Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA II

ANALISA MINYAK

Disusun oleh :

Aditya Sauqi Fiqrian

121006

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA

SEMARANG

TAHUN 2022
1. Tujuan
Menentukan kadar FFA, bilangan asam, bilangan penyabunan,

bilangan peroksida, dan kadar air dalam minyak goreng.

2. Dasar Teori

Asam Lemak Bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA), adalah asam
yang di bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam
lemak, tetapi untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap
sebagai Asam Palmitat (berat molekul 256).
Daging  kelapa sawit  mengandung enzim lipase yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur seluler
terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging buah tidak aktif
karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat berinteraksi
dengan minyak yang banyak terkandung pada daging buah. Masih aktif di
bawah 15 derajat C dan non aktif dengan temp diatas 50 derajat C. Apabila
trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan gliserol dan asam
lemak bebas. Pengertian asam lemak dan asam lemak bebas berbeda.
Minyak kelapa sawit mempunyai peranan penting dalam
perdangangan dunia berbagai industri. Baik pangan maupun non pangan
banyak mengunakannya sebagai bahan baku. Beradasarkan peran dan
kegunaan minya sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan
sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini.Dalam hal ini
syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional
yaitu meliputi kadar ALB, ari ,kotoran, logam,peroksidadan ukuran
pemucatan.
Pada analisis minyak ini digunakan metode titrasi untuk

menentukan Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan dapat

ditentukan dengan uji kualitas yaitu angka asam lemak bebasnya(free fatty

acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat ketengikan dan kadar air.Angka

asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam


suatu lemak atau minyak .Angka asam dinyatakan sebagai jumlah

miligram NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas

yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak.

Asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA) adalah asam

yang dibebaskan pada hidrolisa lemak. Kadar asam lemak bebas dalam

minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%. Lemak dengan kadar

asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada

permukaan lidah dan tidak berbau tengik. Pengaruh kadar asam lemak

bebas yang tinggi terhadap mutu produksi minyak akan dapat

menimbulkan ketengikan pada minyak dan meningkatnya kadar kolestrol

dalam minyak.

Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk

menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak

tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya

sehingga membentuk peroksida. Bilangan peroksida

menunjukkan terjadinya oksidasi dari minyak. Bilangan peroksida

berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah pengolahan dan

penyimpanan. Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat

tertentu selama penyimpanan sebelum penggunaan, yang jumlahnya

tergantung pada waktu, suhu, dan kontaknya dengan cahaya dan

udara.
Pada analisis minyak ini digunakan metode titrasi untuk

menentukan bilangan asam, FFA,bilangan penyabunan,dan bilangan

peroksida.

3. Alat dan Bahan


3.1 Alat
 Buret
 Statif
 Klem buret
 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Corong kaca
 Gelas arloji
 Pipet volume 10 ml
 Pipet volume 25 ml
 Pipet mata
 Bola hisap
 Labu takar 500 ml
 Bunsen
 Kasa asbes
 Kaki tiga
 Klem tangan
 Pendingin bola
 Krob
 Selang gas
 Cawan krus
 Oven
 Deksikator
3.2 Bahan
 NaOH
 Asam oksalat
 HCl 37%
 Na2B4O7.10H2O
 Na2S2O3
 K2Cr2O7
 Alkohol
 KOH
 H2SO4
 KI
 Asam asetat pekat
 kloroform
 Indikator PP
 Indikator MO
 Indikator amili 1%
 Sample mimyak goreng
4. Prosedur Kerja
4.1 Penentuan Bilangan Asam
4.1.1 Membuat 500 cc larutan standart NaOH 0,1 N
 Menentukan kebutuhan NaOH, penentuan kebutuhan
dengan rumus :
gram 1000
N= × valensi ×
BM l
 Menimbang kemudian melarutkan NaOH ke dalam labu
takar 500 cc dengan aqudes bebas CO2 sampai batas.
4.1.2 Membuat 500 cc larutan standart primer oksalat 0,1 N
 Menentukan kebutuhan H2C2O4.2H2O 99,5%,
penentuan kebutuhan dengan rumus :
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
 Menimbang asam oksalat dengan setepat mungkin.
 Melarutkan asam oksalat dalam labu takar 500 cc
dengan aquades hingga batas.
 Menghitung ulang normalitas larutan standar primer
asam oksalat.

