Disusun Oleh :
2) Ika Rahmadani
3) Ikramsyah
4) Irmawati
6) Jumardi Kamaruddin
7) Jamaluddin M.salisu
Penilaian :
Disetujui oleh:
F. HASIL PENGAMATAN
0,8 ml+0,3 ml
V.tirasi rata-rata= =0,5 ml
2
G. ANALISA DATA/ PERHITUNGAN
v . NaOH X N NaOH X BM minyak kelapa
Kadar asam lemak= x 100%
bobot sampel x 1000
0,5 ml X 0,13 N X 263 gr /mo
= X 100%
5,002 X 1000
18,8045
= X100%
5.002
=0,375%
H. PEMBAHASAN
Minyak sawit adalah salah satu bahan yang digunakan dalam praktikum
ini. Minyak sawit merupakan minyak nabati yang dibuat melalui proses fraksinasi,
rafinasi da nhidrogenasi. Di dalam minyak sawit terdapat 40% asam oleat, 10%
asam linoleat, 44% asam palmitat dan 4,5% asam stearat. Kandungan asam
lemak linoleat yang rendah pada minyak kelapa sawit membuat minyak sawit
lebih tahan lama dan tidak berbau tengik. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Fauzi (2010) yang menyatakan bahwa minyak kelapa
sawit pada pembuatannya melalui proses fraksinasi, rafinasi, hidrogenasi.
Kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak
goreng yang terbuat dari minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng yang
bersifat awet dan makanan yang digoreng dengan minyak sawit tidak cepat
tengik dan didukung oleh pernyataan Hariyadi (2014) bahwa minyak sawit
mempunyai komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dengan proporsi yang
seimbang. Komposisi asam lemak minyak sawit terdiri dari sekitar 40% asam
oleat(asam lemak tidak jenuh tunggal), 10% asam linoleat (asam lemak tidak
jenuh ganda),44% asam palmitat (asam lemak jenuh) dan 4,5% asam stearat
(asam lemak jenuh).
Pada praktikum kali ini hal pertama yang dilakukan yaitu memasukkan
NaOH 0,13 N yang sudah distandarisasi kedalam buret lalu ditimbang 5 gram
sampel minyak dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,kemudian sampel tadi
ditambahkan 10 ml alcohol netral dan 3 tetes indicator pp lalu dipanaskan sampai
mendidih selanjutnya didinginkan. Setelah dingin baru dititrasi dengan NaOH
0,13 N tadi sampai terjadi perubahan warna,adapun fungsi dari penambahan-
penambahan reagen tersebut adalah:
Fungsi penambahan Alkohol
Minyak kelapa tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan alkohol untuk
melarutkannya, karena alkohol adalah pelarut untuk bahan organik.
Penambahan alkohol pada minyak kelapa yang ingin ditentukan kadar asam
lemak bebasnya bertujuan untuk melarutkan minyak kelapa saat proses
pemanasan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Anonim (2012i) yaitu fungsi
penambahan alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel
agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah
untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol (etanol) yang digunakan
konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 % merupakan
pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012i).
Penggunaan NaOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan kadar asam
lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa. Jumlah volume yang
digunakan untuk menitrasi larutan minyak kelapa dan alkohol digunakan dalam
proses penentuan asam lemak bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Anonim (2011) yaitu volume yang diperoleh dari proses titrasi
digunakan dalam perhitungan penentuan kadar asam lemak bebas yang
tergantung pada suatu bahan pangan.
Dari praktikum inilah didapatkan hasil volume titrasi pertama yaitu 0,8 ml lalu
volume titrasi kedua yaitu 0,3 ml sehingga didapatkan volume rata-rata yaitu 0,5
ml, maka dapat ditentukan kadar asam lemak dalam minyak sampel yang
diperiksa adalah 0,375%.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil
yaitu kadar asam lemak pada sampel minyak yang diperiksa adalah
0,375%.
J. DAFTAR PUSTAKA
http://fikapuspita.blogspot.co.id/2014/09/laporan-praktikum-analisis-pangan-
lemak.html
https://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktiku-uji-asam-
lemak-bebas/
http://laporan-kimia-analisis.blogspot.co.id/2011/06/laporan-resmi-praktikum-
alkalimetri.html
http://www.academia.edu/9726248/analisis_asam_lemak_bebas
K. LAMPIRAN