DAMPAK KETUNAGRAHITAAN
2. Sosial/Emosional
Dampak ini berasal dari ketidakmampuannya dalam menerima dan melaksanakan norma sosial
(seperti aturan keluarga, sekolah serta masyarakat) dan pandangan masyarakat yang
mengganggap anak tunagrahita tidak dapat berbuat sesuatu. Dalam pergaulan anak tunagrahita
tidak dapat mengurus diri, memelihara, dan memimpin diri. Mereka cenderung bergaul dengan
anak yang lebih muda darinya. Meraka tidak mampu menyatakan rasa bangga dan kagum.
Kepribadiannya kurang dinamis, mudah goyah, kurang menawan, dan tidak berpandangan luas.
Namun, sebenarnya mereka menunjukkan ketekunan dan rasa empati yang baik asalkan mereka
mendapatkan layanan atau perlakukan dan lingkungan yang kondusif.
3. Fisik/Kesehatan
Kelainan terjadi pada pusat pengolahan di otak, sehingga anak tunagrahita melihat dan
mendengar tetapi tidak memahaminya. Kurangnya kemampuan bina diri, seperti: merawat diri,
mengurus diri, menolong diri, komunikasi, adaptasi sosial, dan okupasi. Sehingga mereka tidak
tampak sehat, tidak segar dan mudah terserang penyakit.
2. Tunagrahita sedang
Mereka dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya rutin dan membutuhkan pengawasan. Dalam
hal akademik, mereka hanya mampu melakukannya dalam hal-hal yang sifatnya sosial, seperti
menulis nama, alamat, dan nama orang tuanya.
3. Tunagrahita berat dan sangat berat
Mereka membutuhkan bantuan secara terus menerus, namun dapat dilatih untuk melakukan
sesuatu yang sifatnya sederhana dan berulang-ulang dengan pengawasan.
C. DAMPAK DILIHAT DARI WAKTU TERJADINYA KETUNAGRAHITAAN
1. Ketunagrahitaan sejak lahir
Anak tunagrahita sejak lahir tidak mereaksi dengan baik terhadap rangsangan yang diperolehnya.
Dampak ketunagrahitaan pada masa ini akan mempengaruhinya dalam bermain, reaksi yang
lambat, cepat tetapi tidak tepat. Akibatnya mereka tidak mengeksplorasi lingkungan dengan baik
dan tentu saja akan dijauhi oleh teman-teman seusianya.