4.1.3 Standarisasi larutan standart NaOH


 10 cc larutan standart primer oksalat ditambah 3 tetes
indikator PP kemudian titrasi dengan larutan standart
NaOH sampai TAT (tak berwarna – merah muda)
 Catat volume titrasi.
 Ulangi 3x.
 Menentukan Normalitas larutan standart NaOH.

4.1.4 Penentuan bilangan asam


 Timbang ±10 gram minyak dalam erlenmeyer dan
tambahkan 50 cc alcohol.
 Panaskan minyak hingga mendidih dengan penutup
balik.
 Minyak digojag kuat untuk melarutkan asam lemak
bebasnya.
 Larutan minyak ditambah 3 tetes indikator PP lalu
dititrasi dengan larutan standart NaOH sampai TAT
(tak berwarna – merah muda)
 Catat volume titrasi.
 Ulangi 3x.
 Menententukan bilangan asam dengan menggunakan
rumus :
V × N NaOH × 56,1
Bilangan Asam=
berat minyak
4.2 Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
Penentuan kadar Asam Lemak Bebas dalam minyak dapat
dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan Bilangan Asam.
Penentuan FFA ini ditentukan sebagai kandungan asam lemak tertinggi
dalam suatu minyak tertentu. Dengan demikian asam lemak bebas
sebagai berikut ini dipakai sebagai tolak ukur jenis minyak tertentu.
V × N NaOH × BM FFA
Kandungan FFA ( % )= ×100
berat minyak ×1000
4.3 Penentuan Bilangan Penyabunan
4.3.1 Membuat 500 cc larutan standart HCl 0,5 N
 Menentukan kebutuhan HCl 37% menggunakan rumus :
ρ × v × kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
 Mengukur volume HCl 37%, kemudian mengencerkan
dalam labu takar 500 cc dengan aqudes sampai batas.
4.3.2 Membuat 100 cc larutan standart primer boraks 0,1 N
 Menentukan kebutuhan Na2B4O7.10H2O 99,5%
menggunakan rumus :
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
 Menimbang kebutuhan Na2B4O7.10H2O 99,5% dan
melarutkan dalam labu takar 100 cc dengan aquades
hingga batas.
4.3.3 Standarisasi larutan standart HCl
 25 cc larutan standart primer boraks ditambah 3 tetes
indikator MO kemudian dititrasi dengan larutan standart
HCl sampai TAT (kuning-jingga).
 Catat volume titrasi.
 Ulangi 3x.
 Tentukan Normalitas larutan standar HCl.
4.3.4 Membuat 500 cc larutan KOH alkoholis 0,5 N
 Menentukan kebutuhan KOH menggunakan rumus :
gram 1000
N= × valensi ×
BM l
 Menimbang kemudian melarutkan KOH dalam labu
takar 500 cc dengan alcohol hingga batas.

4.3.5 Penentuan bilangan penyabunan


 Timbang minyak 3 – 5 gram minyak dalam erlenmeyer
dan tambahkan 50 cc larutan KOH alkoholis 0,5 N
 Didihkan selama 30 menit dengan penutup terbalik
 Larutan ditambah 5 tetes indikator PP lalu dititrasi
dengan larutan standar HCl 0,5 N sampai TAT (merah –
tak berwarna).
 Catat volume titrasi sebagai VTS.
 Ulangi 2x.
 Lakukan titrasi blanko minimal 2x dan catat sebagai
VTB.
 Tentukan Bilangan Penyabunan minyak menggunakan
rumus :
(V TB −V TS ) × N HCl ×56,1
Bilangan Penyabunan=
berat minyak
4.4 Penentuan Bilangan Peroksida
4.4.1 Membuat 500 cc larutan standar Na2S2O3 0,05 N
 Menentukan kebutuhan Na2S2O3 dengan menggunakan
rumus :
gram 1000
N= × valensi ×
BM l
 Timbang Na2S2O3 kemudian larutkan dalam labu takar
500 cc dengan aquades bebas CO2 sampai batas.
4.4.2 Membuat 500 cc larutan standar primer K2Cr2O7 0,05 N
 Menentukan kebutuhan K2Cr2O7 mengguakan rumus :
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
 Menimbang kebutuhan K2Cr2O7 .
 Melarutkan K2Cr2O7 ke dalam labu takar 500 cc dengan
aquades hingga batas.
 Menghitung ulang Normalitas larutan standar K2Cr2O7.

