Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh:
Nama

: Tedi Arike

Npm

: E1G013100

Prodi

: TIP

Kelompok

: 4 (Empet)

Hari/Jam

: senin / 12.00-13.40

Tanggal

: 08-Desember-2014

Co-ass

: 1. Luvi Nofita
2. Nurul Khasanah

DOSEN

: 1.Devi Silsia, Dra., M.Si


2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
3. Fitri Electrika Dewis., STP, M,Sc

Objek praktikum

: IDENTIFIKASI MINYAK DAN LEMAK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak dan minyak termasuk dalam salah satu golongan lipid, yaitu lipid netral.
Lemak dan minyak dapat di komsumsi (edible fat) dan sumbernya dapat berasal dari
hewani dan nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang
bersal dari tumbuh-tumbuhan sedangkan lemak dan minyak hewani berasal dari
hewan. Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan.
Lemak merupakan bahan makanan yang kaya energi. Lemak yang pada suhu kamar
berupa cairan, lazim disebut minyak. Minyak biasanya berasal dari tumbuhan seperti
minyak kelapa, minayak jagung dan minyak zaitun.
Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang
berbentutk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan
lemak yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam
lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh.
Lemak dan minyak memiliki sifat kelarutan yang sama, yaitu nonpolar. Namun untuk
mengetahuinya serta mengetahui beberapa reaksi lainnya seperti asam lemak bebas
dan reaksi penyabunan, maka harus dilakukan satu percobaan, oleh karena itu
mengapa dilakukan percobaan ini.
1.2 Tujuan Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.

menentukan kelarutan lipid pada pelarut tertentu


menentukan sifat asam basa minyak
mengidentifikasi sifat ketidakjenuhan minyak
mengidentifikasi terjadinya hidrolisis pada minyak (safonikasi)
mengidentifikasi bentuk noda minyak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
non polar atau semi polar. Senyawa-senyawa termasuk lipid ini dibagi dalam
beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan besar, yakni Lipid sederhana
(ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak/gliserida dan lilin),
lipid gabungan (yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya
fosfolipid serebrosida), dan desivat lipid (yaitu senyawa yang sihasilkan oleh proses
hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol). Berdasarkan sifat kimia
yang penting, lipid dibagi dalam 2 golongan besar yakni lipid yang dapat
disabunkan/dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak dan lipid yang tidak
dapat disabunkan, contohnya steroid (Poedjadi, 1994).
Minyak merupakan campuran dari ester asam lemak dengan gliserol. Jenis
minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti
minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak goreng
jenis ini mengandung sekitar 80% asam lemak tak jenuh jenis asam oleat dan linoleat,
kecuali minyak kelapa. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali
(pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh
menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan
minyak mudah rusak oleh proses penggorengan (deep frying), karena selama proses
menggoreng minyak akan dipanaskan secara terus menerus pada suhu tinggi serta
terjadinya kontak dengan oksigen dari udara luar yang memudahkan terjadinya reaksi
oksidasi pada minyak (Sartika, 2009).
Minyak goreng sangat mudah untuk mengalami oksidasi. Maka, minyak goreng
berulang kali atau yang disebut minyak jelantah telah mengalami penguraian
molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastis, dan bila disimpan dapat
menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Bau tengik dapat terjadi karena
penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu menyebabkan pecahnya ikatan
trigliserida menjadi gliserol dan FFA (free fatty acid) atau asam lemak jenuh. Selain
itu, minyak goreng ini juga sangat disukai oleh jamur aflatoksin. Jamur ini dapat

menghasilkan racun aflatoksin yang dapat menyebabkan penyakit pada hati (Endo,
1997).
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting
dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama
energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat
merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai
makanan,komponen

lemak

memegang

peranan

penting

yang

menentukan

karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena
itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena
jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga
merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan
produk menjadi berbahaya (Lechninger, 1982).
Pada uji kelarutan lipid, umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air,
tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter,kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air
akan membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan, maka kedua cairan
akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na 2CO3) akan
membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
Pada uji pembentukan emulsi, dimana emulsi adalah dispersi atau suspensi
metastabil suatu cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan.
Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupaprotein, brom, sabun, atau
garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya
yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan
di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi
melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butirbutir minyak satu sama lain.

