dari tumbuhan,
64%, asam oleat 11-60%, asam linolenat 1- dalam hal ini diharapkan kacang kedelai
12% dan asam arakhidonat 1,5% berpotensi untuk menggantikan ikan laut
(Muchtadi, dkk. 2010). Kedelai adalah sebagai sumber omega-3 dam omega-6
tanaman yang sangat mudah untuk di (Fitriani,2006).
budidayakan dan harganya ekonomis, oleh Asam lemak tak jenuh ganda
sebab itu kedelai merupakan pilihan tepat (polyunsaturated fatty acids, PUFA) dalam
sebagai sumber pengganti penghasil kacang kedelai sangat prespektif untuk
omega-3 dan omega-6, dimana omega-3 dikembangkan karena sangat bermanfaat
dan omega-6 tersebut biasanya terdapat untuk tubuh manusia. Omega-3 dan omega-
pada ikan-ikan laut (Paus, Tuna, Cod, 6, merupakan asam lemak tak jenuh ganda
Salmon dan Mackerel) yang sudah cukup dalam kacang kedelai, yang tergolong
langka dan memiliki harga yang relatif omega3 adalah asam linolenat (ALA),
45
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

Asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam angka penyabunan. Angka asam


dokosaheksaenoat (DHA), sedangkan untuk menunjukan ukuran dari jumlah asam
omega-6 misalnya asam linoleat (LA) dan lemak bebas dari proses oksidasi dan
asam arakhidonat (ARA). Asam lemak tak hidrolisa minyak, ataupun karena proses
jenuh ganda memiliki ikatan rangkap yang pengolahan dan penyimpanannya yang
sangat mudah teroksidasi. Oksidasi kurang baik. Semakin tinggi nilai angka
merupakan proses degeneratif yang dipacu asamnya, maka makin rendah kualitasnya.
oleh radikal bebas dan menyebabkan Angka peroksida adalah nilai terpenting
ketengikan dan penurunan nutrisi produk untuk menentukan derajat kerusakan pada
pangan. Radikal bebas mempunyai aktivitas minyak atau lemak. Asam lemak tidak
kimiawi yang sifatnya reaktif dan destruktif jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan
(merusak). Untuk mencegah proses oksidasi rangkapnya sehingga membentuk peroksida
tersebut diperlukan senyawa yang dapat yang dapat menyebabkan ketengikan pada
menunda, memperlambat dan mencegah minyak, sedangkan angka penyabunan
proses oksidasi. dapat digunakan untuk menentukan berat
Kandungan asam lemak bebas dalam molekul minyak atau lemak. Minyak yang
minyak dapat meningkat salah satunya disusun oleh asam lemak berantai C pendek
akibat pengaruh suhu dan lama pemanasan berarti mempunyai berat molekul relatif
sehingga terjadinya reaksi oksidasi dan kecil mempunyai angka penyabunan yang
hidrolisis dalam minyak, dimana reaksi besar dan sebaliknya minyak dengan berat
tersebut akan menurunkan kualitas minyak molekul relatif besar akan mempunyai
yang diinginkan. Untuk mencegah oksidasi angka penyabunan relatif kecil (Sudarmadji
tersebut dapat ditambahkan antioksidan dkk, 2007).
sintetik ataupun antioksidan alami. Salah
satu antioksidan sintetik yang paling METODE
banyak digunakan dalam produk pangan
adalah BHT (Butylated Hydroxy Toluen). Alat
Antioksidan BHT juga mempunyai Alat yang digunakan: peralatan gelas,
kelarutan yang baik dalam minyak atau corong pisah, hotplate, magnet batang
lemak, serta bersifat sinergis yang baik jika stirer, seperangkat destilasi, neraca analitik,
dikombinasikan dengan antioksidan rotari evaporator, refluks, pH meter, oven,
lain(Alamsah, 2008). Antioksidan alami dan seperangkat alat kromatografi gas.
yang sering digunakan dalam bahan pangan
adalah antioksidan berupa vitamin. Bahan
Penggunaan antioksidan jenis vitamin Bahan yang digunakan: kacang
memberikan keuntungan ganda yaitu kedelai, n-heksana, aquades, NaCl 2,5%,
menunda terjadinya ketengikan dan sisa vitamin E, BHT (Butil Hidroksi Toluen),
vitamin yang tidak teroksidasi akan gas nitrogen, urea jenuh, alkohol netral
menambah kandungan vitamin produk. 95%, KOH 0,1N, indikator fenolftalein,
Dengan demikian bahan pangan kloroform, asam asetat glasial, KI jenuh,
memiliki daya tahan yang lebih lama serta natrium tiosulfat 0,02 N, indikator amilum,
mutu produk yang lebih baik. Salah satu KOH 0,5 N, Etanol, HCl 0,5 N, HCl 6N,
antioksidan vitamin yang sering digunakan HCl 0,1 N, NaOH 0,5 N, EDTA, metanol,
ialah vitamin E. Minyak kedelai BF3 20%, NaCl jenuh, Isooktan, NaSO4
mengandung vitamin E yang dapat anhidrat.
bertindak sebagai antioksidan alami, tetapi
jumlah vitamin E yang terkandung relatif Prosedur Kerja
rendah untuk dapat mencegah reaksi Penyiapan Bahan Baku
oksidasi sehingga diperlukan penambahan Bahan baku yang digunakan berupa 2
antioksidan dari luar. Kualitas minyak kg kacang kedelai, di tumbuk sampai halus
dapat dilihat dari beberapa parameter yang bertujuan untuk memudahkan proses
seperti angka asam, angka peroksida dan ekstraksi. Kemudian dipanaskan dalam
46
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

