Anda di halaman 1dari 50

1

Prof. Dr. Erliza Hambali,


Dr. Titi Candra Sunarti
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Teknologi Industri Pertanian
Institut Pertanian Bogor
AGENDA KULIAH PBA MINGGU KE-2 & 3
 Pengertian dan Karakteristik dan Sifat-sifat
Minyak dan Lemak
 Sumber-sumber Minyak dan Lemak

 Minyak dan Lemak yang Potensial di Indoneisa

 Kelapa Sawit

 Kelapa

 Jarak Pagar

 Jarak Kepyar

 Kakao

2
Minyak dan Lemak

Minyak dan Lemak : Senyawa yang tidak larut dalam air yang
berasal dari sumber tanaman dan hewan,
Komponen utama : ester asam lemak dan gliserol atau trigliserida

Lemak atau fat  trigliserida yang berbentuk padat atau


semi-padat pada suhu ruang

Minyak atau oil  trigliserida berbentuk cair pada suhu ruang.

3
KLASIFIKASI MINYAK DAN LEMAK

 Kejenuhan (Ikatan Rangkap)


 Sifat Mengering

 Sumber

4
• KEJENUHAN (IKATAN RANGKAP)
1. Asam lemak jenuh
asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya berwujud padat.

2. Asam lemak tak jenuh


asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya, terutama
terdapat pada minyak nabati  cenderung
berbentuk minyak.

5
ASAM LEMAK JENUH

∑C Asam Lemak Titik Cair Sumber


(oC)
4 Butirat C3H7COOH -8 Lemak Susu
6 Kaproat C5H11COOH -3.4 Lemak Susu, Kelapa, PKO
8 Kaprilat C7H15COOH 16.7 PKO, Lemak susu
10 Kaprat C9H19COOH 31.6 Lemak susu, minyak palma
12 Laurat C11H23COOH 44.2 Kelapa, PKO, babasu, susu
14 Miristat C13H27COOH 54.4 Minyak pala, Susu, kelapa, PKO
16 Palmitat C15H31COOH 62.9 Tallow, palm oil, cocoa butter
18 Stearat C17H35COOH 69.6 Tallow, cocoa butter
20 Arakhidat C19H39COOH 75.4 Kacang-kacangan
22 Behenat C21H43COOH 80.0
24 Lignoserat C23H47COOH 84.2 6
ASAM LEMAK TIDAK JENUH
∑C Asam Lemak Titik Cair Sumber
(oC)
16 Palmitoleat : 9-hexadecenoic 0.5

18 Oleat : cis-9-octadecenoic 16.3

18 Elaidat : trans-9-octadecenoic 43.7

18 Linoleat : cis-cis-9,12- - 5.0


octadecadienoic
18 Linolenat : cis-cis-cis-9,12,15 - 11.0
octadecatrienoic
20 Arakhidonat : - 49.5
cis-cis-cis-cis-5,8,11,14
eicosatetraenoic
22 Erukat : cis – 13 cocosenoic 33.7 7
• SIFAT MENGERING
Sifat Keterangan
1. Minyak tidak mengering - contoh: minyak zaitun, minyak
(non-drying oil) kacang
- contoh: minyak biji rape
- contoh: minyak sapi

2. Minyak setengah Minyak yang mempunyai daya


mengering (semi –drying mengering yang lebih
oil) lambat.Contohnya: minyak biji kapas,
minyak bunga matahari
3. Minyak nabati mengering Minyak yang mempunyai sifat dapat
(drying –oil) mengering jika kena oksidasi , dan
akan berubah menjadi lapisan tebal ,
bersifat kental dan membentuk
sejenis selaput jika dibiarkan di
udara terbuka. Contoh: minyak
kacang kedelai, minyak biji karet 8
SUMBER MINYAK DAN LEMAK