Pada uji keasaman minyak, Minyak murni umumnya bersifat netral,


sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak
mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-aasm
lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh
adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu,
seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses
ketengikan disebut antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat
(vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.
Pada uji sifat ketidakjenuhan minyak menyatakan adanya ikatan tak jenuh
dalam suatu lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium.
Iodium akan memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium
tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi
sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak
ada sama sekali (jika semuanya teradisi oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini,
maka warna larutan iodium akan hilang. Minyak mengandung triasil gliserol dengan
80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah
asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah
dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi). Selain itu, minyak kelapa juga
mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.Margarin merupakan salah
satu produk makanan konsumsi sehari-hari yang dibuat dengan menggunakan bahan
baku lemak nabati. Margarin dibuat melalui proses hidrogenasi asam lemak tak jenuh
yang bersumber dari tanaman. Margarin adalah emulsi air dalam minyak yang
berbentuk padat
Pada uji penyabunan, lemak dan minyak dapat terhidrolisis menjadi asam
lemak dan gliserol. Proses hidrolisis salah satunya bisa dilakukan dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH dan KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi
penyabunan atau safonifikasi. Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun
(Latin sapon, = sabun dan fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi
kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan
campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya

digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun


meluas. Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak.
Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang
(C-12 sampai C-18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai
pendek jarang digunakan, karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi
adalah hidrolisis suatu ester (asam lemak) dengan alkali kuat (NaOH, KOH) reaksi
umumnya adalah:
Asam lemak + Alkali kuat + Kalor

Gliserol + Sabun

Uji penyabunan minyak meliputi 2 tahap, yakni safonifikasi minyak kelapa dan uji
sifat kesadahan. Pada percobaan hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk
menghidrolisis minyak kelapa dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk
mempercepat reaksi hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan
lama-kelamaan alkohol akan menguap. Air sadah adalah air yang mengandung ion
Ca2+ atau Mg2+. Air sadah tidak berbahaya karena ion-ion tersebut dapat larut dalam
air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.
Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menyebabkan kerugian yaitu sabun
menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi
dengan sabun membentuk endapan. Contoh persamaan reaksinya adalah:
Ca2+(aq) + 2RCOONa(aq)

Ca(RCOO)2(s) + 2Na+(aq)

Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi
kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca 2+
atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, deterjen
tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga deterjen tidak terpengaruh oleh air
sadah. Kerugian lainnya adalah air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak
pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk
memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan
pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan
penyumbatan sehingga dapat menyebabkan pipa tersebut meledak.
Pada uji kolesterol, kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan
komponen penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah

sterol utama yang banyak terdapat di alam. Untuk mengetahui adnaya sterol dan
kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu di
antaranya ialah reaksi Liebermann Burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukkan
warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan (Yazid, 2006).
Sifat fisik lemak yang penting adalah warna, falvour, berat jenis, turbidy
point. Sifat fisik ini penting diketahui untuk mengetahui jenis minyak dan untuk
mengetahui adanya pemalsuan atau kerusakan pada minyak atau lemak. Warna
minyak yang ada ditimbulkan oleh pigmen atau komponen tertentu baik yang terdapat
secara alamiah maupun sengaja ditambahkan pada saat proses pembuatan minyak
atau lemak. Warna kuning atau orange timbul karena ada karoten yang larut dan
warna hijau ditimbulkan karna ada komponen klorofil. Warna minyak yang
menyimpang (misalnya menjadi gelap, keruh atau coklat) disebabkan sifat fisik lemak
atau minyak ditentukan juga olehsusunan jenis asam lemakyang terdapat pada
minyak atau lemak1. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung
ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zigzig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga
biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak
yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak
dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak
nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat)
cenderung berbentuk (Anonim, 2013).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahah
Alat

tabung reaksi

penjepit tabung reaksi


rak tabung reaksi
pipet ukur
sikat tabung reaksi
kertas lakmus
alat pemanas
pipet tetes
porselin tetes

minyak sawit
margarin
mentega
alkohol 96%
kloroform
eter
aquades
larutan Na2CO3 0,5 %
NaOH

Bahan
3.2 Cara Kerja
A.