lemari pengering pada 90oC selama 60 Karakteristik Minyak Kedelai dengan


menit yang bertujuan untuk mendapatkan Penambahan Antioksidan dan tanpa
hasil yang optimal (Arlene, 2010). Antioksidan
 Bilangan Peroksida
Ekstraksi Minyak Kacang Kedelai Sampel minyak tanpa antioksidan
Bubuk kedelai yang sudah dipanaskan sebanyak 0,5 g dipindahkan ke dalam
didinginkan terlebih dahulu, kemudian erlenmeyer 300 mL dan ditambahkan 10
dimaserasi dengan n-heksana 6 L selama 24 mL kloroform kemudian erlenmeyer
jam, dilakukan maserasi sebanyak 2 kali dikocok dengan
pengulangan. Minyak kasar hasil maserasi kuat sehingga sampel larut. Ditambahkan
disaring dengan kain kasa dan dipisahkan 15 mL asam asetat glasial dan 1 mL KI
dari padatannya yang berupa protein dan jenuh, ditutup dan dikocok selama 5 menit
karbohidrat. kemudian ditambahkan NaCl di tempat gelap pada suhu 15-25oC.
2,5% 500mL, Lapisan minyak dan air Kemudian ditambahkan 75 mL aquades dan
dipisahkan dengan corong pisah. Lapisan dikocok dengan kuat. Kelebihan iodine
minyak yang diperoleh dirotary evaporator dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,02 N
dengan temperatur 70oC, Setelah itu dengan amilum sebagai indikator. Hal yang
minyak dibagi menjadi tiga bagian, bagian sama dilakukan terhadap blanko (tanpa
pertama di tambahkan vitamin E 150 mg/kg menggunakan sampel). Prosedur yang sama
dan bagian kedua ditambahkan BHT dilakukan pada sampel minyak dengan
sebanyak 150 mg/kg kemudian masing- penambahan antioksidan vitamin E dan
masing di stirrer ± 1 jam, bagian ketiga BHT.
tidak ditambahkan antioksidan. Masing-
masing minyak yang diperoleh disimpan
 Bilangan Asam
dalam wadah kaca kemudian diuji
Sampel Minyak tanpa antioksidan
karakterisasi dan jumlah PUFA (omega-3,
sebanyak 2 g masukkan dalam erlemeyer
omega-6) masing-masing minyak yang
dan ditambah 50 mL alkohol netral 95%
telah ditambahkan antioksidan dan tanpa
kemudian dipanaskan dalam penangas air
penambahan antioksidan.
sambil diaduk dan ditutup pendingin balik.
Uji Kualitas Minyak Kedelai terhadap Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam
Faktor Lama Pemanasan lemak. Setelah didinginkan kemudian
Pengujian kualitas minyak kedelai dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan
berdasarkan karakterisasi minyak kedelai indikator PP sampai tepat berwarna merah
yang meliputi bilangan asam, bilangan jambu. Prosedur yang sama dilakukan pada
peroksida, dan bilangan penyabunan. sampel minyak dengan penambahan
Minyak kedelai hasil ekstraksi dengan antioksidan vitamin E dan BHT.
penambahan antioksidan (vitamin E dan
BHT) dan tanpa antioksidan masing-masing  Bilangan Penyabunan
dibagi kedalam 4 botol dengan jumlah yang Sampel Minyak tanpa antioksidan 2 g
sama. Pengujian di lakukan pada ditimbang dalam botol kemudian
pemanasan 100ºC, pada botol pertama tidak dipindahkan ke dalam erlenmeyer dan
dilakukan pemanasan, pada botol kedua ditambahkan 25 mL KOH 0,5 N dalam
dilakukan pemanasan selama 30 menit, alkohol serta beberapa butir batu didih.
pada botol ketiga dilakukan pemanasan Setelah ditutup dengan pendingin balik,
selama 60 menit dan pada botol keempat didihkan dengan hati-hati selama 1 jam
dilakukan pemanasan selama 90 menit. sehingga minyak dan KOH bercampur
Kemudian dilakukan uji karakterisasi pada homogen. Setelah dingin ditambahkan
masing-masing minyak setelah di beberapa tetes indikator pp dan kelebihan
dinginkan. KOH dititrasi dengan larutan standar 0,5 N
HCl sampai menjadi tidak berwarna. Hal ini
juga dilakukan terhadap blanko (titrasi
tanpa menggunakan sampel). Prosedur yang
47
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

