Anda di halaman 1dari 85

Minggu ke 4 dan 5, 21 dan 28 September 2014

PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI


MINYAK DAN LEMAK

Prof. Dr. Erliza Hambali,


Dr. Titi Candra Sunarti
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Teknologi Industri Pertanian
Institut Pertanian Bogor
AGENDA KULIAH PBA MINGGU KE-4 & 5
 Pengertian Minyak dan Lemak
 Sifat Fisiko Kimia Minyak dan Lemak

 Sumber-sumber Minyak dan Lemak yang


Potensial di Indoneisa

2
Minyak dan Lemak

Minyak dan Lemak : Senyawa yang tidak larut dalam air yang
berasal dari sumber tanaman dan hewan,
Komponen utama : ester asam lemak dan gliserol atau trigliserida

Lemak atau fat  trigliserida yang berbentuk padat atau


semi-padat pada suhu ruang

Minyak atau oil  trigliserida berbentuk cair pada suhu ruang.

3
KLASIFIKASI MINYAK DAN LEMAK

 Kejenuhan (Ikatan Rangkap)


 Sifat Mengering

 Sumber

4
• KEJENUHAN (IKATAN RANGKAP)
1. Asam lemak jenuh
asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada
rantai hidrokarbonnya berwujud padat.

2. Asam lemak tak jenuh


asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya, terutama
terdapat pada minyak nabati  cenderung
berbentuk minyak.

5
ASAM LEMAK JENUH

∑C Asam Lemak Titik Cair Sumber


(oC)
4 Butirat C3H7COOH -8 Lemak Susu
6 Kaproat C5H11COOH -3.4 Lemak Susu, Kelapa, PKO
8 Kaprilat C7H15COOH 16.7 PKO, Lemak susu
10 Kaprat C9H19COOH 31.6 Lemak susu, minyak palma
12 Laurat C11H23COOH 44.2 Kelapa, PKO, susu
14 Miristat C13H27COOH 54.4 Minyak pala, Susu, kelapa, PKO
16 Palmitat C15H31COOH 62.9 Tallow, palm oil, cocoa butter
18 Stearat C17H35COOH 69.6 Tallow, cocoa butter
20 Arakhidat C19H39COOH 75.4 Kacang-kacangan
22 Behenat C21H43COOH 80.0
24 Lignoserat C23H47COOH 84.2 6
ASAM LEMAK TIDAK JENUH
∑C Asam Lemak Titik Cair Sumber
(oC)
16 Palmitoleat : 9-hexadecenoic 0.5

18 Oleat : cis-9-octadecenoic 16.3

18 Elaidat : trans-9-octadecenoic 43.7

18 Linoleat : cis-cis-9,12- - 5.0


octadecadienoic
18 Linolenat : cis-cis-cis-9,12,15 - 11.0
octadecatrienoic
20 Arakhidonat : - 49.5
cis-cis-cis-cis-5,8,11,14
eicosatetraenoic
22 Erukat : cis – 13 cocosenoic 33.7 7
• SIFAT MENGERING
Sifat Keterangan
1. Minyak tidak mengering - contoh: minyak zaitun, minyak
(non-drying oil) kacang
- contoh: minyak biji canola
- contoh: minyak sapi

2. Minyak setengah Minyak yang mempunyai daya


mengering mengering yang lebih
(semi –drying oil) lambat.Contohnya: minyak biji kapas,
minyak bunga matahari
3. Minyak nabati mengering Minyak yang mempunyai sifat dapat
(drying –oil) mengering jika kena oksidasi , dan
akan berubah menjadi lapisan tebal ,
bersifat kental dan membentuk
sejenis selaput jika dibiarkan di
udara terbuka. Contoh: minyak
kacang kedelai, minyak biji karet 8
SUMBER MINYAK DAN LEMAK
• Minyak dan lemak hewan
- Lemak susu
- Lemak sapi
- Minyak ikan
• Minyak dan lemak nabati
- Dari buah : Minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak
- Dari biji : Minyak jagung, minyak kedelai, minyak karet
•Sumber minyak dan lemak lain
- Minyak dari ragi dan kapang
- Minyak dari bakteri
- Minyak dari alga

9
KARAKTERISTIK LEMAK DAN MINYAK

 Kelarutan
Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti minyak bumi, eter dan CCl4

 Plastisitas
 akan mengubah bentuk ketika tekanan diberikan tetapi
akan kembali ke bentuk semula ketika tekanan dihentikan

10
SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK
 Efek Panas
(1) Titik Leleh
Lemak meleleh saat dipanaskan  sebagai campuran trigliserida

 Meleleh bila melebihi rentang temperatur


Slip point : temperatur pada saat lemak mulai meleleh

Titik leleh Lemak : 30-40oC,


Titik leleh Minyak : dibawah suhu udara normal
(2) Smoke Points : Lemak/Minyak mulai menghasilkan asap biru

 ukuran yang berguna untuk menentukan kecocokan lemak


atau minyak untuk penggorengan
Contoh: Minyak kelapa
(3) Flash Points : Lemak/minyak mulai menyala secara spontan
Contoh: Corn oil (360oC)
11
Sumber Minyak dan Lemak
di Indonesia

Kelapa Sawit Jarak Pagar Kakao

Kelapa Jarak Kepyar Kemiri Sunan


SUMBER MINYAK DAN LEMAK
DI INDONESIA

Nyamplung Kesambi

13

Biji Karet Ikan Mikroalga


Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis)
Kelapa sawit didatangkan oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1848. yang
membawa 4 batang bibit kelapa sawit yang
ditanam di Kebun Raya Bogor, kemudian
ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun
1870-an.

• Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan


secara komersial dengan perintisnya di Indonesia adalah Adrien
Hallet
• Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur
Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha.
• Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat
(terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang,
Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. 14
VARIETAS KELAPA SAWIT

Varietas yang banyak


diusahakan umumnya
merupakan varietas jenis
Tenera (persilangan varietas
jenis Dura dan Pisifera).
Varietas ini mewarisi sifat-
sifat unggul seperti inti kecil,
cangkang tipis, daging buah
tebal (60–90 % dari buah)
serta kandungan minyak
yang tinggi.

15
Jenis Ciri-Ciri
Dura  Tempurung tebal (2-8mm)
 Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
 Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah
 Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
 Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina
Pisifera  Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada
 Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura
 Daging biji sangat tipis
 Inti hanya dilapisi lapisan serabut
 Minyak inti sawit yang dihasilkan sangat rendah
 Tidak dapat menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon
induk jantan
Tenera  Hasil dari persilangan antara Dura dan Psifera
 Tempurung tipis (0,5-4 mm)
 Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung
 Daging buah sangat tebal, lebih tebal dari Dura dan Tenera, Yaitu 60-96%
dari buah
 Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil 16
 Berat tandan adalah 22-24 kg
TANAMAN KELAPA SAWIT

 Buah sawit bisa dipanen selama 25 th


 Hasil maksimum dicapai setelah 12 th.
 Peremajaan setelah ~25 th.
 Jumlah Tanaman 143 pohon/Ha
 Produksi ~26 MT TBS/tahun/pohon
 Produk Utama : CPO dan PKO

Mesocarp :
Crude Palm Oil
(CPO)

Inti Sawit : Palm


17
Kernel Oil (PKO)
PETA LAHAN SAWIT DI DUNIA

Photo from:
Palm oil A gift from the tropics to the world
http://www.fedepalma.org/worl.htm

Prof. Erliza Hambali


PRODUKSI MINYAK SAWIT DUNIA
BERDASARKAN NEGARA TAHUN 2013

Source ; Oil World, 2014

Prof. Erliza Hambali


PRODUKTIVITAS TANAMAN PENGHASIL MINYAK

Jenis Produktivitas Negara yang sedang


Tanaman (Liter minyak / Ha) membudidayakan
Jagung 172 USA, Cina, EU, Brazil, Meksiko
Kacang USA, Brazil, Argentina, Cina, India,
446
Kedelai Paraguay
Biji Matahari 952 India, Cina, Sudan
Rapeseed 1190 EU, Cina, Kanada, India, Australia
Olive 1212 EU, Siria, Turki, Tunisia, Maroko
Dibudidayakan hampir di semua
1892
Jatropha daerah tropis dan subtropis
Filipina, Indonesia, India, Vietnam,
2689
Kelapa Meksiko
Malaysia, Indonesia, Nigeria,
5950
Sawit Thailand, Kolombia
Sumber : Aun (2006)

Prof. Erliza Hambali


JUMLAH TANAM/HA TANAMAN PENGHASIL MINYAK

Jenis Tanaman Jumlah Tanaman /Ha


Jagung 62.500
Kacang Kedelai 125.000
Biji Matahari 10.000
Rapeseed 500.000
Olive 500
Jatropha 2.500
Kelapa 90
Sawit 143

Prof. Erliza Hambali


PETA AREAL KELAPA SAWIT DAN PRODUKSI CPO
INDONESIA 2012

Kalimantan Tengah
NAD Riau Luas: 1.024.973 Ha
Luas: 363.660 Ha Luas: 2.037.733 Ha CPO : 2.771.268 Ton
CPO : 754.548 Ton CPO : 6.421.228 Ton
Sulawesi Tengah
Kalimantan Timur
Luas: 112.661 Ha
Sumatera Utara Kalimantan Barat Luas: 716.662 Ha
CPO : 264.775 Ton
Luas: 1.192.466 Ha Luas: 885.075 Ha CPO : 1.092.483 Ton
CPO : 4.182.052 Ton CPO : 1.601.200Ton
Papua
Luas: 39.928 Ha
Sumatera Barat CPO : 74.032
Luas: 376.858 Ha Ton
CPO : 960.969 Ton