Uji kelarutan minyak


1. Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut turut
mengisi dengan aquades, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5 % sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak sawit
3. Mengocokny sampai homogen, lalu membiarkan beberapa saat.
4. Mengamati sifat kelarutannya.

B.

Uji keasaman minyak


1.
2.
3.
4.

C.

Meteteskan sedikit minyak sawit kedalam tabung reaksi


Menguji dengan kertas lakmus
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
Mengulangi percobaan pada minyak kelapa mentega dan margarin

Uji penyabunan minyak


1.
2.
3.
4.

Memasukkan 5 ml munyak kedalam erlenmeyer


Menanbahkan 1,5 gr NaOH dan 25 ml alkohol 96%
Meanaskan sampai mendidih selama 15 menit
untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, mengambil
3 tetes larutan, kemudian melarutkannya dalam air. bila larut berarti sudah

5.
6.

sempurna
menguapkan alkohol yang tersisa sampai habis
Mendinginkan, lalumentanbahkan 75 ml air dan memanaskan sampai
semua sabun larut.

D.

Uji noda minyak


1.

Memasukkan 2 ml campuran alkohol eter kedalam tabung reaksi bersih


dan menambahkan 2-3 tetes minyak sawit. Mengkocok kuat kuat sampai

2.

semua minyak larut.


Meneteskan campuran tersebut pada kertas saring dan kertas tulis,

3.
4.
5.

membiarkan pelarut menguap


Melihat noda yang terbentuk
Mencuci noda dengan air
Mengkeringkan kertasnya dan melihat kembali nodanya.

7.
8.
9.
10.

A.
B

Uji kelarutan minyak


12.

13.

14.

15.

16.
Tab

1
1

11.

17.

6.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

18.

19.

20.

21.

22.

26.

27.

28.

33.

34.

a
d
e
23.

s
A

24.

25.

o
h
o
l
9
6
29.

%
E
t

30.

31.

32.

1
m

e
35.

r
K

l
36.

37.

38.

39.

40.

r
o
f
o
r
41.

m
N

42.

43.

44.

45.

46.

1ml

2
C
O
3
0
,
5

47.

%
M

48.

49.

50.

51.

52.

a
w
i
t
53.
54.

kocok sampai homogen, biarkan beberapa saat


55.

56.

57.

58.

59.
Lar

a
r
i
n
60.

e
H

61.

62.

63.

64.

65.
Lar

e
g
66.

a
H

67.

68.

69.

70.

71.
Lar

a
k
s
a
w
i
t
72.
73.
74.
no
75.

B.

uji keasaman mkinyak

76.

77.

Per

78.

79.

80.

uba

han

war

ic

na

kert

as

lak

mus

biru

iv
/

e
b

al

a
s

a
81.

82.

83.

Men

84.

85.

86.

jadi

mer

ah

a
r
i
87.

88.

n
M

89.

Teta

90.

91.

92.

biru

s
a
w
93.

94.

it
M

95.

Men

96.

97.

98.

jadi

mer

ah

a
m

99.
100. D. uji penyabunan minyak
101. 1. Margarin
102.
Margarin + NaOH 0,5 M + Alkohol setelah dipanaskan 15 menit akan
terlarut dan muncul busa, hasilnya adalah penyabunan sempurna.
103. 2. Mentega
104.
Mentega + NaOH 0,5 M + Alkohol setelah dipanaskan 15 menit akan
terlarut dan muncul busa, hasilnya adalah penyabunan sempurna.
105. 3. Minyak sawit
106. setelah campuran semua sampel di panaskan 15 menit menjadi
beku larutan telah terlarut semua. lalu ditambahkan sampel di tambahkan
NaOH larutan tersebut terlarut sempurna dan muncul busa, merupakan hasil
penyabunan sempurna.
107.
108. E. Uji noda minyak
109. 1.Margarin
110.
Setelah campuran/larutan diteteskan pada kertas saring dan
kertas tulis tidak terdapat noda kotor, lalu dicuci dengan air hasilnya tetap
tidak ada noda.
111. 2. Mentega
112.
Saat sampel di teteskan pada kertas saring dan kertas tulis tidak
terdapat noda pada kertas saring dan kertas tulis. setelah di cuci dengan
air tetap tidak ada noda kotor.
113. 3. Minyak sawit
114.
Saat di teteskan pada kertas saring dan kertas tulis terdapat noda, lalu
di cuci dengan air dan dikeringkan pada kertas saring dan kertas tulis
tidak ada lagi noda kotor.
115.