4.4.3 Standarisasi larutan standar Na2S2O3


 10 cc larutan standar primer K2Cr2O7 + 10 cc larutan
H2SO4 (1:10) + 0,5 gr KI, lalu dititrasi dengan larutan
standar Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning muda.
 Kemudian larutan + 1 pipet indikator amili 1% dan
titrasi dilanjutkan hingga TAT (biru tua – biru jernih)
 Catat volume titrasi
 Ulangi 3x.
 Tentukan Normalitas larutan standar Na2S2O3.
4.4.4 Penentuan bilangan peroksida
 Timbang ± 5 gram minyak dalam erlenmeyer dan
tambahkan 15 cc asam asetat pekat dan 10 cc
kloroform.
 Tambahkan 0,5 ml KI jenuh atau 0,5 gr KI, digojag
pelan dan ditambah 30 cc aquades.
 Larutan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,05 N
dengan indikator larutan amilum 1% sampai TAT.
 Catat volume titrasi sebagai VTS.
 Ulangi 3x
 Tentukan Bilangan Peroksida minyak
V × N thio ×1000
Bilangan Peroksida=
berat minyak
4.5 Penentuan Kadar Air
 Timbang ± 3 gram minyak dalam krus porselen yang berisi
pasir kuarsa yang telah dicuci dan dikeringkan.
 Panaskan minyak dalam oven pada suhu 105 °C selama 2 jam.
 Dinginkan lalu ditimbang
 Tentukan kadar air minyak.

5. Data
5.1 Data Bahan
 Berat H2C2O4.2H2O : 1,538 gram
 Berat K2Cr2O7 : 1,012 gram
 Berat Na2B4O7.10H2O : 2,510 gram
5.2 Data Standarisasi
 Larutan Standar NaOH 0,1 N

Volume Volume
No larutan Standar larutan Standar
primer NaOH
1 10 ml 9,4 ml
2 10 ml 9,4 ml
3 10 ml 9,3 ml
ΣV. Standar NaOH 28,1 ml
Volume rata-rata 9,367 ml

 Larutan Standar HCl 0,5 N

Volume Volume
No larutan Standar larutan Standar
primer HCl
1 25 ml 3,1 ml
2 25 ml 3,1 ml
3 25 ml 3,2 ml
ΣV. Standar HCl 9,4 ml
Volume rata-rata 3,113 ml

 Larutan Standar Na2S2O3 0,05 N

Volume Volume larutan


No larutan Standar Standar Na2S2O3
primer
1 10 ml 18,9 ml
2 10 ml 18,8 ml
ΣV. Standar Na2S2O3 37,7 ml
Volume rata-rata 18,85 ml

5.3 Data Penentuan Kadar


 Bilangan Asam dan FFA

Berat sample Volume


No minyak larutan Standar
NaOH
1 9,940 gram 0,2 ml
2 10,267 gram 0,4 ml
3 10,177 gram 0,4 ml
Σ berat minyak = Σ V. NaOH =
30,384 gram 1 ml
Berat rata-rata = V. rata-rata =
10,128 gram 0,367 ml

 Bilangan Penyabunan

Berat sample Volume


No minyak (VTS) larutan Standar
HCl
1 3,161 gram 13,4 ml
2 3,145 gram 30,5 ml
Σ berat minyak = Σ V. NaOH =
6,306 gram 43,9 ml
Berat rata-rata = V. rata-rata =
3,153 gram 21,95 ml

Berat sample Volume


No minyak (VTB) larutan Standar
NaOH
1 20 ml 56,1 ml
2 20 ml 57,6 ml
3 20 ml 57,0 ml
Σ Volume NaOH 170,7 ml
Volume rata-rata 56,9 ml

 Bilangan Peroksida

Berat sample Volume larutan


No
minyak Standar Na2S2O3
1 5,472 gram 0,1 ml
2 5,792 gram 0,3 ml
3 5,375 gram 0,1 ml
Σ berat minyak = Σ V. Na2S2O3 =
16,639 gram 0,5 ml
Berat rata-rata = V. rata-rata =
5,546 gram 0,167 ml

 Kadar Air

1 Berat krus + pasir (a) 61,915gram


Berat krus + pasir +
2 65,251 gram
minyak sbl dipanaskan (b)
Berat krus + pasir +
3 65,341 gram
minyak stlh dipanaskan (c)