Jambi
Luas: 867.892 Ha
CPO : 1.885.530 Ton

Bengkulu
Luas: 309.723 Ha
CPO : 871.463 Ton
Sumatera Selatan
Luas: 821.396 Ha
CPO : 2.603.536 Ton
Papua Barat
Bangka- Belitung Banten Kalimantan Sulawesi Barat Luas: 23.575 Ha
Luas: 197.586 Ha Luas: 20.044 Ha Selatan Luas: 94.819 Ha CPO : 68.278 Ton
CPO : 546.275 Ton CPO : 29.360 Ton Luas: 423.208 Ha CPO : 246.765 Ton
CPO : 1.164.672 Ton
Lampung Jawa Barat Sulawesi Selatan
Luas: 144.466 Ha Luas: 9.039 Ha Luas: 41.982 Ha
CPO : 401.539 Ton CPO : 20.072 Ton CPO : 46.409 Ton

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014


Tandan Kosong
Tandan Buah Segar
Pohon Kelapa Sawit

CPO
PKO

POME FIBER KERNEL


SIFAT FISIKO KIMIA CPO
Sifat Fisiko Kimia Nilai
Trigliserida 95 %
Asam lemak bebas (FFA) 2–5%
Warna (5 ¼ ” Lovibond Cell) Merah orange
Kelembaban & Impurities 0.15 – 3.0 %
Bilangan Peroksida 1 -5.0 (meq/kg)
Bilangan Anisidin 2 – 6 (meq/kg)
Kadar β-carotene 500-700 ppm
Kadar fosfor 10-20 ppm
Kadar besi (Fe) 4-10 ppm
Kadar Tokoferols 600-1000 ppm
Digliserida 2-6 %
Bilangan Asam 6,9 mg KOH/g minyak
Bilangan Penyabunan 224-249 mg KOH/g minyak
Bilangan iod (wijs) 44-54
Titik leleh 21-24ºC
Indeks refraksi (40ºC) 36,0-37,5

SIFAT FISIKO KIMIA PKO


Sifat Fisiko Kimia Nilai

Kadar Asam lemak bebas (FFA) 25 % (m/m)


Bilangan Asam 225 mg KOH/g minyak
Bilangan Penyabunan 256 mg KOH/g minyak
Bilangan iod (wijs) 14 - 23 24
Titik leleh 48ºC
KOMPOSISI ASAM LEMAK BEBERAPA
PRODUK SAWIT
Jenis Bahan
Asam Lemak
CPO a) PKO b) Olein c) Stearin c) PFAD d)
Laurat < 1,2 40 – 52 0,1 – 0,5 0,1 – 0,6 0,1 - 0,3
(C12:0)
Miristat 0,5 – 5,9 14 – 18 0,9 – 1,4 1,1 – 1,9 0,9 - 1,5
(C14:0)
Palmitat (C16:0) 32 – 59 7–9 37,9 – 41,7 47,2 – 73,8 42,9 - 51,0
Palmitoleat < 0,6 0,1 – 1 0,1 – 0,4 0,05 – 0,2 -
(C16:1)
Stearat 1,5 – 8 1–3 4,0 – 4,8 4,4 – 5,6 4,1 - 4,9
(18:0)
Oleat 27 – 52 11 – 19 40,7 – 43,9 15,6 – 37,0 32,8-39,8
(18:1)
Linoleat 5,0 – 14 0,5 – 2 10,4 – 13,4 3,2 – 9,8 8,6-11,3
(C18:2)
Linolenat (C18:3) < 1,5 0,1 – 0,6 0,1 – 0,6
Arakhidat (C20:0) 0,2 – 0,5 0,1 – 0,6

25
KOMPOSISI KIMIA TANDAN KOSONG
KELAPA SAWIT (% BERAT KERING)

Komponen % berat kering


a b c d
Kadar abu 7,48 1,23 6,23 4,88
Holoselulosa 64,04 64,00 66,07 -
Selulosa 34,28 49,95 37,50 51,28
Hemiselulosa - 22,84 - 15,60
Lignin 25,89 16,49 20,62 16,34
Kadar sari 3,74 3,74 7,78 -
Pentosan 26,72 - 25,34 -
Kelarutan dalam air dingin 10,67 - 15,71 14,91
Kelarutan dalam air panas 13,27 - 13,61 14,99
Kelarutan dalam NaOH 1% 27,38 - 30,32 -
26
KOMPOSISI KIMIA SERABUT KELAPA SAWIT
No Komponen Komposisi (%)
1 Abu 15,0
2 Protein Kasar 7,5
3 Lemak Kasar 21,5
4 Serat Kasar 37,0
5 Bahan ekstrak tanpa N 13,0
6 Calsium 0,33
7 P 0,14

27
KOMPOSISI KIMIA PELEPAH KELAPA SAWIT

Umur Tanaman Sawit (tahun)


Keterangan
4 8 12 16
Bahan kering (%) 23,74 20,82 31,45 43,62
Protein kasar (%) 2,31 2,89 2,60 3,48
Lemak kasar (%) 3,53 3,44 1,60 4,33
Serat kasar (%) 31,14 32,80 33,48 34,67
Abu (%) 2,61 3,47 5,45 3,12
Gross energi (kkal/Kg) 4061,1 4142,0 4047,6 3999,5