116. BAB V
117. PEMBAHASAN
118.
119.

Pada uji kelarutan minyak ini bahan pelarur yang di gunakan

adalah aquades, alkohol 96%, eter, kloroform, Na2CO3 0,5 % , serta sampel
yang di gunakan untuk uji klarutan adalah margarin, minyak sawit dan
mentega.uji ini dilakukan untuk mngetahui seberapa besar daya larut bahan
yang dapat terlarut apabila menggunakan bahan pelarut tersebut. Pada saat
ketiga sampel yaitu minyak kelapa sawit, margarine dan mentega di uji
kelarutannya dengan bahan pelarut aquades, alcohol 96% dan eter
menunjukkan hasil bahwa ketiga sampet tidak larut dalam pelarut tersebut.
Sedangkan pada saat di uji kelarutannya dengan kloroform dan Na 2CO3 0,5%
ketiga sampel tersebut dapat larut dalam pelarut tersebut, akan tetapi kalau
dilihat dari panduan yang ada maka ketiga larutan juga akan sedikit larut
dalam alcohol dan akat ikut terlarut sempurna dalam pelarut eter karena eter
merupakan pelarut organic dan akan mengakibatka lipid akan terlarut
sempurna. Hal ini dapt terjadi kemungkinan adanya kesalahan oheh pratikan
pada saat pratikum atau juga karena pelarut eter yang digunakan sudah tidak
bagus lagi atau sudah rusak.
120. Untuk uji keasaman minnyak pada saat menggunakan kertas
lakmus biru pada minyak kelapa sawit tidak mengalami perubahan warna dan
bersifat netral sedangkan pada sampel margarine dan mentega kertas lakmus
biru berubah menjadi merah dan menunjukan sifat lipida mengandung asam.
Berdasarkan literature seharusnya pada minyak kelapa sawit juga mengalami
perubahan pada kertas lakmus biru dan akan menjadi merah. Kemudian untuk
lebih jelas kami menguji keasamannya dengan menggunakan kertas indicator
universal, dari hasil yang kami dapat menunjukkan bahwa ketiga sampel
tersebut bersifat asam yang memiliki PH <7 yaitu ketiga sampel tersebut
memiliki nilai PH-nya sama-sama PH = 5.
121. Untuk uji penyabunan dilakukan dengan memberikan NaOH
dan Alcohol pada ketiga sampel yaitu minyak sawit, margarine dan mentega
melalui proses pemanasan selama 15 menit. Setelah dipanaskan, dan

dilarutkan dengan menambahkan air 75 ml sehingga semua sampel menjadi


larut dan membentuk busa.., hal ini menunjukan bahwa hasil yang didapat
terbukti dan merupakan reaksi penyabunan sempyrnah.
122. Dalam identifikasi lemak juga dilakukan pengamatan terhadap
uji noda. Hal ini adalah dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau
tidaknya noda dalam sampel yang di gunakan. Untuk sampel minyak sawit
pada uji noda dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis terdapat
noda, namun setelah kami cuci dengan air dan dikeringkan pada kertas saring
dan kertas tulis tersebut tidak lagi terdapat noda. Untuk sampel margarin pada
uji noda dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis tidak terdapat
noda kotor, setelah kami cuci dengan air dan dikeringkan pada kertas saring
dan kertas tulis tersebut tetap tidak terdapat noda. Dan untuk sampel mentega
pada uji noda dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis tidak
terdapat noda kotor, setelah kami cuci dengan air dan dikeringkan pada kertas
saring dan kertas tulis tersebut tetap tidak terdapat noda.
123.