6. Perhitungan
6.1 Normalitas larutan standar primer oksalat
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
1,538 ×0,995 1000
N= ×2 ×
126,06 250
N=0,0971 N
Type equation here .
6.2 Normalitas larutan standar primer natrium tetra boraks
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
2,51 ×0,995 1000
N= × 2×
381,37 250
N=0,0523 N
6.3 Normalitas larutan standar primer K2Cr2O7
gram× kadar 1000
N= × valensi ×
BM l
1,012 ×0,999 1000
N= ×6×
294,19 250

N=0,0824 N
6.4 Normalitas Larutan standar NaOH
TE : mgrek zat uji = mgrek titran
mgrek oksalat = mgrek NaOH
V × N oksalat = V × N NaOH
10 × 0,0975 = 9,367 × N NaOH
10 ×0,0971
N NaOH=
9,367

N NaOH = 0,10408 N

6.5 Normalitas Larutan standar HCl


TE : mgrek zat uji = mgrek titran
mgrek boraks = mgrek HCl
V × N boraks = V × N HCl
25 × 0,0524 = 3,113 × N HCl

25 ×0,0523
N HCl=
3 , 113

N HCl = 0,4200 N

6.6 Normalitas Larutan standar Na2S2O3


TE : mgrek zat uji = mgrek titran
mgrek K2Cr2O7 = mgrek Na2S2O3
V × N K2Cr2O7 = V × N Na2S2O3
10 × 0,0823 = 18,85 × N Na2S2O3
10 × 0,0823
N Na 2 S 2 O3 =
18
N Na2 S 2 O3 =0,04 36 N

6.7 Penentuan Kadar FFA


TE : mgrek asam lemak bebas = mgrek NaOH
mgr
×valensi=V × N NaOH
BM
mgr
×1=0,367 × 0 , 10408
200
mgr asam laurat = 0,367 × 0,10408 × 200
mgr asam laurat = 7,6336 mgr
gr asam laurat = 0,076336 gr
gramasam laurat
FFA= × 100 %
berat minyak
0,00 76336 gram
FFA= × 100 %
10 , 128 gram
FFA=0,07537 %
FFA = 0,07537 %
6.8 Penentuan Bilangan Asam
TE : mgrek asam lemak bebas = mgrek NaOH
mgr
×valensi=V × N NaOH
BM
mgr
×1=0,367× 0 , 10408
56,1
V × N NaOH ×56,1
mgr KOH =
berat minyak
0,367 ×0 , 10408 ×56,1
mgr KOH =
10,337
mgr KOH = 0,200730
Bilangan Asam = 0,200370
6.9 Penentuan Bilangan Penyabunan
( V TB −V TS ) × N HCl ×56,1
Bilangan Penyabunan=
berat minyak
( 56 , 46−21 , 95 ) ×0 , 4200 ×56,1
Bilangan Penyabunan=
3 ,153

Bilangan Penyabunan = 257,889191

6.10 Penentuan Bilangan Peroksida


TE : mgrek zat uji = mgrek titran
mgrek O = mgrek Na2S2O3
mgrek O = V × N Na2S2O3
V × N Na2 S2 O3 ×1000
Bilangan Peroksida=
gramminyak
0 , 167 ×0,04 3 7 × 1000
Bilangan Peroksida=
5 , 54 6
Bilangan Peroksida = 1,3159

6.11 Penentuan Kadar Air


b−c
Kadar air= ×100 %
a
65,351−65,347
Kadar air= ×100 %
61,915
Kadar air = 0,00646%

7. Kesimpulan
Hasil analisa minyak goreng merk Rose Brand diperoleh hasil :
 Kadar FFA : 0,0753%
 Bilangan asam : 0,21141
 Bilangan penyabunan : 257,889191
 Bilangan peroksida : 1,3159
 Kadar air : 0,00646 %
8. Daftar Pustaka

Herlina, N., & Ginting, H. S. (2002). Lemak dan minyak.

Khoirunnisa, Z., Wardana, A. S., & Rauf, R. (2020). Angka asam dan
peroksida minyak jelantah dari penggorengan lele secara
berulang. Jurnal Kesehatan, 12(2), 81-90.

Prihanto, Antonius. (2010). PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ANALISA 2

Sopianti, D. S., Herlina, H., & Saputra, H. T. (2017). Penetapan kadar


asam lemak bebas pada minyak goreng. Jurnal
Katalisator, 2(2), 100-105.

Mengetahui Semarang, September 2022


Dosen Pembimbing Praktikan

Antonius Prihanto, S.Pd., MT Aditya Sauqi Fiqrian

Anda mungkin juga menyukai