Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Angka Penyabunan

Disusun Oleh :
Arsya Kunkha Yoan Astri Skevietzcha
P07134120043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2022
A. TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 27 Januari 2022
B. JUDUL : Angka Penyabunan
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi Bilangan Penyabunan
2. Mengetahui prosedur kerja penetapan Bilangan Penyabunan
3. Mengetahui bilangan penyabunan dalam sampel minyak goreng

D. PRINSIP
Trigliserida dalam minyak atau lemak dihidrolisis dengan alcohol dan pemanasan
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas dan asam lemak hasil
hidrolisis bereaksi dengan KOH membentuk sabun

E. DASAR TEORI
Angka Penyabunan dapat dilakukan untuk menentukan berat molekul minyak dan
lemak secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti
mempunyai berat molekul relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang
besar dan sebaliknya, minyak dengan berat molekul yang besar mempunyai angka
penyabunan relative kecil.
Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan satu gram (1 g) lemak atau minyak.

Alcohol yang ada pada koh berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa
agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata
“sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi
(saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan
larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan
Gliserin.

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang
dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan
bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan
lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan
yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka
penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan
lemak secara kasar.

Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam
alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH
bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal
tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga
jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk
melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk
melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi
dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi
adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang
seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi
putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan
menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut
benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.

Penetuan angka penyabunan dilakukan untuk menentukan berat molekul dari suatu
lemak atau minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai
karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil mempunyai
angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul
yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan
sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak
atau minyak.

Bilangan Penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan bobot molekul


minyak/lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon
pendek, akan mempunyai bobot molekul (Mr) kecil, sedangkan minyak dengan rantai
karbon panjang akan mempunyai bobot molekul yang lebih besar .
Minyak/lemak yang mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan
penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan
mempunyai bilangan penyabunan yang relatif kecil. Bilangan Penyabunan
(Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk mempersabunkan
satu gram minyak/lemak

F. ALAT
1. Labu Erlenmeyer
2. Pendingin refluks
3. Timbanagan analitis
4. Pipet volume
5. Buret dan statif

G. PEREAKSI
1. KOH 0,5 N dalam etanol
2. HCl 0,5 N
3. Indikator fenol ftalein 1%

H. CARA KERJA
1. Timbang seksama kurang lebih 2 gram minyak atau lemak, masukkan ke dalam
labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 25,0 ml KOH 0,5 N dalam alcohol + 10 tetes indicator pp
3. Panaskan dengan pendingin refluks sampai mendidih 60 menit
4. Titrasi dengan HCl 0,5 N (P ml)
5. Kerjakan blanko seperti langkah b sampai d (B ml)

I. HASIL PEMERIKSAAN

Erlenmeyer kosong 118,9748 gram


Erlenmeyer + minyak 120,9026 gram
Selisih 1,9278 gram

Blanko
Volume awal 1,20 ml
Akhil 25,0 ml
Selisih 23,8 ml
Sampel
Volume awal 0,73 ml
Volume akhir 22,1 ml
Selisih 21,37 ml

J. PERHITUNGAN

Angka Penyabunan = (ml HCl B – P) x N HCl x BE KOH


Gram sampel
( 23,8 – 21,37 ) x 0,016 x 56
=
1,9278 gram
2,43 x 0,016 x 56
= 1,9278
= 1,1294 Mg/g

K. PEMBAHASAN
Prinsip kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak
direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya
menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari NaOH dititrasi dengan menggunakan HCl
yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa banyak
NaOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas dalam
sampel.

Pada saat melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan sampel minyak
direaksikandengan NaOH dalam alkohol berlebih, seharusnya ditambahkan KOH,
namun karena keterbatasan alat sehingga digantikan fungsinya dengan menggunakan
NaOH. Pada saat melakukan percobaan untuk menentukan angka penyabunan, asam
lemak dan asam lemak bebas dari minyak (sampel) dengan menggunkan NaOH dalam
Alkohol dapat membentuk sabun, Angka penyabunan tersebut adalah banyaknya mg
NaOH yang diperlukan untuk menyabunkan secara sempurnya 1g Lemak atau
minyak.
Pada saat percobaan angaka penyabunan juga digunakan titrasi blanko ( titrasi tanpa
menggunakan sampel ) yang berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi
dengan preaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak terjadi kesalahan yang disebabkan
oleh pereaksi.

L. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa banyaknya KOH yang
diperlukan untuk menyabunkan 2 gram minyak adalah 1,1294 Mg/g

Yogyakarta, 3 Februari 2022


Praktikan

Arsya Kunkha Yoan A.S


P07134120043

Anda mungkin juga menyukai