28
KARAKTERISTIK POME

Parameter Mean Range Unsur Logam Mean


dan lainnya
pH 4,2 3,4 – 5,2 Phosphorus 180
Minyak dan Lemak 6.000 150 – 18.000 Potassium 2.270
BOD: 3 hari, 30oC 25.000 10.000 – 44.000 Magnesium 615
COD 50.000 16.000 – 100.000 Boron 7,6
Suspended SOlid 40.500 11.500 – 79.000 Besi 47
Dissolved Solid 18.000 5.000 – 54.000 Mangan 2,0
Ammonical Nitrogen 35 4 – 80 Sopper 0,9
Total Nitrogen 750 80 – 1.400 Zinc 2,3
Kalsium 440

29
Contoh Produk Hilir Kelapa Sawit yang Dapat Menjadi
Produk Unggulan Dunia
CPO PKO

Olein/Stearin Palm Mid PFAD Biodiesel Asam Lemak


Fraction
Minyak CBS/CBX (PMF) Low Quality Vitamin A/E Fatty Alcohol
Goreng Margarine
Sabun/ CBE Substitute Gliserol Fatty
Margarine Deterjen Amines/
Fat Powder Surfaktan Fatty Amides
Shortening Fats
Confectioneries Soap Chips/
Frying fat Soap
Vegetable Noodles/
Coating fat Ghee/ metalic
Vanaspati soap/
Coffee
whitener deterjen
Biodiesel
Filled Milk Surfaktan/
Gliserol Food
Biscuit emulsifier
creamer
Pelumas
31
Kelapa (Cocos nucifera)
Asal tanaman kelapa masih belum jelas
sampai saat ini. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kelapa berasal dari
bagian utara Pegunungan Andes di
Amerika Selatan. Pendapat lainnya
mengatakan bahwa kelapa berasal dari
daerah Asia Tenggara (Ohler, 1984).
Thampan (1975) menyatakan kelapa
berasal dari salah satu tempat di
daerah tropik tua, Malaysia dan
Indonesia adalah tempat yang paling
mungkin sebagai daerah asal kelapa.

32
TANAMAN KELAPA

 Banyak dijumpai di daerah tropis berpantai seperti di Philipina,


India, Indonesia, Srilangka, dan Malaysia.
 Lebih dari 90% lahan perkebunan kelapa di Indonesia adalah
perkebunan rakyat.
 Rata-rata produksi buah kelapa mencapai 1.200 – 7.500 kg/ha.
 Pada kondisi iklim yang bagus, kelapa berproduksi penuh
menghasilkan 12-16 tandan per tahun dimana masing-masing
tandan memiliki 8-10 buah, atau dihasilkan 60-100 buah per
pohonnya.
 Bagian utama tanaman kelapa yang paling banyak dimanfaatkan
adalah bagian buah.

33
Keseluruhan buah : 59% biji, 41% mesocarp
Keseluruhan biji : 51% air, 39% minyak, 6% protein, 3% abu
Daging endosperm : 46% air, 54% kopra
Kopra : 67% minyak, 17% N-free extract, 5% protein, 2% abu, 4%
serat

Kulit luar (exocarp)

Sabut (mesocarp)

Tempurung (endocarp)

Daging buah (flesh)


34

Air
POTENSI KELAPA TAHUN 2012

Produksi kelapa : 3,251,161 ton


Produksi sabut : 390,139 ton
Produksi tempurung : 1,137,906 ton
Komposisi Zat Gizi Daging Buah Kelapa
Buah
Zat Gizi Setengah
Muda Tua
Tua
Kalori (K) 68 180 359
Protein (gram) 1 4 3,4
Lemak (gram) 0,9 13 34,7
Karbohidrat (gram) 14 10 14
Kalsium (mg) 17 8 21
Fosfor (mg) 30 35 21
Besi (mg) 1 1,3 2
Vitamin A (SI) 0 10 0
Vitamin B-1 (mg) 0 0,5 0,1
Vitamin C (mg) 4 4 2
Air (gram) 83,3 70 46,9
36
Bagian yang dapat dimakan 53 53 53
Sumber : www.ristek.go.id
SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK KELAPA
Sifat Crude Cochin RBD
Kandungan air dan kotoran 1 0,1 0,03
Kadar asam lemak bebas 3 0,07 0,04
Warna (lovibond) R/Y max. 12/75 1/10 1/10
Bilangan penyabunan 250 - 264 250 – 264
Bilangan iod 7 – 12 7 – 12
Bilangan peroksida 2,0 0,5 0,5
Melting point (oC) 24 – 26 24 – 26
Indeks refraksi (40oC) 1,448 – 1,448 – 1,450
1,450

37
KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA

38
Pohon Industri Kelapa
Nata de coco
Fresh Coconut Desert

Asam Cuka
Air Kelapa Coconut Vinegar
Coconut Water
Virgin Oil
Kecap Kelapa
Coconut Souce
Low Fat Desicated Concentred
Coconut Coconut Shake Milk
Minuman Air Kelapa
Coconut Soft Drink
Desicated Coconut Santan Pasteurisasi
Pasteurization Coconut Milk
BUAH KELAPA
Coconut Daging Kelapa Parut Santan Kelapa
Meal Broken Coconut Coconut Milk Santan Pasta
Coco Milk Cream