sama dilakukan pada sampel minyak merupakan konsentrat asam lemak omega-3
dengan penambahan antioksidan vitamin E dan omega-6 (Mayurid.2009). Prosedur
dan BHT. yang sama dilakukan pada sampel minyak
yang menggunakan antioksidan.
Isolasi Asam Lemak Tak Jenuh Ganda
Omega-3 dan Omega-6 dengan Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Omega-3 dan Omega-6 dengan GC
Penambahan Antioksidan dan Tanpa
dengan penambahan Antioksida dan
Antioksidan Tanpa Antioksidan
Metode isolasi asam lemak tak jenuh
 Preparasi Sampel dan Metilasi
omega 3 dan omega 6 yang digunakan
untuk Membuat Metil Ester
dalam penelitian ini, yaitu metode Medina
Untuk analisis dengan GC, sampel
et al. (1995). Isolasi ini menggunakan minyak tanpa Antioksidan diambil 30-40
sampel dengan kualitas terbaik berdasarkan mg ditempatkan dalam tabung tertutup
pengujian karakterisasi. Prosedur isolasinya Teflon dan ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N
dibagi atas 2 tahap, yaitu : dalam metanol dan panaskan dalam
 Saponifikasi Minyak Kacang pengangas air selama 20 menit. Kemudian
Kedelai tambahkan 2 ml BF3 20% dipanaskan lagi
Minyak kedelai tanpa antioksidan hasil selama 20 menit. Setelah dingin
pemurnian disabunkan dengan larutan ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml
NaOH dalam alkohol encer (120 gram isooktan lalu dikocok dengan baik. Lapisan
NaOH dan 1,25 gram EDTA (ethylene isooktan dipisahkan dengan bantuan pipet
diamine tetracetic acid) dilarutkan dalm tetes ke dalam tabung yang berisi 0,1 g
400 mL aquades dan 400 mL etanol 96%) NaSO4 dan dibiarkan selama 15 menit. Fasa
dengan rasio 1:2. Penyabunan dilakukan cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksi ke
pada temperatur kamar dengan pengadukan dalam kromatografi gas. Untuk mengetahui
secara konstan sambil dialiri gas nitrogen. waktu retensi omega-3 dan omega-6,
Ke dalam hasil penyabunan tersebut disuntikkan terlebih dahulu kedalam
ditambahkan larutan HCl 6 N sampai pH kromatografi gas ester asam lemak dari
mencapai 1. Setelah pH 1 tercapai lalu standar metil ester asam lemak atau FAME
ditambahkan n-heksana sebanyak 300 mL. yang mengandung omega-3 dan omega-6
Campuran diuapkan dengan rotary sebagai standar, adanya omega-3 dan
evaporator pada temperatur 70oC. Prosedur omega-6 dari sampel tanpa penambahan
yang sama dilakukan pada sampel minyak antioksidan dapat dilihat dengan
yang menggunakan antioksidan. menyamakan waktu retensi omega 3 dan
 Fraksinansi dengan Urea omega 6 standar. Prosedur ini juga
Asam lemak hasil penyabunan di atas dilakukan untuk sampel yang menggunakan
ditambahkan ke dalam larutan urea panas antioksidan.
(65oC-70oC) (rasio urea : asam lemak
sebesar 4:1) dan ditambah 267 mL metanol. Analisis Komponen Asam Lemak
Campuran diaduk sampai jernih. Urea dan dengan Alat Kromatografi Gas
senyawa kompleks urea dibiarkan semalam Komponen asam lemak yang
sampai mengkristal pada temperatur antara terkandung dalam sampel tanpa antioksidan
-36oC sampai 36oC. Setelah dilakukan dianalisis menggunakan kromatografi gas-
penyaringan, fase padat (kompleks urea) 17A shimadzu dengan kondisi alat sebagai
dibuang sedangkan fase cair dievaporasi berikut :
vakum pada temperatur 70oC. kemudian Kolom : Cyanopropil metilasi
diambil konsentratnya ditambahkan dengan (capillary coloum)
HCl 0,1 N sebanyak 125 mL dan n-heksan Dimensi kolom: P = 60 m.¢ dalam =
sebanyak 125 mL. Kemudian lapisan n-
0,25 mm, 0,25 µm film thickness
heksan diekstraksi dengan corong pisah,
Lapisan bagian bawah diekstraksi kembali Laju alir N2 : 20 ml/menit
dengan 50 mL n-heksan. Campuran fase n- Laju alir H2 : 30 ml/menit
heksan dievaporasi vakum pada temperatur Laju alir udara : 200 – 250 ml/menit
70oC. Konsentrat yang diperoleh Suhu injektor : 200oC
48
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

