TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang
lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam oleat, linoleat, linolenat dan
kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi
vitamin-vitamin A, D, E, K.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda, tetapi minyak dan lemak sering kali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan
pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas seperti minyak
bahan pangan seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan
kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau
bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, kacang tanah dan beberapa jenis
sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan
tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi. Sedangkan
lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan
dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata. (Winarno,
F.G, 1991)
Lemak dan minyak yang dapat dimakan dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber
dari bahan nabati atau hewani. Lemak atau minyak dapat diklasifikasikan berdasarkan
sumbernya yaitu bersumber dari tanaman yang berupa biji-bijian palawija, kulit buah
tanaman tahunan, biji-bijian dari tanaman tahunan. Dan sumber yang lain adalah dari
hewani yaitu susu hewan peliharaan berupa lemak susu, daging hewan peliharaan
berupa lemak sapi, dari hasil laut berupa minyak ikan sardine dan sejenisnya.
Komposisi atau jenis lemak dan sifat fisiko-kimia tiap jenis minyak berbeda-beda dan
hasil ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan
pengolahan. Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah lemak
Perbedaan yang lain, kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil
Klasifikasi lemak nabati dan hewani berdasarkan sifat fisiknya dapat dilihat
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol.
Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdri atas tiga atom karbon. Jadi tiap
atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu dua
atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida,
HO – CH HO – CH R2 – COO – CH R2 – COO – CH
Pada lemak satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak. Oleh karena itu
asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama
boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam adalah asam palmitat, stearat,
monokarboksilat dengan rantai yang tidak becabang dan mempunyai jumlah atom
karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam-asam lemak
tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan berbeda dengan
asam lemak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Oleh karena itu, molekul akan
bengkok pada ikatan rangkap walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam
bentuk trans.
Asam-asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C2 sampai C30 dan
dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling
banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat yaitu 15 – 50 % dari
seluruh asam-asam lemak yang ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi tinggi
pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa hewan
darat yaitu 25% dari asam-asam lemak yang ada. Adanya ikatan rangkap pada asam
lemak tidak jenuh menimbulkan kemungkinan terjadinya isomer yang terjadi pada
posisi ikatan rangkap. Baik pada molekul yang mempunyai susunan konyugasi
kelarutannya dalam air, kemampuan asam lemak untk meguap dan kelarutan garam-
maupun air panas. Asam lemak dari C4, C6, C8 dam C10 dapat menguap dan asam
lemak C12 dan C14 sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai
berat molekul rendah dan tidak jenuh lebih mudah larut dalam alkohol dari pada
garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh.
Tabel 2.2. Beberapa Asam Lemak pada umumnya dengan jumlah atom C genap
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan lemak
yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Sebagai contoh tristearin yaitu ester
gliserol dengan tiga molekul asam stearat mempunyai titik lebur 71 ºC, sedangkan
triolein yaitu ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat mempunyai titik lebur
-17 ºC. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-
dalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
ikatan rangkap. Oleh karenanya banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium
Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan
100 gram lemak. Jadi makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.
Seperti halnya lipid pada umumnya lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat
larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida
larut dalam ester, kloroform atau benzene. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang
baik.
Dengan proses hidrolisis lemak atau terurai menjadi asam lemak dan gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu. Proses
hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau
sabun. Oleh karena itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses
penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini
tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah
Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya
apabila rantai karbon itu panjang jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah milligram
penyabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada
panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa
(Poedjiadi, 2006).
Dari tabel diatas tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon
pendek, yaitu asam butirat dan kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini berarti
bahwa kedua asam tersebut berupa zat cair pada suhu kamar. Makin panjang rantai
karbon makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada
suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh
mempunyai titik lebur lebih rendah. Asam oleat mempunyai rantai karbon sama
panjang dengan asam stearat, akan tetapi suhu kamar asam oleat berupa zat cair.
Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap makin rendah titik leburnya. Hal
ini tampak pada pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam
oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang
sedangkan asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam
linolenat mempunyai kelarutan dalam air sangat kecil. Umumnya asam lemak larut
Pada umumnya asam lemak jenuh dari minyak (mempunyai rantai lurus
monokarbosilat dengan jumlah atom karbon yang genap). Reaksi yang penting pada
a. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa minyak atau lemak akan dirubah menjadi asam-asam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang mengakibatkan kerusakan minyak atau
Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut. Persamaan reaksi diatas adalah reaksi hidrolisa dari
minyak atau lemak menurut Schwitzer (1957). Proses hidrolisa ini biasanya
b. Oksidasi
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya,
panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co,
dan Mn, logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil dan enzim-
enzim lipoksidase.
mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut
Menurut teori yang sampai kini masih dianut orang, sebuah atom hidrogen yang
terikat pada suatu atom karbon yang letaknya di sebelah atom karbon lain yang
mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh suatu kuantum energi sehingga
aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan
mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi
energi tinggi, energi panas, katalis logam atau enzim. Senyawa-senyawa dengan
rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida, dan keton yang
bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak. (Winarno, F.G, 1991)
Radikal bebas
Molekul lemak hewani dan minyak nabati mengandung rantai hidrokarbon yang
panjang. Dalam minyak nabati rantai ini tak jenuh ganda (memiliki beberapa ikatan
Suatu minyak nabati dapat diubah menjadi zat yang lebih bersifat padat oleh
lemak (cair menjadi padat) oleh teknik ini disebut pengerasan (hardening). Meskipun
digunakan untuk membuat mentega kacang dan minyak jagung atau minyak kelapa
O O
CH2OC(CH2)14CH3 CH2OC(CH2)14CH3
O O
O O
(Minyak) (Lemak)
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat
sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi
biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air,
keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah
1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan
terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak
bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas,
walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku
pada lemak yang mengandung asam lemak tidak dapat menguap dengan jumlah atom
sebagai berikut :
Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral dan pada konsentrasi sampai 15 persen, belum
menghasilkan flavor yang tidak disenangi. Lemak dengan kadar asam lemak bebas
lebih besar dari 1 persen, jika dicicipi akan terasa membentuk film pada permukaan
bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas walaupun berada dalam
jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang
mengandung asam lemak tidak dapat menguap dengan jumlah atom C lebih besar
dari 14. Asam lemak bebas yang menguap dengan jumlah atom karbon C4, C6, C8,
dan C10, menghasilkan bau tengik dan rasa tidak enak dalam bahan pangan
berlemak. Asam lemak ini pada umumnya terdapat dalam lemak susu dan minyak
nabati, misalnya minyak inti sawit. Asam lemak bebas juga dapat mengakibatkan
karat dan warna gelap jika lemak dipanaskan dengan wajan besi.