Kulit Ari Daging Kelapa Shake Virgin Oil


Daging Kelapa
Coconut Meal Skin Meal Coconut Tepung Santan
Coco Cake Coco Milk Powder

Minyak Kelapa
Kopra Minyak Kelapa
Coconut Oil
Copra Coconut Oil

Bungkil Kopra
Tepung Tempurung Copra Cake Sirop Kelapa
Shell Coconut Powder Coconut Ciroop
KELAPA Tempurung
Coconut Coconut Shell Tepung Arang
Arang Shell Charcoal Powder
Shell Charcoal Madu Kelapa
Coconut Honey
Karbon Aktif
Actived Carbon

Sabut Gabus Sabut Kelapa Media Tumbuh


Coco Fiber Coco Peat Growth Media

Furniture
Serat Sabut Kelapa Corflex
BATANG KELAPA Coco Furniture
Coco Fiber
Coconut
Bahan Bangunan Sabut Berkaret
Material Building Rubbered Coco Fiber

Matras
39
LIDI KELAPA Kerajinan
Handicrafts Matras
Coconut Stick

BUNGA KELAPA Gula Kelapa Gula Semut


Coconut Flowers Coconut Sugar Coconut Palm Sugar
PEMANFAATAN BATANG KELAPA SAWIT

Making of Plywood

2nd and 4th layers of oil palm

Hybrid plywood combined Meranti with oil palm

http://sbrc.ipb.ac.id Face, back of Meranti


info.sbrc@gmail.com
Kakao (Theobroma cacao)
Tanaman kakao diperkenalkan
oleh orang Spanyol pada tahun
1560 di Minahasa, Sulawesi Utara

Di Pulau Jawa penanaman kakao


dilakukan sekitar tahun 1880,
akibat tanaman kopi Arabika
mengalami kerusakan akibat
terserang penyakit karat daun
(Hemileia vastatrix)

41
Kakao (Theobroma cacao)
Komposisi buah kakao
-50% kulit
-50% biji

Biji kakao :
- 58% minyak - 10% serat
-13% protein - 5% air
- 3% abu - 10% N-free extract

-Pod kakao  kaya pektin


-Pulp & biji  difermentasi dan dipanggang  bahan baku industri
-Cocoa butter  hasil samping dari industri kokoa bubuk
-kulit  pakan hewan

42
PETA PRODUKSI KAKAO

Tahun 2010
Luas Lahan Indonesia : 1,7 juta Ha
Produksi : 809 Ribu Ton 43
Penyebaran Industri
Kakao di Indonesia

44

Sumber : Pusdatin Kemenperin, 2010


Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi
Kimia Lemak Coklat
Sifat-sifat Nilai
1. Bilangan iod 33-42
2. Bilangan penyabunan 188-198
3. Titik leleh 32-35oC
4. Komposisi asam lemak
Asam miristat (14:10) 0.1
Asam palmitat (16:0) 25.4
Asam palmitoleat (16:1) 0.2
Asam stearat (18:0) 33.2
Asam oleat (18:1) 32.6
Asam linoleat (18:2) 2.8
Asam linolenat (18:3) 0.1 45
Komposisi Kimia Pulp Coklat
Komponen Jumlah (%)
Air 80 - 90
Albuminoid 0,5 – 0,7
Glukosa 8 – 13
Sukrosa 0,4 – 1,0
Pati Trace
Asam tak menguap 0,2 – 0,4
Besi oksida 0,03
Garam-garam 0,4 – 0,45

46
Pohon Industri
Kakao

47
ISTILAH - ISTILAH
Cacao (kakao) – ditetapkan oleh aturan FDA untuk menjelaskan
biji kakao yang menjadi sumber atau bahan untuk coklat pasta
(chocolate liquor), minyak coklat (cocoa butter), dan tepung coklat
(cocoa powder).

Chocolate liquor (pasta coklat) - adalah dihasilkan dengan


menggiling nib dari kakao (inti biji kakao) menjadi cairan yang halus,
di Amerika coklat pasta kadang-kadang juga disebut coklat, atau
coklat pahit, coklat masak, atau coklat tanpa gula. Sementara di
Kanada dan Eropa dinamai coklat masa (cocoa liquor).

Cocoa butter (lemak coklat) - adalah kandungan lemak alami yang


terdapat pada biji kakao. Kandungan lemak coklat pada biji coklat
umumnya berkisar antara 50 - 60%, dengan sisanya ampas yang tidak
mengandung (sedikit) minyak.