Suhu detektor : 230oC Hasil analisis bilangan asam minyak


Suhu kolom : Program temperatur kedelai dengan pengaruh penambahan
Awal 190oC diam 15 menit antioksidan BHT dan vitamin E dalam
Akhir 230o C diam 20 menit variasi lama pemanasan dapat dilihat pada
Rate 10o C/ menit gambar 1.
Ratio : 1 : 80
Gambar 1. Grafik bilangan asam minyak
Inject volum : 1µL
Linier velocity : 20 cm/sec kedelai dengan penambahan antioksidan
Komponen asam lemak yang terkandung BHT dan Vitamin E
dalam sampel yang menggunakan BHT dan
vitamin E dianalisis menggunakan
kromatografi gas dengan kondisi alat yang
sama seperti diatas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Karakterisasi Minyak Kedelai


Analisis karakterisasi minyak kedelai
pada penelitian ini meliputi penentuan
kadar minyak, bilangan asam, bilangan
penyabunan dan bilangan peroksida pada
minyak kedelai. Karakterisasi minyak Hasil penentuan bilangan asam,
bertujuan menguji kualitas minyak dengan minyak kedelai dengan penambahan BHT
membandingkan minyak tanpa penambahan tanpa pemanasan mempunyai kandungan
antioksidan dan minyak dengan asam lemak bebas yang paling rendah 2,102
penambahan antioksidan seperti mg KOH/g, sedangkan bilangan asam
penambahan antioksidan BHT dan vitamin terbesar 3,976 mgKOH/gr pada sampel
E dengan variasi lama pemanasan. minyak kedelai tanpa penambahan
antioksidan setelah pemanasan 90 menit.
Kadar minyak kedelai Berdasarkan gambar 13. Dapat dilihat
Penentuan kadar minyak yang bilangan asam semakin meningkat dengan
terkandung dalam kacang kedelai, lamanya waktu pemanasan. Meningkatnya
dilakukan pada sampel dengan berat 2 kg. bilangan asam disebabkan asam lemak
Kadar minyak yang dihasilkan 15,89%. mengalami dekomposisi dan hidrolisis
Berdasarkan kadar minyak yang dihasilkan molekul minyak yaitu pecahnya ikatan
ini masih lebih rendah dari hasil penelitian trigliserida yang membentuk gliserol dan
asam lemak bebas, reaksi ini dipercepat
Departemen Kesehatan R.I. (1992) yang
dengan adanya beberapa faktor salah
menyatakan kadar minyak dalam kacang
satunya adalah dengan adanya pemanasan.
kedelai sebesar 18,1%.
Apabila sesuai dengan teori, data yang
di dapatkan semakin meningkat dengan
Analisis Bilangan Asam
lamanya waktu pemanasan, data sampel
Bilangan asam yang besar menunjukan
dengan tanpa antioksidan setelah
terbentuknya asam lemak bebas yang besar
pemanasan 60 menit 2,93 mg KOH/g
akibat hidrolisis minyak oleh air ataupun
terjadi penyimpangan dengan teori. Dari
karena proses pengolahan yang kurang
gambar 1 dapat dilihat kinerja antioksidan
baik. Semakin tinggi angka asam semakin
BHT lebih baik dalam mencegah
rendah kualitas minyaknya. Penelitian
peningkatan bilangan asam di bandingkan
Gunawan, dkk. 2003 diketahui semakin
antioksidan vitamin E, dan antioksidan
lamanya waktu pemanasan akan terjadi
vitamin E lebih baik dari pada tanpa
kenaikan asam lemak bebas, meningkatnya
penambahan antioksidan.
kandungan asam lemak bebas karena