Timbulnya bau sabun yang tidak enak dengan istilah soapy flavor dalam bahan
pangan berkadar lemak tinggi disebabkan oleh pembentukan sabun amonium, sebagai
hasil reaksi antara asam lemak bebas dengan amonia yang dihasilkan dari degradasi
protein. Garam amonium dapat dihasilkan karena oksidasi garam organik secara
mikrobial dan peristiwa ini terjadi dalam margarin yang ditumbuhi jamur Monilia sp
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim
selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan
kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan
dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang
dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau
pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan mempersingkat
umur. Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung
dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah
ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk makanan, bahkan
dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh adalah jumlah lemak dan
mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam minyak sayuran
(Almatsier, 2002).
Penentuan kadar asam lemak bebas biasanya dengan menggunakan titrasi penetralan.
asam dengan menggunakan baku basa. Penetapan nama antara keduanya asidimetri
dan alkalimetri diartikan secara umum yakni titarsi yang menyangkut asam-basa.
(Harjadi.W, 1990).
Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral. Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang
Sebagai contoh fenolftalein (pp), mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara pH
8,4-10,4). Struktur fenolftalein akan mengalami perataan ulang pada kisaran pH ini
NaOH berlebih
2.5 Margarin
Margarin atau oleo margarine pertama dibuat pada tahun 1813 dan dikembangkan
tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi. Margarin
merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan nilai gizi yang
hampir sama dengan mentega. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak
dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang digunakan
dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan
biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas. Karena
minyak nabati umumnya dalam bentuk cair, maka harus dihidrogenasi lebih dahulu
ruang, agak keras pada suhu rendah, dan segera dapat mencair dalam mulut. Lemak
mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim
yang telah dipasteurisasi dan diinokulasi dengan bakteri yang sama seperti pada
kuning telur. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Na benzoat sebagai
Proses pembuatan margarin adalah pencampuran antar fase cair, fase minyak dan
(W/ O)
Sebagai fase cair digunakan skim milk yang murni dan masih segar. Sebelum
1,5 jam. Selanjutnya difermentasi menggunakan Bacillus lactis acidi sebesar 3-6
persen. Pada suhu 180 ºC selama 18 jam. Tujuan dari penambahan susu yang di
fermentasi adalah menghasilkan aroma margarin yang mendekati aroma mentega dan
skim milk mengandung kasein yang berfungsi sebagai bahan pembentuk emulsi
kuning telur atau lesitin. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam dapur (NaCl),
ramuan dan bahan pembentukan emulsi dalam pembuatan margarin sebagai berikut :
1) bahan yang larut dalam air seperti garam dapur dan natrium benzoate dicampur
2) bahan yang larut dalam minyak seperti lesitin dan vitamin A, ditambahkan
kedalam lemak.
Selanjutnya skim milk dan lemak dicampur dalam suatu tangki sehingga terbentuk
pembungkusan.
Komposisi kimia margarin dapat bervariasi di setiap Negara dan salah satu contoh
dari komposisi margarin dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. dibawah ini,
Lemak 80-81
Garam 3
Emulsifier 0,5
Perubahan kimia yang terjadi dalam molekul lemak akibat pemanasan tergantung
asam lemak serta posisi asam lemak yang terikat dalam molekul trigliserida.
Berdasarkan penelitian terhadap minyak jagung pada pemanasan 10-12 jam pertama
bilangan iod berkurang dengan kecepatan konstan, sedangkan jumlah oksigen dalam
oksigen.
b. Suhu
Pengaruh suhu terhadap kerusakan minyak atau lemak telah disediki dengan
menggunakan sampel margarin dengan suhu 100 º, 110 ºC, 120ºC mengahsilkan asam
lemak bebas yang semakin lama semakin tinggi yaitu pada waktu 2 jam, 4 jam, 6 jam,
dan 8 jam. Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa nilai asam lemak bebas bersifat
Asam lemak jenuh yang murni dan berbagai macam trigliserida sintesis jika diserang
oleh oksigen pada suhu tinggi akan mengakibatkan dehidrogenasi dan terbentuknya
Hidrolisa ikatan ester dari gliserol dan asam lemak juga terjadi selama proses
thermal oksidasi. Hidrolisa terjadi juga pada suhu lemak jenuh rantai panjang seperti
asam palmitat, asam lemak jenuh rantai pendek seperti asam laurat, atau asam lemak
tidak jenuh berantai panjang misalnya asam oleat. Asam laurat dan asam oleat
kemungkinan juga akan pecah menjadi fragmen rantai pendek, terbuang bersama-
rantai pendek dengan jumlah atom C11-C15 ditemukan dalam asam lemak bebas dari
trigliserida teroksidasi. Asam lemak ini mungkin terbentuk dari asam palmitat bebas
dengan cara melepaskan satu karbon dari molekul pada proses oksidasi. (Ketaren,
1986).