Cocoa or cocoa powder (tepung coklat) - adalah produk yang 48


dihasilkan dari ampas biji kakao yang telah diambil minyaknya yang
kemudian digiling menjadi tepung yang halus.
JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS)

Tanaman jarak pagar sebenarnya sudah lama ditanam di Indonesia


yaitu mulai dari masa penjajahan Jepang. Pada masa tersebut, Jepang
memanfaatkan minyak jarak pagar sebagai bahan bakar pesawat tempur
Jepang, sehingga rakyat diperintah oleh pemerintah Jepang untuk
menanam tanaman jarak. Oleh sebab itu, tanaman jarak pagar cukup
cepat tersebar di beberapa daerah khususnya di Jawa Tengah dan Jawa 49
Timur.
KOMPOSISI BIJI JARAK PAGAR
Unsur Biji Kulit Daging
Berat kering (%) 94,2 – 96,9 89,9 – 90,4 100
Protein kasar (%) 22,2 – 27,2 4,3 – 4,5 56,4 – 63,8
Lemak (%) 56,8 – 58,4 0,5 – 1,4 1 – 1,5
Abu (%) 3,6 – 4,3 2,8 – 6,1 9,6 – 10,4
Neutral detergent fiber (%) 3,5 – 3,8 83,9 – 89,4 8,1 – 9,1
Acid detergent fiber (%) 2,4 – 3,0 74,6 – 78,3 5,7 – 7,0
Acid detergent lignin (%) 0,0 – 0,2 45,1 – 47,5 0,1 – 0,4
Gross energi (MJ/kg) 30,5 – 31,1 19,3 – 19,5 18 – 18,3

Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3,0 – 4,0 kg


biji/pohon/tahun

50
KANDUNGAN ASAM LEMAK MINYAK JARAK
Asam lemak Komposisi (% berat)
Asam miristat (14:0) 0 – 0,1
Asam palmitat (16:0) 14,1 – 15,3
Asam palmitoleat (16:1) 0 – 1,3
Asam stearat (18:0) 3,7 – 9,8
Asam oleat (18:1) 34,3 – 45,8
Asam linoleat (18:2) 29,0 – 44,2
Asam linolenat (18:3) 0 – 0,3
Asam arakhidat (20:0) 0 – 0,3
Asam behenat (22:0) 0 – 0,2

51
SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK JARAK
Sifat Satuan Nilai
Titik nyala oC 236
Densitas pada 15 oC g/cm3 0,9177
Viskositas pada 30oC mm2/s 49,15
Residu karbon % (m/m) 0,34
Kadar abu sulfat % (m/m) 0,007
Titik tuang oC -2,5
Kadar air ppm 935
Kadar sulfur ppm <1
Bilangan asam mg KOH/g 4,75
Bilangan iod g iod/100 g minyak 96,5

52
POTENSI JARAK TAHUN 2010

Produksi jarak : 4,729 ton


Produksi bungkil : 1,112 ton
Produksi kulit : 681 ton
POHON INDUSTRI JARAK PAGAR
Crude Jatropha oil Energi (E1) Bakar langsung

Jatropha oil Energi (E2) Alat pertanian


Biji/
minyak Biodiesel Energi (E3) Mobil

Produksi oleokimia Epoxy, polyol,


Bahan kimia
polyurethane

Gliserin Sabun kosmetik

Makanan ternak (60%


Tanaman jarak pagar crude protein)
(Jatropha curcas L.) By Product
Ekstrak bungkil
process Biopestisida

Fitofarmaka

Tempurung biji Arang aktif

Kayu bakar, arang,


Energi padat (E3) briket arang, arang aktif
Kayu

Pulp kertas, papan serat,


Serat
partikel board

Akar Konservasi tanah/air 54


CO2 CO2,10 ton/ha/tahun
JARAK KEPYAR (RICINUS COMMUNIS)

Tanaman ini pertama kali


dibudidayakan oleh bangsa Portugis dan
Spanyol. Mereka menyebutnya sebagai
Agno Casto, sedangkan bangsa Inggris
menyebutnya Castor
Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman tahunan yang
hidup di daerah tropik maupun subtropik, dan dapat tumbuh
55
pada ketinggian 0 – 800 meter di atas permukaan laut.
JARAK KEPYAR
Jarak Kepyar termasuk kedalam kategori sebagai tanaman perdu atau
terna, dengan tinggi tanaman 1-3 m. Tanaman ini berbuah sekali
hingga beberapa kali dalam satu siklus hidupnya, tergantung dari
varietasnya
Biji jarak kepyar mengandung
-17% protein
-17% serat
-48% lipid
-3% abu
-9% N-free extract
-6% air

Komponen utama :
Asam ricinolat (>80%)
Asam ricinoleat merupakan asam lemak yang tersusun atas 18 atom
karbon dengan satu ikatan rangkap (tidak jenuh), dan memiliki 56
gugus fungsional hidroksil pada atom C ke-12. Gugus fungsional ini
menyebabkan Castor Oil bersifat polar.
VARIETAS JARAK KEPYAR
 Varietas Asembagus 22
Potensi produksi : 3.000 kg/ha
Kadar minyak : 56 %
 Varietas Asembagus 60
Potensi produksi : 2.600 kg/ha
Kadar minyak : 50 %
 Varietas Asembagus 81
Potensi produksi : 2.500 kg/ha
Kadar minyak : 53,5 %)