adanya proses oksidasi dan hidrolisis.
49
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

Analisis Bilangan Penyabunan menunjukkan bahwa semakin lama


Bilangan Penyabunan menunjukkan pemanasan minyak, maka semakin besar
secara relatif besar kecilnya molekul asam angka peroksidanya.
lemak yang terkandung dalam minyak.
Minyak yang disusun oleh asam lemak Gambar 3. Grafik bilangan Peroksida
berantai C pendek berarti mempunyai berat minyak kedelai dengan penambahan
molekul relatif kecil akan mempunyai antioksidan BHT dan Vitamin E
angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya minyak dengan berat molekul
besar mempunyai bilangan penyabunan
yang relatif kecil (Sudarmadji dkk, 2007).
Minyak kedelai mengandung asam lemak
tak jenuh ganda yang memiliki berat
molekul yang relatif besar.

Gambar 2. Grafik bilangan penyabunan


minyak kedelai dengan penambahan
antioksidan BHT dan vitamin E

Penambahan BHT tanpa pemanasan


mempunyai bilangan peroksida yang paling
rendah 4,422 mek/Kg semakin rendah
bilangan peroksida berarti kualitas minyak
semakin baik (Ketaren, 2005), sedangkan
bilangan peroksida terbesar 8,734 mek/Kg
pada sampel minyak kedelai tanpa
penambahan antioksidan setelah pemanasan
90 menit.
Berdasarkan gambar 3. Dapat dilihat
bahwa bilangan peroksida pada minyak
Berdasarkan gambar 2. Bilangan kedelai terjadi peningkatan selama proses
penyabunan semakin meningkat dengan pemanasan. Meningkatnya bilangan
semakin lamanya waktu pemanasan, hal ini peroksida ini karena pada poses pemanasan
disebabkan pada proses pemanasan terjadinya kontak dengan oksigen dari
mengakibatkan pecahnya ikatan trigliserida udara luar yang memudahkan terjadinya
membentuk gliserol dan asam lemak reaksi oksidasi pada minyak, hal ini berarti
berantai pendek yang menghasilkan berat pada minyak tersebut terjadi reaksi dengan
molekul lebih rendah sehingga bilangan oksigen pada ikatan rangkap dan terjadi
penyabunan yang dihasilkan semakin besar. reaksi berantai yang terus menerus
Apabila sesuai dengan teori, data yang di menyediakan radikal bebas yang
dapatkan semakin meningkat dengan menghasilkan peroksida lebih lanjut.
lamanya waktu pemanasan, pada sampel Apabila sesuai dengan teori data yang di
dengan penambahan vitamin E setelah dapatkan seharusnya semakin meningkat
pemanasan 60 menit 145,925 mg KOH/g dengan lamanya waktu pemanasan, pada
terjadi penyimpangan dengan teori. sampel minyak kedelai tanpa antioksidan
setelah pemanasan 60 menit 6,595 mek/Kg
Analisis Bilangan Peroksida terjadi penyimpangan dengan teori.
Dalam penelitian ini bilangan
peroksida ditentukan karena bilangan Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam
peroksida merupakan nilai terpenting untuk Lemak Omega-3 dan Omega-6 dari
menentukan derajat kerusakan minyak. Minyak Kedelai
Hasil penelitian Maharani,dkk 2012 Analisis kualitatif dan kuantitatif asam
lemak omega-3 dan omega-6 bertujuan
50
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