• Minyak dan lemak hewan


- Lemak susu
- Lemak sapi
- Minyak ikan
• Minyak dan lemak nabati
- Dari buah : Minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak
- Dari biji : Minyak jagung, minyak kedelai, minyak karet
•Sumber minyak dan lemak lain
- Minyak dari ragi dan kapang
- Minyak dari bakteri
- Minyak dari alga
9
Komponen Lipid
1. Gliserida :
1. Trigliserida
2. Digliserida
3. Monogliserida
2. Asam Lemak (fatty acid)
(1) Asam Lemak Jenuh (saturated fatty acid)
(2) Asam Lemak Tidak Jenuh (unsaturated fatty acid)
3. Komponen Minyak Lemak Non-gliserida

10
1. Gliserida
Trigliserida :
Produk kondensasi dari satu molekul gliserol dan tiga mol asam lemak akan
menghasilkan air dan satu mol trigliserida

Mono- dan Digliserida : hanya mengandung 1 atau 2 asam lemak


Trigliserida sederhana : tiga mol asam lemak yang sama
Trigliserida campuran : asam lemak berbeda

11
12
2. Asam Lemak
Senyawa alifatik yang mengandung satu gugus karboksil yang
berikatan pada ujung rantai hidrokarbon

-CH2-CH2-CH2-CH2- -CH2-CH=CH-CH2-

Rantai karbon Rantai karbon


Asam lemak jenuh Asam Lemak Tidak Jenuh

Tingkat ketidakjenuhan  jumlah ikatan rangkap pada asam lemak.

Pengelompokan minyak tidak jenuh


-Non-drying Oil
-Semi-drying Oil
13
-Drying Oil
3. Komponen Minyak Lemak Non-Gliserida
1. Senyawa penting dalam minyak kasar
a. Fosfatida : lesitin, cephalin
b. Sterol : senyawa kristalin, netral, dan tidak tersabunkan
Contoh: Lemak hewan  cholesterol C27H46O
Lemak tumbuhan  phytosterol

Kandung Kholesterol dalam Bahan Pangan


Sumber Kholesterol Sumber Kholesterol
(ppm) (ppm)
Minyak & Lemak <50 Daging sapi tanpa >650-710
Tumbuhan lemak
Minyak Ikan 5000-8000 Hati hewan 4900
Susu 120 Ikan, low fat 470-570
Mentega 2800 Udang, crustacea 860-1200
Daging babi tanpa >590-670 Telur 410
lemak 14

Kuning Telur 16.000-17.500


3. Komponen Minyak Lemak Non-Gliserida (Lanjutan)
2. Komponen Minor dalam Minyak Murni
a. Sterol
b. Fatty Alcohols
c. Colorless hydrocarbon

3. Komponen yang mempengaruhi penampakan lemak


Pigmen Contoh. -carotene  warna kuning-jingga
Chlorophyll  hijau

4. Komponen yang mempengaruhi stabilitas


Antioksidan Co. Tocopherol
Sesame oil  sesamoline
Gossypol  cottonseed oil

5. Komponen yang mempengaruhi flavor dan odor


keton  lauric acid-type oils
terpenoid  oleic-linoleic acid oils

6. Komponen yang mengandung nutrisi penting


Fat-soluble vitamins : A, D dan E
15
7. Minerals
KARAKTERISTIK LEMAK DAN MINYAK

 Kelarutan
Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik seperti minyak bumi, eter dan
CCl4
Agen Pengemulsi  memungkinkan membentuk
campuran minyak dan air yang stabil
 emulsion
Lemak dalam emulsi air contoh: susu, santan kelapa
air dalam emulsi minyak contoh: mentega, margarine
 Plastisitas
 akan mengubah bentuk ketika tekanan diberikan
tetapi akan kembali ke bentuk semula ketika tekanan
dihentikan
 lemak merupakan campuran trigliserida  cairan
atau bentuk kristalin 16
contoh Margarine : wide plastic range  spreadable
SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK
 Efek Panas
(1) Titik Leleh
lemak meleleh saat dipanaskan  sebagai campuran trigliserida

meleleh bila melebihi rentang temperatur
Slip point : temperatur pada saat lemak mulai meleleh
lemak : 30-40oC, minyak : dibawah suhu udara normal
(2) Smoke Points : lemak dan minyak mulai berubah, menghasilkan
suatu asap biru dan bau tajam.
 ukuran yang berguna untuk menentukan kecocokan lemak
atau minyak untuk kegunaan penggorengan
contoh. Minyak kelapa
(3) Flash Points : ketika lemak dipanaskan, the vapours given off will
spontaneously ignite.
e.g. Corn oil (360oC) 17
SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK
(LANJUTAN)
 Rancidity : Kerusakan minyak dan lemak
(1) Oxidative Rancidity
reaksi antara trigliserida dan oksigen dari udara 
aldehid, keton (rasa asam tidak enak)
dipercepat oleh panas, cahaya dan logam (Cu, Fe)
(2) Hydrolytic Rancidity
Katalisis oleh lipase (secara alami terjadi dalam lemak dan minyak; dapat
dinonaktifkan oleh perlakuan panas
lipase
Lemak + Air Gliserol + Asam Lemak

Mencegah terjadinya ketengikan:


- Penyimpanan minyak dan lemak di tempat
dingin, gelap dan bahan non logam
- Dibungkus rapat
- Tambahkan antioksidan seperti BHT
 Saponification
Triglycerides + Caustic Soda  glycerol + soap
18
-n-3 asam linolenat (-3)
Asam Lemak Esensial -n-6 asam linoleat (-6)
-n-9 asam oleat, asam erukat (-9)

Linoleic acid -Linolenic acid


(18:2 -6) -2H ALA (18:3 -3)

 linoleic acid Stearidonic acid


GLA (18:3 -6) (18:4 -3)
+2C
Dihomo  linoleic acid Eicosatetraeonic acid
DGLA (20:3 -6) (20:4 -3)
-2H
Arachidonic acid Eicosapentaeonic acid
AA (20:4 -6) EPA(20:5 -3)
+2C
Adrenic acid Docosaheptaenoic acid
ADA (22:4 -6) DPA (22:5 -3)

Docosaheptaenoic acid -2H


Docosahexaenoic acid
DPA (22:5 -6) DHA (22:6 -3) 19
Sumber Minyak dan Lemak yang Potensial
di Indonesia
• Minyak kelapa sawit
• Minyak kelapa
• Kakao
• Minyak jarak pagar
• Minyak jarak kepyar

20
Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis)
Kelapa sawit didatangkan oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1848. yang
membawa 4 batang bibit kelapa sawit yang
ditanam di Kebun Raya Bogor, kemudian
ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun
1870-an.

• Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan


secara komersial dengan perintisnya di Indonesia adalah Adrien
Hallet
• Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur
Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha.
• Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat
(terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang,
Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. 21
TATA NAMA BIOLOGI
Binomial Nomenclature

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida
Subclass : Arecidae
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Elaeis
Species : Elaeis guineensis Jacq.

22
VARIETAS

Varietas yang banyak


diusahakan umumnya
merupakan varietas jenis
Tenera (persilangan
varietas jenis Dura dan
Pisifera). Varietas ini
mewarisi sifat-sifat
unggul seperti inti kecil,
cangkang tipis, daging
buah tebal (60–90 % dari
buah) serta kandungan
minyak yang tinggi.

23
Jenis Ciri-Ciri
Dura  Tempurung tebal (2-8mm)
 Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
 Daging buah relative tipis, yaitu 35-50% terhadap buah
 Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
 Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betin
Pisifera  Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada
 Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura
 Daging biji sangat tipis
 Inti hanya dilapisi lapisan serabut
 Minyak inti sawit yang dihasilkan sangat rendah
 Tidak dapat menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon
induk jantan
Tenera  Hasil dari persilangan antara Dura dan Psifera
 Tempurung tipis (0,5-4mma)
 Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung
 Daging buah sangat tebal, lebih tebal dari Dura dan Tenera, Yaitu 60-96%
dari buah
 Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil 24
 Berat tandan adalah 22-24%
TANAMAN KELAPA SAWIT

 Buah sawit bisa dipanen selama 25 th


 Hasil maksimum dicapai setelah 12 th.
 Peremajaan setelah ~25 th.
 Jumlah Tanaman 143 pohon/Ha
 Produksi ~26 MT TBS/th/pohon
 Produk Utama : CPO dan PKO

Mesocarp :
Crude Palm Oil
(CPO)

Inti Sawit : Palm


25
Kernel Oil (PKO)
PETA LAHAN SAWIT DI DUNIA

Photo from:
Palm oil A gift from the tropics to the world
http://www.fedepalma.org/worl.htm

Prof. Erliza Hambali


PRODUKSI MINYAK SAWIT DUNIA (JUTA TON)
BERDASARKAN NEGARA TAHUN 2009/2010

Nigeria, Columbia,
0.82, 2% Lainnya,
0.8, 2%
Thailand, 2.78, 6%
1.3, 3%
Indonesia,
20.75, 46%

Malaysia,
18.5, 41%

Sumber : USDA : Foreign Agriculture Service, 2009


Prof. Erliza Hambali
PRODUKTIVITAS TANAMAN PENGHASIL MINYAK

Jenis Produktivitas Negara yang sedang


Tanaman (Liter minyak / Ha) membudidayakan
Jagung 172 USA, Cina, EU, Brazil, Meksiko
Kacang USA, Brazil, Argentina, Cina, India,
446
Kedelai Paraguay
Biji Matahari 952 India, Cina, Sudan
Rapeseed 1190 EU, Cina, Kanada, India, Australia
Olive 1212 EU, Siria, Turki, Tunisia, Maroko
Dibudidayakan hampir di semua
1892
Jatropha daerah tropis dan subtropis
Filipina, Indonesia, India, Vietnam,
2689
Kelapa Meksiko
Malaysia, Indonesia, Nigeria,
5950
Sawit Thailand, Kolombia
Mikroalga
Sumber : Aun (2006) 100.000 Indonesia

Prof. Erliza Hambali


JUMLAH TANAM/HA TANAMAN PENGHASIL MINYAK

Jenis Tanaman Jumlah Tanaman /Ha


Jagung 62.500
Kacang Kedelai 125.000
Biji Matahari 10.000
Rapeseed 500.000
Olive 500
Jatropha 2.500
Kelapa 90
Sawit 143

Prof. Erliza Hambali


LUAS AREAL DAN PRODUKSI CPO
INDONESIA TAHUN 2010
Luas Perkebunan : 7,8 juta Ha
Produksi CPO : 19,8 juta Ton
Plantation : 498.771 Ha
Plantation : 282.332 Ha CPO : 851.063 Ton
CPO : 494.520 Ton
Plantation : 423.081 Ha
Plantation : 1.693. 569 Ha CPO : 444.052 Ton
Plantation : 47.361 Ha
CPO : 5.751. 461 Ton
CPO : 169.833 Ton

Plantation : 17.350 Ha
CPO : 26.651 Ton
Plantation : 27.977 Ha
CPO : 49.738 Ton
Plantation : 1.048. 692 Ha
CPO : 3.179. 507 Ton

Plantation : 227.035
Ha
CPO : 536.103
Ton Plantation : 871.220 Ha
Plantation : 339.675 Ha
CPO : 1.445.992 Ton
CPO : 893.640 Ton

Plantation : 23.033 Ha
CPO : 7.255 Ton
Plantation : 468.136 Ha Plantation : 33.496 Ha
CPO : 1.233.538 Ton Plantation : 708.056 Ha CPO : 80.328 Ton
Plantation : 14.894 Ha
CPO : 1.841.242 Ton CPO : 25.819 Ton
30

Prof. Erliza Hambali


NERACA MASSA PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT
Tandan Buah Segar
100%

Tandan Kosong Buah Kondensat


21% 65,5% 13,5 %

Biji Mesocarp
Air
11,9% 53,4% Pencucian
Air Distilasi 14,4%
15%

Kernel Cangkang CPO Fiber POME


5% 6,4% 24% 14,4% 58,3%

PKO PKM RBDPL PFAD


2,3% 2,7% 22,82% 0,98%

31
RBDPO RBDPS
Sumber : Hambali, et al, 2010
18,18% 4,63%
Tandan Kosong
Tandan Buah Segar
Pohon Kelapa Sawit

CPO
PKO

POME FIBER KERNEL


TBS

Jembatan Timbang
Diagram Alir
Loading Ramp Pengolahan Cpo
Sterilizer Condensate

Thresser
TKKS
Digester

Screw Press
Ampas Press Minyak

Depericarper Vibrating Screen


Fibre
Crude Oil Tank
Ploshing Drum
Uap
Clarifier Tank
Nut Silo
Sludge + Oil Sludge Tank
Cangkang
Nut Cracker Oil

Pure Oil Tank


Pneumatic Separating
Column Sludge Separator
Oil Purifier /Decanter
33 Boiler
Clay Bath
Steam Vacumm Drier
Kernel Silo Power House POME
Kernel CPO
Uap ke Proses B.P. Vessel
Pengolahan
PELEPAH KELAPA SAWIT
Satu lingkaran batang pohon sawit biasanya
memiliki 8 (delapan) buah pelepah. Tanaman
muda dapat menghasilkan sampai 40 pelepah
per tahun, dan tanaman dewasa menghasilkan
25 pelepah per tahun.
Pelepah sawit terdiri dari beberapa bagian
sebagai berikut:
1. Kumpulan anak daun (leaflets)
yang mempunyai helaian (lamina)
dan tulang anak daun (midrib)
2. Rachis yang merupakan tempat
anak daun melekat Petiole Rachis
3. Tangkai daun (petiole) yang
merupakan bagian antara daun
dan batang
4. Seludang daun (sheath) berfungsi
sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada
batang. 34
BATANG KELAPA SAWIT

 Setiap 25 tahun kelapa sawit


harus di replanting. Kegiatan
replanting akan
menghasilkan biomassa
batang sawit. Panjang
batang sawit yang sudah
ditebang mencapai 7 meter
hingga 13 meter dengan
diameter 45 cm hingga 65
cm. Dalam satu hektar
kelapa sawit yang ditebang
menghasilkan 75,5
ton batang sawit dalam
berat kering (BFPIC, 2009)
35
SIFAT FISIKO KIMIA CPO
Sifat Fisiko Kimia Nilai
Trigliserida 95 %
Asam lemak bebas (FFA) 2–5%
Warna (5 ¼ ” Lovibond Cell) Merah orange
Kelembaban & Impurities 0.15 – 3.0 %
Bilangan Peroksida 1 -5.0 (meq/kg)
Bilangan Anisidin 2 – 6 (meq/kg)
Kadar β-carotene 500-700 ppm
Kadar fosfor 10-20 ppm
Kadar besi (Fe) 4-10 ppm
Kadar Tokoferols 600-1000 ppm
Digliserida 2-6 %
Bilangan Asam 6,9 mg KOH/g minyak
Bilangan Penyabunan 224-249 mg KOH/g minyak
Bilangan iod (wijs) 44-54
Titik leleh 21-24ºC 36
Indeks refraksi (40ºC) 36,0-37,5
SIFAT FISIKO KIMIA PKO

Sifat Fisiko Kimia Nilai


Kadar Asam lemak bebas (FFA) 25 % (m/m)
Bilangan Asam 225 mg KOH/g minyak
Bilangan Penyabunan 256 mg KOH/g minyak
Bilangan iod (wijs) 14 - 23
Titik leleh 48ºC

