Disusun oleh:
Clarissa Azzahra Widyaningtyas
P07134121031
D III TLM
I. Hari, tanggal
Rabu, 25 Januari 2023
II. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan jumlah asam lemak bebas dalam minyak
baru dan minyak jelantah
III. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkalimetri
IV. Prinsip
Prinsip pemeriksaan lemak dan minyak ini adalah lemak dalam sampel
dilarutkan dengan alkohol netral, dititrasi secara alkalimetri menggunkan
indikator PP sampai terbentuk warna rose.
V. Dasar Teori
Asam lemak jarang ditemukan dalam keadaan bebas, tetapi didalam
bentuk ester misalnya pada trigliserida dan fosfogliserida. Setiap molekul asam
lemak tersusun dari hidrokarbon, yang bersifat hidrofobik, dan sebuah gugus
karboksil yang bersifat hidrofilik. Bagian hidrokarbon memiliki jumlah atom C
yang beraneka ragam, tetapi pada umumnya genap. Rantai hidrokarbon tersebut
dapat mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Molekul asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak jenuh sedangkan yang
memiliki ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh. Asam lemak yang
dijumpai pada tubuh organisme pada umumnya mengandung 14-24 atom C,
jenuh mAsam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida
sebagai akibat dari kerusakan minyak. Selain itu, asam lemak bebas juga
merupakan asam yang dibebaskan dari proses hidrolisis dari lemak. Asam lemak
bebas ini biasanya ditemukan dalam sel dalam jumlah yang besar (Fauziah,
2011).
Kadar Asam Lemak Minyak Baru Kadar Asam Lemak Minyak Jelantah
1,274% 3,2538%
IX. Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan, digunakan minyak yang baru dan minyak
lama (jelantah) untuk dihitung kadar asam lemak bebas yang terkandung di
dalamnya. Tujuannya adalah untuk menentukan kualitas dari kedua minyak
tersebut. Minyak dengan kualitas tinggi memiliki bilangan asam atau asam lemak
bebas yang rendah (Suroso, 2013).
Untuk menetapkan kadar asam lemak bebas, dapat digunakan larutan KOH
maupun NaOH sebagai penitran. Pada praktikum yang telah dilakukan, penitran
yang digunakan adalah NaOH 0,975 N. Minyak yang telah ditimbang dilarutkan
dengan alkohol netral, dan dititrasi dengan NaOH hingga muncul warna agak
kemerahan pada larutan. Setelah didapatkan volume TAT, hasilnya dimasukkan
ke dalam rumus yang telah ditentukan. Didapatkan nilai asam lemak bebas pada
minyak baru sebesar 1,274% dan pada minyak jelantah didapatkan hasil 3,2538%.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), nilai persen asam lemak bebas pada
minyak goreng adalah maksimal 3% dan nilai bilangan asam maksimum adalah
0,60 (Deisberanda, dkk).
Kualitas suatu minyak ditentukan melalui komponen penyusunnya, yaitu
golongan asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
mengandung ikatan rangkap, sedangakan asam lemak jenuh tidak mengandung
ikatan rangkap. Selain itu, reaksi hodrolisis juga akan mudah terjadi pada minyak
yang mengandung komponen asam lemak rantai pendek dan tak jenuh karena
asam lemak rantai pendek dan tak jenuh bersigat lebuh larut dalam air
(Deisberanda, dkk).
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Didapatkan bilangan asam lemak bebas minyak baru, yaitu 1,274%
2. Bilangan asam lemak bebas pada minyak jelantah, yaitu 3,2538%.
3. %ALB minyak baru lebih kecil dibandingkan %ALB minyak
jelantah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuaitas minyak baru lebih
baik dibandingkan kulitas minyak jelantah.
4. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), %ALB dari minyak
baru maupun minyak jelantah masih dalam batas normal.
XI. Referensi
Suroso, Asri. 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan
Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Pusat Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI.
B. ANGKA PENYABUNAN
I. Hari, tanggal
Rabu, 25 Januari 2023
II. Tujuan
Memeriksa angka penyabunan pada minyak baru dan minyak jelantah
III. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah Titrasi
IV. Prinsip kerja
Trigliserida dalam minyak atau lemak dihidrolisis dengan alcohol dan
pemanasan menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas dan asam
lemak hasil hidrolisis bereaksi dengan KOH membentuk sabun.
V. Dasar Teori
Angka penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu grm minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak atau
lemak disabunkan dengan lrutan KOH berlebihan dalam alcohol, maka KOH akan
bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan
titrasi menggunakan asam, sehingga jumlah lkali yang turut bereaksi dapat
diketahui. Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan
rangkap atau ikatan tak jenuh. Ikatan rangkap yang terdapat pada minyak tak
jenuh akan berekasi dengan iod. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan tinggi
akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar (Assegaf, 2015).
Angka penyabunan merupajan berat molekul lemak dan minyak secara
kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti
mempunyai berat molekul yang relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan
yang besar. Sebaliknya, apabila minyak mempunyai berat molekul besar, maka
angka penyabunan relatif kecil (Assegaf, 2015).
Awal 3,83 ml
Akhir 35,17 ml
TAT 31,34 ml
Awal 14,75 ml
Akhir 15,67 ml
TAT 0,92 ml
Awal 14,17 ml
Akhir 15,35 ml
TAT 1,18 ml
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum pemeriksaan angka
penyabunan pada minyak diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Minyak baru = 425,82 mg KOH/g
2. Minyak jelantah = 419,1 mg KOH/g
XI. Referensi
Assegaf, H. 2015. Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan, diakses pada
7 Februari 2023 pukul 10.41 WIB.
Syamsuddin,Tini. Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel
Minyak atau Lemak, diakses pada 7 Februari 2023 pukul 16.09.
C. Angka Peroksida
I. Hari, tanggal
Rabu, 25 Januari 2023
II. Tujuan
Mengetahui banyaknya miliekivalen peroksida yang dihitung sebagai oksigen
yang terkandung dalam tiap 100 gram minyak
III. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah iodometri
IV. Prinsip
V. Dasar Teori
VI. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet volume
2. Erlenmeyer
3. Buret
4. Statif
5. Pipet ukur
6. Corong
7. Botol Timbang
B. Bahan
1. Minyak goreng baru
2. Minyak goreng bekas
3. Indikator amilum 1%
4. Na2S2O3 0,01 N
5. CHCl3
6. CH3COOH
VIII. Hasil
X. Kesimpulan
Pada praktikum ini, hasil yang didapat dari uji bilangan peroksida dalam
minyak jernih adalah 0,0196812% mgek/kg. Kadar peroksida dalam minyak ini
normal karena kurang dari 100 mgek/kg.
XI. Referensi
ASA. 2000. Feed Quality Management Workshop. Penentuan Bilangan
Peroksida. Cawi.
https://www.academia.edu/9163631/Laporan_Praktikum_Bilangan_Peroksida