untuk menganalisa komposisi asam lemak lama proses. Ketiga faktor ini
pada minyak kedelai dan melihat pengaruh mempengaruhi proses kristalisasi atau
antioksidan BHT dan vitamin E pada pembentukan komplek inklusi urea-asam
minyak yang ditambahkan BHT, vitamin E lemak.
dan tanpa antioksidan dengan Suhu yang digunakan untuk proses
menggunakan kromatografi gas. Sampel kristalisasi dalam penelitian ini berkisar 3ºC
yang digunakan untuk analisis kualitatif dan karena penggunaan suhu rendah ini dapat
kuantitatif asam lemak omega-3 dan mengurangi proses oksidasi terhadap asam
omega-6 ini berdasarkan hasil data terbaik lemak omega-3 dan omega-6 selama
dari karakterisasi minyak kedelai meliputi pengolahan dibandingkan jika
bilangan asam, bilangan penyabunan dan menggunakan suhu yang lebih tinggi.
bilangan peroksida, sehingga sampel yang Nisbah urea berbanding asam lemak pada
digunakan yaitu tanpa pemanasan dan penelitian ini adalah 1:4 karena menurut
dengan pemanasan 30 menit. Rasyid (2003) nisbah ini merupakan nisbah
optimum. Pada minyak kedelai yang diteliti
Analisis Kualitatif Asam Lemak Omega- banyak mengandung asam lemak jenuh,
3 dan Omega-6 sehingga tidak semua asam lemak jenuh
Untuk mengidentifikasi kualitatif membentuk inklusi urea karena
asam lemak omega-3 dan omega-6 dari kemungkinan jumlah urea tidak mencukupi.
minyak kedelai dapat dilakukan dengan Waktu yang digunakan untuk kritalisasi ini
cara menyamakan waktu retensi sampel adalah 24 jam. Dalam penelitian Estiasih
dengan waktu retensi standar asam lemak (2009) mengenai kristalisasi urea dengan
dari SupelcoTM 37 Component Fame Mix menggunakan bahan baku minyak hasil
(Bellefonte, USA) yang telah diketahui samping pengalengan ikan lemuru
dengan pasti jenis asam lemaknya. menunjukkan bahwa setelah 24 jam tidak
Hasil analisis kromatografi gas dari terjadi pembentukan komplek inklusi urea
standar dan sampel minyak kedelai lagi.
selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 9 . Tidak teridentifikasinya Analisis Kuantitatif Asam Lemak Omega
beberapa asam lemak, seperti EPA, DHA 3
dan ARA diduga karena kandungan Terdapat tiga jenis asam lemak yang
asam lemak dari EPA, DHA dan ARA tergolong asam lemak omega 3, yaitu asam
sangat rendah atau sampel tidak linolenat, asam eikosapentaenoat (EPA) dan
mengandung asam lemak tersebut. Jumlah asam dokosaheksaenoat (DHA). Dari hasil
puncak sampel pada kromatogram analisis kualitatif asam lemak omega 3,
dipengaruhi oleh fraksinasi urea. Untuk ternyata minyak kedelai tidak mengandung
mengurangi asam lemak jenuh pada minyak asam lemak EPA dan DHA, kandungan
kedelai dilakukan teknik kristalisasi asam asam linolenat yang terdapat pada minyak
lemak dengan urea tetapi hasil yang kedelai berkisar 1-12%
diperoleh menunjukkan bahwa teknik (Muchtadi,dkk.2010). Hasil analisis
kristalisasi ini tidak dapat menghasilkan kandungan asam linolenat minyak kedelai
konsentrat kadar omega-3 dan omega-6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
yang lebih murni, karena tidak semua asam
lemak jenuh dan asam monoenoat Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Omega-
membentuk komplek inklusi dengan urea. 3 (Asam Linolenat) Minyak Kedelai
Asam lemak rantai pendek seperti C 8 dan Perlakuan Asam Linolenat (%w/w)
C 10 secara cepat membentuk komplek Tanpa Pemanasan ∆C=A-B
dengan urea, tetapi asam lemak dengan Pemanasan 30 Menit
(A) (B)
rantai lebih panjang seperti C16 lebih Tanpa 8,19 7,92 0,27
lambat membentuk komplek. Beberapa Antioksidan
faktor yang harus diperhatikan pada proses BHT 7,81 7,69 0,12
kristalisasi ini adalah suhu kristalisasi, Vitamin E 8,19 8,02 0,17
nisbah urea berbanding asam lemak, dan
51
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat Berdasarkan tabel diatas, dapat