57
SIFAT FISIK MINYAK JARAK KEPYAR
 Castor Oil tidak menetes, tidak meninggalkan sisa bakar
dan tidak larut dalam bensin.
 Jika Castor Oil ini dihidrogenasi secara keseluruhan,
produk hasil hidrogenasinya memiliki titik leleh yang
tinggi (86-88)oC.
 Nilai titer Castor Oil lebih rendah dari pada minyak-
minyak yang telah dikenal lainnya.
 Castor Oil berbeda dari senyawa-senyawa trigliserida
lainnya karena memiliki nilai specific gravity yang tinggi,
begitu pula dengan viskositas dan nilai keasamannya.
 Castor Oil larut di dalam etil alkohol berkonsentrasi 95%
pada suhu 25oC. Satu volume minyak jarak terlarut dalam
dua volume larutan alkohol ini. Minyak ini juga larut
dalam pelarut organik polar dan kurang larut dalam
senyawa hidrokarbon alifatik dan pelarut-pelarut non 58
polar organik lainnya.
POTENSI PEMANFAATAN MINYAK JARAK KEPYAR
Industri Cat, Vernis, dll
Industri Farmasi,
Plastik dan Kosmetik Industri Tekstil

Minyak Pengering
Lemak dan Wax Sulfonasi Red Turkey Oil

Dehidrasi Sempurna
Hidrogenasi Sebasic Acid Industri Plastik

Industri Plastik
(Artificial Blow Oil Minyak Jarak Alkohol
Leather
Industri
Lacquer)
Kimia
Saponifikasi Dehidrasi Parsial Asam

Sabun
Minyak Bukan Pengering Esterifikasi Non Drying
Plasticizer

Industri Pelumas Industri Plastik (Nitro


59
Cellulose, Lacquer)
NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM)

Nyamplung merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Timur dan


Pantai India tetapi banyak tumbuh di daerah tropis khususnya di
negara kepulauan sekitar Samudra Hindia dan Samudra Pasifik

60
KARAKTERISTIK POHON NYAMPLUNG
 Pohon nyamplung adalah tumbuhan berukuran
medium dengan tinggi pohon bisa mencapai 8-20
meter bahkan ada yang mencapai 30-35 meter.
 Tinggi batang bebas cabang mencapai 21 meter
dengan diameter mencapai 0.8 meter.
 Buah nyamplung berbentuk seperti peluru
dengan ujung berbentuk lancip dengan panjang
25-50 mm. Kulit luar buah berwarna hijau
selama masih bergantung di pohon dan berubah
menjadi kekuningan atau kecoklatan setelah
matang
61
PETA SEBARAN TEGAKAN NYAMPLUNG DI
INDONESIA

62
 Tanaman nyamplung berbuah pada umur 3
tahun, satu tangkai nyamplung menghasilkan 1
kg buah, jika diasumsikan rata-rata ada 100
tangkai satu pohon,maka akan dihasilkan 100 kg
buah nyamplung atau 100 ton buah nyamplung
pada lahan seluas satu ha dengan jarak tanam 3
mx3m
 Biji nyamplung mempunyai kadar minyak 71,4
% sampai 75 %. Menurut Heyne (1987), inti biji
mengandung air 3,3 % dan minyak 71,4 % bila
biji segar mengandung 55 % minyak sedangkan
biji yang benar-benar kering mengandung 70,5 %
minyak. 63
KARAKTERISTIK MINYAK NYAMPLUNG
Jenis Analisis Satuan Hasil
1. Air % 0,25
1. Densitas G/ml 0,944
1. Kekentalan Cp 21,97
1. Bilangan Asam mg KOH/g 59,94
1. As. Lemak Bebas % 29,53
1. Bilangan Penyabunan mg KOH/g 198,1
1. Bilangan Iod Mg/g 86,42

64
POHON INDUSTRI NYMAPLUNG
bahan bangunan, tiang layar,
Batang peti, tiang listrik, roda gerobak,
kano, tong, pemukul golf,
kerajinan tangan

tanaman hias, obat encok ,


Daun obat luka bakar, kosmetik

Buah Pewarna alami, Obat nyamuk,


Tanaman Obat
Nyamplung -

Biji Alat penerangan, Biodiesel,


Obat HIV, Minyak urut, Sabun,
Mengurangi kerontokan
rambut, Kosmetik, Obat luka
bakar, Vernis, dll

Bunga Pengharum ruangan/rambut


65
Pembasmi tikus, Racun ikan
Getah/resin
KEMIRI SUNAN (ALEURITES TRISPERMA)

 Kemiri sunan merupakan tumbuhan asli Filipina tetapi telah


banyak tumbuh secara alami di Jabar dengan suhu yang
optimal, 18-26 derajat Celcius.
 Kemiri sunan dapat hidup di daerah berketinggian rendah 66
sampai menengah, kemiri itu ditemukan lebih dari 1.000 meter
diatas permukaan laut
PRODUKTIVITAS KEMIRI SUNAN

Potensi
Umur Berat 1000 Kadar
No. Varietas Hasil biji
(hari) biji (gram) minyak %)
(kg/ha)
1. Winas 1 2.222 101 3,17 50,88
2. Winas 2 1.874 98 3,06 48,82
3. Sbr 4 1.952 98 3,137 47,41