37
KOMPOSISI ASAM LEMAK BEBERAPA
PRODUK SAWIT
Jenis Bahan
Asam Lemak
CPO a) PKO b) Olein c) Stearin c) PFAD d)
Laurat < 1,2 40 – 52 0,1 – 0,5 0,1 – 0,6 0,1 - 0,3
(C12:0)
Miristat 0,5 – 5,9 14 – 18 0,9 – 1,4 1,1 – 1,9 0,9 - 1,5
(C14:0)
Palmitat 32 – 59 7–9 37,9 – 47,2 – 42,9 -
(C16:0) 41,7 73,8 51,0
Palmitoleat < 0,6 0,1 – 1 0,1 – 0,4 0,05 – 0,2 -
(C16:1)
Stearat 1,5 – 8 1–3 4,0 – 4,8 4,4 – 5,6 4,1 - 4,9
(18:0)
Oleat 27 – 52 11 – 19 40,7 – 15,6 – 32,8-39,8
(18:1) 43,9 37,0
Linoleat 5,0 – 14 0,5 – 2 10,4 – 3,2 – 9,8 8,6-11,3
(C18:2) 13,4
Linolenat < 1,5 0,1 – 0,6 0,1 – 0,6
(C18:3) 38
Arakhidat 0,2 – 0,5 0,1 – 0,6
(C20:0)
KOMPOSISI KIMIA TANDAN KOSONG
KELAPA SAWIT (% BERAT KERING)

Komponen % berat kering


a b c d
Kadar abu 7,48 1,23 6,23 4,88
Holoselulosa 64,04 64,00 66,07 -
Selulosa 34,28 49,95 37,50 51,28
Hemiselulosa - 22,84 - 15,60
Lignin 25,89 16,49 20,62 16,34
Kadar sari 3,74 3,74 7,78 -
Pentosan 26,72 - 25,34 -
Kelarutan dalam air dingin 10,67 - 15,71 14,91
Kelarutan dalam air panas 13,27 - 13,61 14,99
Kelarutan dalam NaOH 1% 27,38 - 30,32 -
39
KOMPOSISI KIMIA SERABUT KELAPA SAWIT
No Komponen Komposisi (%)
1 Abu 15,0
2 Protein Kasar 7,5
3 Lemak Kasar 21,5
4 Serat Kasar 37,0
5 Bahan ekstrak tanpa N 13,0
6 Calsium 0,33
7 P 0,14

40
KOMPOSISI KIMIA PELEPAH KELAPA SAWIT

Umur Tanaman Sawit (tahun)


Keterangan
4 8 12 16
Bahan kering (%) 23,74 20,82 31,45 43,62
Protein kasar (%) 2,31 2,89 2,60 3,48
Lemak kasar (%) 3,53 3,44 1,60 4,33
Serat kasar (%) 31,14 32,80 33,48 34,67
Abu (%) 2,61 3,47 5,45 3,12
Gross energi (kkal/Kg) 4061,1 4142,0 4047,6 3999,5

41
KARAKTERISTIK POME

Parameter Mean Range Unsur Logam Mean


dan lainnya
pH 4,2 3,4 – 5,2 Phosphorus 180
Minyak dan Lemak 6.000 150 – 18.000 Potassium 2.270
BOD: 3 hari, 30oC 25.000 10.000 – 44.000 Magnesium 615
COD 50.000 16.000 – 100.000 Boron 7,6
Suspended SOlid 40.500 11.500 – 79.000 Besi 47
Dissolved Solid 18.000 5.000 – 54.000 Mangan 2,0
Ammonical Nitrogen 35 4 – 80 Sopper 0,9
Total Nitrogen 750 80 – 1.400 Zinc 2,3
Kalsium 440

42
STANDAR MUTU CPO

SNI 01-2901-2006

No Karakteristik Satuan Persyaratan


1 Kadar asam lemak bebas (%) fraksi masa < 0,5
2 Kadar air dan kotoran (%) fraksi masa < 0, 5

3 Warna - Jingga kemerah-


merahan
4 Bilangan ydium g yodium/100g 50 - 55

43
Pohon Industri Minyak Sawit
Minyak Sawit

CPO PKO

Olein Asam PFAD Vit A,E Karoten Stearin Trigliserida, Digliserida, Soap Asam
Amino Monogliserida Chip Lemak
Margarine Cocao Butter
Minyak Minyak Shorten Metil Sabun Metil Kosmetik Substitute
Fat
Goreng Salad ing Ester Cuci Ester Powder a (CBS)
Shortening
Biodiesel Sabun Confectioneries
Surfaktan
Vegetable
Ghee/ Vanasoati

Ester Asam Metalic Salt Polyethoxylated Fatty Oxygenated Fatty Fatty Alcohol Fatty Acids Amides Glycerol Food
Lemak Derivates Amines Acid Ester Emulsifier
Palmitat Propand Oleat Ba C16&C18 Alcohol Stearamide
Palmitat Ethylene Secondary C16 Epoxy Stearic Sulphated
Stearat Palmitat Stearat Propylene Oxide & Octanol Ester Alkanolamides
Ca, Zn C18/Ethoxylat C16&C18 Alcohol
Metil Ester Stearat Ethylene Betain
ed Epthio Stearin Mono Esterified with Sulphated
Sulfonat Stearat Propylene Oxide & Polyhydric Alcohol Higher Saturated Alcanolamide of
Oleat Glycol Ca, Mg C16 & C18 / Ester Fatty Acid Palmitat Stearis&
Propylene Glycol Oleic Acid Dimere Ethoxylated Oleic Acids
C16&C19 Alcohol
Stearat Al, Li Ethylene Ethoxylation
Propylene Oxide Oleamide
Oleat Zn, Pb
Contoh Produk Hilir Kelapa Sawit yang Dapat Menjadi
Produk Unggulan Dunia
CPO PKO

Olein/Stearin Palm Mid PFAD Biodiesel Asam Lemak


Fraction
Minyak CBS/CBX (PMF) Low Quality Vitamin A/E Fatty Alcohol
Goreng Margarine
Sabun/ CBE Substitute Gliserol Fatty
Margarine Deterjen Amines/
Fat Powder Surfaktan Fatty Amides
Shortening Fats
Confectioneries Soap Chips/
Frying fat Soap
Vegetable Noodles/
Coating fat Ghee/ metalic
Vanaspati soap/
Coffee
whitener deterjen
Biodiesel
Filled Milk Surfaktan/
Gliserol Food
Biscuit emulsifier
creamer
Pelumas
45
KELAPA SAWIT : PANGAN
1. Vit. E dan Vit A
2. Frying/Cooking Oil

3. Vegetable
Ghee/Vanaspati
4. Frying Fat
5. Margarine
6. Shortening
7. Coating Fat
8. Confectioneries Fat
9. Coffee Whitener
10. Biscuit Creamer
11. Filled Milk
12. CBE/CBS/CBX

13. Food Emulsifier 46


KELAPA SAWIT : OLEOKIMIA

Fatty Acid 1. Personal Cares and Cosmetics


2. Soaps
3. Candles
4. Pharmaceuticals
Fatty Alcohol
5. Lubricants and Grease
6. Surfactants
7. Industrial Chemicals
Glycerine 8. Agrochemicals

47
KELAPA SAWIT : BIO ENERGI

1. Biodiesel

2. Green Gasoline

3. Bio briket/biopelet

4. BioEtanol

5. Gas metan

6. Green Diesel

48
LCA KELAPA SAWIT
SUSTANIBILITY KELAPA SAWIT
PILLARS
Environmental Social Economic
INDICATORS
1. Life-cycle GHG emissions 9. Allocation and tenure of land for 17. Productivity
new bioenergy production
2. Soil quality 10. Price and supply of a national food 18. Net energy balance
basket
3. Harvest levels of wood resources 11. Change in income 19. Gross value added

4. Emissions of non-GHG air 12. Jobs in the bioenergy sector 20. Change in consumption of fossil
pollutants, including air toxics fuels and traditional use of biomass
5. Water use and efficiency 13. Change in unpaid time spent by 21. Training and re-qualification of the
women and children collecting biomass workforce

6. Water quality 14. Bioenergy used to expand access 22. Energy diversity
to modern energy services
7. Biological diversity in the 15. Change in mortality and burden of 23. Infrastructure and logistics for
landscape disease attributable to indoor smoke distribution of bioenergy
8. Land use and land-use change 16. Incidence of occupational injury, 24. Capacity and flexibility of use of
related to bioenergy feedstock illness and fatalities bioenergy
production

Anda mungkin juga menyukai