dianalisa bahwa kandungan asam linolenat dianalisa bahwa kandungan asam linoleat
menurun dengan adanya proses pemanasan. menurun dengan adanya proses pemanasan.
Menurunnya persentase kandungan asam Pada minyak kedelai baik yang
lemak selama pemanasan menunjukkan menggunakan antioksidan maupun yang
bahwa terjadinya perubahan asam lemak tidak, lama waktu pemanasan berpengaruh
tak jenuh menjadi asam lemak jenuh. terhadap jumlah asam linoleat yang
Penurunan kandungan asam linolenat tanpa dikandungnya. Semakin lama waktu
antioksidan sebesar 0,27 %w/w, pemanasan maka semakin menurun kadar
sedangankan penurunan kandungan asam asam linoleat dari minyak kedelai.
linolenat dengan penambahan BHT sebesar Penurunan kandungan asam linoleat tanpa
0,12 %w/w dan penurunan asam linolenat antioksidan sebesar 1,95 %w/w, sedangkan
dengan penambahan vitamin E sebesar 0,17 penurunan kandungan asam linoleat dengan
%w/w. penambahan BHT sebesar 0,17 %w/w dan
Dari data tersebut dapat dilihat kinerja penurunan asam linolenat dengan
antioksidan BHT mampu mencegah penambahan vitamin E sebesar 0,40 %w/w.
terjadinya oksidasi maupun hidrolisis yang Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan
dapat memecah asam linolenat menjadi antioksidan BHT lebih baik dari pada
asam lemak berantai pendek yang lain. Dari antioksidan vitamin E dan antioksidan
data yang diperoleh dapat disimpulkan vitamin E lebih baik dari pada tanpa
antioksidan BHT lebih baik dari pada penambahan antioksidan.
antioksidan vitamin E dan tanpa
penambahan antioksidan. KESIMPULAN

Analisa Kuantitatif Asam Lemak 1. Kadar minyak kedelai yang didapatkan


Omega-6 melalui proses maserasi menghasilkan
Terdapat dua jenis asam lemak yang 15,89%w/w minyak kedelai.
tergolong kedalam asam lemak omega-6, 2. Data bilangan asam, bilangan
diantaranya asam linoleat dan asam penyabunan, dan bilangan peroksida
arakhidonat. Asam linoleat dan arakhidonat yang didapat, kinerja antioksidan BHT
merupakan salah satu komponen penyusun dalam mencegah terjadinya proses
lemak tubuh yang sangat penting terutama oksidasi maupun hidrolisis lebih baik
dalam proses pertumbuhan dan 18,92% dan 27,92% dibandingkan
perkembangan. Dari hasil analisis kualitatif antioksidan vitamin E dan tanpa
asam lemak omega 6, ternyata minyak antioksidan.
kedelai tidak mengandung asam lemak 3. Penurunan kadar omega-3 dan omega-
arakhidonat, namun kandungan asam 6 dari minyak kedelai dengan
linoleatnya cukup tinggi. Kandungan asam penambahan BHT setelah pemanasan
linoleat yang terdapat pada minyak kedelai 30 menit lebih rendah 43,45% dan
berkisar 15 - 64% (Muchtadi,dkk.2010). 73,42% dibandingkan dengan
Hasil analisis kandungan asam linoleat pada penambahan vitamin E dan tanpa
minyak kedelai dapat dilihat pada tabel antioksidan.
dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Analisis Kandungan Omega- SARAN
6 (Asam Linoleat) Minyak Kedelai
Asam Linolenat (%w/w) 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Tanpa
Perlakuan Pemanasan mengenai karakterisasi minyak
Pemanasan ∆C=A-B
30 Menit (B) terhadap lama pemanasan, karena
(A)
Tanpa adanya penurunan data karakteristik
52,35 50,4 1,95 dalam penelitian ini sehingga tidak
Antioksidan
BHT 51,23 51,06 0,17 sesuai dengan teori yang ada.
Vitamin E 51,49 51,09 0,40
52
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.1, No.2,September 2017

2. Perlu dilakukan penelitian analisa Ketaren, S. (2005). Pengantar Teknologi


asam lemak tak jenuh omega-3 dan Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta;
omega-6 dari minyak kedelai dengan Universitas Indonesia.
konsentrasi penambahan antioksidan Maharrani, D.M, Nursigit, B
sehingga dihasilkan keadaan minyak & Budi, R. (2012). Kinetika
yang optimum. perubahan ketengikan (rancidity)
kacang goreng selama proses
DAFTAR PUSTAKA penyimpanan. Jurnal Teknologi
Pertanian UGM, 32, 01. Yogyakarta:
Alamsah, D. (2008). Pengaruh UGM.
Penambahan BHT dan Vitamin C Mayurid. (2009). Pemisahan PUFA yang
Sebagai Antioksidan Terhadap Dihasilkan dari Beberapa Minyak
Keawetan Sayur Santan Daun Nabati secara Fraksinasi
Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Kompleksasi. Tesis. Medan:
Skripsi Program Studi Gizi Universitas Sumatra Utara.
Masyarakat dan Sumberdaya Medina, A. R., A. G. Gimenez, F.G.
Keluarga. Bogor: Fakultas Pertanian Camacho, J. A. S. Perez. E. M. Grima,
Institut Pertanian Bogor. and A. C. Gomez. (1995).
Arlene, A., Suharto., Jessica. N.R. (2010). Concetration and Furification of
Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Stearidonic. Eicosapentaenoic, and
terhadap Perubahan Minyak Kemiri Docosahexaenoic Acids from Cod
pada Ekstraksi Biji Kemiri dengan Liver Oil and the Marine Microalga
Penekanan Mekanis. Jurnal Isochrysis galbana. J. of the American
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Oil Chem. Soc.72 (5): 575- 583.
Pengolahan Sumber Daya Alam Muchtadi, T. R., Sugioyono, dan Fitriyono.
Indonesia. 301-302. A. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan
Departemen Kesehatan RI. ( 1992). Makanan. Bandung: Alfabeta.
Daftar Komposisi Bahan Makanan. Rasyid, A. (2003). Isolasi Asam Lemak Tak
Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Jenuh Majemuk Omega-3 Dari Ikan
Estiasih, T. (2009). Minyak Ikan Teknologi Lemuru (Sardinella sp). Di dalam
dan Penerapannya untuk Pangan dan Prosiding Seminar Riptek Kelautan
Kesehatan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Nasional. Jakarta: Pusat Penelitian
Graha Ilmu. Osseanografi LIPI.
Fitriani, A. (2006). Profit Asam Lemak Sudarmadji, S., Bambang, H & Suhardi.
Omega-3 Dalam Hati Ikan Mayung (2007). Analisa Bahan Makanan Dan
(Arius thalassinus) yang Mengalami Pertanian. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Pemanasan Pendahuluan (Blanching).
Tugas Akhir II. Semarang:
FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Gunawan, Mudji, T.MA., & Arianti, R.
(2003). Penentuan Angka Peroksida
dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak
Kedelai Dengan Variasi Menggoreng.
Jurnal Analisis Pangan JSKA. Vol VI
No 3. Hal5.

53

Anda mungkin juga menyukai