KIMIA PANGAN
Disusunoleh :
Golongan D/Kelompok 1
2. Nurhasanah (G42182028)
JURUSAN KESEHATAN
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Lemak dan minyak merupakan senyawa triasilgliserol dan trigliserida. Lemak dan
minyak merupakan senyawa ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol. Lemak merupakan salah satu sumber zat gizi makro yang
dibutuhkan oleh tubuh. Lemak/minyak dapat mengalami emulsi dengan air apabila
terdapat senyawa emulsifier. Kerusakan minyak pada umumnya disebabkan oleh
proses hidrolisis dan oksidasi. Hal ini dipengaruhi oleh jenis minyak yang memiliki
sturktur yang berbeda.
Kandungan asam lemak bebas pada minyak goreng merupakan salah satu contoh
senyawa yang dapat bersifat berbahaya bagi tubuh.Asam lemak bebas akan terbentk
pada bahan pangan karena adanya proses pemanasan pada suhu tinggi yang dapat
meningkatkan jumlah asam lemak bebas yang terbentuk apabila proses tersebut
semakin lama dilakukan maka dapat merugikan mutu dan kandungan gizi bahan
pangan tersebut.
Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan peroksida
Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan
hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan
peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi,
Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak dibiarkan
kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya tergantung pada tipe
lemak dan kondisi penyimpanan. Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama
penggorengan memacu terjadinya oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan
bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu rendah.
1.2 Tujuan
b. Alat : Timbangan analitik, erlenmeyer, corong gelas, gelas piala, buret, gelas
ukur, pipet mohr, piprt ukur
c. ProsedurKerja :
Keterangan :
N = Normaliet NaOH
BM = Bobot molekul asam yang terdapat dalam minyak atau lemak dalam
setiap liter bahan
g. Hitung bilangan peroksida sampel yang segar dengan yang mudah rusak
Perhitungan :
gr contoh
Keterangan :
Pratikum kali ini tentang analisa asam lemak bebas dalam minyak/lemak.
Kadar asam lemak bebas yang diperoleh pada sampel minyak curah adalah 0,154%,
minyak goreng 1x pemakain 0,358%,, minyak goreng 3x pemakaian 1,34% dan minyak
pasar memiliki kadar asam lemak sebesar 0,154%. Hasil dari analisa menunjukkan
perbedaan asam lemak bebas pada masing-masing sampel. Perbedaan asam lemak bebas ini
dapat disebabkan oleh proses dari pengolahan sampel yang berbeda-beda. Hal ini sesuai
dengan Panagan (2011) yang menyatakan bahwa Asam lemak bebas pada suatu bahan pangan
akan terbentuk karena adanya proses pemanasan bahan pangan pada suhu tinggi yang dapat
meningkatkan konsentrasi dari asam lemak bebas dan meningkatkan jumlah asam lemak
bebas yang terbentuk apabila proses tersebut semakin lama dilakukan sehingga merugikan
mutu dan kandungan gizi bahan pangan tersebut. Dalam hal ini minyak curah dan minyak
pasar memiliki kadar asam lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan minyak goreng
3x pemakaian. Semakin lama digunkan maka kadar asam lemak pada minyak semakin
tinggi.
Pengaruh penambahan indikator PP pada analisa asam lemak bebas pada
sampel yaitu digunakan sebagai indikator asam-basa dalam titrasi alkalimetri.
Indikator PP akan bereaksi karena adanya perubahan pH larutan. Indikator PP merupakan
senyawa organik yang bersifat asam atau basa, yang pada pH tertentu akan
berubahwarnanya. Indikator PP tidak berwarna dalam bentuk HIn (asam) dan berwarna merah
jambu dalam bentuk In– (basa). Perubahan warna pada larutan menunjukkan titik akhir titrasi
(titik ekivalen). Hal ini sesuai dengan pernyataan Darnoko (2013) yang menyatakan
bahwa fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik
ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Pengaruh penambahan NaOH pada analisa asam lemak bebas sampel yaitu untuk
menentukan kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel. Jumlah volume yang
digunakan untuk menitrasi larutan minyak dan alkohol digunakan dalam proses penentuan
asam lemak bebas. Proses titrasi pada praktikum ini berfungsi untuk mengetahui asam lemak
bebas yang terdapat dalam bahan pangan Hal ini sesuai dengan pernyataan Hilma (2011) yang
menyatakan bahwa volume yang diperoleh dari proses titrasi digunakan dalam proses
penentuan kadar asam lemak bebas yang tergandung pada suatu bahan pangan.
BAB 5. KESIMPULAN
Pengujian asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan metode
pemanasan kemudian dititrasi lalu menghitung jumlah kandungan asam lemak bebas bahan
pangan tersebut. Kandungan atau kadar asam lemak bebas pada suatu bahan pangan dapat
diketahui dengan menggunakan rumus asam lemak. Minyak goreng 3x pemakaian memiliki
kadar asam lemak yang lebih tinggi dibanding minyak goreng yang lain hal ini disebabkan
oleh lamanya minyak goreng tersebut digunakan.
SARAN
Sebaiknya dapat melakukan praktikum dengan teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Darnoko, D.S (2003). Teknik Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya. Medan:
Pusat Penelitian Kelapa.
Panagan, A.T. 2011. Analisis kualitatif dan kuatitatif asam lemak tak jenuh omega 3 dari
minyak ikan patin. Jurnal penelitian sains. 14: 38 -42
LAMPIRAN
3.Minyak untuk hidrolisis 4.Minyak untuk oksidasi 5.Larutan berubah menjadi pink