124. BAB VI
125. PENUTUP
126.
127.
128. 6.1 Kesimpulan
1.

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut

2.

dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar


Untuk menentukan sifat asam basa minyak yaitu adalah dengan
menggunakan kertas lakmus dan dengan kertas indicator universal agar

3.

hasilnya lebih jelas untuk dapat mengetahui nilai PH-nya


Uengan memberikan beberapa tetesan larutan iodium sehingga terbentuk
warna merah yang pekat , Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh

4.

mempunyai rantai zig-zag yang dapat cocok satu sama lain


Dengan melakukan uji penyabunan apabila ditambah dengan NaOH dan
Alkohol akan terlarut dan membentuk busa merupakan terjadinya hidrolisis

5.

pada minyak(safonifikasi) atau reaksi penyabunan sempurna.


Dengan menggunakan kertas saring dan kertas tulis yang di gunakan sebagai
alat untuk mengetahui bentuk dari noda yan terkandung pada minyak.
129.
130. 5.2 Saran
131. Saran saya adalah baik itu peserta praktikan maupun ko-ass
sebaiknya sama sama menggunakan jas lab. karena kita melakukan kegiatan
belajar di dalam laboratorium, selain itu untuk bahan yang digunakan haruslah
yang masih baik supaya hasil dari pratikum sesuai dengan yang diharapkan.
132.
133.
134.
135.
136. JAWABAN PERTANYAAN
137.
138. 1. Dalam ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut
tertentu, dikenal istilah like dissolves like. Jelaskan maksud istilah
tersebut!
139. Jawab:

140. Mudah larut dalam suatu larutanlike dissolves like adalah prinsip
dimana setiap yang bersifat polar hanya dapat larut dalam pelarut polar,
demikian juga yang setiap yang non polar hanya akan larut dalam pelarut
non polar. Untuk yang semi polar tentunya menyesuaikan dengan ukuran
kepolaran yang dimilikinya. Bahan yang ionik tentunya juga lebih larut
dalam pelarut polar.
141.
142. 2.

Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut

sempurna dalam pelarut seperti eter dan kloroform!


143. Jawab:
144. Hal ini disebabkan kerena alcohol mempunyai struktur yang serupa
dengan air dimanasatu hydrogen air digantikan dengan gugus alkil,
sementara minyak tidak dapat larut dalam air, sehingga minyak sedikit
larut dalam alcohol. Sedangkan minyak dapat terlarut sempurrna dalam
eter dan kloroform disebabkan itu karena minyak dan kedua larutan ini
adalah larutan non polar sehingga mudah larut bila larutan ini saling
dicampurkan.
145.
146.3. Pada percobaan manakah yang membutuhkan air Brom lebih banyak?
Mengapa?
147. Jawab:
148. Yang membutuhkan air brom lebih banyak adalah pada percobaan dangan
menggunakan minyak sawit dan margarine kerena membutuhkan 10 tetes
air brom. Hal ini terjadi karena minyak sawit dan margarinmerupakan
asam lemak tidak jenuh. Margarine mengandung minyak nabati sehingga
juga tergolong kedalam minyak sifat asam lemak tidak jenuh.
5. Tulis reaksi lengkap safonifikasi!
149. Jawab:

150.

151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170. DAFTAR PUSTAKA
171.
172.
Anonim.

2013.

Biokimia

Part

Lipid.

Dalam

kita.blogspot.com/2013/11/biokimia-part-lipid.html.
September 2014

http://sahabat-ilmudiakses

pada

22

173.

Endo, Y., H. Sanae dan F. Kenshiro. 1997. Autooxidation of Synthetic


Isomers of Triacylglycerol Containing Eicosapentaenoic Acid. J.Am.Oil

174.

Chem.Soc. 74. 5. 543 548.


Lechninger, A. 1982. Dasar-dasar

Biokimia.

Terjemahan

Maggy

Thenawidjaya. Erlangga: Jakarta.


175.Muchtadi, Tien R, dkk 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alafabeta.
176.
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. DASAR-DASAR
177.

BIOKOMIA.Jakarta: Universitas Indonesia.


Sartika.2009. Modul Praktikum Biokimia. Universitas Muhammadiyah
Sukabumi : Sukabumi.
178. Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. ANDI : Yogyakarta.
179.

Anda mungkin juga menyukai