67
KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KEMIRI
SUNAN

68
KESAMBI

Kesambi tumbuh di daratan rendah, yang beriklim kering, sampai


ketinggian 600 m dpl, biasanya ditanam pada daerah pantai
sampai ketinggian 250 m dpl. Kesambi membutuhkan curah hujan
tahunan 750-2500 mm. Kesambi mampu hidup pada suhu 69
maksimum 35-47.5oC dan suhu minimum -2.5oC.
 Biji kesambi memiliki kandungan minyak kernel
bervariasi dari 59-72%. Minyak berwarna cokelat
kekuningan dan semi solid dan mengandung
asam oleic (52%), asam arachidic (20%), asam
stearic (10%), asam gadoleic (9%).
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Perhutani, minyak yang dihasilkan kesambi
mencapai hingga 2,5 kali lebih banyak dari
tanaman jarak.

70
DAERAH PENGHASIL KESAMBI DI
INDONESIA

71
POHON INDUSTRI KESAMBI
KESAMBI Kutu Lak
 Selak

KAYU KULIT DAUN Buah


 Jangkar perahu  Bahan  Sayur
 Alu penyamak
 Arang  Obat kudis dan
penyakit kuli
lainnya.

Daging buah BIJI


 Asinan  Minyak
 Biodiesel 72
BIJI KARET
Biji karet terdiri atas 45-50
persen kulit bji yang keras
berwarna coklat dan 50-55 persen
daging biji yang berwarna putih.
Biji karet segar terdiri atas 34,1%
kulit, 41,2 isi dan 24,4% air.

Kandungan minyak dalam biji


karet sekitar 45-50 persen

73
PETA SEBARAN KARET DI INDONESIA

74
POHON INDUSTRI KARET

75
KOMPOISI ASAM-ASAM LEMAK DIDALAM
MINYAK BIJI KARET
Jenis Asam Lemak Persentase
Asam Palmitat 10,2
Asam Stearat 8,7
Asam Oleat 24,6
Asam Linoleat 39,6
Asam Linolenat 16,3

76
MINYAK IKAN
 Minyak ikan berasal dari
jaringan pada
jenis ikan tertentu yang
berminyak.
 Mengandung 25% asam lemak
jenuh dan 75% asam lemak tak
jenuh.
 Memiliki asam lemak yang lebih
kompleks terdiri atas asam
lemak jenuh C-14 sampai C-22
dan asam lemak tak jenuh dari
satu hingga enam ikatan
rangkap.
 Minyak ikan mengandung asam
lemak omega-3 (polyunsaturated
fatty acid) yaitu
eicosapentaenoic acid (EPA) dan
docosahexaenoic acid (DHA) 77
KANDUNGAN MINYAK BERBAGAI JENIS IKAN

78
MIKROALGA
 MikroAlga atau fitoplankton
adalah organisme tumbuhan
berukuran seluler dan hidup di
wilayah perairan serta
merupakan produsen primer yang
mampu berfotosintesis seperti
tumbuhan tingkat tinggi.
 Mikroalga mengandung protein,
lemak, asam lemak tak jenuh,
pigmen, dan vitamin.
 Kandungan lemak (lipid) dan
asam lemak (fatty acid) yang
ada di dalam mikroalga
merupakan sumber energi.
Kandungan ini dihasilkan dari
proses fotosintesis yang
merupakan hidrokarbon
KEUNGGULAN MIKROALGA

1. Keanekaragaman mikroalga sangat tinggi di


wilayah tropis termasuk Indonesia
2. Sistem yang digunakan untuk mengolah mikroalga
menjadi oilgae dapat menurunkan emisi CO2
3. Mikroalga dapat memperbanyak diri dalam 24 jam
sehingga dapat dipanen setiap minggu
4. Kandungan minyak mencapai 50% berat kering
5. Lingkungan perairan yang merupakan habitat
mikroalga adalah faktor pendukung terhadap
kebutuhan air, CO2 dan nutrien untuk melakukan
proses fotosintesis
Contoh Spesies Mikroalga Penghasil
Minyak

Dunaliella salina

Chlorella sp

Isochrysis galbana

Phaeodactilum tricornutum

Nannochlopsis oculata

Scenedesmus dimorphous
TIPE MIKROALGA POTENSIAL

 Botryococcus braunii
 Memiliki 61% oil dari
biomas
 Kandungan oil
berkurang 31% dalam
keadaan stress
 Tumbuh optimum pada
suhu 22-25oC

www.kluyvercentre.nl/content/ documents/Verslag2biodieselBaarnschLyceum.pdf -
MEDIA TUMBUH

KOLAM PEMELIHARAAN TERBUKA


Tabung Fotobioreaktor
PEMANFAATAN BATANG KELAPA SAWIT

Making of Plywood

2nd and 4th layers of oil palm

Hybrid plywood combined Meranti with oil palm

http://sbrc.ipb.ac.id Face, back of Meranti


info.sbrc@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai